Anda di halaman 1dari 9

TAHAP-TAHAP AUDIT

HTTPS://EIGHTISHAD.WORDPRESS.COM/2013/05/27/TAHAP-TAHAP-AUDIT/

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar
belakang terhadap objek yang diaudit. Di samping itu, pada audit ini
juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan dan
kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis
berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi hal-hal
yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit.
Dari informasi latar belakang ini, auditor dapat menentukan tujuan audit
sementara (tentative audit objective). Dalam tahap audit ini auditor
dapat menentukan beberapa tujuan audit sementara.
2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap
pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai
efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian
tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih
memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit sehingga
dengan lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinya
kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan. Jika dihubungkan
dengan tujuan audit sementara yang telah dibuat pada audit
pendahuluan, hasil pengujian pengendalian manajemen ini dapat
mendukung tujuan audit sementara tersebut menjadi tujuan audit yang
sesungguhnya (definitive audit objective), atau mungkin ada beberapa
tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak cukup (sulit
memperoleh) bukti-bukti untuk mendukung tujuan audit tersebut.
3. Audit Terinci
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan
kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada
tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari
keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain dalam
menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan
yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam
suatu kertas kerja audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang
dibuat dan rekomendasi yang diberikan.
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit termasuk
rekomendasi
yang
diberikan
kepada
berbagai
pihak
yang
berkepentingan. Hal ini penting untuk menyakinkan pihak manajemen
(objek audit) tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-pihak
yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai

kelemahan yang ditemukan. Laporan disajikan dalam bentuk


komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil audit untuk
mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi). Rekomendasi harus
disajikan dalam bahasa yang operasional dan mudah dimengerti serta
menarik untuk ditindaklanjuti.

5. Tindak Lanjut
Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk
mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak
lanjut (perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Auditor
tidak
memiliki
wewenang
untuk
mengharuskan
manajemen
melaksanakan tindak lanjut sesuai rekomendasi yang diberikan. Oleh
karena itu, rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit seharusnya
sudah merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak yang
berkepentingan dengan tindakan perbaikan tersebut. Suatu rekomendasi
yang tidak disepakati oleh objek audit akan sangat berpengaruh pada
pelaksanaan tindak lanjutnya. Hasil audit menjadi kurang bermakna
apabila rekomendasi yang diberikan tidak ditindaklanjuti oleh pihak yang
diaudit.
(disalin dari Buku Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi karya IBK.
Bayangkara, S.E.,M.M.)

TAHAP-TAHAP AUDIT MANAJEMEN


http://opicoreo.blogspot.com/2013_03_01_archive.html

Berikut adl tahapan dalam management audit menurut Leo herbert yg dikutip oleh
Agoes (1996:176) yaitu:
1.
Prelimenary Survey (Survei Pendahuluan) Tujuan dari survey
pendahuluan adl utk mendapatkan informasi umum dan latar belakang dalam waktu yg
relatif singkat mengenai semua aspek organisasi kegiatan program atau sistem yg
dipertimbangkan utk diperiksa agar dapat diperoleh pengetahuan atau gambaran yg
memadai mengenai objek pemeriksaan.
2.
Review and Testing of Management Control System (Penelaahan dan
Pengujian atas Sistem Pengendalian Manajemen) Tahap ini dimaksudkan utk
mendapatkan bukti-bukti mengenai ketiga elemen dari tentative audit objective(tujuan
pemeriksaan sementara) yaitu criteria causes dan effects dgn melakukan pengetesan
terhadap transaksi-transaksi perusahaan yg berkaitan dgn sistem pengendalian
manajemen dan utk memastikan bahwa bukti-bukti yg diperoleh dari perusahaan adl

kompeten jika audit diperluas dalam detailed examination (pengujian


terinci). Criteria merupakan standar yg harus dipatuhi oleh tiap bagian dalam
perusahaan causes adl tindakan-tindakan yg menyimpang dari standar yg berlaku
dan effects adl akibat dari tindakan-tindakan menyimpang dari standar yg berlaku.
3.
Detailed Examination (Pengujian Terinci) Pada tahap ini auditor harus
mengumpulkan bukti-bukti yg cukup kompeten material dan relevan utk dapat
menentukan tindakan-tindakan apa saja yg dilakukan manajemen dan pegawai
perusahaan yg merupakan penyimpangan-penyimpangan terhadap criteria dalamfirm
audit objective (tujuan pemeriksaan yg pasti) dan bagaimana effects dari
penyimpangan-penyimpangan tersebut dan besar kecil effects tersebut yg menimbulkan
kerugian bagi perusahaan.
4.
Report Development (Pengembangan Laporan) Temuan audit harus dilengkapi
dgn kesimpulan dan saran dan harus direview oleh audit manager sebelum didiskusikan
dgn auditee. Komentar dari auditee mengenai apa yg disajikan dalam konsep laporan
harus diperoleh (sebaik secara tertulis).

Tahapan dalam Audit Manajemen


Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan audit manajemen menurut Alexander Hamilton
(Management Audit: Maximizing Your Companys Efficiency and Effectiveness,1996) :
http://www.kajianpustaka.com/2013/03/audit-manajemen.html
1. Definisi ruang lingkup proyek
Merupakan tahap pengenalan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman mengenai latar
belakang serta kegiatan yang diperiksa. Hal ini membantu auditor mengidentifikasi masalah yang
timbul, menemukan penyebabnya dan kemudian melakukan tindakan-tindakan pembetulan.
2. Rencana, persiapan dan organisasi
Pemeriksaan manajemen pada tahap ini adalah meneliti serta menelusuri lingkup setiap sumber
dokumentasi, kemudian dianalisa dan selanjutnya diperbaharui.
3. Pengumpulan fakta dan pembaharuan dokumen
Meliputi pengumpulan seluruh data pemberitahuan yang berhubungan dengan ruang lingkup dari
proyek termaksud. Data ini diperoleh dari surat-menyurat dan untuk informasi yang non formal dapat
diperoleh secara langsung dari para karyawan melalui wawancara.
4. Riset dan analisis
Pada tahap ini pemeriksa mengumpulkan semua bukti dan data yang sangat penting untuk
mendukung suatu kesimpulan pendapat pada pimpinan teratas. Dan selanjutnya penelitian akan
diubah sesuai dengan tujuan perencanaan dan mengevaluasi keadaan lingkup tertentu. e.

5. Laporan
Dari hasil pengujian dan pemeriksaan yang dijelaskan dilaksanakan, kemudian dibuat laporan hasil
audit secara menyeluruh yang merupakan kesimpulan atas pemeriksaan yang dilakukan.
Hamilton, Alexander. (1986). Management Audit : Maximizing Your Company Efficiency
and Effectiveness. Alexander Hamilton Institute.

http://yuliakurnia.blogspot.com/2011/07/langkah-langkah-audit-manajemen.html
AUDIT PENDAHULUAN
Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit ini lebih
ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang tentang objek audit.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit ini, antara
lain:
1. Pemahaman auditor terhadap Objek Audit
Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh
perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannnya. Dalam pemahaman terhadap
objek audit, auditor harus mendapatkan informasi tentang sumber daya (kapasitas
aktivitas) yang dimiliki objek audit dalam melaksanakan berbagai kegiatan.
Dalam pembahasan dengan manajer dan supervisor, auditor menjelaskan tujuan,
sasaran,standar operasi, serta risiko bawaannya. Dalam kebanyakan audit, informasi
penting dapat diklasifikasikan ke dalam empat fungsi dasar manajemen:
a) perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan control.
b) Pengamatan dalam arti umum, terus dilakukan selama audit pendahuluan.
c) Melalui pengamatan yang gigih dan Tanya jawab yang cerdas,
Auditor membuat kesimpulan sementara secara umum atas pemahamannya
terhadap objek audit termasuk indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu
diperbaiki menjadi dasar dalam membuat kesimpulan tersebut berbagai temuan yang
diperoleh pada tahap ini terutama indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu
diperbaiki, digunakan sebagai dasar sementara untuk menentukan tujuan, ruang
lingkup, tujuan audit dan penentuan kriteria serta bukti-bukti yang diperlukan.
Auditor harus mengomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi
tugas audit tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek audit
untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih efektif jika
dilakukan secara tertulis, dengan meminta tanggapan pemberi tugas audit tentang halhal berikut:
a) Informasi yang mendukung tujuan audit.
b) Informasi yang mengarahkan ruang lingkup audit.
c) Informasi yang mengarah pada tujuan audit
2. Penentuan Tujuan Audit
Auditor harus merumuskan tujuan audit yang lebih rinci. Beberapa alasan yang
mendasari diperlukannya audit manajemen termasuk di antaranya:
a) Terjadinya pemborosan dan ketidakefisienan penggunaan sumber daya
perusahaan.
b) Tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai.
c) Adanya alternative yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
d) Terjadinya penyimpangan dalam penggunaan sumber daya
e) Adanya penyimpangan terhadap peraturan dan kebijaksanaan perusahaan.
f) Sistem informasi dan pelaporan kurang baik.

