O
L
E
H
:
IWAN BIN LAWITAN
JULIUS TAMAWIWY
JUSTISIA SULASTRI MAABUAT
SINTIKE MENTARI MODO
(KELOMPOK 2)
BAB 1
PENDAHULUAN
Baik organisasi di sektor swasta maupun sektor publik, memerlukan manajemen
yang baik untuk menjamin kesuksesan organisasi tersebut. Pengawasan merupakan salah
satu fungsi manajemen, selain perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan yang
bertujuan untuk mencapai tujuan dari organisasi. Pengelolaan suatu kegiatan yang baik
harus bertitik tolak pada perencanaan hingga tahap pengendalian dan evaluasi.
Pelaksanaan tugas pengawasan melibatkan tahapan-tahapan dalam manajemen yang
memiliki keterkaitan erat satu sama lain. Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen tersebut
harus sejalan dan terkoordinasi untuk memenuhi tuntutan terhadap kualitas pengawasan.
Hubungan antara tahapan-tahapan manajemen pengawasan dapat digambarkan pada
gambar di bawah ini.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. KOORDINASI PENGAWASAN
Koordinasi pengawasan dapat dilakukan antar aparat pengawasan intern maupun
antara Aparatur Pengawasan Interen Pemerintah (APIP) dengan aparat pengawasan
ekstern seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Meskipun antara APIP dan BPK
belum ada keterkaitan secara hukum sampai saat ini, namun disadari bersama bahwa
koordinasi antara keduannya akan memberikan manfaat yang besar.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh
B. JAMINAN KUALITAS
Penerapan
sistem
jaminan
kualitas
diterapkan
sejak
tahap
perencanaan,
menimbulkan
konflik
kepentingan.
Reviu
ekstern
idealnya
dilaksanakan minimal 1 kali dalam 3 tahun atau dalam jangka waktu yang tidak
kurang dari 5 tahun.
Jaminan kualitas di lihat dari sisi aparat pengawasan intern dapat dibagi ke dalam
penilaian jaminan kualitas secara makro dan penilaian jaminan kualitas secara mikro
(individu).
1. Penilaian Jaminan Kualitas secara Makro
Pada umumnya proses evaluasi jaminan kualitas diterapkan pada operasi audit
intern pada skala luas mencakup:
a. Pengorganisasian unit pengawasan
b. Metode Penempatan staf
c. Persyaratan pengembangan profesional
d. Independensi struktur organisasi
e. Perencanaan fungsi audit
f. Pemanfaatan teknologi dan metode-metode baru
g. Pelaporan yang efektif
h. Usaha-usaha membangun hubungan dengan objek pengawasan
i. Monitoring tindak lanjut
j. Tingkat kepatuhan terhadap standar audit intern.
Kesimpulan yang diberikan pada evaluasi dengan pendekatan makro merupakan
sebuah kesimpulan mengenai sebuah unit audit yang patuh dan efektif, pihak
4
resiko,
pelaksanaannya
dan
proses
pengendalian
d. Kepatuhan terhadap ketentuan hukum, peraturan pemerintah dan kebijakan
lain yang ditetapkan
e. Efektivitas operasi
f. Nilai tambah dan peningkatan operasi
Hasil Reviu intern merupakan suatu pertimbangan yang objektif dan rekomendasi
untuk perbaikan. Jika suatu reviu intern tidak dapat dilakukan, Pimpinan APIP
hendaknya memastikan adanya pengujian untuk penugasan audit yang telah selesai
dilaksanakan dan mendapat umpan balik dari mitra audit.
2. Reviu Ekstern
Reviu ekstern merupakan evaluasi atas keseluruhan aktivitas unit pengawasan intern.
Reviu ini dirancang untuk menginformasikan kepada manajemen tertinggi dan pihak
terkait lainnya apakah mereka telah dilayani oleh unit pengawasan yang bekerja secara
profesional dan pekerjaannya telah memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam standar.
Reviu ekstern dilakukan oleh pihakpihak di luar unit pengawasan intern, seperti:
a. Kelompok sejawat
b. Auditor Ekstern seperti BPK natau BPKP terhadap unit Inspektorat Jenderal atau
Inspektorat
c. Evaluasi silang antar kelompok unit audit yang berbeda dalam satu unit
pengawasan
d. Konsultan yang ditunjuk dan memenuhi syarat keahlian profesional
e. Jasa reviu kualitas audit dari Ikatan Profesi Auditor.
Tujuan dan kegunaan penelaahan ekstern adalah menilai delapan aktivitas program audit
intern mencakup:
a.
b.
c.
d.
e.
Perencanaan
Kecermatan Keahlian Profesional
Perencanaan Audit dan Analisis Resiko
Analisis atas Pencapaian Rencana Audit
Reviu Audit Individual
6
BAB 3
KESIMPULAN
Koordinasi merupakan faktor penting bagi terwujudnya keterkaitan fungsi-fungsi
manajemen audit. Adanya keterkaitan antara fungsi-fungsi manajemen dalam
pelaksanaan audit ditujukan bagi tersedianya jaminan atas kualitas audit. Kualitas
audit dapat memberikan keyakinan bagi pimpinan puncak maupun pihak-pihak terkait
terhadap adanya kesimpulan audit yang dapat dipercaya, benar dan dapat diandalkan.
Baik auditor intern maupun auditor ekstern yang terlibat dalam program koordinasi
audit masing-masing mendapatkan manfaat atas adanya koordinasi tersebut.
Kegiatan koordinasi pengawasan yang dilaksanakan oleh Aparatur Pengawasan
Intern Pemerintah mencakup: Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakornas) dalam bentuk
Rakorwas Nasional yang diikuti oleh unsur APIP Pusat dan Daerah, Rakorwas antara
APIP Pusat, Rakorwas Regional dan Rakorwas APIP Daerah; Koordinasi Pelaporan
melalui pengiriman laporan dari satu APIP kepada APIP lain yang memerlukan.
Frekuensi Pengawasan oleh APIP terhadap satu objek pengawasan dapat dilakukan
maksimal dua kali audit oleh APIP yang berbeda dengan tenggang waktu minimal 3
(tiga) bulan setelah berakhirnya audit terdahulu oleh objek pengawasan yang
bersangkutan, dengan sasaran dan tujuan audit yang sama atau berbeda dalam satu
tahun anggaran.
Sistem jaminan kualitas diterapkan sejak tahap perencanaan, pengorganisasian dan
pelaksanaan pengawasan. Tujuan program jaminan kualitas adalah untuk memberikan
suatu tingkatan keyakinan yang memadai bahwa pekerjaan audit yang telah dilaksanakan
sesuai dengan standar yang ada, kebijakan audit intern dan standar lain yang berlaku.
Program jaminan kualitas yang baik mencakup unsur-unsur: supervisi, reviuw intern dan
reviuw ekstern.