Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN UTS AUDIT INTERNAL

Nama Mahasiswa : M. Nur Nama Arep P.A.C


NIM : 08010221022
Kelas : Akuntansi 5B
Sifat ujian : take home
Dosen penguji : Mutsabbit Firas, SE., Ak., M.Ak., CA., CPA., Asean CPA

1. Definisi dan Prinsip Audit Internal


a. Apa yang dimaksud dengan audit internal?
Jawab :
Audit internal adalah suatu kegiatan penilaian independen yang dilakukan oleh auditor
internal untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan organisasi untuk memberikan
keyakinan dan konsultasi kepada manajemen organisasi dan dewan direksi dalam rangka
meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

b. Sebutkan tiga prinsip dasar audit internal.


Jawab :
1. Integritas: fondasi profesionalisme
2. Independensi: dasar ketidakberpihakan audit dan objektivitas kesimpulan audit
3. Kerahasiaan: keamanan informasi

c. Bagaimana peran etika dalam praktik audit internal?


Jawab :
Ada beberapa peran etika dalam praktik audit internal, antara lain:
• Menjaga objektivitas auditor internal
Etika membantu auditor internal untuk bersikap tidak memihak dalam melaksanakan
auditnya. Auditor internal harus menghindari konflik kepentingan yang dapat
mempengaruhi objektivitasnya.
• Meningkatkan kepercayaan pengguna laporan audit
Etika membantu auditor internal untuk membangun kepercayaan pengguna laporan
audit. Auditor internal yang bertindak secara etis akan lebih dipercaya oleh pengguna
laporan audit.
• Meningkatkan kualitas audit internal
Etika membantu auditor internal untuk melaksanakan auditnya secara berkualitas. Etika
profesi auditor menjadi panduan agar menjadi auditor profesional dan mampu
menghadapi setiap godaan yang terjadi selama proses audit. Auditor akan bertindak
dalam pelayanan publik yang menunjukkan komitmen atas profesionalisme

2. Metodologi Audit Internal


a. Jelaskan secara singkat langkah-langkah dalam proses audit internal?
Jawab :
Proses audit internal terdiri dari lima langkah, yaitu:
1. Perencanaan
Pada tahap ini, auditor internal akan melakukan perencanaan audit, termasuk
menentukan tujuan audit, ruang lingkup audit, dan metodologi audit yang akan
digunakan.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini, auditor internal akan mengumpulkan bukti audit untuk mendukung tujuan
audit. Bukti audit dapat diperoleh melalui berbagai sumber, seperti dokumen,
wawancara, dan observasi.
3. Evaluasi
Pada tahap ini, auditor internal akan mengevaluasi bukti audit untuk menentukan apakah
ada ketidaksesuaian atau kelemahan dalam sistem pengendalian internal.
4. Pelaporan
Pada tahap ini, auditor internal akan mendokumentasikan temuan audit dan
menyampaikan laporan audit kepada manajemen dan dewan direksi.
5. Tindak lanjut
Pada tahap ini, manajemen dan dewan direksi akan mengambil tindakan untuk mengatasi
temuan audit. Auditor internal akan melakukan tindak lanjut untuk memastikan bahwa
manajemen dan dewan direksi telah mengambil tindakan yang tepat.

b. Apa perbedaan antara perencanaan dan pelaksanaan audit?


Jawab :
Perencanaan merupakan tahap awal yang menentukan arah dan tujuan audit, sedangkan
pelaksanaan merupakan tahap inti di mana auditor mengumpulkan bukti untuk mendukung
tujuan audit. Berikut adalah beberapa perbedaan antara perencanaan dan pelaksanaan audit:
Aspek Perencanaan Audit Pelaksanaan Audit
Tujuan Menentukan ruang lingkup, Mengumpulkan dan
metodologi, dan sumber daya menganalisis bukti audit
Waktu Dilakukan sebelum Dilakukan selama
pelaksanaan audit pelaksanaan audit
Kegiatan Memahami organisasi, Mengumpulkan,
menetapkan tujuan, menganalisis, menentukan
mengidentifikasi risiko, temuan
menyusun rencana
Output Rencana audit Bukti audit, temuan audit

c. Mengapa penting untuk melakukan pengujian substansif dalam audit internal?


Jawab :
Pengujian substantif penting untuk dilakukan dalam audit internal karena bertujuan untuk
mendapatkan bukti bahwasannya semua segala jenis transaksi sudah dicatat dan tercermin
dalam laporan keuangan perusahaan.Pengujian substantif dilakukan untuk mendeteksi salah
saji material, baik yang disebabkan oleh kesalahan pencatatan, kecurangan, maupun
ketidakpahaman atas kebijakan akuntansi.
3. Standar dan Pedoman Audit Internal
a. Sebutkan dan jelaskan setidaknya dua standar atau pedoman yang biasa digunakan dalam
audit internal.
Jawab :
Dua standar atau pedoman yang biasa digunakan dalam audit internal adalah:
1. Standar Umum (General Standards): Standar ini mencakup tiga prinsip yaitu
kompetensi, independensi, dan due professional care. Kompetensi mengacu pada
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Independensi mengacu pada
sikap mental yang independen dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan.
Due professional care mengacu pada penggunaan kemahiran profesional dalam
pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya dengan cermat dan seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan (Standards of Field Work): Standar ini mencakup empat
prinsip yaitu perencanaan yang memadai dan pengawasan yang tepat, pemahaman
terhadap entitas, lingkungan, dan pengendalian internal, bukti yang memadai dan
relevan, dan evaluasi risiko dan pengendalian. Standar ini memberikan pedoman bagi
auditor dalam melaksanakan pemeriksaan laporan keuangan.

b. Bagaimana standar-standar ini membantu auditor internal menjalankan pekerjaan mereka?


Jawab :
Kedua standar tersebut membantu auditor internal dalam menjalankan pekerjaan mereka
dengan memberikan pedoman dan kerangka kerja yang jelas dalam melaksanakan audit
internal. Standar tersebut juga membantu auditor internal untuk memastikan bahwa audit
internal dilakukan secara independen, objektif, dan profesional serta memastikan bahwa
audit internal dilakukan dengan cermat dan seksama.

c. Berikan contoh prosedur Audit Internal?


Jawab :
Contoh Kasus:
Auditor internal akan melakukan pengujian atas saldo akun piutang usaha. Auditor akan
memilih sampel 100 faktur piutang usaha dari total 1.000 faktur piutang usaha. Auditor akan
mengumpulkan dokumen pendukung untuk faktur piutang usaha yang dipilih, seperti faktur
penjualan, surat kredit, dan nota pengiriman. Auditor akan melakukan pengujian atas
dokumen pendukung untuk memastikan bahwa faktur piutang usaha telah dicatat dengan
benar.
Analisis prosedur Audit yang tepat dari contoh kasus diatas :
Prosedur Audit Keuangan - Pengujian Saldo Akun Piutang Usaha

Tujuan : Untuk memastikan bahwa saldo akun piutang usaha telah disajikan secara wajar
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Prosedur Audit:
▪ Membuat daftar saldo akun piutang usaha.
▪ Menentukan sampel saldo akun untuk diuji.
▪ Mengumpulkan dokumen dan catatan pendukung untuk saldo akun piutang usaha yang
dipilih.
▪ Melakukan pengujian atas dokumen dan catatan pendukung untuk memastikan bahwa
saldo akun piutang usaha telah disajikan secara wajar.
▪ Menyimpulkan hasil pengujian dan melaporkan hasil temuan.

4. Pengendalian Internal dan Risiko


a. Apa yang dimaksud dengan pengendalian internal?
Jawab :
Pengendalian internal adalah suatu proses yang dirancang, diimplementasikan, dan
dipelihara oleh manajemen untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang tercapainya
tujuan entitas mengenai keandalan pelaporan keuangan, efektif dan efisiennya operasi, dan
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan.
b. Bagaimana auditor internal dapat mengidentifikasi risiko dalam suatu organisasi?
Jawab :
Auditor internal dapat mengidentifikasi risiko dalam suatu organisasi dengan melakukan
beberapa langkah, antara lain:
1. Memahami konteks organisasi. Auditor internal harus memahami tujuan organisasi,
lingkungan operasinya, dan faktor-faktor risiko yang relevan.
2. Pengukuran dan Penetapan Risiko: Auditor internal harus memahami proses dan sarana
untuk identifikasi, penilaian, pengukuran, dan penetapan tingkat risiko sebagai dasar
menyusun prosedur audit internal..
3. Menganalisis risiko. Auditor internal harus menganalisis risiko untuk menentukan
tingkat keparahan dan kemungkinannya.
4. Mendokumentasikan risiko. Auditor internal harus mendokumentasikan risiko yang
telah diidentifikasi dan dianalisis.

c. Jelaskan konsep "pengendalian yang efektif" dalam audit internal?


