A.AMIRUL MU’MININ
206000102111001
MATA KULIAH : ADMINISTRASI DAN AUDIT LINGKUNGAN
Audit Lingkungan dapat dilakukan oleh suatu komite internal atau konsultan eksternal
sesuai dengan pertimbangan manajemen terhadap costs and benefits. Manajemen dapat memilih
untuk menggunakan auditor independen atau staf internal perusahaan. Audit Lingkungan
memerlukan ahli dari bidang kimia, rekayasa, dan pengacara, tergantung pada jenis industri dan
operasi perusahaannya. Kebanyakan perusahaan tidak memiliki ahli khusus untuk melaksanakan
pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan pengukuran efek pencemaran terhadap lingkungan
yang sesuai dengan peraturan pemerintah. Pendekatan terbaik untuk melaksanakan dan
mengembangkan Audit Lingkungan adalah kombinasi auditor eksternal yang independen dan
audit internal. Disinilah peran akuntan berperan. Kontribusi akuntan pada perusahan yang peduli
dengan lingkungan, yaitu :
Beberapa hal yang perlu dperhatikan dengan adanya isu lingkungan yang mempuntyai pengaruh
terhadap disiplin akuntansi. Pengaruh tersebut anatar lain:
A. Akuntansi Keuangan:
1. Laporan Neraca:
Penilaian asset
Kewajiban
Kontigensi
Provisi
2. Laba-Rugi:
Item biaya yang paling besar adalah pemrosesan limbah dan pembersihan
3. Laporan tahunan:
B. Akuntansi manajemen:
Tantangan para praktisi akuntansi manajemen semakin besar sehubungan dengan perkembangan
adanya pengakuan akuntansi untuk lingkungan. Adapun perubahan tersebut antara lain:
1. Perencanaan bisnis
4. Akuntansi pertanggungjawaban
Salah satu tugas utama akuntan adalah menjamin bahwa manajer mempunyai informasi penting
untuk pengambilan keputusan. Untuk menjamin kepedulian lingkungan ditempatkan dalam
sistem informasi, maka harus dipertimbangkan unsur lingkungan dalam proses desain sistem.
Sehingga sistem harus dinamis dan fleksibel untuk memenuhi kebutuhan perubahan. Isu
lingkungan terhadap perubahan desain sistem akuntansi antara lain:
D. Auditor internal
Menggabungkan Audit Lingkungan dengan program audit
E. Auditing
Implikasi Audit Lingkungan mencakup penilaian risiko-risiko baru dan perkiraan kewajiban
yang potensial. Perusahaan diminta untuk meningkatkan pengungkapan kontigen dalam laporan
keuangan.
Audit Lingkungan dapat digunakan untuk menilai bagaimana auditing membantu mengelola
risiko dan mengurangi adanya kewajiban baru. Selain itu terdapat ketidakpastian dan pengukuran
atas kemungkinan pengeluaran dimasa depan.
PROSES AUDIT
Audit Lingkungan harus fleksibel dalam ruang lingkup, jenis, dan prosedur yang harus
disesuaikan agar memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu perusahaan. Prosedur yang baik
merupakan langkah yang harus dilakukan oleh seorang auditor. Prosedur dalam Audit
Lingkungan adalah:
Prosedurnya sama dengan prosedur dalam audit laporan keuangan, yaitu pada Tahap awal dalam
mengaudit laporan keuangan adalah menentukan keputusan untuk menerima (atau menolak)
kesempatan menjadi auditor untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan klien. Keputusan ini
biasanya dibuat kurang lebih enam sampai sembilan bulan sebelum adanya laporan keuangan
fiskal klien.
Tahap kedua untuk melaksanakan audit adalah pengembangkan strategi audit yang mencakup
pelaksanaan dan ruang lingkup audit. Perencanaan merupakan hal yang penting menuju
keberhasilan penugasan audit selanjutnya.
Tahap ketiga penugasan audit adalah melaksanakan pengujian audit (Audit test). Tujuan utama
tahap ini adalah untuk memperoleh bukti tentang efektivitas struktur pengendalian intern dan
kewajaran laporan keuangan perusahaan klien. Prosedur prosedur untuk memperoleh
pemahaman dan untuk mengevaluasi efektivitas struktur pengendalian intern dalam Audit
Lingkungan adalah sama dengan prosedur-prosedur dalam audit laporan keuangan. Dalam audit
laporan keuangan, auditor ingin memperoleh bukti-bukti mengenai jumlah dan pengungkapan
yang diperlukan klien, yang melibatkan masalah-masalah lingkungan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan oleh seorang auditor dalam melaksanakan penugasan Audit Lingkungan adalah
pelaksanaan audit tersebut harus mengacu pada standar-standar yang telah ditetapkan otoritas
yang berwenang ( IAI), adapun standar yang perlu diperhatikan oleh auditor adalah:
Unsur pelanggaran oleh klien PSA ini mengatur sifat dan luas pertimbangan yang harus
dilakukan oleh akuntan publik dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan klien terhadap
kemungkinan adanya unsur pelanggaran hukum oleh klien. Seksi ini juga memberikan pedoman
tentang tanggung jawab auditor jika terdapat kemungkinan unsur pelanggaran hukum yang
terdeteksi oleh auditor. Ketika auditor mengetahui adanya kemungkinan unsur pelanggran
hukum, maka ia harus berusaha memperoleh informasi berbagai hal mengenai pelanggaran
tersebut, termasuk dari manajemen perusahaan. Jika diperlukan, auditor harus melakukan
konsultasi dengan penasehat hukum klien atau ahli lain tentang penerapan hukum atau peraturan
relevan dengan kondisi yang dihadapi sekaligus mengantisipasi dampaknya terhadap laporan
keuangan. Disamping itu, auditor juga perlu menerapkan prosedur tambahan untuk memperoleh
pemahaman lebih baik tentang sifat pelanggan.
Representasi Klien
Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai
bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia dan seksi ini sekaligus memberikan pedoman mengenai surat representasi
yang diperoleh.
c. PSA No. 39 SA seksi 336
Dalam penyelesaian auditing, auditor seringkali bekerja dalam batasan waktu yang terbatas.
Namun demikian, ia harus membuat penilaian serta pertimbangan yang profesional dan
menyatakan pendapat yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Dalam audit keuangan, auditor
perlu mengubah laporan audit jika memang ada keraguan tentang kondisi perusahaan. Audit
harus mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian jika ia menyimpulkan bahwa masalah
lingkungan memiliki pengaruh langsung dan material pada laporan keuangan serta klien menolak
untuk melakukan revisi atas laporan keuangannya.
Proses Audit
Audit dalam konteks teknologi informasi adalah memeriksa apakah sistem komputer berjalan
semestinya. Tujuh langkah proses audit:
Sebelum menjalankan proses audit, tentu saja proses audit harus direncanakan terlebih
dahulu. Audit planning (perencanaan audit) harus secara jelas menerangkan tujuan audit,
kewenangan auditor, adanya persetujuan managemen tinggi, dan metode audit. Metodologi
audit:
Struktur dan isi laporan audit tidak baku, tapi umumnya terdiri atas:
2. Pra-audit. Kegiatan pra-audit merupakan bagian yang penting dalam prosedur audit
lingkungan. Perencanaan yang baik pada tahap ini akan menentukan keberhasilan pelaksanaan
audit dan tindak lanjut audit tersebut. Informasi yang diperlukan pada tahap ini meliputi
informasi rinci mengenai aktifitas di lapangan, status hukum, struktur organisasi, dan lingkup
usaha atau kegiatan yang akan diaudit. Aktifitas pra-audit juga meliputi pemilihan tata laksana
audit, penentuan tim auditor, dan pendanaan pelaksanaan kegiatan audit. Pada saat ini, tujuan
dan ruang lingkup audit harus telah disepakati.
3. Kegiatan Lapangan
a. Pertemuan pendahuluan. Tahap awal yang harus dilaksanakan oleh tim audit adalah
mengadakan pertemuan dengan pimpinan usaha atau kegiatan untuk mengkaji tujuan audit, tata
laksana, dan jadwal kegiatan audit.
c. Pengumpulan data. Data dan informasi yang dikumpullkan selama audit lingkungan akan
mencakup tata laksana audit, dokumentasi yang diberikan oleh pemilik usaha atau kegiatan,
catatan dan hasil pengamatan tim auditor, hasil sampling den pemantauan, foto-foto, rencana,
peta, diagram, kertas kerja dan hal-hal lain yang berkaitan, Informasi tersebut harus
terdokumentasi dengan baik agar mudah ditelusuri kembali. Tujuan utama pengumpulan data
adalah untuk menunjang dan merupakan dasar bagi pengujian hasil temuan audit lingkungan.
d. Pengujian. Prinsip utama audit lingkungan adalah bahwa informasi yang disajikan oleh tim
auditor telah diuji dan dikonfirmasikan. Dokumentasi yang dihasilkan oleh tim auditor harus
menunjang semua pernyataan, atau telah teruji melalui pengamatan langsung oleh tim auditor.
Dalam menguji hasil temuan audit, tim auditor harus menjamin bahwa dokumen yang dihasilkan
merupakan dokumen yang asli dan sah. Oleh karena itu tata laksana audit harus menentukan
tingkat pengujian data yang dibutuhkan, atau harus ditentukan oleh tim auditor
e. Evaluasi hasil temuan. Hasil temuan audit harus dievaluasi sesuai dengan tujuan audit dan
tata laksana yang telah disetujui untuk menjamin bahwa semua isu/masalah telah dikaji.
Dokumentasi penunjang harus dikaji secara teliti sehingga semua hasil temuan telah ditunjang
oleh data dan diuji secara tepat.
f. Pertemuan akhir. Setelah penelitian lapangan selesai, tim auditor harus memaparkan hasil
temuan pendahuluan dalam suatu pertemuan akhir secara resmi. Pertemuan ini akan
mendiskusikan berbagai hal yang belum terpecahkan atau informasi yang belum tersedia. Tim
auditor harus mengkaji hasil temuannya secara garis besar dan menentukan waktu penyelesaian
laporan akhir. Seluruh dakumentasi selama penelitian harus dikembalikan kepada penanggung
jawab usaha atau kegiatan.
4. Pasca Audit. Tim auditor akan menyusun laporan tertulis secara lengkap sebagai hasil
pelaksanaan audit lingkungan. Laporan tersebut juga mencakup pemaparan tentang rencana
tindak lanjut terhadap isu-isu lingkungan yang telah diidentifikasi.
Proses audit lingkungan dimulai dengan sejumlah aktivitas sebelum audit ditempat aktual terjadi.
Aktivitas-aktivitas tersebut yaitu pemilihan fasilitas yang diaudit, jadwal dari fasilitas yang
diaudit, pemilihan tim audit, pengembangan dari suatu rencana audit, mendefinisikan ruang
lingkup audit, pemilihan topik yang prioritas untuk dimasukkan, memodivikasi program audit
dan mengalokasi sumber daya tim audit. Audit ditempat aktual secara tipikal terdapat 5 langkah
dasar, yaitu:
d. Menilai temuan audit. Pengamatan audit dan temuan dinilai, tujuannya dapat dimengerti
dan mengintegrasikan temuan-temuan dan observasi dari setiap anggota tim, kemudian
menentukan disposisi akhir temuan dan observasi akan dimasukkan ke dalam laporan audit yang
formal atau hanya membawa pada perhatian dari manajemen fasilitas. Temuan audit dan
observasi dapat diorganisasikan untuk menentuka temuan yang umum, dapat mempunyai
signifikasi yang lebih besar daripada bila dipandang secara individual. Dalam menilai temuan
audit, anggota tim khususnya pemimpin tim, menentukan apakah bukti audit yang dimiliki cukup
untuk mendukung temuan audit.
e. Melaporkan temuan audit. Proses pelaporan audit lingkungan sering dimulai dengan
diskusi yang tidak formal antara auditor dan koordinator lingkungan fasilitas ketika
penyimpanan diketahui. Temuan lebih jauh akan diklarifikasi ketika audit sedang berlangsung
dan kemudian dilaporkan kepada manajemen fasilitas selama penyelesaian audit atau konferensi
penutupan. Selama pertemuan, tim audit mengkomunikasikan semua temuan dan pengamatan
yang diketahui selama audit dan menunjukkan item-item mana yang akan muncul dalam laporan
audit yang formal. Tujuan pengunaan laporan audit mencakup memberikan informasi kepada
manajemen, memprakarsai tindakan korektif, dan menyediakan dokumentasi audit. Laporan
audit memberikan kaitan yang cukup untuk seluruh penelaahan yang dilakukan sehinggam
kerangka kerja manajemen yang ada dapat menentukan apa, apabila ada, tindakan-tindakan yang
diperlukan.
Proses audit tidak hanya berakhir pada simpulan dari audit ditempat. Pemimpin tim audit
menyiapkan suatu laporan sementara mengenai temuan dan observasi dalam dua minggu dari
audit ditempat. Laporan sementara ini dapat ditelaah oleh manajemen fasilitas, dan lain-lain
sebelum suatu laporan akhir diterbitkan. Ketika laporan akhir disiapkan, proses perencanaan
tindakan biasanya dimulai. Proses mencangkup menentukan lokasi yang potensial, menyiapkan
rekomendasi, memberikan tanggung jawab untuk tindakan korektif dan menetapkan jadwal.
Langkah terakhir dalam proses audit secara keseluruhan dimulai dengan tindak lanjut terhadap
rencana tindakan untuk memastikan bahwa seluruh kekurangan dalam kenyataannya telah
diperbaiki.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyu Manuhara P. 2000. Audit Lingkungan: Pengungkapan Isu Lingkungan Dalam Laporan
Keuangan Auditan. Jurnal Akuntansi & Investasi Vol. 1 No. 2 hal: 85-92 ISSN:
1411-6227.
http://openstorage.gunadarma.ac.id/linux/docs/v06/Kuliah/SistemOperasi/BUKU/SistemOperasi-
4.X-2/ch22s10.html di unduh pada tanggal 18 Maret 2021
Daryanti Ampe, 2016, Audit Lingkungan, https://cacingkurcaci.blogspot.com/2016/12/audit-
lingkungan.html, di unduh pada tanggal 18 Maret 2021