Anda di halaman 1dari 4

Nama : Monika Windy Astuti

NIM : 2211070192
UAS AUDITING INTERNAL

1. Sebutkan tahapan proses audit internal dan jelaskan!


Jawab:
Tahapan proses audit internal, yaitu:
a. Perencanaan Jadwal Audit
Sebelum melakukan audit, auditor harus menentukan dan mengatur jadwal audit karena
mengatur jadwal audit merupakan bagian terpenting dalam proses audit. Tujuan
melakukan perencanaan jadwal audit adalah agar semua orang yang berkaitan dengan
proses audit mengetahui jadwal audit internal serta mengetahui setiap proses yang akan
dilakukan di periode audit berikutnya. Adanya rencana audit memberikan kepercayaan
kepada manajemen untuk meningkatkan keadaan yang sedang terjadi. Dengan kata lain,
adanya perencanaan jadwal audit juga membantu manajemen untuk menyelesaikan
perbaikan sebelum audit dan memberikan informasi berharga tentang hasil
perbaikan yang dilakukan.
b. Perencanaan Proses Audit
Setelah memiliki jadwal audit, auditor harus mengkonfirmasi dengan pihak berwenang
terkait kapan audit akan dilakukan. Dengan adanya konfirmasi memungkinkan auditor
dengan pihak berwenang bekerja sama untuk menentukan waktu terbaik dan secara
bersama meninjau proses yang ada. Rencana audit yang baik dapat memastikan bahwa
pihak berwenang atau pemilik proses akan mendapatkan nilai tambah dari proses audit
yang dilakukan.
c. Melakukan Audit
Langkah selanjutnya, auditor akan melakukan audit. Melakukan audit ini dimulai
dengan pertemuan auditor dan pemilik proses untuk memastikan bahwa rencana audit
yang telah dirancang telah selesai dan sudah siap. Auditor dapat melakukan
pengumpulan informasi, seperti melalui peninjauan catatan, melakukan wawancara
dengan karyawan, mengamati proses kegiatan usaha secara langsung. Tujuan dari
pengamatan yang dilakukan auditor adalah untuk mengumpulkan fakta bahwa proses
yang dilakukan menghasilkan output yang dibutuhkan dan sesuai dengan keinginan
perusahaan.
d. Pelaporan Audit
Setelah auditor melakukan audit, auditor harus membuat dan menyerahkan laporan
auditnya kepada pihak yang terkait atau membutuhkan laporan tersebut. Tujuannya
adalah agar pemilik proses atau pihak terkait mengetahui apakah terdapat kelemahan
yang perlu diperbaiki dan yang perlu ditingkatkan untuk kedepannya. Auditor harus
menuangkannya ke dalam laporan sesuai dengan format yang lebih akurat dan permanen
untuk membuat tindak lanjut dari informasi tersebut.
e. Tindak lanjut atas masalah atau perbaikan yang ditemukan
Jika masalah atau penyimpangan telah ditemukan dan sudah dilakukan perbaikan,
selanjutnya auditor harus memastikan bahwa temuan tersebut telah diperbaiki. Selain
itu, auditor juga harus melakukan peningkatan, jika hal tersebut telah dilakukan maka
auditor harus melihat berapa banyak proses yang telah meningkat dari sebelumnya.
Sumber: Buku Sawyer & J.H. Scheiner Edisi 5 tahun 2006