Jawab :
Pengendalian yang efektif dalam audit internal adalah suatu proses yang dilakukan oleh
dewan komisaris, manajemen, serta personel lainnya untuk memastikan bahwa pengendalian
internal yang ada dalam organisasi dapat mengurangi risiko yang diidentifikasi. Berikut
adalah beberapa konsep yang terkait dengan pengendalian yang efektif dalam audit internal
antara lain meliputi:
- Evaluasi Efektivitas Sistem Pengendalian Internal: Audit internal dilakukan secara
rutin setiap tahunnya untuk memastikan bahwa pengendalian internal yang ada dalam
organisasi efektif dalam mengurangi risiko yang diidentifikasi.
- Penilaian Risiko: Auditor internal harus memahami proses dan sarana untuk
identifikasi, penilaian, pengukuran, dan penetapan tingkat risiko sebagai dasar
menyusun prosedur audit internal.
- Evaluasi Kendali Internal: Auditor internal harus mengevaluasi kendali internal yang
ada dalam organisasi untuk memastikan bahwa kendali internal tersebut efektif dalam
mengurangi risiko yang diidentifikasi.
- Audit Berbasis Risiko: Auditor internal dapat melakukan audit berbasis risiko dengan
fokus pada risiko yang dimiliki perusahaan dan menyesuaikan kontrolnya sesuai
dengan tingkat urgensi dari risiko-risiko yang ada.
5. Audit Kepatuhan dan Audit Kinerja
a. Apa perbedaan antara audit kepatuhan dan audit kinerja?
Jawab :
Audit kepatuhan bertujuan untuk memastikan bahwa organisasi mematuhi peraturan dan
kebijakan yang berlaku, sedangkan audit kinerja bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas
dan efisiensi dari kegiatan operasional organisasi.

b. Berikan contoh situasi di mana Anda akan melakukan audit kepatuhan, dan situasi di mana
Anda akan melakukan audit kinerja.
Jawab :
Contoh situasi di mana saya akan melakukan audit kepatuhan:
- Sebuah lembaga pemerintah ingin memastikan bahwa mereka telah mematuhi
peraturan perundang-undangan tentang pengadaan barang/jasa. Dalam hal ini, saya
akan melakukan audit kepatuhan untuk menilai apakah lembaga pemerintah telah
melakukan pengadaan barang/jasa secara transparan dan akuntabel.

Contoh situasi di mana saya akan melakukan audit kinerja:


- Sebuah lembaga pemerintah ingin meningkatkan efektivitas program bantuan sosial
mereka. Dalam hal ini, saya akan melakukan audit kinerja terhadap program bantuan
sosial tersebut untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
efektivitas program tersebut

6. Etika dan Tanggung Jawab Profesional Auditor Internal


a. Apa tanggung jawab etis seorang auditor internal? Dan contohnya?
Jawab :
Tanggung jawab etis seorang auditor internal adalah untuk bertindak secara profesional,
independen, dan objektif dalam melaksanakan tugasnya. Tanggung jawab ini diatur oleh
kode etik auditor internal, yang dirumuskan oleh International Professional Practices
Framework (IPPF).

Contoh tanggung jawab etis seorang auditor internal:


- Auditor internal harus menolak untuk terlibat dalam kegiatan ilegal atau tidak etis.
Misalnya, auditor internal tidak boleh menerima suap dari manajemen untuk menutupi
pelanggaran hukum.
- Auditor internal harus melaporkan kepada manajemen atau pihak berwenang jika
menemukan adanya pelanggaran hukum atau kebijakan. Misalnya, auditor internal
harus melaporkan kepada manajemen jika menemukan bahwa perusahaan telah
melakukan penggelapan pajak.
- Auditor internal harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melaksanakan tugasnya, kecuali jika ada kewajiban hukum atau profesional untuk
mengungkapkan informasi tersebut. Misalnya, auditor internal tidak boleh
mengungkapkan informasi rahasia kepada pihak ketiga tanpa persetujuan manajemen.
- Auditor internal harus bersikap objektif dan tidak memihak dalam melaksanakan
tugasnya. Misalnya, auditor internal tidak boleh memberikan pendapat audit yang tidak
objektif karena takut kehilangan pekerjaan
b. Bagaimana seorang auditor internal seharusnya mengatasi konflik kepentingan yang
mungkin muncul dalam pekerjaan mereka?
Jawab :
Sebagai seorang auditor internal, harus selalu bertindak secara independen dan objektif
dalam melaksanakan tugas. Konflik kepentingan dapat mengancam integritas dan dapat
menyebabkan seorang auditor tidak dapat memberikan hasil audit yang kredibel. Auditor
internal harus menghindari situasi yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan,
seperti menerima hadiah atau pemberian dari pihak yang diperiksa, atau memiliki hubungan
bisnis dengan pihak yang diperiksa. Jika terjadi konflik kepentingan, auditor internal harus
segera mengungkapkannya kepada pihak yang berwenang, atau petinggi perusahaan dan
pihak yang terkait dalam audit untuk mencari solusi mengatasi konflik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai