Anda di halaman 1dari 17

BAB 24 Jaminan atas Kualitas audit

KELOMPOK 7:

REZA PARUHUMAN LUBIS(023161125)


FALDO ADITYA OLADI(023161179)
M.CHAERATUL AULIA(023161042)
YONATHAN SANDIKA PUTRA(023161025)
Pendahuluan

Semua profesi sadar bahwa adanya oknum-oknum yang tidak competen dalam suatu
organisasi dapat memberikan citra buruk bagi para profesionalnya yang ahli dan berdedikasi, dan
bagi keseluruhan profesi itu sendiri. Oleh sebab itu, untuk menghindari kemungkinan adanya
pengaturan oleh pemerintah, mereka memilih untuk melakukan “evaluasi sendiri” (self-
evaluation), atau meminta evaluasi dari pihak luar, dengan memberikan hukuman bagi mereka
yang tidak memenuhi standar.

Pendekatan Makro dan Mikro

Pada umumnya proses evaluasi kualitas diterapkan pada tingkat operasi audit internal
berskala luas. Sebuah penelaahan dilakukan atas metode organisasi entitas tersebut, metode
penempatan staf, persyaratan pengembangan profesional, adanya independensi didalam
keseluruhan struktur operasi, perencanaan fungsi audit, penggunaan teknologi terbaru, pelaporan
yang efektif, kontrol proyek-proyek audit, usaha-usaha untuk meningkatkan hubungan dengan
klien, komunikasi umum, metode tindak lanjut audit, dan kepatuhan terhadap standar audit
internal.

Penelahaan atas individual audit hendaknya memeriksa dan mengevaluasi aspek-aspek


seperti:

 Bukti pemahaman auditor atas operasi yang sedang diaudit.


 Indikasi bahwa auditor tersebut telah sadar akan bagaimana sikap manajemen klien
terhadap factor-faktor control yang berhubungan dengan kepatuhan, efisiensi, dan
efektivitas.
 Penentuan resiko, kerentanan, dan materialitas dari proses klien.
 Sejauh mana pelaksanaan pengujian dapat menghasilkan audit yang produktif,
namun tetap dapat menghemat sumber daya audit internal yang ada.

1
Standar Quality Assurance

a. Quality Assurance

Direktur audit hendaknya menetapkan dan memelihara pelaksanaan program


quality assurance untuk mengevaluasi jalannya akativitas audit internal. Tujuannya hádala
untuk memberikan keyakinan memadai bahwa pekerjaan audit yang dilaksanakan telah
sesuai dengan estándar yang ada. Program quality assurance sebaiknya mencakup unsur-
unsur dibawah ini:

 Supervisi, supervise atas pekerjaan auditor internal sebaiknya dilaksanakan secara


terus-menerus untuk menjamin adanya kesesuaian dengan standar audit internal,
kebijakan-kebijakan aktivitas, dan program audit.
 Penelaahan internal, hendaknya dilakukan secara berkala oleh para anggota dari
staf audit internal untuk menilai kualitas pelaksanaanaudit internal. Penelaahan ini
sebaiknya dilaksanakan dengan cara yang sama dengan audit internal yang lain.
 Penelaahan external, penelaahan eksternal atas aktivitas audit internal hendaknya
dilaksanakan untuk menilai kualitas operasinya. Penelaahan ini sebaiknya
dilakukan oleh seseorang yang memenuhi persyaratan dan indepnden terhadap
organisasi dan tidak memiliki konflik kepentingan. Penelaahan seperti ini
sebaiknya dilaksanakan paling tidak sekali tiga tahun. Pada saat penelaahan selesai,
sebuah laporan tertulis yang resmi akan diterbitkan. Laporan ini hendaknya
menyatakan opini atas kepatuhan terhadap Standars for the Professional Practice of
Internal Auditing, dan bilamana perlu memberikan pula rekomendasi
perbaikannya.

b. Evolusi Penelaahan Quality Assurance


 Penelaahan internal. Manual tersebut menjelaskan tentang perlunya dilakukan
penelaahan internal. Manual tersebut membahas mengenai penyelesaian tim
penelaah, mengidentifikasikan kriteria dalam memilih anggota tim , dan
menguraikan persiapan-persiapan yang dilakukan
 Penelaahan eksternal. Selanjutnya manual tersebut menyebutkan hal-hal yang

2
harus ditangani oleh ketua tim sebelum tim penelaah datang. Manual tersebut
menyebutkan pula modul-modul evaluasi spesifk yang mencakup delapan
aktivitas program audit internal yaitu:

Produktivitas dalam Audit Internal

Artikel-artikel yang terbit belakangan ini mengenai produktivitas audit internal kebanyakan
menekankan pada aspek-aspek seperti :
1. Jumlah nilai uang yang dapat diselamatkan atau diperoleh sebagai hasil dari jumlah aktivitas
audit;
2. Jumlah audit yang dapat diselesaikan;
3. Jumlah temuan audit;
4. Jumlah audit yang dapat diselesaikan dengan biaya ±5% dari anggaran; dan lain-lain.

Meskipun angka-angka statistik seperti itu memang memiliki kegunaan, akan tetapi tetap tidak
mencerminkan suatu pengukuran penuh atas produktivitas audit yang hendak dinilai.

Kita juga harus ingat bahwa produktivitas adalah suatu hubungan antara input dari sumber daya,
dana, tenaga kerja, materi dan waktu, terhadap output, yang diidentifikasikan sebagai efisiensi,
dan terhadap hasilnya, yang diidentifikasikan sebagai efektivitas. Jadi, sebuah output yang
dilaporkan dalam jumlah besar tidak akan berarti apa-apa kecuali jika dihubungkan dengan hasil
akhir dan input sumber dayanya.

Tema yang sebaiknya digunakan dalam keseluruhan proses pengukuran produktivitas adalah
kualitas. Seluruh penelaahan kualitas, tidak peduli siapa yang melakukannya, hendaknya mengacu
pada aspek produktivitas.

Mengevaluasi Produktifitas Audit

Produktifitas didalam operasi jasa seperti audit internal memiliki kesulitan di dalam
pengukurannya dikarenakan oleh :
 Mungkin tidak mudah bagi seseorang untuk dapat mengidentifikasikan dan
menguantifikasi output dan hasil akhir.

3
 Auditor internal yang memberikan hasil pekerjaan mereka secara internal akan sulit untuk
dinilai.
 Audit internal sering kali merupakan hasil kerja sama tim sehingga tanggung jawab
outputnya berada di tangan tim.
 Pada umumnya, auditor internal memiliki banyak pertimbangan di dalam memilih tugas
yang hendak di kerjakan, serta kapan dan bagaimana pekerjaan tersebut diselesaikan

Kualitas yang harus dinilai dalam mengevaluasi produktivitas audit adalah:

 Temuan-temuan dan rekomendasi yang masuk akal dan bermanfaat.


 Respon dan umpan bagi klien
 Professionalisme di dalam audit internal
 Kepatuhan pada rencana audit
 Tidak adanya kejutan-kejutan.
 Efektivitas biaya di dalam aktivitas audit internal
 Pengembangan pegawai
 Evaluasi auditor eksternal atas aktivitas audit internal
 Umpan balik manajemen oiperasional
 Jumlkah permintaan pekerjaan audit
 Laporan direktur audit
 Evaluasi komite audit atas aktivitas audit internal
 Kualitas kertas kerja
 Hasil dari penelaahan internal
 Umpan balik sejawat

Siapa yang Dapat Mengaudit Auditor?

