Anda di halaman 1dari 7

JAWABAN

TUGAS TUTORIAL KE-1


PROGRAM STUDI AKUNTANSI KEUANGAN PUBLIK

Nama Mata Kuliah : Audit Sektor Publik


Kode Mata Kuliah : EKAP4401
Jumlah sks : 3 SKS
Nama Pengembang : Lasando Lumban Gaol, SE., M.Si., Ak., CA
Nama Penelaah : Lasando Lumban Gaol, SE., M.Si., Ak., CA
Status Pengembangan : Revisi
Tahun Pengembangan : 2021
Edisi Ke- : Edisi 1

No Tugas Tutorial Skor Maksimal Sumber Tugas Tutorial

1 Tahapan perencanaan audit adalah 20 Modul 1, Kegiatan Pembelajaran 2


hal yang vital dalam melakukan
audit. Jelaskan tahapan-tahapan
pada proses perencanaan audit di
sektor publik!

2 Sebagaimana sorang Auditor yakni 20 Modul 1, Kegiatan Pembelajaran 3


harus menjelaskan peristiwa yang
mendukung masing-masing asersi
untuk seluruh komponen laporan
keuangan yang bersifat material.
Jelaskan prosedur auditing hingga
asersi pelaporan keuangan dan
kinerjanya!

3. Audit sektor publik di Indonesia 20 Modul 2, Kegiatan Pembelajaran 1


telah diatur dalam Undang-Undang
Dasar (UUD) Tahun 1945 pada bab
VIIIA yaitu pada pasal 23E, 23F,
dan 23G tentang Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK).
Jelaskan regulasi lain yang terkait
pada audit sektor publik di
Indonesia!
4. Tim audit merupakan sebuah 20 Modul 2, Kegiatan Pembelajaran 3
kelompok yang terdiri dari orang-
orang pilihan yang bertanggung
jawab untuk melakukan audit
terhadap departemen atau
organisasi. Tim audit terdiri dari
ketua dan anggota tim audit.
Jelaskan tanggungjawab dan tugas
ketua audit!
5. Standar Pengendalian Mutu atau 20 Modul 3, Kegiatan Pembelajaran 1
kualitas Kantor Akuntan Publik
(KAP) memberikan panduan bagi
Kantor Akuntan Publik di dalam
melaksanakan pengendalian
kualitas jasa yang dihasilkan oleh
kantornya dengan mematuhi
berbagai standar yang diterbitkan
oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik Institut Akuntan
Publik Indonesia (DSPAP IAPI)
dan Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik yang diterbitkan
oleh IAPI.
Jelaskan unsur-unsur pengendalian
mutu yang harus diterapkan oleh
setiap Kantor Akuntan Publik
(KAP) pada semua jenis jasa audit,
atestasi dan konsultansi

1. Jelaskan tahapan-tahapan pada proses perencanaan audit di sektor publik!


Jawab :

a) Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Audit Awal, Ada empat hal yang perlu dilakukan
auditor dalam perencanaan audit awal, yaitu sebagai berikut :
- Memutuskan akan menerima klien baru atau melanjutkan klien lama untuk dilakukan audit
(membuat perikatan baru atau perikatan lama)
- Mengidentifikasi mengapa klien menginginkan untuk dilakukan audit, karena informasi ini
akan mempengaruhi bagian dari proses perencanaan selanjutnya
- Memenuhi syarat-syarat penugasan yang ditetapkan oleh klien
- Mengembangkan strategi audit secara keseluruhan dengan membentuk tim yang memiliki
keahlian khusus di bidangnya
b) Memahami Bisnis dan Industri Klien, Terdapat beberapa aspek pendekatan untuk memahami
bisnis dan industri klien, antara lain :
- Industri dan lingkungan eksternal
- Operasi dan proses bisnis
- Manajemen dan tata kelola
- Strategi dan tujuan klien
- Ukuran dan kinerja
c) Menilai Risiko Bisnis Klien, Auditor akan memeriksa dan memahami strategi bisnis yang telah
dijalankan oleh klien dan auditor akan menilai apakah ada risiko yang mungkin terjadi dalam
bisnis klien tersebut. Apabila memang terdapat risiko dalam bisnis tersebut, maka dapat
dipastikan bahwa bisnis yang dilakukan oleh klien tersebut mengalami kegagalan dalam
pencapaian tujuan perusahaan.
d) Melaksanakan Prosedur Analitis Pendahuluan, Tujuan prosedur analitis pendahuluan terdiri
atas :
- Prosedur analitis awal
- Prosedur analitis substantif
- Prosedur analitis akhir
e) Menetapkan Materialitas dan Menilai Risiko Audit yang Dapat Diterima serta Risiko Intern,
Tahapan ini terbagi menjadi dua poin, yaitu :
- Menentukan tingkat materialitas awal
- Mempertimbangkan risiko audit yang dapat diterima dan risiko bawaan
f) Memahami Pengendalian Internal dan Menilai Risiko Pengendalian, Setiap pengendalian
internal dirancang oleh auditor untuk mencegah atau mendeteksi terjadinya salah saji yang
material dalam laporan keuangan. Lingkungan pengendalian merupakan komponen
pengendalian internal yang terdapat empat proses di dalamnya, yaitu penilaian risiko, aktivitas
pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
g) Mengumpulkan Informasi untuk Menilai Risiko Kecurangan, Auditor harus mulai
mengumpulkan informasi untuk menilai adanya risiko kecurangan selama perencanaan audit
berlangsung dan memperbarui penilaian tersebut selama proses audit berlangsung. Informasi
yang terdapat dalam penilaian risiko kecurangan dapat ditemukan saat auditor melakukan
kunjungan ke perusahaan klien serta mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait di dalamnya.
h) Mengembangkan Strategi Audit dan Program Audit secara Keseluruhan, Dalam perencanaan
audit terhadap asersi individual atau golongan transaksi, auditor dapat memilih antara dua
strategi audit awal berikut :
- Primarily subtantive approach.
- Lower assessed level of control risk approach.

2. Jelaskan prosedur auditing hingga asersi pelaporan keuangan dan kinerjanya!


Jawab :
Dalam prosedur audit, terdapat beberapa jenis. Prosedur tersebut bergantung pada hal dan asersi
yang diuji, auditor dapat mengubahnya untuk memilih yang paling tepat dan sesuai. Terdapat
delapan jenis prosedur audit yang dapat digunakan auditor, antara lain :
a) Inspeksi, Penyelidikan merupakan prosedur audit yang paling umum dilakukan. Dalam metode
ini, auditor akan melakukan pengecekan pada setiap transaksi atau dokumen terhadap langkah-
langkah tertulis, juga prosedur untuk memastikan keakuratan.
Metode ini juga dapat menentukan hubungan antara data keuangan dan non-keuangan.
Biasanya auditor akan menggunakan penilaian mereka untuk menentukan apakah ada
perbedaan yang harus diselidiki lebih lanjut.
Auditor bisa saja menemukan informasi yang tidak konsisten yang ada dalam laporan keuangan
perusahaan. Setelah mengidentifikasi ketidak konsistenan, auditor dapat menyelidiki lebih
lanjut. Penyelidikan lebih lanjut akan melibatkan manajemen dan pihak lainnya yang
bertanggung jawab atas laporan tersebut.
b) Pengamatan, Pengamatan atau observasi merupakan proses dalam audit dimana auditor
mengamati proses dan prosedur yang dilakukan oleh klien. Pengamatan dapat memberikan
gambaran pada auditor mengenai proses dan prosedur perusahaan saat bekerja. Selain itu, juga
bisa membantu mereka dalam mengidentifikasi kelemahan dari prosedur tersebut.
c) Konfirmasi, Sama halnya dengan jenis penyelidikan, konfirmasi juga merupakan prosedur untuk
mendapatkan informasi. Perbedaannya, terletak pada keterlibatan pihak ketiga, bukan klien,
untuk mengkonfirmasi saldo dan transaksi.
Jenis konfirmasi dilakukan dengan mengirimkan surat tertulis dalam bentuk formal. Biasanya
dokumen yang diuji oleh auditor adalah mengkonfirmasi saldo, seperti hutang dagang, saldo
bank, piutang, dan lainnya. Klien tidak akan langsung terlibat dalam prosedur audit, namun
auditor masih membutuhkan izin untuk mengirimkan konfirmasi ke pihak lainnya. Sebagai
contohnya, auditor mungkin akan mengirimkan konformasi pada beberapa bank dimana klien
memiliki akun untuk mengetahui saldo.
Namun, perlu diingat bahwa kehadiran dari auditor mungkin akan mempengaruhi proses
operasional. Sama seperti prosedur audit lainnya, auditor perlu mengkombinasikan pengamatan
dengan jenis lainnya untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Prosedur pengamatan juga memainkan peranan penting dalam evaluasi akhir tahun
perusahaan. Umumnya, perusahaan akan menghitung inventaris dan uang tunai untuk
memperbarui catatan pada akhir tahun.
d) Permintaan keterangan, Pengecekan keterangan, seperti catatan atau dokumen yang berisikan
dokumen pendukung untuk persiapan laporan keuangan perlu dilakukan. Biasanya, auditor akan
melakukan pemeriksaan secara manual untuk mengecek setiap detailnya yang disebut juga
dengan vouching.
Proses tersebut merupakan bagian penting dari Test of Controls dan Test of Details suatu
perusahaan yang dilakukan oleh auditor. Pemeriksaan catatan dapat mencakup penelusuran
dokumen pendukung dari transaksi individu atau sebaliknya.
Hal tersebut karena setiap transaksi dalam sistem keuangan harus memiliki sumber yang tepat,
auditor dapat melakukan konfirmasi berbagai asersi melalui pemeriksaan. Termasuk pula asersi
yang berkaitan dengan akurasi, kelengkapan, juga cut-off. Untuk mengkonfirmasi aspek lain,
auditor juga bisa memeriksa dokumen non-keuangan.
e) Penelusuran, Penelusuran dalam prosedur audit mengacu pada proses meminta penjelasan
klien mengenai berbagai hal yang terkait. Ketika proses audit dimulai, perusahaan setuju untuk
memberikan hak kepada auditor untuk memperoleh informasi yang relevan dengan laporan
keuangan atau tujuan audit.
Auditor akan mendapatkan akses ke seluruh individu dalam perusahaan yang dirasa perlu untuk
mendapatkan bukti. Auditor juga akan meminta informasi terkait transaksi atau saldo tertentu.
Biasanya penelusuran akan mengharuskan auditor untuk memperoleh bukti secara verbal.
Kelemahan prosedur audit ini adalah tidak menghasilkan bukti audit yang kuat, sehingga harus
dipasangkan dengan jenis lainnya.
f) Perhitungan, Proses penghitungan ulang atau recalculation merupakan prosedur audit yang
cukup jelas. Auditor akan melakukan perhitungan ulang saldo atau transaksi yang transaksi yang
telah dilakukan klien. Proses penghitungan ulang yang dilakukan untuk memastikan bahwa
jumlah dalam laporan keuangan sesuai dengan sebagaimana mestinya.
Auditor juga bisa mengidentifikasi perbedaan antara jumlah yang diharapkan dengan jumlah
aktual dan menyelidikinya lebih lanjut. Penghitungan ulang dapat digunakan untuk pengujian
terhadap penilaian dan alokasi, juga asersi akurasi.
g) Pemeriksaan bukti pendukung, Pemeriksaan bukti pendukung dalam prosedur audit dapat
berupa aset yang dimiliki oleh perusahaan. Pemeriksaan aset dapat berwujud pabrik, properti,
dan peralatan lainnya. Jenis ini dapat memberikan bukti keberadaan aset berwujud sebagai
bukti.
Audit dapat menguji asersi keberadaan bukti pendukung dengan melakukan pemeriksaan fisik
aset yang dicatat dalam bagian aset tetap. Penting untuk kamu ketahui bahwa pemeriksaan
yang dilakukan auditor dalam hal ini tidak menunjukkan mengenai hak dan kewajiban. Dalam
asersi prosedur audit ini, auditor dapat memeriksa dokumen hukum aset.
h) Pelaksanaan ulang, Pelaksanaan ulang merupakan prosedur audit yang dilakukan oleh auditor
secara independen. Auditor akan melakukan prosedur kontrol yang telah dilakukan klien sebagai
bagian dari sistem kontrol.
Prosedur audit ini adalah bagian yang berguna untuk pengujian pengendalian dalam proses
audit. Dimungkinkan audit juga harus melakukan perhitungan ulang yang mana merupakan
bagian dari pengendalian internal klien.

Asersi pelaporan keuangan dan kinerjanya :

Asersi (assertion) adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan
keuangan. Asersi (assertion) adalah suatu deklarasi, atau suatu rangkaian deklarasi secara keseluruhan,
oleh pihak yang bertanggung jawab atas deklarasi tersebut. Jadi, asersi adalah pernyataan yang dibuat
oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk
laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan dalam laporan keuangan oleh manajemen
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit serta dapat diklasifikasikan berdasarkan
penggolongan besar sebagai berikut ini :

- Asersi tentang keberadaan atau keterjadian (existence or occurance)


- Asersi tentang kelengkapan (completeness)
- Asersi tentang hak dan kewajiban (rights and obligations)
- Asersi tentang penilaian atau alokasi (valuation and allocation)
- Asersi tentang penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)

Hubungan asersi dan prosedur audit yaitu asersi manajemen dibutuhkan untuk memulai tahapan audit
laporan keuangan, sebagai berikut :

a) Menerima perikatan audit, perikatan merupakan kesepakatan antara pihak auditor serta
perusahaan yang biasa diwakili manajemen, perikatan ditandai dengan surat perikatan audit.
Jadi, manajemen maupun klien memberikan audit laporan keuangan ke auditor.
Setelah itu, auditor menyanggupi pengerjaan audit laporan keuangan sesuai kompetensinya.
Auditor yang menerima pengerjaan tersebut harus mempertimbangkan integritas manajemen,
kompetensi serta kemampuan profesional, identifikasi risiko, dan menilai independensi.
b) Merencanakan proses audit, dalam perencanaan audit. Auditor perlu melakukan beberapa hal
seperti memahami bisnis maupun industri klien, menentukan materialitas, menjalankan
prosedur analitik. Selain itu, tetapkan risiko audit, risiko bawaan, pahami struktur pengendalian
intern, serta kembangkan rencana audit maupun program audit.
Namun, pada praktiknya tidak seringkas itu, karena dalam kegiatan perencanaan proses audit,
ada bagian lain yang perlu dikerjakan lagi.
c) Melaksanakan uji audit, auditor akan menerapkan uji analitik, pengujian pengendalian serta
pengujian substantif. Pengujian analitik yaitu auditor mempelajari data-data serta informasi
bisnis klien, setelah itu membandingkannya dengan data dan informasi lain. Pengujian
pengendalian adalah prosedur audit yang bertujuan untuk melaksanakan verifikasi efektivitas
pengendalian internal manajemen atau klien. Sementara, pengujian substantif adalah prosedur
audit yang bertujuan menemukan kesalahan yang berdampak langsung pada laporan keuangan.
d) Pelaporan audit, Laporan audit adalah hasil dari pekerjaan audit, sekaligus akhir dari tahap
pengauditan laporan keuangan. Dalam laporan audit mencakup objek audit, lingkup audit,
tujuan audit, jasa yang diberikan, hasil audit, rekomendasi, dan sebagainya. Membuktikan hak
kepemilikan aktiva klien perusahaan seperti, kendaraan serta bukti STNK, aset tetap (tanah dan
bangunan) beserta surat jual beli tanah, dan sertifikat tanah yang dilengkapi bukti pembayaran
pajak bumi dan bangunan.

3. Jelaskan regulasi lain yang terkait pada audit sektor publik di Indonesia!
Jawab :
Regulasi lain yang terkait pada audit sector public di Indonesia, sebagai berikut :
- Undang-Undang No. 5 Tahun 1973 tentang BPK.
- TAP MPR No. X/MPR/2001 tentang Laporan Pelaksanaan Putusan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia oleh Lembaga Tinggi Negara pada Sidang Tahunan Majelis
- TAP MPR No. VI/MPR/2002 tentang Rekomendasi atas Laporan Pelaksanaan Putusan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia oleh Presiden, DPA, DPR, MA, pada
Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2002.
- Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Yang dimaksud dengan
keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang,
serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik
negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
- Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Penyelenggara
pemerintah negara untuk mewujudkan tujuan bernegara menimbulkan hak dan kewajiban
negara yang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan negara.
- Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Pendapatan
diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah
- Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. PP 71
tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan adalah amanat UndangUndang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 32, bahwa bentuk dan isi
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan.
- Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

4. Jelaskan tanggungjawab dan tugas ketua audit!


Jawab :
Tanggung jawab ketua audit ialah, Ketua tim memastikan bahwa hasil audit dilaporkan secara jujur
dan tidak berpihak. Hasil audit pun harus memiliki manfaat untuk peningkatan kualitas perusahaan.
Karena itu, posisi ini merupakan posisi yang sangat penting. Proses audit yang dilakukan harus
sesuai dengan standar yang diterapkan di dalam industri. Alasan lainnya adalah karena
pembentukan tim audit internal menjadi tanggung jawab orang di posisi ini.
Tugas ketua audit sebagai berikut :
• Melakukan perencanaan audit
• Menentukan parameter yang akan di ukur
• Memastikan bahwa alat pendukung proses audit dalam kondisi prima
• Mengidentifikasikan proses atau operasional perusahaan
• Memonitor proses penyusunan laporan audit

5. Jelaskan unsur-unsur pengendalian mutu yang harus diterapkan oleh setiap Kantor Akuntan Publik
(KAP) pada semua jenis jasa audit, atestasi dan konsultansi
Jawab :
Pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik harus diterapkan oleh setiap KAP pada semua jasa audit,
atestasi, akuntansi dan IreviwI, dan konsultasi yang standarnya elah ditetapkan oleh IAPI ( IAPI,
SPAP, 2011 : 16000.1). Sistem Pengendalian Mutu KAP mencakup kebijakan dan prosedur
pengendalian mutu, penetapan tanggung jawab, komunikasi dan pemantauan (IAPI, 2011 :
17000.1). Unsur-unsur pengendalian mutu yaitu :
• Indenpendensi, Untuk memberikan keyakinan memadai bahwa, pada setiap tingkat
organisasi, semua personel mempertahankan indenpensensi sebagaimana diatur oleh Kode
Etik Profesi Akuntan Publik No. 100, Indenpensi, Integritas, dan Objetivitas memuat contoh-
contoh penerapan yang berlaku untuk akuntan publik.
• Penugasan personel, Untuk memberikan keyakinan memadai bahwa perikatan akan
dilaksanakan oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk
perikatan tersebut.
• Konsultasi, Untuk memberikan keyakinan memadai bahwa personel akan memperoleh
informasi memadai sesuai k]yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat
pengetahuan, kompetensi, pertimbangan (judgment), dan wewenang memadai.
• Supervisi, Untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa pelaksanaan perikatan
memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh KAP.
• Pemekerjaan (Hiring), Untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa semua orang
yang dipekerjakan memilikikarakteristik semestinya, sehingga memungkinkan mereka
melakukan penugasan secarakompeten.
• Pengembangan professional, Untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa personel
memiliki pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggung
jawabnya.
• Promosi (Advanvement), Untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa personel
yang terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk tingkat
tanggung jawab yang lebih tinggi.
• Penerimaan dan keberlanjutan klien, Untuk menentukan apakah perikatan dari klien akan
diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan kemungkinan terjadinya hubungan dengan
klien yang manajemennya tidak memiliki integritas.
• Inspeksi, Untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa prosedur yang berhubungan
dengan unsur-unsur lain pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif.

Anda mungkin juga menyukai