Anda di halaman 1dari 9

Makalah

KOORDINASI DAN JAMINAN KUALITAS AUDIT


(Makalah untuk Mata Kuliah Pemeriksaan Internal Pemerintah)

O
L
E
H
:
IWAN BIN LAWITAN
JULIUS TAMAWIWY
JUSTISIA SULASTRI MAABUAT
SINTIKE MENTARI MODO
(KELOMPOK 2)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SAMRATULANGI
MANADO
2015

BAB 1
PENDAHULUAN
Baik organisasi di sektor swasta maupun sektor publik, memerlukan manajemen
yang baik untuk menjamin kesuksesan organisasi tersebut. Pengawasan merupakan salah
satu fungsi manajemen, selain perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan yang
bertujuan untuk mencapai tujuan dari organisasi. Pengelolaan suatu kegiatan yang baik
harus bertitik tolak pada perencanaan hingga tahap pengendalian dan evaluasi.
Pelaksanaan tugas pengawasan melibatkan tahapan-tahapan dalam manajemen yang
memiliki keterkaitan erat satu sama lain. Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen tersebut
harus sejalan dan terkoordinasi untuk memenuhi tuntutan terhadap kualitas pengawasan.
Hubungan antara tahapan-tahapan manajemen pengawasan dapat digambarkan pada
gambar di bawah ini.

BAB 2
PEMBAHASAN

A. KOORDINASI PENGAWASAN
Koordinasi pengawasan dapat dilakukan antar aparat pengawasan intern maupun
antara Aparatur Pengawasan Interen Pemerintah (APIP) dengan aparat pengawasan
ekstern seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Meskipun antara APIP dan BPK
belum ada keterkaitan secara hukum sampai saat ini, namun disadari bersama bahwa
koordinasi antara keduannya akan memberikan manfaat yang besar.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh

dengan terwujudnya koordiansi antara

Aparatur Pengawasan Interen Pemerintah (APIP) dengan aparat pengawasan ekstern


adalah:
1. Manfaat bagi auditor ekstern
a. Auditor ekstern memperoleh pemahaman yang lebih dalam dari kegiatan
auditan melalui pengalaman auditor intern
b. Hubungan dengan auditan lebih baik karena ada kesan keterlibatannya melalui
koordinasi
c. Auditor ekstern dimungkinkan lebih mengkonsentrasikan pada bidang yang
lebih signifikan
d. Auditor ekstern memperoleh pembelajaran yang bermanfaat dari koordinasi
2. Manfaat bagi auditor intern
a. Sarana pelatihan bagi auditor intern melalui pertukaran teknik dan prosedur
audit, gagasan, dan informasi yang baru dan berbeda
b. Membuka peluang untuk mengidentifikasikan bidang pekerjaan audit intern
yang belum tertangani di masa mendatang
c. Auditor intern memperoleh pemahaman yang lebih baik atas independensi,
standar audit, tujuan audit dan mendorong untuk lebih profesional
d. Sarana penilaian auditor ekstern atas efektivitas fungsi audit intern.
Kegiatan koordinasi pengawasan yang dilaksanakan oleh Aparatur Pengawasan
Intern Pemerintah mencakup:
1. Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakornas)

Pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakornas) dimaksudkan untuk


memperoleh kesamaan persepsi mengenai kebijakan pengawasan, memantapkan
sinergi pengawasan dan sekalius mengeliminasi adanya tumpang tindih pelaksanaan
pengawasan. Tujuan Rakornas adalah untuk membahas isu-isu pengawasan yang
relevan. Rakornas diselenggarakan oleh Kementerian Negara Pemberdayagunaan
Aparatur Negara dan Departemen Dalam Negeri. Rakornas diselenggarakan dalam
bentuk Rakorwas Nasional yang diikuti oleh unsur APIP Pusat dan Daerah,
Rakorwas antara APIP Pusat, Rakorwas Regional dan Rakorwas APIP Daerah.
2. Koordinasi Pelaporan
Koordinasi Pelaporan dilaksanakan melalui pengiriman laporan dari satu APIP
kepada APIP lain yang memerlukan.Koordinasi pelaporan antara APIP dan BPK-RI
dalam bentuk pengiriman hasil audit APIP kepada BPK-RI sebagaimana yang
diwajibkan dalam Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004.
3. Frekuensi Pengawasan oleh APIP
Dalam satu tahun anggaran, terhadap satu objek pengawasan dapat dilakukan
maksimal dua kali audit oleh APIP yang berbeda dengan tenggang waktu minimal 3
(tiga) bulan setelah berakhirnya audit terdahulu oleh objek pengawasan yang
bersangkutan, dengan sasaran dan tujuan audit yang sama atau berbeda. Ketentuan
ini tidak berlaku pada audit investigasi yang dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai
dengan kebutuhan. Sasaran dan jadwal pengawasan oleh APIP ditetapkan oleh
Menteri Dalam Negeri dan Program Kerja Pengawasan Tahunan di Pusat dan
Daerah.

