Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM MANAJEMEN

MUTU
AUDIT INTERNAL

Klausul 9: Evaluasi Kinerja

Oleh

Nama : Rahmi Khairina

NIM : 011500423

Prodi : Teknokimia Nuklir

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2018
AUDIT INTERNAL

KLAUSUL 9 : EVALUASI KINERJA

I. TUJUAN
A. Memahami persiapan audit internal (check list audit internal)
B. Memahami teknis pelaksanaan audit internal
C. Memahami pembuatan laporan audit internal yang meliputi temuan ketidaksesuaian,
analisis penyebab, rencana tindakan perbaikan, tindakan pencegahan dan laporan
ringkas hasil audit

II. DASAR TEORI


Sistem manajemen terdiri dari berbagai kebijakan dan aturan. Untuk dapat mencapai
hasil yang diinginkan secara konsisten, setiap bagian dalam organisasi harus bekerja
selaras dengan arahan yang telah ditetapkan. Apakah ada keselarasan antara aktifitas dan
kebijakan serta aturan, itulah pertanyaan utama yang ingin dijawab oleh audit internal.
Selain itu, dengan audit internal, bisa mengetahui kondisi sebenarnya dari suatu area atau
aktifitas secara obyektif, misalnya, apakah disana banyak resiko yang telah ditangani
dengan baik walaupun kinerja mutunya masih kurang dari yang diharapkan, atau apakah
disana sebetulnya sedikit resiko dan banyak peluang sehingga kinerjannya, walaupun
sudah mencapai yang diharapkan, seharusnya bisa lebih baik lagi.
Audit internal dapat dilakukan oleh organisasi pada selang waktu terencana untuk
menyediakan informasi apakah sistem manajemen mutu :
a. Sesuai dengan persyaratan sistem manajemen mutu yang ditetapkan oleh
organisasi.
b. Diterapkan dan dipelihara secara efektif.

Audit adalah proses yang sistematik, independen, dan terdokumentasi untuk


memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai
sejauh mana kriteria audit dipenuhi. Audit didasarkan pada sejumlah prinsip, yaitu:
1. Prinsip-prinsip terkait dengan auditor
a. Kode etik dasar profesionalisme: dapat dipercaya, punya integritas, dapat menjaga
kerahasiaan dan berpendirian, adalah penting dalam pelaksanaan audit
b. Penyajian yang objektif (fair): kewajiban untuk melaporkan secara benar dan
akurat.
c. Profesional: kesungguhan dan ketepatan penilaian dalam audit
2. Prinsip terkait dengan audit
a. Independen : dasar untuk ketidakberpihakan audit dan objektivitas kesimpulan
audit.
b. Pendekatan berdasarkan bukti: metode yang rasional untuk mencapai kesimpulan
audit yang dapat dipercaya dan terjaga konsistensinya (reproducible) melalui
proses audit yang sistematis.
Penerapan prinsip-prinsip ini akan membuat audit menjadi alat yang efektif dan
dapat diandalkan dalam mendukung kebijakan dan pengendalian manajemen serta
memberikan informasi bagi organisasi untuk dapat meningkatkan kinerjanya. Ketaatan
terhadap prinsip tersebut merupakan prasyarat untuk memberikan kesimpulan audit yang
sesuai dan cukup serta memungkinkan auditor bekerja secara independen untuk mencapai
kesamaan kesimpulan pada situasi yang serupa. Audit dapat dilaksanakan oleh internal
maupun eksternal. Audit internal yang terkadang disebut audit pihak pertama,
dilaksanakan oleh, atau atas nama organisasi itu sendiri untuk kaji ulang manajemen dan
tujuan internal lainnya, dan dapat menjadi dasar untuk “Pernyataan Diri Kesesuaian
Organisasi”. Dalam beberapa hal, khususnya untuk organisasi skala kecil, independensi
dapat diperagakan melalui kebebasan tanggung jawab auditor dari kegiatan yang diaudit.
Audit eksternal mencakup audit yang biasanya disebut dengan audit pihak kedua dan
pihak ketiga. Audit pihak kedua dilaksanakan oleh pihak yang memiliki kepentingan
terhadap organisasi, seperti pelanggan, atau personel lain atas nama pelanggan. Audit
pihak ketiga dilaksanakan oleh organisasi eksternal yang melakukan audit secara
independen, seperti organisasi yang memberikan registrasi atau sertifikasi kesesuaian
terhadap persyaratan.
Pelaksanaan audit terdiri atas beberapa tahapan, antara lain:
1. Permulaan audit
a. Penunjukkan ketua tim audit
b. Penetapan tujuan, ruang lingkup dan kriteria audit Tujuan audit sebaiknya
ditetapkan oleh klien audit. Ruang lingkup dan kriteria audit sebaiknya ditetapkan
bersama oleh klien audit dan ketua tim audit sesuai dengan prosedur program
audit. Setiap perubahan terhadap tujuan, ruang lingkup atau kriteria audit
sebaiknya disepakati oleh pihak yang sama
c. Penentuan kelayakan audit
d. Pemilihan tim audit
e. Kontak awal dengan auditi
2. Pelaksanaan tinjauan dokumen
Sebelum kegiatan audit lapangan dilaksanakan, dokumentasi auditi sebaiknya
ditinjau untuk menentukan kesesuaian sistem yang didokumentasikan dengan kriteria
audit. Dokumentasi dapat mencakup dokumen dan rekaman sistem manajemen yang
sesuai, dan laporan audit sebelumnya. Tinjauan tersebut sebaiknya memperhatikan
ukuran, sifat dan kompleksitas organisasi, serta tujuan dan ruang lingkup audit.
3. Penyiapan kegiatan audit lapangan
a. Penyiapan rencana audit. Ketua tim audit menyiapkan rencana audit yang menjadi
dasar kesepakatan antara klien audit, tim audit dan auditi terkait dengan
pelaksanaan audit, yaitu memfasilitasi penjadualan dan pengkoordinasian kegiatan
audit.
b. Penugasan tim audit
c. Penyiapan dokumen kerja Anggota tim audit menyiapkan dokumen kerja yang
diperlukan untuk rujukan dan untuk merekam pelaksanaan audit, yang mencakup:
 Daftar periksa dan rencana sampling audit, dan
 formulir-formulir untuk merekam informasi, seperti bukti pendukung,
temuan audit dan rekaman rapat.
4. Pelaksanaan kegiatan audit lapangan
a. Pelaksanaan rapat pembukaan
b. Komunikasi selama audit
c. Peran dan tanggung jawab pemandu dan pengamat
d. Pengumpulan dan verifikasi informasi. Metode untuk mengumpulkan informasi
mencakup: wawancara, pengamatan kegiatan, dan tinjauan dokumen.
e. Perumusan temuan audit. Bukti audit dievaluasi terhadap kriteria audit untuk
menghasilkan temuan audit yang dapat menunjukkan kesesuaian maupun
ketidaksesuaian dengan kriteria audit. Bila tercakup dalam tujuan audit, temuan
audit dapat mengidentifikasi peluang untuk peningkatan.
f. Penyiapan kesimpulan audit. Kesimpulan audit dapat memuat hal-hal seperti:
 sejauh mana kesesuaian sistem manajemen dengan kriteria audit,
 penerapan, pemeliharaan dan peningkatan sistem manajemen secara efektif,
dan
 kemampuan proses tinjauan manajemen untuk menjamin kesinambungan
dalam kesesuaian, kecukupan, keefektifan, dan perbaikan dari sistem
manajemen.
g. Pelaksanaan rapat penutupan. Rapat penutupan dipimpin oleh ketua tim audit dan
diselenggarakan untuk mempresentasikan temuan dan kesimpulan audit sehingga
dimengerti dan disetujui oleh auditi termasuk untuk menyepakati jangka waktu
untuk menyampaikan rencana tindakan korektif dan pencegahan.
5. Penyiapan, pengesahan dan penyampaian hasil audit
a. Penyiapan laporan audit
b. Pengesahan dan penyampaian laporan audit
c. Penyelesaian audit. Audit dinyatakan selesai bila seluruh kegiatan yang diuraikan
dalam rencana audit telah dilaksanakan dan laporan audit yang disahkan telah
didistribusikan.
6. Pelaksanaan tindak lanjut audit
Kesimpulan audit dapat menunjukkan keperluan untuk tindakan korektif,
pencegahan atau peningkatan. Tindakan tersebut ditetapkan dan dilaksanakan oleh
auditi dalam jangka waktu yang disepakati dan tidak dianggap sebagai bagian audit.
Auditi sebaiknya tetap memberikan informasi kepada klien audit tentang status
tindakan tersebut. Penyelesaian dan keefektifan tindakan perbaikan harus diverifikasi
yang merupakan bagian dari audit selanjutnya.
Dalam pelaksanaan audit ada beberapa istilah, yaitu:
a. Kriteria audit adalah seperangkat kebijakan, prosedur atau persyaratan. Kriteria audit
digunakan sebagai acuan pembanding terhadap bukti audit.
b. Bukti audit adalah rekaman, pernyataan mengenai fakta atau informasi lain yang
terkait dengan kriteria audit dan dapat diverifikasi.
c. Temuan audit adalah hasil evaluasi dari bukti audit yang dikumpulkan terhadap
kriteria audit. Temuan audit dapat mengindikasikan baik kesesuaian ataupun
ketidaksesuaian dengan kriteria audit atau peluang perbaikan.
d. Kesimpulan audit adalah hasil dari suatu audit yang disampaikan oleh tim audit setelah
mempertimbangkan tujuan audit dan seluruh temuan audit.
e. Klien audit adalah organisasi atau orang yang meminta pelaksanaan audit. Klien audit
mungkin auditi atau organisasi lain yang mempunyai hak regulasi atau kontrak untuk
mensyaratkan audit.
f. Auditi adalah organisasi yang diaudit.
g. Auditor adalah orang yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan audit.
h. Tim audit adalah satu auditor atau lebih yang melaksanakan audit yang bila
dibutuhkan dapat didukung oleh tenaga ahli.
i. Tenaga ahli adalah orang yang memberikan pengetahuan atau keahlian khusus kepada
tim audit. Pengetahuan atau keahlian khusus tersebut harus terkait dengan organisasi,
proses atau kegiatan yang diaudit, atau bahasa atau budaya. Tenaga ahli tidak
bertindak sebagai auditor di dalam tim audit.
j. Program audit adalah seperangkat audit atau lebih yang direncanakan dalam jangka
waktu tertentu dan diarahkan untuk maksud tertentu.
k. Kompetensi adalah atribut dan kemampuan seseorang yang ditunjukkan dalam
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan.

Anda mungkin juga menyukai