2. Hasil temuan audit internal dapat berfungsi sebagai media koreksi antara auditor dan
auditee dalam perbaikan data serta informasi sebuah organisasi untuk mencapai
tujuannya. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun
temuan audit!
Jawaban:
Temuan audit merupakan masalah-masalah yang penting (material) yang ditemukan selama
audit berlangsung dan masalah tersebut pantas untuk dikemukakan dan dikomunikasikan
dengan entitas yang diaudit karena mempunyai dampak terhadap perbaikan dan
peningkatan kinerja-ekonomi, efisiensi, dan efektivitas entitas yang diaudit.
Memasukkan temuan audit yang negatif maupun positif ke dalam laporan akan mebuat
laporan menjadi seimbang dan objektif. Materi temuan audit yang seimbang cenderung
akan meningkatkan profesionalisme auditor yang bersangkutan dan hubungan kerja yang
sehat antara auditor dan pihak yang diausit.
Temuan audit merupakan fakta yang disusun berdasarkan data dari sudut pandang auditor.
Temuan audit ini berfungsi sebagai media antara auditor dan auditee dalam pemutakhiran
informasi dan penjelasan yang diperoleh selama kegiatan audit berlangsung. Temuan
tersebut kemudian dikomunikasikan dan didiskusikan sehingga terjadi pemutakhiran dan
perbaikan data serta informasi yang akan dimasukkan ke dalam laporan audit. Selain itu,
dapat pula digunakan sebagai sarana untuk mengadakan check and balance antara temuan
audit yang diperoleh selama audit dan tujuan audit yang ditetapkan pada saat perencanaan
audit. Komentar auditee harus didapatkan secara tertulis yang setidaknya memuat apakah
auditee sependapat atau tidak dengan temuan yang disampaikan oleh auditor.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun temuan audit adalah sebagai berikut:
3. Jelaskan fungsi kertas kerja audit dan bagaimana cara penyusunannya agar mudah
direview oleh pihak lain yang berkepentingan!
Jawaban:
Kertas kerja audit merupakan berbagai catatan yang dilakukan oleh auditor terkait prosedur
audit yang dijalankan, pengujian yang akan dilakukan, informasi, serta kesimpulan yang
dibuat berdasarkan hasil auditnya. Sehingga, kertas kerja merupakan hasil pemahaman atas
struktur atau susunan pengendalian internal, program audit, analisis, surat konfirmasi,
memorandum, representasi klien, ikhtisar yang asalnya dari berbagai dokumen organisasi
dan daftar atau komentar yang dibuat/diperoleh auditor.
Secara umum, kertas kerja audit berisi informasi tentang standar pekerjaan yang telah
dilakukan di lapangan pertama, yakni pemeriksaan yang sudah direncanakan dan sudah
dilakukan supervisi dengan baik. Kemudian, sudah dilakukan pula standar pekerjaan
lapangan yang kedua, yakni pemahaman yang cukup memadai tentang struktur
pengendalian internal agar bisa merencanakan audit dan menentukan sifat dan lingkup
pengujian yang dilakukan. Selain itu, isi kertas kerja audit adalah dilakukannya standar
pekerjaan lapangan yang ketiga, yakni bukti audit yang telah diperoleh, prosedur audit yang
sudah diterapkan, dan pengujian sudah dilakukan yang mana nantinya mampu memberikan
bukti yang kompeten sebagai acuan dalam menyatakan pendapatan atas laporan keuangan
yang sebelumnya sudah diaudit.
Tentu pembuatan kertas kerja audit ini memiliki fungsi penting. Berikut ini fungsi dari
dibuatnya kertas kerja audit menurut Sawyer (2003) dalam Buku The Practice of Modern
Internal Auditing, 5th Edition, IIA yaitu:
1. Sebagai Pendukung Auditor atas Laporan Keuangan yang Diaudit
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa setiap auditor harus mendapatkan bukti
kompeten yang cukup untuk dijadikan acuan dalam menyatakan pendapatnya atas
laporan keuangan yang diaudit dalam laporannya. Kertas kerja audit itu nantinya
digunakan oleh auditor sebagai pendukung pendapatnya yang akan disampaikan dan
sebagai bukti bahwa auditor sudah melakukan audit sesuai standar.
2. Memperkuat Kesimpulan Auditor dan Kompetensi Auditnya
Apabila suatu saat ditemukan adanya pihak yang membutuhkan penjelasan terkait
kesimpulan atau pertimbangan yang dibuat oleh auditor, maka pihak auditor bisa
memeriksa kembali kertas kerja yang sudah dibuat sebelumnya. Oleh karena itu,
pembuatan setiap lembar kerja secara lengkap dan sesuai standar merupakan syarat
yang sangat penting agar dapat membuktikan bahwa sudah dilakukan proses audit dan
laporan keuangan dengan tepat dan sesuai aturan.
3. Agar Seluruh Proses Koordinasi dan Organisasi Audit Dilakukan dengan Baik
Seperti yang mungkin sudah Anda ketahui bahwa kegiatan audit yang dilakukan auditor
terdiri dari tahapan yang dilakukan diberbagai tempat, waktu, dan pelaksananya.
Seluruh proses tersebut akan mengahasilkan berbagai bukti yang tertuang dalam kertas
kerja audit. Dengan kertas audit, maka setiap pengoordinasian dan pengorganisasian di
setiap tahapnya sudah dilakukan dengan tepat.
4. Sebagai Dasar untuk Audit Selanjutnya
Dalam proses audit yang berulang dengan klien yang sama dalam periode akuntansi
yang berbeda, seorang auditor membutuhkan data serta informasi yang berkaitan
dengan jenis dan sifat usahanya. Selain itu, catatan dan sistem akuntansi klien dan juga
pengendalian internal yang dilakukan klien pun amat dibutuhkan.
Sumber:
Sawyer, L.B., M.A. Dittenhofer, dan J.H. Scheiner. 2006. Audit Internal, Buku 3, Edisi 5.
Jakarta: Salemba Empat
Sawyer, Dittenhofer, S. Cheiner, 2005. Internal Auditing, Buku Satu, Edisi Kelima. Jakarta :
Salemba Empat
Sawyer, Lawrence B. Et all. 2003. The Practice of Modern Internal Auditing, 5th Edition, IIA.