2. Hasil temuan audit internal dapat berfungsi sebagai media koreksi antara auditor dan
auditee dalam perbaikan data serta informasi sebuah organisasi untuk mencapai
tujuannya. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun
temuan audit!
Jawab:
1. Kenali fakta-fakta atau kondisi secepat mungkin
2. Tetapkan kriteria yang sesuai bagi entitas
3. Tentukan apakah ada perbedaan yang signifikan antara kondiri dan kriteria yang
menghasilkan temuan audit
4. Identifikasi dampak yang ditimbulkan oleh temuan audit tersebut
5. Adakan suatu analisis hubungan antara penyebab, kondisi dana akibat
Sumber: Buku Sawyer & J.H. Scheiner Edisi 5 tahun 2006
3. Jelaskan fungsi kertas kerja audit dan bagaimana cara menyusunnya agar mudah
direview oleh pihak lain yang berkepentingan!
Jawab:
Fungsi kertas kerja audit, yaitu:
• Untuk mendukung laporan audit.
▪ Kertas kerja yang baik memudahkan pengalihan dari materi yang ditulis selama
audit menjadi halaman-halaman laporan audit interim dan final.
• Untuk menyimpan informasi yang diperoleh melalui tanya jawab, penelaahan
instuksi dan arahan, analisis sistem dan proses, pengamatan kondisi, dan
pemeriksaan transaksi
• Untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan temuan-temuan audit,
mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk menentukan terjadi dan luasnya
kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan
• Untuk mendukung pembahasan dengan karyawan operasi
• Untuk menjadi dasar dalam menelaah kemajuan dan penyelesaian audit.
Penelaahan kerja yang terdokumentasi lebih produktif dibandingkan percakapan
antara penyelia audit dan auditor.
• Untuk memberi dukungan dan bukti untuk masalah-masalah yang melibatkan
kecurangan, tuntutan hukum, dan klaim asuransi
• Untuk menjadi sarana bagi auditor eksternal dalam mengevaluasi pekerjaan audit
internal dan kemudian menggunakannya dalam penilaian mereka sendiri atas
sistem kontrol internal organisasi
• Untuk menjadi latar belakang dan data referensi untuk penelaahan selanjutnya.
Kertas kerja yang professional membuat audit rutin lebih mudah dan efisien
• Untuk membantu memfasilitasi penelaahan rekan sejawat. Kertas kerja menjadi
dasar untuk mengevaluasi program jaminan mutu departemen audit internal yang
menunjukkan kepatuhan dengan standar
• Menjadi bagian dokumentasi yang disyaratkan oleh UU Praktik Korupsi Luar
Negeri Amerika Serikat
Kertas kerja harus jelas dan mudah dipahami tanpa membutuhkan informasi tambahan.
Pihak yang berkepentingan harus dapat memahami apa yang dipilih auditor untuk
dilakukan, apa yang sudah dilakukan, apa yang ditemukan, apa kesimpulan yang
diberikan dan apa yang tidak diputuskan. Auditor yang memparafrasekan tanggapan
klien juga harus mencatat interpretasi yang dimaksud klien. Adapun cara yang dapat
dilakukan oleh auditor untuk menyusun kertas kerja audit agar mudah dipahami oleh
pihak yang berkepentingan:
• Auditor harus menentukan tujuan setiap pembuatan kertas kerja
Memiliki pernyataan tujuan yang jelas pada kertas kerja membantu memastikan
relevansi. Formulir dan arahan harus tercakup hanya jika relevan terhadap audit
dan temua audit. Arahan tersebut harus ditekankan sehingga mengemukakan pada
penelaahan yang akan dilakukan. Jika terdapat kata-kata yang tepat dari suatu
prosedur tidak perlukan untuk mendukung suatu temuan, maka hal tersebut dapat
dirujuk di kertas kerja.
• Hindari penulisan yang tidak diperlukan
Auditor harus menghindari daftar dan skedul yang tidak diperlukan. Untuk itu
auditor dapat menggunakan salinan dokumen klien atau hasil cetak komputer.
Masukkan sebanyak mungkin uji pada satu lembar kertas kerja, sampel yang sama
dapat digunakan untuk sejumlah analisis.
• Memberikan penjelasan pada semua akun
Dalam penyusunan kertas kerja, tidak direkomendasikan untuk penggunaan jargon
namun apabila ingin tetap digunakan maka harus dijelaskan pada bagian terpisah
dari kertas kerja yaitu pada daftar istilah, di daftar ini auditor dapat menggabungkan
dengan istilah lain yang kurang dikenal.
• Menggunakan susunan kertas kerja yang terstruktur dan logis
Kertas kerja harus disusun secara paralel dalam program audit. Untuk awal bagian,
auditor harus memberikan informasi umum dalam bentuk narasi untuk segmen
audit. Untuk setiap bagian audit, auditor harus menyebtukan dengan jelas tujuan
rinci dari segmen, termasuk perluasan hal-hal yang ditetapkan di program audit jika
diperlukan. Selain itu, auditor juga harus menjelaskan terkait lingkup audit, fakta,
dan kesimpulan yang mereka temukan. Di belakang narasi akan memuat catatan
audit yang berisi bagan alir dari sistem kontrol, jadwal pengujian audit, dan
ringkasan temuan.
Sumber: Buku Sawyer Edisi 5 Bab 9 halaman 361 – 367
4. Jelaskan tantangan yang harus dihadapi auditor internal berkaitan dengan
“communication, etichal, creative thinking & problem solving”!
Jawab:
a. Communication
Pekerjaan auditor internal berhubungan erat dengan unit organisasi lain,
manajemen, komite audit, auditor eksternal (Kantor Akuntan Publik), oleh
karena itu auditor internal harus menjalin komunikasi yang baik dengan pihak-
pihak lain tersebut. Dalam hal ini, auditor internal perlu memiliki kemampuan
dalam bidang komunikasi, baik lisan maupun tertulis.
b. Berpikir kreatiir kreatif & solusi masalah (Creative Thinking & Problem
Solving)
Auditor internal harus selalu berpikir positif dan inovatikf serta lebih
berorientasi pada pemecahan masalah. Untuk menjadi problem solver auditor
internal memerlukan pengalaman bertahun-tahun melakukan audit berbagai
fungsi / unit kerja suatu organisasi / perusahaan.
c. Ethical Auditor internal harus selalu menjaga kode etik dan moralitas yang
berlandaskan ajaran agama dalam menjalankan tugas, sehingga terhindar dari
perilaku yang tidak terpuji
Sumber:https://muhariefeffendi.wordpress.com/2012/03/02/tantangan-auditor-
internal-abad-21/

