Anda di halaman 1dari 6

1.

MARIA ANGELA
Mengapa auditor perlu melakukan pendokumentasian kertas kerja
audit?? Dan kertas kerja audit pada umumnya harus berisikan
dokumentasi yang menunjukkan apa saja???
Jawaban :
Auditor perlu melakukan pendokumentasian kertas kerja audit karena
dokumentasi adalah bagian penting dari proses audit yang memungkinkan
auditor untuk:
1) Memahami Pekerjaan yang Dilakukan: Kertas kerja audit mencatat
semua langkah yang diambil oleh auditor selama proses audit. Ini
membantu auditor dan rekan kerja lainnya untuk memahami dengan
jelas apa yang telah dilakukan selama audit.
2) Menilai Bukti: Kertas kerja audit berfungsi sebagai tempat
penyimpanan bukti-bukti yang digunakan dalam proses audit.
Dokumentasi ini penting untuk menilai keandalan dan kecukupan
bukti yang mendukung temuan audit.
3) Mengukur Kepatuhan: Auditor menggunakan kertas kerja untuk
memeriksa apakah entitas yang diaudit mematuhi peraturan dan
standar yang berlaku. Dokumentasi ini membantu dalam menentukan
apakah ada pelanggaran atau masalah kepatuhan.
4) Menyusun Laporan: Kertas kerja audit memberikan dasar bagi auditor
untuk menyusun laporan audit. Semua temuan dan kesimpulan yang
didokumentasikan dalam kertas kerja akan membantu auditor dalam
menyusun laporan yang akurat dan informatif.
Kertas kerja audit pada umumnya harus berisikan dokumentasi yang
menunjukkan:
1) Perencanaan Audit: Rencana audit, termasuk tujuan audit, lingkup,
metode audit, dan jadwal pelaksanaan.
2) Bukti Audit: Semua bukti yang ditemukan selama audit, seperti
dokumen, catatan, wawancara, dan lainnya.
3) Analisis dan Temuan: Hasil analisis auditor, termasuk temuan yang
signifikan, kelemahan dalam pengendalian internal, atau pelanggaran
kebijakan.
4) Kesimpulan dan Rekomendasi: Kesimpulan akhir dari audit berserta
rekomendasi perbaikan atau tindakan yang diperlukan.
5) Tanda Tangan dan Persetujuan: Kertas kerja audit juga harus
mencantumkan tanda tangan auditor yang bertanggung jawab dan
persetujuan dari pihak yang diaudit atau manajemen.
Dengan melakukan pendokumentasian yang cermat, kertas kerja audit
memberikan jejak audit yang transparan dan memungkinkan pihak-pihak
terkait untuk memahami, menguji, dan memvalidasi temuan audit
dengan lebih baik.

2. FRANSISKA OKTAVIANTI
Hal 182 bagian pengamatan kan tu ada bbrpa poin yg poin terakhir
menilai gaya manajemen nah pertanyaan nya jelaskan maksud dari
menilai gaya manajemen itu seperti apa ?
Jawaban :
Menilai gaya manajemen adalah proses untuk memahami dan mengukur
cara seorang manajer atau pemimpin memimpin, mengorganisasi, dan
mengelola tim atau organisasi. Ini melibatkan evaluasi terhadap
pendekatan, prinsip, dan strategi yang digunakan oleh individu tersebut
dalam mengambil keputusan, berkomunikasi, mengatasi konflik, dan
mencapai tujuan. Penilaian gaya manajemen dapat membantu dalam
memahami kekuatan dan kelemahan seorang pemimpin, serta
memungkinkan untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki atau
dikembangkan dalam konteks manajerial. Beberapa faktor yang dapat
dievaluasi dalam menilai gaya manajemen termasuk pengambilan risiko,
pendekatan terhadap delegasi, kemampuan komunikasi, cara mengatasi
konflik, dan kecenderungan terhadap kepemimpinan yang
demokratis atau otoriter.

3. LISA LESTARI
Bagaimana proses koordinasi yang efektif dapat dijembatani antara
departemen audit internal dan auditor eksternal akuntan
independen dalam pembuatan dan penggunaan bagan alir yang
distandarisasi?
Jawaban :
Proses koordinasi yang efektif antara departemen audit internal dan
auditor eksternal akuntan independen dalam pembuatan dan penggunaan
bagan alir yang distandarisasi dapat memainkan peran penting dalam
meningkatkan efisiensi dan efektivitas audit. Berikut adalah beberapa
langkah yang dapat membantu dalam mencapai koordinasi yang baik:
- Pemahaman Bersama: Pertama-tama, departemen audit internal dan
auditor eksternal perlu memiliki pemahaman bersama tentang
pentingnya standarisasi dalam bagan alir. Mereka harus sepakat bahwa
ini akan membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas audit.
- Penentuan Format Standar: Departemen audit internal dan auditor
eksternal harus bekerja sama untuk menentukan format standar untuk
bagan alir. Ini bisa mencakup penggunaan notasi yang konsisten,
terminologi yang seragam, dan struktur yang mudah dipahami.
- Pelatihan dan Komunikasi: Pastikan bahwa tim audit internal dan
auditor eksternal memiliki pelatihan yang cukup tentang penggunaan
bagan alir standar. Selain itu, ada kebutuhan untuk komunikasi yang
terus-menerus antara kedua tim untuk memastikan pemahaman yang
sama dan penggunaan yang konsisten.
- Akses Terhadap Informasi: Departemen audit internal perlu
memberikan akses yang memadai kepada auditor eksternal terhadap
informasi yang diperlukan untuk membuat dan memahami bagan alir.
Ini termasuk akses ke data dan dokumen yang relevan.
- Pemantauan Bersama: Selama proses audit, departemen audit internal
dan auditor eksternal harus berkolaborasi untuk memastikan bahwa
bagan alir yang digunakan sesuai dengan standar yang telah
disepakati. Ini mungkin melibatkan pemantauan berkala dan revisi jika
diperlukan.
- Penggunaan Alat Audit yang Sama: Pilihan alat audit yang sama atau
perangkat lunak yang mendukung pembuatan bagan alir dapat
membantu dalam standarisasi. Pastikan kedua tim memiliki akses dan
pelatihan untuk menggunakan alat tersebut.
- Evaluasi Bersama: Setelah selesai, departemen audit internal dan
auditor eksternal harus bersama-sama mengevaluasi penggunaan
bagan alir standar. Mereka dapat mencari peluang untuk perbaikan dan
peningkatan proses koordinasi di masa depan.
- Komunikasi dengan Manajemen: Hasil audit yang didukung oleh
bagan alir standar harus dikomunikasikan dengan manajemen dengan
jelas dan efektif. Ini membantu manajemen memahami temuan dan
rekomendasi dengan lebih baik.
Dengan kolaborasi yang baik antara departemen audit internal dan auditor
eksternal, serta implementasi bagan alir yang distandarisasi, audit dapat
menjadi lebih efisien, akurat, dan dapat memberikan nilai tambah yang
lebih besar kepada organisasi.
4. YANUARIUS TIMANG
Mengapa saat pelaporan dikatakan lebih bijak jika berhati-hati
menguraikan ruang lingkup yang terbatas, dan lebih berkonsentrasi
pada kecukupan bukan dari efektivitas - kontrol dan menunjukkan
dasar keputusan untuk terus melakukan audit?
Jawaban :
Pelaporan yang berhati-hati dengan menguraikan ruang lingkup yang
terbatas dan lebih berfokus pada kecukupan daripada efektivitas kontrol
memiliki beberapa alasan yang bijak dalam konteks audit:
- Keterbatasan Sumber Daya: Saat melakukan audit, sumber daya
seperti waktu, tenaga kerja, dan anggaran terbatas. Dengan
menguraikan ruang lingkup yang terbatas, auditor dapat lebih efisien
dalam menggunakan sumber daya yang ada untuk menguji area yang
paling relevan dan berisiko tinggi.
- Kepatuhan dengan Standar Profesional: Standar audit profesional,
seperti International Standards on Auditing (ISA), menekankan
pentingnya mengidentifikasi risiko material. Fokus pada kecukupan
membantu memastikan bahwa auditor mengidentifikasi dengan baik di
mana risiko material mungkin terjadi dan memberikan jaminan yang
cukup tentang laporan keuangan.
- Tujuan Utama Audit: Tujuan utama dari audit adalah memberikan
keyakinan wajar tentang apakah laporan keuangan mencerminkan
gambaran yang adil tentang posisi keuangan perusahaan. Oleh karena
itu, lebih penting untuk memastikan bahwa informasi yang disajikan
dalam laporan tersebut cukup lengkap dan akurat daripada hanya
melihat efektivitas kontrol.
- Dasar Keputusan: Melaporkan dasar keputusan untuk terus melakukan
audit merupakan langkah transparan. Dengan menguraikan kecukupan
temuan audit, manajemen perusahaan dan pihak yang berkepentingan
dapat memahami mengapa audit perlu dilanjutkan dan mengapa risiko
tertentu harus diperhatikan.
- Kepentingan Publik dan Investasi: Laporan keuangan seringkali
digunakan oleh pihak yang berkepentingan eksternal, seperti investor
dan kreditor. Memastikan kecukupan informasi dalam laporan tersebut
adalah bagian penting dalam menjaga kepercayaan publik terhadap
entitas yang diaudit.
Dengan kata lain, fokus pada kecukupan dan transparansi dalam
pelaporan audit membantu memenuhi tujuan audit yang mendasar,
mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan mempertahankan
integritas proses audit.

5. RUFINA FYFY
Menurut kelompok kalian,Mengapa sebelum menyusun program
audit auditor internal harus melakukan survei pendahuluan
terlebih dahulu?
Jawaban :
Menurut kelompok kami sebelum menyusun program audit auditor
internal harus melakukan survei pendahuluan terlebih dahulu karena,
Survei pendahuluan digunakan auditor untuk memperoleh pemahaman
mengenai tujuan, proses, risiko, dan kontrol yang berkaitan dengan audit,
serta untuk memperoleh informasi, dan prespektif yang dibutuhkan untuk
mendukung kesuksesan audit.

6. ADVENSIA TIAN
Mengapa semakin kenal auditor dengan aktivitas yang ada, maka
makin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
survei? Jelaskan!
Jawaban :
Ketika seorang auditor menjadi lebih akrab dengan aktivitas yang sedang
dia audit, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan survei dapat
berkurang karena ada beberapa faktor yang mendukung efisiensi dalam
proses audit:
- Pengetahuan Awal: Ketika seorang auditor sudah memiliki
pemahaman yang baik tentang organisasi, proses, dan sistem yang dia
audit, dia tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk memahami
dasar-dasar operasionalnya. Ini memungkinkan auditor untuk
langsung fokus pada poin-poin penting yang perlu dia periksa.
- Akses Informasi: Dengan pengetahuan yang lebih mendalam tentang
aktivitas yang dia audit, auditor mungkin memiliki akses lebih mudah
ke dokumen dan data yang diperlukan. Hal ini dapat menghemat
waktu yang seharusnya digunakan untuk mencari informasi.
- Identifikasi Risiko: Seiring bertambahnya pengalaman dan
pemahaman auditor terhadap aktivitas tersebut, dia dapat lebih cepat
mengidentifikasi area yang berisiko tinggi atau permasalahan yang
perlu diperiksa lebih lanjut. Hal ini dapat mengarah pada efisiensi
dalam menentukan fokus audit.
- Rencana Audit yang Lebih Tepat: Auditor yang mengenal baik
aktivitas dapat merencanakan audit dengan lebih baik. Mereka dapat
menentukan prioritas dengan lebih akurat dan mengatur urutan
pemeriksaan yang efisien.
- Kurangnya Perluasan Audit: Auditor yang mengerti baik subjeknya
mungkin lebih mampu menghindari perluasan audit yang tidak perlu
atau mengurangi risiko melakukan penelitian tambahan yang tidak
signifikan.
Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun pengetahuan yang lebih
dalam tentang aktivitas dapat mempercepat survei awal, auditor tetap
harus menjalankan audit secara profesional dan teliti untuk memastikan
bahwa semua aspek yang relevan telah diperiksa dengan cermat sesuai
dengan standar audit yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai