Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH METODE PENYULUHAN

JUDUL :

“PEMBERDAYAAN ISTRI NELAYAN MELALUI WIRAUSAHA UNTUK PENINGKATAN


EKONOMI di KABUPATEN BOALEMO, GORONGTARO”

DISUSUN OLEH :

SITI UMMI MAKTUM

20180250008

PRODI PERIKANAN

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS HANG TUAH

SURABAYA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat guna memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Metode Penyluhan dengan
judul“Pemberdayaan Istri Nelayan Melalui Wirausaha Untuk Peningkatan Ekonomi Di
Kabupaten Boalemo, Gorongtaro”.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah dan masih
jauh dari kesempurnaan. Mohon kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
sangat diharapkan guna memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat
bagi pembaca.

Surabaya, 5 april 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
1.3 Tujuan.................................................................................................................... 1
BAB II DESKRIPSI WILAYAH...................................................................................... 2
BAB III MASALAH........................................................................................................... 3
BAB IV PEMECAHAN MASALAH................................................................................ 4
BAB V RENCANA KEGIATAN...................................................................................... 5
BAB VI PENUTUP............................................................................................................. 6
LAMPIRAN......................................................................................................................... 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ketergantungan nelayan di kabupaten Boalemo khususnya Kecamatan Dulupi Desa
Tabongo terhadap laut, menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perkembangan relatif
stagnan. Dimana ketergantungan tersebut pada akhirnya dapat menimbulkan dampak yang
sampai saat ini masih menjadi fenomena di sebagian besar wilayah pesisir kabupaten
Boalemo yaitu kemiskinan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pramono (2005) bahwa
masyarakat yang tinggal di daerah pesisir khususnya masyarakat nelayan ini sering
dikategorikan sebagai masyarakat yang biasa bergelut dengan kemiskinan dan
keterbelakangan. Sumber daya pesisir atau laut dengan produktivitas yang tinggi pada
dasarnya diharapkan berperan penting dalam mengatasi kemiskinan. Oleh karena itu, perlu
dipahami faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan nelayan dan alternatif pemecahanya.
Diperlukan program pemberdayaan masyarakat pesisir yang dapat diwujudkan melalui
kemandirian masyarakat nelayan. Salah satu program yang dapat membantu keluarga
nelayan adalah pemberdayaan wanita khususnya istri nelayan.
Pemberdayaan wanita nelayan dalam meningkatkan ekonomi keluarga nelayan sulit
dikembangkan, hal ini disebabkan karena kurangnya partisipasi wanita dalam berbagai
kegiatan yang akan melibatkan mereka. Beberapa masalah dalam integrasi wanita nelayan
dalam pembangunan kelautan dan perikanan antara lain, keadaan pendidikan yang umumnya
sangat rendah, tenaga wanita sering tidak dinilai, masih adanya nilai-nilai sosial budaya
masyarakat sebagai penghambat berperan sertanya wanita nelayan secara aktif. Disisi lain
wanita nelayan khususnya istri nelayan berpotensi dapat meningkatkan ekonomi keluarga
nelayan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan Kusnadi (2006) menyatakan bahwa salah satu
unsur potensi sosial untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir adalah kaum
perempuan, khususnya istri nelayan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pelaksanaan kegiatan pernyuluhan sehingga dapat menjadi solusi atas
permasalahan pemberdayaan istri nelayan melalui wirausaha untuk peningkatan ekonomi di
Kabupaten Boalemo, Gorongtaro?
1.3 TUJUAN
Melaksanaan pelaksanaan kegiatan pernyuluhan sehingga dapat menjadi solusi atas
permasalahan pemberdayaan istri nelayan melalui wirausaha untuk peningkatan ekonomi di
Kabupaten Boalemo, Gorongtaro

1
BAB II

DESKRIPSI WILAYAH

Kabupaten Boalemo dengan ibu kota Tilamuta merupakan kabupaten hasil pemekaran
Kabupaten Gorontalo pada tahun 1999. Kabupaten Boalemo dibentuk pada tanggal 12
Oktober 1999 berdasarkan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 1999 yang telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2000 tentang Pembentukan Kabupaten Boalemo. Jumlah
penduduk kabupaten Boalemo pada tahun 2019 sebanyak 147.682 jiwa.
Kabupaten Boalemo terletak pada posisi di antara 00°24'04" - 01°02'30" Lintang Utara (LU)
dan 120°08'04" - 122°33'33" Bujur Timur (BT)
dengan batas-batas sebagai berikut:
 Utara Laut Sulawesi
 Timur Kabupaten Gorontalo
 Selatan Teluk Tomini
 Barat Kabupaten Pohuwato
Berdasarkan data historis, Boalemo pada abad ke-17 pernah menjadi sebuah daerah kerajaan,
wilayahnya mencakup bagian barat Gorontalo. Ketika Belanda berkuasa sistem pemerintahan
beberapa kali mengalami perubahan. Dalam Lembaran Negara tahun 1925 Nomor 262,
Keresidenan Gorontalo dibagi menjadi dua wilayah pemerintahan, yakni; 1) Onder Afdeling
Gorontalo dengan Onder distriknya, meliputi Atinggola, Kwandang, Sumalata, Batudaa,
Tibawa, Gorontalo, Telaga, Tapa, Kabila, Suwawa dan Bonepantai, 2) Onder Afdeling
Boalemo dengan Onder distriknya, meliputi Paguyaman, Tilamuta dan Paguat.

2
BAB III
MASALAH
Beberapa masalah dalam integrasi wanita nelayan dalam pembangunan kelautan dan
perikanan antara lain, keadaan pendidikan yang umumnya sangat rendah, tenaga wanita
sering tidak dinilai, masih adanya nilai-nilai sosial budaya masyarakat sebagai penghambat
berperan sertanya wanita nelayan secara aktif. Disisi lain wanita nelayan khususnya istri
nelayan berpotensi dapat meningkatkan ekonomi keluarga nelayan itu sendiri. salah satu
unsur potensi sosial untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir adalah kaum
perempuan, khususnya istri nelayan. Berdasarkan penjelasan di atas, perlu memperdayakan
perempuan pesisir khususnya istri nelayan dalam berwirausaha untuk meningkatkan ekonomi
keluarga nelayan.

3
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
Pemecahan masalahnya yaitu dengan melakukan penyuluhan dan binaan menegenai
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat khususnya dalam bidang kewirausahaan dalam
menjawab perekonomian pengolahan hasil perikanan untuk masa yang akan datang . Teknik dan
metode mempemberdayaan yang akan diterapkan dalam kegiatan berwirausaha dengan
manfaatkan hasil tangkapan ikan dijadilkan pengolahan hasil perikanan berbasis berwirausaha
dengan metode penyuluhan dan praktek langsung di lapangan. Kegiatan tersebut akan diawali
dari penyuluhan tentang penanganan hasil-hasil perikanan, fortifikasi dan difersifikasi hasil
perikanan, teknik pengolahan hasil perikanan dari tahap pemilihan bahan baku, teknik penerapan
manajemen usaha atau berwirausaha (teori dan praktek) (pengujian langsung dengan teknik
pembuatan)

4
BAB V
RENCANA KEGIATAN

No Perihal Keterangan
1 Masalah Beberapa masalah dalam integrasi wanita nelayan dalam
pembangunan kelautan dan perikanan antara lain, keadaan
pendidikan yang umumnya sangat rendah, tenaga wanita
sering tidak dinilai, masih adanya nilai-nilai sosial budaya
masyarakat sebagai penghambat berperan sertanya wanita
nelayan secara aktif. Disisi lain wanita nelayan khususnya
istri nelayan berpotensi dapat meningkatkan ekonomi
keluarga nelayan itu sendiri. salah satu unsur potensi sosial
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir adalah
kaum perempuan, khususnya istri nelayan.
2 Kegiatan Kegiatan ini akan diawali dari penyuluhan tentang
penanganan hasil-hasil perikanan, , teknik pengolahan hasil
perikanan dari tahap pemilihan bahan baku, teknik
penerapan manajemen usaha atau berwirausaha (teori dan
praktek) (pengujian langsung dengan teknik pembuatan)
3 Tujuan Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir
khususnya kaum istri nelayan, agar kehidupannya jauh
semakin baik dan maju.
4 Sasaran Para istri nelayan di desa Tabongan
5 Metode Kunjungan / sosialiasi dan praktek berwirausaha
6 Volume 20 orang
7 Lokasi Di Kabupaten Boalemo khususnya Kecamatan Dulupi Desa
Tabongo
8 Waktu 1 hari
9 Biaya Rp 10.000.000
10 Sumber Biaya Universitas Negeri Gorongtalo
11 Pelaksana Saya sendiri sebagai penyuluh
12 Penanggung Jawab Saya sendiri

5
BAB VI
PENUTUP
Program penyuluhan dan pemberdayaan istri nelayan ini di ikuti sebayak 20 orang.
Program Penyuluhan ini melalui wirausaha memiliki tujuan untuk peningkatan ekonomi
keluarga istri nelayan khususnya yang Masyarakat di Desa Tabongo dan penanganan di tingkat
konsumen akhir sehari-hari di rumah, serta bagaimana memanfaatkan dan mengolah berbagai
jenis hasil perikanan, mengelola usaha dan mengendalikan usaha hasil perikanan yang akan
diproduks.

6
LAMPIRAN
Lampiran I
Cara memilih bahan baku
Ikan yang cocok diolah menjadi bakso adalah ikan yang durinya tidak menyebar sehingga
seluruh duri-durinya lebih mudah disisihkan. Contoh ikan yang durinya menyebar ke seluruh
bagian daging adalah ikan bandeng. Oleh karena itu, ikan bandeng merupakan salah satu ikan
yang tak cocok diolah jadi bakso sebab durinya sulit disisihkan. Sebaiknya, Anda memilih ikan
yang bagian dagingnya tebal dengan duri yang berkumpul di bagian tengah.

Memilih Ikan yang Segar

Ikan yang segar adalah kunci kelezatan bakso ikan. Bila Anda memutuskan untuk menggunakan
ikan segar, pilihlah ikan yang teksturnya masih kenyal dengan aroma yang tidak menusuk.
Sedangkan bila Anda ingin menggunakan ikan fillet yang sudah dibekukan, sebaiknya gunakan
ikan fillet dalam keadaan dingin agar tekstur bakso yang digunakan jadi lebih kenyal. Ikan yang
sudah difillet biasanya lebih mudah diolah menjadi bakso ikan karena sudah tak mengandung
duri dan tinggal dicampurkan dengan bahan-bahan pelengkap bakso lainnya.

Jenis Ikan yang Tepat

Hampir semua jenis ikan bisa digunakan untuk membuat bakso ikan, asalkan tidak memiliki
duri-duri yang menyebar. Bila Anda ingin membuat bakso menggunakan ikan yang agak mahal,
Anda bisa memilih ikan marlin, ikan tenggiri, kakap, kerapu atau ikan nila. Jenis ikan tersebut
memiliki daging yang tebal dan mudah dipisahkan dari durinya. Sedangkan bila Anda ingin
membuat bakso ikan yang lebih ekonomis, Anda bisa menggunakan jenis ikan kecil seperti ikan
kembung, ikan kacang-kacang, ikan kurisi atau ikan gulama. Beberapa jenis ikan tersebut cocok
dijadikan bahan baku bakso yang akan dijual kembali.

Lampiran 2

7
Materi kewirausahaan
 Apasih wirausaha dan kewirausahan itu?
Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
kewirausahaan. Sedangkan Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh
keuntungan yang lebih besar.
 Apa tujuan kewirausahaan itu?
 Dapat membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain
 Menciptakan jaringan bisnis yang baru yang bisa menyerap banyak tenaga kerja di daerah
asal
 Meningkatkan kesejahteraan kehidupan diri sendiri serta masyarakat sekitar dari usaha
yang dijalankannya dengan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat
 Menularkan serta mengembangkan semangat berwirausaha pada orang lain
 Membantu para pengusaha muda guna berkreasi serta berinovasi

 Bagaimana ciri-ciri orang yang memiliki jiwa kewirausahaan ?

 Memiliki sifat kreatif dan berani


 Berkemauan keras dan memiliki semangat yang tinggi
 Mampu menganalisis dengan baik
 Memiliki jiwa kepemimpinan dan tidak boros
 Dapat membuat keputusan dengan bijak dan bertanggung jawab
 Mengabdi pada bisnis yang dijalankannya

Kunci berwirausaha adalah


Tumbuh,..

Artinya adalah tujuan hidup kita bukanlah menjadi kaya,.. tetapi Melainkan tumbuh. Untuk
tumbuh, Anda harus percaya, mau, mampu, dan dipelihara, Kaya adalah akibat, Bukan tujuan,
Kaya yang bermartabat, bukan sekedar kaya,Yaitu: Kaya melalui proses kemandirian

Lampiran 3

8
Pembuatan bakso ikan tenggiri

bahan-bahan yang diperlukan:

1. 500 gr daging ikan tenggiri.

2. 4 siung bawang putih.

3. 3 sdm tepung tapioka atau tepung sagu.

4. Dua butir telur ayam, ambil putihnya saja.

5. 2 sdm gula pasir.

6. Garam dan merica bubuk secukupnya.

7. Air bersih secukupnya.

8. Es batu yang sudah diserut.

Cara membuat:

9
1. Masukan daging ikan tenggiri yang sudah dibersihkan ke dalam mesin bakso atau blender
bersama dengan bawang putih, putih telur, garam, merica, gula pasir dan es serut secukupnya.
Haluskan semua bahan sampai benar-benar halus.

2. Tuangkan adonan tersebut ke sebuah wadah lalu masukan tepung tapioka atau tepung sagu
sambil diaduk-aduk sampai semua bahan tercampur.

3. Siapkan panci dan rebus air bersih secukupnya sampai mendidih. Kalau sudah matikan apinya.

4. Bentuk adonan bakso sampai membentuk bulatan.

5. Ambil adonan bakso dengan sendok makan lalu masukan dalam air panas yang sudah direbus
di panci.

6. Rebus kembali bakso dengan api sedang sampai bakso ikannya matang dan mengambang.

7. Setelah matang, angkat lalu tiriskan.

Lampiran 4

Analisa Usaha Bakso Ikan


Asumsi
 Lama waktu penggunaan gerobak hingga 4.5 tahun.
 Lama waktu penggunaan kompor serta tabung gas hingga 3.5 tahun.
 Lama waktu penggunaan panci hingga 2 tahun.
 Lama waktu penggunaan mesin giling ikan hingga 2 tahun.
 Lama waktu penggunaan wajan hingga 1.5 tahun.
 Lama waktu penggunaan penggoreng hingga 1.5 tahun.
 Lama waktu penggunaan wadah hingga 1.5 tahun.
 Lama waktu penggunaan serbet hingga 1.5 tahun.
 Lama waktu penggunaan mangkuk hingga 1.5 tahun.
 Lama waktu penggunaan sendok hingga 4.5 tahun.
 Lama waktu penggunaan garpu hingga 4.5 tahun.
 Lama waktu penggunaan pisau hingga 4.5 tahun.
 Lama waktu penggunaan telenan hingga 4.5 tahun.
 Lama waktu penggunaan baksom hingga 4.5 tahun.
 Lama waktu penggunaan nampan hingga 4.5 tahun.

10
 Lama waktu penggunaan timba hingga 4.5 tahun.
 Lama waktu penggunaan meja dan kursi hingga 4 tahun.
 Lama waktu penggunaan peralatan tambahan hingga 1.5 tahun.
Investasi
Peralatan Harga 
 Gerobak  Rp. 1,220,000
 Kompor dan gas  Rp. 330,000
 Panci  Rp. 80,000
 Mesin giling ikan  Rp. 3,000,000
 Wajan  Rp. 80,000
 Penggoreng  Rp. 28,000
 Wadah  Rp. 50,000
 Serbet  Rp. 30,000
 Mangkuk  Rp. 225,000
 Sendok  Rp. 65,000
 Garpu  Rp. 60,000
 Pisau  Rp. 50,000
 Telenan  Rp. 30,000
 Baskom  Rp. 25,000
 Nampan  Rp. 40,000
 Timba  Rp. 35,000
 Meja dan Kursi  Rp. 1,440,000
 Peralatan tambahan  Rp. 45,000
 Jumlah Investasi  Rp. 6,833,000
 
Biaya Operasional per Bulan
 Biaya Tetap
 Penyusutan gerobak 1/30 x Rp. 1.220.000  Rp. 40,667
 Penyusutan kompor dan gas 1/30 x Rp. 330.000  Rp. 11,000
 Penyusutan panci 1/30 x Rp. 80.000  Rp. 2,667
 Penyusutan mesin giling ikan 1/30 x Rp. 3.000.000  Rp. 100,000
 Penyusutan wajan 1/30 x Rp. 80.000  Rp. 2,667
 Penyusutan penggoreng 1/30 x Rp. 28.000  Rp. 933
 Penyusutan wadah 1/30 x Rp. 50.000  Rp. 1,667
 Penyusutan serbet 1/30 x Rp. 30.000  Rp. 1,000
 Penyusutan mangkuk 1/30 x Rp. 225.000  Rp. 7,500
 Penyusutan sendok 1/30 x Rp. 65.000  Rp. 2,167
 Penyusutan garpu 1/30 x Rp. 60.000  Rp. 2,000
 Penyusutan pisau 1/30 x Rp. 50.000  Rp. 1,667
 Penyusutan telenan 1/30 x Rp. 30.000  Rp. 1,000
 Penyusutan baskom 1/30 x Rp. 25.000  Rp. 833
 Penyusutan nampan 1/30 x Rp. 40.000  Rp. 1,333
 Penyusutan timba 1/30 x Rp. 35.000  Rp. 1,167
 Penyusutan meja dan kursi 1/30 x Rp. 1.440.000  Rp. 48,000
 Penyusutan alat tambahan 1/30 x Rp. 45.000  Rp. 1,500
 Total Biaya Tetap  Rp. 227,767
 
Biaya Variabel
 Daging ikan  Rp. 75,000  x  30  =  Rp. 2,250,000
 Tepung sagu  Rp. 30,000  x  30  =  Rp. 900,000
 Tepung kanji  Rp. 30,000  x  30  =  Rp. 900,000

11
 Bawang putih  Rp. 25,000  x  30  =  Rp. 750,000
 Telur  Rp. 25,000  x  30  =  Rp. 750,000
 Garam  Rp. 2,000  x  30  =  Rp. 60,000
 Gula pasir  Rp. 12,000  x  30  =  Rp. 360,000
 Keripik pangsit  Rp. 15,000  x  30  =  Rp. 450,000
 Kecap  Rp. 15,000  x  30  =  Rp. 450,000
 Saos  Rp. 15,000  x  30  =  Rp. 450,000
 Sambal  Rp. 20,000  x  30  =  Rp. 600,000
 Tahu  Rp. 15,000  x  30  =  Rp. 450,000
 Mie  Rp. 15,000  x  30  =  Rp. 450,000
 Penyedap rasa  Rp. 10,000  x  30  =  Rp. 300,000
 Gas LPG  Rp. 20,000  x  30  =  Rp. 600,000
 Biaya Variabel  Rp. 9,720,000
 
Total Biaya Operasional
 Biaya tetap + biaya variabel =  Rp. 9,947,767
 
Pendapatan per Bulan
 Penjualan rata – rata =
100  porsi  x Rp. 5,000  =  Rp. 500,000
Rp. 500,000  x 30  hr  = Rp. 15,000,000
 
Keuntungan per Bulan
 Laba    = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional
 Rp.    15,000,000  – 9,947,767  =  Rp. 5,052,233
 
Lama Balik Modal
 Total Investasi / Keuntungan =  Rp. 6,833,000  : 5,052,233  = 1  bln

12

Anda mungkin juga menyukai