5. Mengapa independensi sangat penting bagi auditor internal?


Jawab:
Independensi merupakan poin penting yang harus disorot dalam definisi internal audit.
Seorang auditor internal harus memiliki sifat independen dan objektif dalam melakukan
pekerjaannya. Independen disini diartikan sebagai kondisi bebas dari situasi yang dapat
mengancam kemampuan aktivitas auditor mpuan aktivitas auditor internal untuk dapat
untuk dapat melaksanakan tanggung jawabnya jawabnya secara tidak memihak
memihak (IIA). Dalam melaksanakan melaksanakan tugasnya tugasnya seorang
seorang auditor auditor internal harus didukung oleh seluruh manajemen senior dan
dewan komisaris agar independensinya dapat terjaga. Dukungan dari seluruh
manajemen dan dewan komisaris dapat membantu auditor internal dalam melakukan
tugasnya dan mengungkapkan pemikirannya sesuai dengan standar audit yang berlaku
Pentingnya independensi internal audit dilihat dari penilaian keabsahan laporan
keuangan yang dibuat manajemen (intern perusahaan). Laporan keuangan tersebut
nantinya tidak hanya berguna untuk pihak intern, tapi juga pihak eksternal perusahaan
seperti penyuplai dana (apakah dana dr mereka dimanfaatkan dengan benar?), pihak
bank (apakah dana yg dipinjam tidak akan mengalami kredit macet nantinya?) dan
masih banyak lagi. Sehingga, auditor perlu bersikap independen, agar dia dapat menilai
laporan keuangan dengan baik dan tidak condong kepada salah satu pihak.
Sumber: Buku Sawyer & J.H. Scheiner Edisi 5 tahun 2006

Anda mungkin juga menyukai