Dalam merumuskan tujuan ini, auditor dapat melakukannya dengan cara sebagai
berikut:
a. Mengindentifikasi tujuan yang ada, mungkin mempunyai arti penting pada
pemberi tugas.
b. Mempertimbangkan tujuan audit yang telah ditetapkan pada masa
sebelumnya.
c. Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit.
Jika auditor memiliki wewenang yang besar, harus memperhatikan dengan cermat
tentang arti penting dan risiko dalam audit tersebut. Kedua hal ini dapat memberikan
petunjuk/indikasi tentang bidang-bidang yang harus diuji dalam audit. Dalam
penentuan tujuan audit, auditor harus memperkirakan dan mengukur dengan cermat
apakah:
a. Sasaran dapat memungkinkan untuk diaudit.
b. Sumber daya cukup tersedia untuk melaksanakan audit.
c. Waktu pelaksanaan yang tersedia cukup untuk audit.
Faktor-faktor ini memberikan gambaran kepada auditor tentang apakah audit
dapat dilaksanakan dan dapat terselesaikan dalam waktu yang ditentukan. Auditor
harus membedakan tujuan, sasaran dan standar. Dalam menentukan tujuan audit,
auditor harus lebih menekankan pada aktivitas yang memerlukan perbaikan.
Beberapa hal berikut ini mengandung risiko kegagalan tinggi terhadap
keberhasilan pencapaian tujuan audit yang harus diperhatikan auditor:
a. Tujuan objek audit yang beraneka ragam dan tidak konsisten.
b. Tujuan objek audit yang kurang jelas.
c. Kegiatan objek audit yang rumit dan kompleks
d. Pengendalian yang lemah
e. Perubahan-perubahan yang tidak terencana dan perputaran karyawan yang tinggi
f. Perubahan lingkungan objek audit.
Hasil dari berbagai analisis yang dilakukan terhadap factor-faktor yang
mempengaruhi penentuan tujuan audit, harus dikomunikasikan kepada pemberi tugas
audit
untuk
mendapatkan kesamaan sudut pandang dalam penentuan tujuan audit.
3. Penentuan Ruang lingkup dan Tujuan Audit
Ruang lingkup audit menunjukkan luas (area) dari tujuan audit. Di samping itu,
penentuan ruang lingkup audit harus mengacu pada tujuan audit yang telah
ditetapkan.
Ruang lingkup audit manajemen terdiri atas :
a) Bidang Keuangan
b) Ketaatan kepada peraturan dan kebijakan perusahaan
c) Ekonomisasi
d) Efisiensi
e) Efektivitas
Tujuan audit adalah target yang akan diaudit. Dalam target ini terkandung
pertanyaan auditor yang jawabannya akan diperoleh melalui proses dan kesimpulan
hasil audit. Elemen-elemen penting dalam setiap tujuan audit:

a. Kriteria
b. Penyebab
c. Akibat (effect)
4. Penelaahan terhadap Peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan objek audit
Penelaahan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturanperaturan yang berhubungaan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang
berhubungan khusus dengan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan pada
objek audit, sehingga auditor dapat memahami batas-batas wewenang objek audit dan
berbagai program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuannya.
5. Pengembangan Kriteria Awal dalam audit
Kriteria adalah norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap individu
maupun kelompok dalam melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan. Faktor yang
mempengaruhi kriteria yang akan digunakan dalam audit antara lain:
a. Tujuan dari kegiatan yang diaudit
b. Pendekatan audit
c. Aktivitas tujuan audit
Karakteristik kriteria yang baik antara lain:
a. Realistis
b. Dapat dipercaya
c. Bebas dari pengaruh kelemahan manusia
d. Mengarah pada temuan-temuan dan kesimpulan untuk memenuhi kebutuhan
informasi pemberi tugas audit.
e. Dirumuskan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda yang dapat
menimbulkan interpretasi yang berbeda.
f. Dapat dibandingkan
g. Diterima semua pihak
h. Lengkap
i. Memerhatikan adanya rentang waktu pada saat suatu kejadian/kegiatan
berlangsung.
Dalam pengembangan kriteria ini, auditor dapat mengacu pada beberapa sumber,
antara lain :
a. Undang-undang (peraturan) yang berlaku
b. Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam objek audit
c. Norma yang sudah mendapat pengakuan secara umum
d. Kriteria yang digunakan pada objek audit sejenis
e. Pengalaman auditor dalam tugas-tugas audit sebelumnya pada objek audit sejenis
6. Kesimpulan Hasil audit
Kesimpulan ini menjadi dasar dalam menentukan langkah-langkah yang akan
diambil dalam tahapan audit selanjutnya. Data yang dikumpulkan dapat
mengindentifikasi hal-hal penting dan masalah-masalah yang ada serta membantu
auditor memutuskan apakah pemeriksaan lanjutan diperlukan.
Pada tahap ini pula auditor seharusnya sudah menetapkan tujuan audit walaupun
masih bersifat sementara. Kesimpulan hasil audit pendahuluan memuat tentang halhal sebagai berikut :
a) Daftar bidang/kegiatan yang mengandung kelemahan, yang akan dijadikan tujuan
audit pada tahap audit selanjutnya.
b) Alasan mengapa bidang/kegiatan tersebut memerlukan audit lanjutan

c) Temuan-temuan sementara yang diperoleh berkaitan dengan bidang/kegiatan yang


termasuk dalam daftar bidang/kegiatan yang masih mengandung kelemahan,
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
d) Rekomendasi sementara yang diajukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan
yang ada.
e) Tindakan-tindakan perbaikan yang sudah dilakukan objek audit berdasarkan
rekomendasi sementara yang diberikan auditor sebelumnya.
f) Bukti-bukti yang diperoleh pada audit selanjutnya berkaitan dengan tujuan audit
sementara yang telah ditetapkan.
Jika audit pendahuluan memberi keyakinan adanya system, control, pengawasan,
dan manajemen yang baik, maka bisa menjadi dasar keputusan tidak dilakukannya
audit. Dalam situasi program audit akan disiapkan dan pekerjaan lapangan akan
dilakukan, mungkin berguna untuk membuat ringkasan hasil survey dan melaporkan
secara informal ke manajemen.
REVIEW TERHADAP PENGENDALIAN MANAJEMEN
Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk mengendalikan proses yang berjalan
secara ekonomis, efisien, dan efektif dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam audit SDM,
auditor harus memahami hal ini terutama yang berkaitan dengan pengelolaan SDM. Beberapa
hal yang berhubungan dengan sistem pengendalian manajemen yang harus diperhatikan oleh
auditor dalam audit SDM antara lain:
1. Pernyataan Tujuan
Tujuan suatu perusahaan harus dinyatakan dengan jelas dan disosialisasikan ke
berbagai tingkatan manajemen untuk dipahami. Dalam melakukan penelaahan
terhadap system pengendalian manajemen perusahaan, auditor harus memahami
dengan baik tujuan perusahaan.
2.

Rencana Perusahaan
Rencana harus disusun untuk mencapai sasaran perusahaan baik jangka pendek
maupun jangka panjang, yang biasanya juga diikuti dengan penentuan strategi untuk
mengimplementasikannya.