Setiap unsur dari tiga unsur program quality assurance yang telah disebutkan di dalam Standar
awal dan terakhir di atas, memiliki tujuan dan metode yang berbeda. Yaitu :
1. Supervisi merupakan sebuah proses yang berkelanjutan. Supervisi memfokuskan diri pada
tiap individu audit dan/atau bagian dari audit.

4
2. Penelaahan internal memberikan keyakinan kepada direktur audit bahwa seluruh staf,
termasuk para supervisor, telah melaksanakan pekerjaan tradisionalnya dengan benar.
3. Penelaahan eksternal merupakan evaluasi atas keseluruhan aktivitas audit internal. Penelaahan
ini harus dilaksanakan oleh pihak-pihak di luar aktivitas audit.
4. Kelompok sejawat (peer) perusahaan. Kelompok ini mungkin saja para auditor dari kantor
pusat yang menilai aktivitas audit internal anak perusahaan atau kantor cabang. Para penilai
ini dapat dianggap independen terhadap “klien-klien” mereka.
5. Auditor eksternal perusahaan. Auditor eksternal memberikan tingkat objektivitas yang lebih
tinggi daripada auditor internal milik perusahaan.
6. Konsultan yang memenuhi persyaratan. Para pengevaluasi ini hendaknya adalah orang-orang
yang telah memiliki pengalaman nyata dalam melakukan audit internal dan umumnya berada
di tingkat manajemen.
7. Jasa audit kualitas IIA. IIA memberikan pelayanan untuk jenis jasa seperti ini. IIA memiliki
posisi Direktur Jasa Audit Kualitas, yang beranggotakan auditor-auditor internal yang
berpengalaman.

Supervisi

Supervisi harus meyakinkan bahwa pekerjaan audit telah direncanakan dengan baik,
lingkup auditnya telah memadai, sumber daya audit telah digunakan secara ekonomis, teknologi
telah digunakan secara ekonomis, teknologi telah digunakan dengan tepat, tidak terlewatkannya
kelemahan-kelemahan yang serius, masalah-masalah yang kecil tidak di besar-besarkan,
pernyataan audit telah didukung dengan kuat dan logis, kelemahan-kelemahan signifikan telah
didokumentasikan secara menyeluruh, opini audit telah dilengkapi dengan bukti yang tidak
tergoyahkan, pekerjaan audit tidak dikurangi oleh penelaahan-penelaahan pada permasalahan yang
tidak relevan atau tidak signifikan, dan para staf auditor telah dilatih dan di evaluasi dengan benar.
Dibawah ini disajikan beberapa unsur dari sebuah supervisi audit yang baik

 supervisor hendaknya melakukan diskusi mengenai tujuan dan lingkup audit yang
dilakukan sebelum melakukan servei pendahuluan
 supervisor hendaknya menyetujui secara tertulis program audit yang diajukan dan setiap
perubahan yang terjadi didalamnya.

5
 Supervisor hendaknya selalu siap selama audit untuk berdiskusi dengan staf mengenai
sasaran, prosedur, pelaporan, dan setiap masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan audit.
 Supervisor hendaknya melakukan penelaahan secara rutin.
 Supervisor hendaknya menelaah kertas kerja dan menampikan bukti dari penelaahan
tersebut.
 Penelaahan supervisor hendaknya memberikan keyakinan bahwa para staf auditor telah
sesuai dengan standar aktivitas.
 Supervisor hendaknya memastikan bahwa temuan-temuan penting telah diberitahukan
kepada manajemen operasional dan laporan kemajuan pekerjaan dibuat dengan realistis
dan dikeluarkan jika dipelukan
 Supervisor hendaknya memonitor penggunaan anggaran dan skedul sehingga dapat
membantu auditor penanggung jawab dalam memperbaiki tren pekerjaan yang memburuk
 Supervisor hendaknya menghadiri rapat-rapat penting dengan manajemen lini atau direktur
 Supervisor hendaknya mendiskusikan laporan audit yang diusulkan dengan auditor
penanggung jawab mereka dan menyetujui kerangka pemikiran laporan tersebut.
 Supervisor hendaknya menelaah draf laporan secara rinci dan memastikan bahwa mereka
telah memenuhi kebijakan dan prosedur departemen.
 Supervisor jika memungkinkan, hendaknya menghadiri penelaahan draf laporan yang
dilakukan bersama-sama dengan klien dan manajemen di tingkat yang lebih tinggi.
 Supervisor hendaknya menyetujui kecukupan tindakan perbaikan yang dilakukan untuk
setiap temuan-temuan audit
 Supervisor hendaknya memastikan bahwa seluruh dokumen-dokumen administrasi yang
disyaratkan oleh prosedur departemen telah dilengkapi
 Supervisor hendaknya menyetujui pengarsipan atau penghancuran kertas kerja sesuai
dengan kebijakan dan prosedur perusahaan.
 Supervisor hendaknya bertemu paling sedikit sekali setiap minggu dengan manajer audit
atau direktur audit untuk membahas status proyek dan kesulitan-kesulitan atau masalah
yang ditemukan dalam proyek yang disupervisi.

6
Penelaahan Internal

Sebuah penelaahan internal dapat memberikan quality assurance kepada direktur audit
sekaligus pelatihan bagi staf audit, penelaahn ini dapat mengambil bentuk berupa verifikasi,
penelaahan internal, dan evaluasi oleh klien.

Verifikasi

Direktur audit atau manajer audit yang menadatangani laporan audit sudah selayaknya
memiliki kepentingan atau keakuratan dan kebenaran dari laporan yang mereka tanda tangani
tersebut.

Program Penalaahan Internal

Penelaahan internal adalah penilaian atas sebuah sample laporan audit dan kertas kerja
pendukungnya. Karena penelaahan internal membutuhkan perhatian dari seorang staf auditor
senior atau seorang supervisor.

Penelaahan internal ini dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat yaitu antara lain
sebagai berikut:

1. Informasi yang diberikan kepada dirrektur audit, yaitu informasi mengenai seberapa
baik prosedur yang ada telah diikuti dan seberapa baik dokumentasi pekerjaan audit
dan laporannya.
2. Nilai yang diberikan bagi auditor ekternal. Pengujian atas proyek audit di dalam
penelaahan eksternal dapat dikurangi jika para penilai telah melihat adanya bukti yang
kredibel dilakukannya penelaahan internal pada proyek tersebut.

Lingkaran Kualitas

Salah satu metode yang telah digunakan dengan efektif dalam meningkatkan kualitas dan
produktifitas audit adalah adanya lingkaran kualitas. Biasanya perusahaan membentuk kelompol
yang terdiri atas 5-15 orang pegawai yang mengenal operasi perusahaan dan kekurangannya,
kekuatan dan kelemahannya, serta kemungkinan solusi dari masalah tersebut.

7
Pendekatan ini mirip dengan studi peer review dari segi struktur dan isinya. Lingkaran
kualitas mempelajari operasi, membuat rekomendasi, dan sering kali memiliki wewenang untuk
mengimplementasikannya.

Penelaahan Eksternal

Practice advisory menekankan perlunya dilakukan penilaian secara rotasi setiap lima tahun
atau kurang. Ia juga menjabarkan dengan cukup rinci, kualifikasi yang dibutuhkan dari seorang
penalaah eksternal seperti independensi, integritas, dan kompetensi.

 Independen : kebebasan dari kewajiban atau hubungan dengan subjek yang diaudit atau
pegawainya
 Integritas dan objektivitas : kejujuran, pendekatan yang terbuka, berdedikasi untuk
memberikan pelayanan dan menghargai kepercayaan publik, ketidakberpihakan, kejujuran
intelektual, dan bebas dari konflik kepentingan.
 Kompetensi : tiap-tiap individu yang melakukan penilaian sebaiknya adalah profesional
audit bersertifikat yang kompeten.

Metode Penelaahan

a. Persiapan
Dimulai dengan pemberian informasi kepada pihak-pihak tersebut bahwa tujuan dari
diadakannya penelaahan ini adalah:
 Untuk mengevaluasi kepatuhan terhadap standard an kebijakan serta prosedur
perusahaan.
 Untuk menilai kualitas dari operasi aktivitas.
 Untuk memberikan rekomendasi perbaikan.

Surat penugasan sebaiknya dibuat dengan mencantumkan pengidentifikasian lingkup


dari penelaahan, tanggung jawab aktivitas audit di dalam penalaahan, tanggung jawab
tim penelaahan, termasuk tanggal mulai dan tanggal selesai, estimasi biasay, klausul

8
keamana untuk melindungi tim penelaahan dari kewajiban lebih lanjut, dan nama-nama
dari anggota tim penelaah.

Tim penelaah melakukan survey terhadap klien dari aktivitas audit.

Tim penelaah sebaiknya melakukan wawancara dengan orang-orang yang mungkin


tidak layak untuk menerima kuesioner.

b. Pekerjaan lapangan
Ketua tim akan membuat kunjungan awal untuk membahas usulah penelaahan, self
study, orang-orang yang akan diwawancarai, waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan,
dan pemilihan kantor-kantor cabang yang hendak dikunjungi. Tim juga memeriksa
sampel perwakilan dari kerjtas kerja dan pelaporan proyek audit serta menelaah
praktik-praktik administrasi.

c. Pelaporan
Tim penelaah menyiapkan sebuah laporan tertulis pada saat menyimpulkan hasil
pemeriksaannya. (Lihat Standar 1320 dan Practice Advisory 1320-1, keduanya
berjudul “Reporting in the Quality Program” (Pelaporan dalam Program Kualitas).
Draf laporan hendaknya dikoordinasikan dengan anggota tim dan diberikan kepada
direktur audit untuk ditelaah. Laporan final dialamatkan kepada orang atau kelompok
yang meminta dilaksanakannya penelaahan, dengan salinan diberikan kepada direktur
audit dan pihak yang menerima laporan direktur audit secara administratif. Direktur
audit kemudian hendaknya memberikan jawaban tertulis atas laporan audit tim.

Sebuah Contoh Peer Review

Laporan yang terdapat dalam manual memberikan beberapa indikasi mengenai beberapa
jenis temuan yang dapat diidentifikasikan oleh peer review, contohnya :

 Auditor internal melaksanakan beberapa fungsi lini operasional

9
 Dibutuhkan sebuah program pelatihan dan pendidikan berkelanjutan yang formal
 30% waktu audit dihabiskan dibagian akuntansi.
 Tidak adanya sistem pelaporan proyek formal yang digunakan untuk mencatat waktu yang
dianggarkan dan digunakan dalam setiap audit.
 Pada beberapa kasus, terdapat kurangnya pekerjaan yang dilakukan dalam melakukan
analisis atas kontrol keuangan pada saat audit aktivitas keuangan.
 Dalam 20 persen proyek audit yang ditelaah, terdapat perbedaan yang signifikan antara
pekerjaan yang diprogramkan dengan yang dicapai.
 Kertas kerja yang ada tidak menunjukan bukti penelaahan oleh supervisor.
 manual kebijakan audit tidak memuat instruksi mengenai perencanaan audit, supervisi,
penilaian kinerja, kontrol proyek, dan pendidikan berkelanjutan.

Peer Review atas Operasi Multilokasi

SUatu pendekatan mengenai peer review menggambarkan komposisi dari tim penelaah
kualitas yang terdiri atas “auditor-auditor berpengalaman yang memiliki keahlian khusus yang
berhubungan dengan berbagai jenis bidang yang diaudit”. Di organisasi yang lebih kecil, staf yang
digunakan dalam tim dapat diperoleh dari para spesialis yang dimiliki klien dan bukan merupakan
anggota dari operasi yang sedang ditelaah.

Peer review ini dilaksanakan seperti audit biasa dan terdiri atas program dan audit atas
aktivitas audit yang memiliki banyak lokasi. Bidang-bidang yang dievaluasi hendaknya meliputi:

 Organisasi
 Rencana audit bisnis
 Cakupan audit
 Penempatan staf
 Administrasi kepegawaian
 Pekerjaan lapangan
 Kertas kerja
 Pelaporan
 Independensi

10
 Perspektif bisnis
 Pihak auditor luar

Penelaahan oleh Organisasi Profesional Lain

Sebuah organisasi mungkin menginginkan evaluasi kualitasnya dilakukan oleh sebuah


organisasi profesional seperti kantor akuntan publik atau perusahaan konsultan manajemen yang
mempunyai spesialisasi dalam audit internal. Pemilihan organisasi external seperti ini dibuat
dengan memperhitungkan adanya eliminasi keuntungan-keuntungan yang mungkin diperoleh dari
kantor atau konsultan tersebut sebagai akibat dari adanya pelaporan yang ia lakukan sebelumya.

Metodologi penelaahan yang sama diuraikan sebelumnya untuk peer review dapat
digunakan pula oleh penelaahan organisasi professional. Hanya saja, pengevaluasi mungkin dapat
memberikan rencana alternatif bagi unsur organisasi yang meminta pelaksanaan evaluasi kualitas
itu.

Salah satu keuntungan dari jenis evaluasi seperti ini adalaha organisasi pengavaluasi dapat
membuat perbandingan dengan organisasi lain yang telah berhasil menjalankan fungsi audit
internalnya.

Evaluasi oleh klien

Meskipun peer review atas operasi audit pada umumnya akan meminta evaluasi dari klien
mengenai kualtas dari pekerjaan audit yang diterimanya, proses dari evaluasi oleh klien itu sendiri
adalah sebuah teknik yang sebaiknya menjadi salah satu bagian dari setiap pelaksanaan audit. Pada
akhir setiap audit, yaitu setelah dikeluarkannya laporan audit yang diasumsikan telah memiliki
komentar dari klien di dalam isi laporan dan di dalam lampiran suratnya, seorang direktur audit
sebaiknya meminta manajer dari bagian yang diaudit untuk melakukan evaluasi atas fungsi-fungsi
auditnya.

11
Implementasi Manajemen Kualitas Total

1. Penilaian kualitas awal:


 Mengidentifikasi pelanggan-pelanggan dari organisasi
 Menetapkan kebutuhan dari para pelanggan
 Menetapkan prioritas yang dapat paling baik memenuhi kebutuhan pelanggan
 Menentukan kualitas produk audit menurut pandangan dari pelanggan audit
 Melakukan wawancara dengan pelanggan untuk memperoleh informasi-
Informasi penting.
2. Kepedulian manajemen audit tingkat atas, pelatihan kepedulian sebaiknya
menekankan pada pentingnya sebuah manajemen kualitas, yang menggunakan hasil
dari penilaian kualitas.
3. Pembentukan sebuah dewan kualitas, organisasi audit hendaknya membentuk
sebuah dewan kualitas yang terdiri dari manager - manager audit teratas dan
anggota-anggota staf dari seluruh tingkatan dalam organisasi audit.
4. Menumbuhkan kerja sama tim, organisasi hendaknya ”menciptakan sebuah
lingkungan yang partisipatif dalam menumbuhkan kerja sama tim”.
5. Pengembangan prototipe. Sebagai salah satu cara untuk meyakinkan pihak-pihak
yang ragu, dewan kualitas audit hendaknya menunjukkan . ”nilai praktis dari cara-cara
baru dalam mengorganisasikan pekerjaan dengan prototipe kualitas yang jelas dan
inisiatif-inisiatif produktifitas”.
6. Perayaan keberhasilan, organisasi audit hendaknya menggunakan pencapaian yang
dihasilkan oleh organisasi prototipe untuk memberi semangat kepada para staf yang
berhati-hati dan ragu-ragu.
7. Implementasi pada organisasi, metode-metode yang berhasil hendaknya di terapkan
diseluruh unit dari organisasi audit dan penghargaan yang layak diberikan pada unit-
unit yang paling berhasil melakukannya
8. Penelaahan kualitas tahunan, hendaknya dilakukan suatu penelaahan kualitas
tahunan sebagai salah satu teknik implementasi proses manajemn kualitas diseluruh
organisasi. Artikel ini menguraikan beberapa unsur di bawah ini :
 Menentukan konsep yang dimiliki pelanggan saat ini mengenai kualitas audit

12
 Memelihara konsep dari kualitas
 Menciptakan sebuah lingkungan yang inovatif
 Menelaah seluruh aktivitas audit, proses dan struktur audit mengenai tujuan dan
hasil yang diberikannya atas kegunaan dan kebutuhannya.
 Melakukan inovasi didalam orgaisasi audit untuk menentukan bagaimana
teknik-teknik dasar dalam menetapkan sasaran dan lingkup audit
 Paham dan tahu bagaimana cara menggunakan ”perkembangan teknologi yang
ada saat ini dan akan datang” terutama dibidang komputer.
9. Tolak ukur, metodologi ini terdiri atas mekanisasi pengukuran dan pengevaluasian
aspek –aspek dari operasi yang di anggap penting dan mendasar bagi sebuah operasi
kualitas. Sasarannya adalah untuk membuat perbandingan dengan organisasi lain,
dengan segmen-segmen lain di dalam organisasi , dan dengan standar yang telah
ditetapkan oleh managemen dan dewan kualitas

Program TQM dari Southern California Edison Company

Perusahaan fasilitas umum yang memiliki 17000 pegawai dan pendapatan lebih dari $7
miliar setahun dengan staf audit kurang lebih 80 orang.perusahaan ini mengembangkan program
TQM. ada 2 kelompok,Kelompok 1 berhubungan dengan ”pekerjaan alami”.bidang-bidang
perhatian kelompok ini adalah

1.Administrasi audit. 5.Teknologi informasi.


2.Kontak dan program. 6.Bisnis-bisnis baru.
3.Organisasi perusahaan. 7.Produksi pembangkit tenaga dan nuklir.
4.Pelayanan pelanggan. 8.Kontrak tenaga dan proyek kerjasama.

Kelompok kedua, tim-tim sukarela TQM meliputi:

 Komite steering TQM.


 Pendidikan dan keahlian tim.
 Proyek-proyek kuhusus.

13
 Pengukuran dan pelaporan TQM.

Tim pekerjaan alami di kelompok pertama bertanggung jawab pada, selain tanggungjawab
normal audit mereka, peningkatan yang terus-menerus dari proses, produk, dan kepuasan klien.
Keanggotaan tim berasal dari penugasan secara otomatis dari karyawan.
Sedangkan tim sukarela TQM adalah tim yang dapat berfungsi silang dan bertanggung jawab atas
pengimplementasian strategi: TQM. Keanggotaan di tim ini bersifat sukarela.

Laporan ini tidak mengindikasikan penyebab dari kelemahan-kelemahan atau perbaikan-


perbaikan potensi yang dapat dilakukan:
 Metrik kinerja aktivitas audit: Laporan ini meringkas aktivitas-aktivitas organisasi audit
yang dapat Laporan ini mencakup:
- Jumlah audit yang dapat diselesaikan.
- Jumlah investigasi yang dapat diselesaikan.
- Hubungan biaya/anggaran.
- Realisasi penghematan (kas dan operasional).
- Kehadiran staf.
- Promosi.
- Pelatihan silang.
- Aktivitas tim TQM.
- Latar belakang pegawai (gelar, sertifikasi).

 Laporan tahunan dan tengah tahunan atas status dari program TQM: Merupakan suatu
laporan narasi yang meringkas hasil-hasil yang berhubungan dengan kualitas di periode
sebelumnya.
 Surat kabar TQM: Diterbitkan tiga atau empat kali dalam setahun, surat kabar ini memuat
informasi dari kelompok-kelompok dan publikasi yang berhubungan dengan kualitas.
Program ini telah memberikan basil yang diinginkan seperti peningkatan operasi audit,
pelaporan yang perubahan sikap klien menjadi lebih baik, kredibilitas yang lebih tinggi, dan
peningkatan permintaan atas jasa audit.

14
Kepentingan Kualitas dari Manajemen dan Dewan Komisaris

Diluar persyaratan yang diminta oleh standar, terdapat kepentingan nyata yang dimiliki
oleh manajemen eksekutif dan komite audit dari dewan komisaris. Mereka membutuhkan suatu
keyakinan bahwa mereka benar-benar dapat bergantung pada pengawas yang bernama audit
internal.

Sebuah kasus pengadilan yang terkenal, SEC vs Worldwide Coin Investments, mendukung
dipegang oleh SEC. Di dalam sebuah opini hukum yang ekstensif dan menyangkut permasalah
akuntansi undang-undang tersebut, pengadilan membahas dengan sangat rinci mengenai tidak
terdapatnya kontrol internal sebelum memberikan keputusannya kepada terdakwa. Melemahnya
kontrol internal dan prosedur akuntansi terdakwa merupakan alasan utama dari klaim oleh SEC.
SEC mengungkapkan bahwa kurangnya kontrol internal yang diterapkan oleh terdakwa telah
menempatkan organisasi terdakwa di dalam suatu posisi yang riskan pada saat tuntgutan diajukan.
Dan pengadilan selanjutnya menyatakan bahwa kegagalan dalam mematuhi kontrol internal telah
menyebabkan turunnya kondisi perusahaan, dari yang tadinya me berjumlah 40 orang dan aktiva
sejumlah $2.000.000 menjadi hanya tinggal memiliki 3 orang dan aktiva sejumlah kurang dari
$500.000.

Pengadilan berpegangan bahwa efisiensi dari sebuah sistem kontrol internal tidak akan
dapat dievaluasi tanpa memperhitungkan struktur organisasi perusahaan, kaliber dari para pegawai
nya, kekuatan komite auditnya, efektivitas operasi audit internalnya, dan sejumlah faktor lain yang
meskipun merupakan bagian dari sistem kontrol internal itu sendiri, namun memiliki pengaruh
atas sistem tersebut.

ISO 9000—Sebuah Tantangan

Serangkaian standar kontrol internal telah dikembangkan dalam dekade terakhir ini oleh
sumber-sumber di Eropa. Standar ini kemudian akan digunakan oleh industri manufaktur dan pula
digunakan oleh organisasi audit internal.

Standar tersebut adalah seri ISO 9000. Seri ini terdiri atas lima standar individu mengenai
manajemen kualitas yang saling berhubungan dan dua standar mengenai audit dan pengukuran
(seri ISO 10.000). Seri ini terdiri atas:

15
 ISO 9001 - meliputi sistem perancangan, manufaktur, instalasi, dan pelayanan.
 ISO 9002 - meliputi produksi dan instalasi.
 ISO 9003 - meliputi inspeksi dan pengujian produk akhir.
 ISO 9004 - memberikan pedoman memproduksi sistem kualitas perusahaan itu
sendiri.
 ISO 10011 - berisi pedoman untuk mengaudit sistem kualitas.
 ISO 10012 - berisi persyaratan quality assurance untuk perlengkapan pengukuran.

16

Anda mungkin juga menyukai