B. JAMINAN KUALITAS
Penerapan

sistem

jaminan

kualitas

diterapkan

sejak

tahap

perencanaan,

pengorganisasian dan pelaksanaan pengawasan. Tujuan program jaminan kualitas adalah


untuk memberikan suatu tingkatan keyakinan yang memadai bahwa pekerjaan audit yang
telah dilaksanakan sesuai dengan standar yang ada, kebijakan audit intern dan standar
lain yang berlaku. Program jaminan kualitas yang baik mencakup unsur-unsur:
1. Supervisi
Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk menjamin kesesuaian antara
standar audit intern, kebijakan aktivitas dan program kerja audit
2. Reviu Intern
Reviu intern hendaknya dilaksanakan secara berkala oleh manajemen maupun
staf dari aparat pengawas intern, untuk menilai pelaksanaan audit.
3. Reviu Ekstern
Reviu ekstern dilaksanakan untuk menilai kualitas pelaksanaan audit oleh
seseorang yang memiliki kompetensi dan posisi independen untuk menilai dan
tidak

menimbulkan

konflik

kepentingan.

Reviu

ekstern

idealnya

dilaksanakan minimal 1 kali dalam 3 tahun atau dalam jangka waktu yang tidak
kurang dari 5 tahun.
Jaminan kualitas di lihat dari sisi aparat pengawasan intern dapat dibagi ke dalam
penilaian jaminan kualitas secara makro dan penilaian jaminan kualitas secara mikro
(individu).
1. Penilaian Jaminan Kualitas secara Makro
Pada umumnya proses evaluasi jaminan kualitas diterapkan pada operasi audit
intern pada skala luas mencakup:
a. Pengorganisasian unit pengawasan
b. Metode Penempatan staf
c. Persyaratan pengembangan profesional
d. Independensi struktur organisasi
e. Perencanaan fungsi audit
f. Pemanfaatan teknologi dan metode-metode baru
g. Pelaporan yang efektif
h. Usaha-usaha membangun hubungan dengan objek pengawasan
i. Monitoring tindak lanjut
j. Tingkat kepatuhan terhadap standar audit intern.
Kesimpulan yang diberikan pada evaluasi dengan pendekatan makro merupakan
sebuah kesimpulan mengenai sebuah unit audit yang patuh dan efektif, pihak
4

manajemen dapat memperoleh keyakinan dan mendapatkan manfaat dari operasional


unit pengawasan tersebut.
2. Penilaian Jaminan Kualitas secara Mikro (individual)
Penilaian mikro dapat memberikan kesimpulan bahwa aktivitas unit audit intern
berjalan secara efisien namun tidak efektif. Pelaksanaan audit secara mikro
hendaknya memiliki tujuan yang dapat diukur. Unsur-unsur tujuan audit tercantum
dalam program kerja audit, harus dijelaskan pada saat penyelesaian audit atau pada
saat penyusunan laporan hasil audit yang mengidenfikasikan tingkat pencapaian
yang telah diperoleh atas tujuan audit yang telah ditetapkan tersebut, berdasarkan
ukuran kriteria yang telah diuraikan dalam program kerjanya. Cakupan penilaian
jaminan kualitas secara mikro adalah sebagai berikut:
a. Bukti pemahaman auditor terhadap aktivitas operasi mitra audit
b. Indikasi bahwa auditor menyadari atas sikap pihak mitra audit terhadap faktorfaktor pengendalian yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan terhadap
ketentuan yang berlaku, tingkat efisiensi, ekonomis dan efektivitas operasi.
c. Penentuan tingkat resiko, tingkat kerentanan dan materialitas dari proses
operasi/aktivitas mitra audit.
d. Sejauhmana tingkat pengujian menghasilkan audit yang produktif tetapi tetap
menghemat sumberdaya unit pengawasan intern yang ada.
C. REVIU JAMINAN KUALITAS
1. Reviu Intern
Reviu intern atas jaminan kualitas audit dilakukan untuk memberikan keyakinan
kepada Pimpinan APIP bahwa seluruh staf audit termasuk para supervisor
(Pengendali Teknis dan Pengendali Mutu) telah menjalankan pekerjaan auditnya
dengan benar, dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Reviu Intern dilakukan oleh
para pejabat struktural, supervisor atau staf audit intern yang dianggap independen
untuk melakukannya. Jaminan kualitas audit didasarkan pada pernyataan dari APIP
dan suatu penilaian objektif dan dapat dipercaya yang hanya diperoleh melalui peer
review atau pereviu jaminan kualitas. Peer review dirancang untuk dapat
memberikan analisis independen untuk menentukan :
a. Audit telah memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang memerlukan
b. Pelaksanaan audit telah dijalankan dengan benar
c. Audit telah mengacu pada standar profesi yang berlaku

Reviu kualitas audit memberikan rekomendasi kepada APIP mencakup:


a. Kepatuhan terhadap Standar dan Kode Etik
b. Kecukupan atas penerapan kebijakan audit, tujuan, sasaran, ruang lingkup dan
prosedur yang dijalankan
c. Kontribusi terhadap manajemen

resiko,

pelaksanaannya

dan

proses

pengendalian
d. Kepatuhan terhadap ketentuan hukum, peraturan pemerintah dan kebijakan
lain yang ditetapkan
e. Efektivitas operasi
f. Nilai tambah dan peningkatan operasi
Hasil Reviu intern merupakan suatu pertimbangan yang objektif dan rekomendasi
untuk perbaikan. Jika suatu reviu intern tidak dapat dilakukan, Pimpinan APIP
hendaknya memastikan adanya pengujian untuk penugasan audit yang telah selesai
dilaksanakan dan mendapat umpan balik dari mitra audit.
2. Reviu Ekstern
Reviu ekstern merupakan evaluasi atas keseluruhan aktivitas unit pengawasan intern.
Reviu ini dirancang untuk menginformasikan kepada manajemen tertinggi dan pihak
terkait lainnya apakah mereka telah dilayani oleh unit pengawasan yang bekerja secara
profesional dan pekerjaannya telah memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam standar.
Reviu ekstern dilakukan oleh pihakpihak di luar unit pengawasan intern, seperti:
a. Kelompok sejawat
b. Auditor Ekstern seperti BPK natau BPKP terhadap unit Inspektorat Jenderal atau
Inspektorat
c. Evaluasi silang antar kelompok unit audit yang berbeda dalam satu unit
pengawasan
d. Konsultan yang ditunjuk dan memenuhi syarat keahlian profesional
e. Jasa reviu kualitas audit dari Ikatan Profesi Auditor.
Tujuan dan kegunaan penelaahan ekstern adalah menilai delapan aktivitas program audit
intern mencakup:
a.
b.
c.
d.
e.

Perencanaan
Kecermatan Keahlian Profesional
Perencanaan Audit dan Analisis Resiko
Analisis atas Pencapaian Rencana Audit
Reviu Audit Individual
6

f. Reviu Kegiatan Audit Khusus


g. Kebijakan dan Prosedur Audit
h. Audit berbasis Teknologi informasi.

BAB 3
KESIMPULAN
Koordinasi merupakan faktor penting bagi terwujudnya keterkaitan fungsi-fungsi
manajemen audit. Adanya keterkaitan antara fungsi-fungsi manajemen dalam
pelaksanaan audit ditujukan bagi tersedianya jaminan atas kualitas audit. Kualitas
audit dapat memberikan keyakinan bagi pimpinan puncak maupun pihak-pihak terkait
terhadap adanya kesimpulan audit yang dapat dipercaya, benar dan dapat diandalkan.
Baik auditor intern maupun auditor ekstern yang terlibat dalam program koordinasi
audit masing-masing mendapatkan manfaat atas adanya koordinasi tersebut.
Kegiatan koordinasi pengawasan yang dilaksanakan oleh Aparatur Pengawasan
Intern Pemerintah mencakup: Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakornas) dalam bentuk
Rakorwas Nasional yang diikuti oleh unsur APIP Pusat dan Daerah, Rakorwas antara
APIP Pusat, Rakorwas Regional dan Rakorwas APIP Daerah; Koordinasi Pelaporan
melalui pengiriman laporan dari satu APIP kepada APIP lain yang memerlukan.
Frekuensi Pengawasan oleh APIP terhadap satu objek pengawasan dapat dilakukan
maksimal dua kali audit oleh APIP yang berbeda dengan tenggang waktu minimal 3
(tiga) bulan setelah berakhirnya audit terdahulu oleh objek pengawasan yang
bersangkutan, dengan sasaran dan tujuan audit yang sama atau berbeda dalam satu
tahun anggaran.
Sistem jaminan kualitas diterapkan sejak tahap perencanaan, pengorganisasian dan
pelaksanaan pengawasan. Tujuan program jaminan kualitas adalah untuk memberikan
suatu tingkatan keyakinan yang memadai bahwa pekerjaan audit yang telah dilaksanakan
sesuai dengan standar yang ada, kebijakan audit intern dan standar lain yang berlaku.
Program jaminan kualitas yang baik mencakup unsur-unsur: supervisi, reviuw intern dan
reviuw ekstern.

Anda mungkin juga menyukai