Kualitas dan Kuantitas SDM yang memadai


Pelaksanaan audit SDM pada dasarnya adalah untuk memastikan apakah kebutuhan
potensial SDM bagi perusahaan (baik kuantitas maupun kualitas) telah terpenuhi
secara ekonomis, efektif dan efisien.
Ruang lingkup audit SDM dibagi ke dalam tiga kelompok, sesuai dengan administrasi
aset tetap pada umumnya, yaitu perolehan, penggunaan, dan penghentian pengguna
sebagai berikut:
a. Rekrutmen atau perolehan SDM, mulai dari awal proses perencanaan
kebutuhan SDM hingga proses seleksi dan penempatan.
b. Pengelolaan (pemberdayaan) SDM, meliputi semua aktivitas pengelolaan
SDM setelah ada di perusahaan, mulai dari pelatihan dan pengembangan
sampai dengan penilaian kinerja karyawan.
c. Pemutusan hubungan kerja (PHK) karena mengundurkan diri maupun
pemecatan akibat pelanggaran aturan perusahaan.
4. Kebijakan dan Praktik yang Sehat
Untuk mendukung praktik yang sehat, berbagai kebijakan yang dibuat perusahaan
harus dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang berkepentingan agar terjadi
3.

komunikasi timbal balik antar kedua kelompok kepentingan utama yaitu pihak
perusahaan yang diwakili oleh manajemen (direksi) dan karyawan.
5.

Sistem review menyangkut bagaimana pihak-pihak yang berwenang melakukan


review terhadap berbagai aktivitas/kegiatan yang dilakukan. Elemen sistem review
yang baik, pelaksanaan supervisi harus dilaksanakan secarai memadai. Supervisor
harus mampu mengarahkan pelaksanaan prosedur berjaan secara ekonomis, efekif dan
efisien, serta sesuai dengan kebijakan yang ditentukan.
Auditor harus melakukan audit terhadap semua rencana yang dibuat berkaitan dengan
aktivitas yang dilakukaan , auditor juga harus menelusuri semua metode yang
digunakan manajemen dalam membandingkan pelaksanaan aktivitas yang
sesungguhnya dengan rencana yang berkaitan dengan aktivitas tersebut. Dalam hal ini
auditor hrs melakukan pengamatan langsung thdp kekuatan dan kelemahan sistem
pengendalian manajemn yan dimiliki perusahaa.

AUDIT LANJUTAN
Dari temuan audit yang diperoleh, auditor meringkas dan melakukan pengelompokan
terhadap temuan tersebut ke dalam kelompok kondisi, kriteria, penyebab dan akibat. Auditor
harus mampu mengungkap lebih lanjut dan menganalisis semua informasi yang berkaitan
dengan tujuan audit, dan akhirnya dapat disusun suatu simpulan audit dan dibuat
rekomendasi yang dapat diterima oleh objek audit.
Langkah langkah audit pada tahap ini meliputi:
1. Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit
2. Memperoleh bukti bukti yang relevan, material, dan komponen
Bukti harus mempunyai hubungan dengan criteria audit : Relevan, Material,
Kompeten, Cukup
3. Membuat ringkasan dalam pengelompokan bukti
Bukti-bukti yang telah diperoleh dalam audit kemudian diringkas dan
dikelompokkan sesuai dengan elemen tujuan audit meliputi: criteria, penyebab, dan
akibat.
4. Menyusun kesimpulan atas dasar ringkasan bukti yang telah diperoleh dan
mengidentifikasi bahwa akibat yang ditimbulkan dari ketidaksesuaian antara kondisi dan
kritera cukup penting dan material.
PELAPORAN
Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Ada dua cara
penyajian laporan audit manajemen, yaitu :
1. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama tahapan-tahapan
audit.
2. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepada
kepentingan para pengguna laporan hasil audit ini.
Laporan memuat kesimpulan audit tentang elemen-elemen atas tujuan audit dan
rekomendasi yang diberikan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang terjadi serta
rencana tindak lanjut dalam mengaplikasikan rekomendasi tersebut. Tindak Lanjut

Implementasi tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor merupakan bentuk
komitmen manajemen dalam meningkatkan proses dan kinerja perusahaan atas beberapa
kelemahan/kekurangan yang masih terjadi. Auditor tidak memiliki kewenangan memaksa dan
menuntut manajemen untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang
diberikan, tetapi lebih menempatkan diri sebagai supervisor atas rencana, pelaksanaan, dan
pengendalian tindak lanjut yang dilakukan. Rekomendasi seharusnya merupakan hasil diskusi
dan rumusan bersama antara manajemen dan auditor, dan juga harus menyajikan analisis dan
manfaat yang diperoleh perusahaan jika rekomendasi tersebut dilaksanakan, serta kerugian
yang mungkin terjadi jika rekomendasi tidak dilaksanakan karena tidak ada tindakan
perbaikan yang dilakukan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai