1. Biaya operasional bisnis yang terdiri dari biaya depresiasi fasilitasi lingkungan,
biaya memperbaiki fasilitais lingkungan, jasa atau fee kontrak untuk
menjalankan fasilitas pengelolaan lingkungan, biaya tenaga kerja untuk
menjalankan operais fasilitas pengelolaan lingkungan serta biaya kontrak untuk
pengelolaan limbah (recycling).
2. Biaya daur ulang yang dijual yang disebut sebagai Cost incurred by upstream
and down-stream business operations is the contract fee paid to the Japan
Container and Package Recycling Association.
3. Biaya penelitian dan pengembangan (Litbang) yang terdiri dari biaya total untuk
material dan tenaga ahli, tenaga kerja lain untuk pengembangan material yang
ramah lingkungan, produk dan fasilitasi pabrik.
1.3 Eksternalitas
Dalam ilmu ekonomi, dampak ini diberi bermacam-macam nama, seperti, 3rdParty
Effect, Spillower Effect, atau lebih jelasnya External Economies (jika
menguntungkan) atau External Diseconomies (jika merugikan) atau secara umum
diistilahkan Externalities.
Usaha dalam melakukan penilaian terhadap eksternalitas ini cukup sulit dikarenakan
oleh :
Item social costs yang utama bagi perusahaan adalah sebagai berikut :
Akuntansi konvensional menurut Craig & Ben Gorgon (2001: 187-199) memiliki
beberapa karakteristik, yaitu :
Dalam sistem akuntansi lingkungan berorientasi pada flow yang mendasarkan pada
analisis sebab dan akibat secara sistematis khususnya biaya yang terkait dengan
output, seperti emisi, pembuangan sampah dan limbah yang dijadikan input
perusahaan.
Image and relationship costs adalah biaya yang dipengaruhi oleh persepsi
manajemen, pelanggan, tenaga kerja, publik dan lembaga pemerintah tentang
kepatuhan terhadap undang-undang lingkungan dan bersifat subyektif, contoh:
pelaporan biaya lingkungan secara sukarela oleh perusahaan.
Dalam akuntansi lingkungan dipertimbangkan private cost dan societal cost dalam
membuat keputusan, sedangkan dalam akuntansi konvensional tidak
mempertimbangkan kedua biaya tersebut dalam pembuatan keputusan perusahaan.
Private cost merupakan biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan yang
berpengaruh langsung terhadap bottom line perusahaan.
Societal cost menggambarkan dampak biaya lingkungan dan sosial dalam suatu
entitas dan merupakan biaya eksternal, contohnya adalah biaya yang dikeluarkan
sebagai dampak pencemaran lingkungan.
Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya Teori Akuntansi (2001: 369) merangkum
matode-metode pengukuran informasi yang akan dilaporkan dalam Socio Economic
Reporting, antara lain :
A. Lingkungan Hidup :
Menurut Martin Freedman, ada tiga pendekatan yang digunakan dalam melaporkan
kinerja sosial perusahaan dalam kaitannya dengan penerapan akuntansi sosial:
a) Inventory Approach
Keterbatasan dari pendekatan ini adalah sulit dalam membuat daftar yang
sesuai dengan batasan yang realistis, serta sulit untuk membandingkan
pertanggung jawaban sosial terhadap lingkungan antar perusahaan karena
tidak ada standar yang tepat untuk mengukur pertanggungjawaban tersebut.
b) Cost Approach
d) Cost-Benefit Approach
Menurut Irawan (Lintasan Ekonomi: 2001), biaya lingkungan dapat diartikan sebagai
biaya yang muncul dalam usaha untuk mencapai tujuan seperti pengurangan biaya
lingkungan yang meningkatkan pendapatan, meningkatkan kinerja lingkungan yang
perlu dipertimbangkan saat ini dan yang akan datang.
Sedangkan media penentuan biaya lingkungan meliputi udara, air, tanah, kebisingan,
kerusakan biota, radiasi.
Biaya lingkungan terkait erat dengan lingkungannya. Biaya ini meliputi antara lain;
biaya degradasi tanah, pencemaran lingkungan, biaya penyusutan air, biaya untuk
daur ulang, biaya untuk membayar denda, bunga, dan biaya ganti rugi karena
kerusakan lingkungan serta kehilangan flora dan fauna. Selain itu, ada juga biaya
lingkungan yang cenderung tidak diketahui dengan jelas oleh pimpinan perusahaan
atau organisasi lain. Biaya ini cenderung tersembunyi seperti biaya untuk persiapan
asuransi, pengendalian polusi, dan biaya untuk pengolahan limbah.
Ada tiga macam biaya lingkungan yang timbul dari dampak pencemaran terhadap
lingkungan yang ditanggung oleh masyarakat :
a. Damage Cost, yaitu biaya akibat dampak langsung dan tak langsung dari limbah,
misalnya meningkatnya berbagai macam penyakit dan terganggunya reproduksi
makhluk hidup.
b. Avoidance Cost, biaya ekonomi dan sosial dalam kaitannya dengan berbagai
upaya untuk menghindari dampak pencemaran yang terjadi. Misalnya biaya untuk
penyaring udara.
c. Abatement Cost, yaitu biaya sumber daya yang digunakan untuk melakukan
penelitian, perencanaan, pengelolaan dan pemantauan pencemaran.
Tingkatan biaya lingkungan dalam melakukan analisa full costing ada empat macam,
yaitu :
Usual cost adalah cost yang berkaitan langsung dengan produk, termasuk biaya
pembuatan, peralatan, material, pelatihan, tenaga kerja dan energi.
1) Nilai harga pokok produksi ditetapkan pada suatu produk tidak terlalu rendah,
karena sudah dimasukkan biaya lingkungan. Perusahaan mencoba
memperkirakan tingkat pencemaran yang telah dilakukan terhadap lingkungan
dengan melihat berapa unit bahan baku yang masuk dalam produksi, berapa unit
yang hilang pada awal dan akhir produksi, dan berapa unit yang benar-benar
menjadi output.
2) Dengan nilai harga pokok produksi yang tidak terlalu rendah maka penetapan
harga jual atas produk pun tidak terlalu rendah, karena telah memperhitungkan
biaya perlindungan terhadap lingkungan, maka kerusakan yang berdampak pada
lingkungan tersebut telah diatasi oleh perusahaan. Namun apabila perusahaan
tidak memasukkan biaya lingkungan kedalam biaya produksi maka harga pokok
produksi yang ditetapkan menjadi terlalu rendah, yang mengakibatkan harga jual
juga rendah, dengan demikian tidak ada kepedulian perusahaan terhadap
lingkungan.
3) Dengan menetapkan biaya lingkungan dalam anggaran perusahaan secara dini,
maka perusahaan akan lebih berhati-hati terhadap lingkungan dan kalaupun
pencemaran tersebut masih tetap terjadi volumenya akan relatif kecil, karena
bagaimanapun juga perusahaan berharap agar biaya lingkungan yang telah
dianggarkan tidak dimanfaatkan secara keseluruhan, namun ada penghematan
atas biaya lingkungan.
4) Dengan menetapkan biaya lingkungan dalam anggaran perusahaan, maka
perusahaan sudah memikirkan alat mana yang dapat digunakan dalam
pengolahan limbah, sehingga limbah yang dihasilkan limbah tersebut dapat
didaur ulang. Dalam hai ini perusahaan akan memperkirakan bahwa minimal
limbah tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat dan hasil penjualan limbah
tersebut dapat menutupi biaya lain-lain yang telah dikeluarkan oleh perusahaan.
Adapun manfaat lain yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dengan adanya
kepedulian perusahaan terhadap lingkungan adalah :
EMA merupakan salah satu bidang disiplin ilmu akuntansi yang aktivitasnya bertujuan
memberikan informasi pada manajemen atas pengelolaan lingkungan dan dampaknya
terhadap biaya produksi. EMA diharapkan akan menjadi salah satu rangkaian sistem
yang bertujuan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Sehingga tercapai model
pengukuran kinerja yang seimbang antara ukuran financial profit dengan kinerja
pengelolaan lingkungan.
EMA dirumuskan berdasarkan dua pendekatan yaitu pertama prosedur aliran fisik
atas konsumsi dan pembuangan material dan energi (material flow balance
procedure), kedua prosedur pengukuran nilai atas biaya, penghematan dan
pendapatan (monetary procedure) yang berhubungan dengan kemungkinan dampak
lingkungan. Kedua pendekatan tersebut sebagai dasar dalam mengidentifikasi,
mengukur dan mengalokasikan biaya lingkungan. Bagi manajer hal ini penting sebab
selain dapat dihasilkan harga pokok produksi yang tepat atas lokasi biaya lingkungan,
juga sebagai dasar pengendalian biaya lingkungan dimasa yang akan datang.
Sehingga dapat dihasilkan produk yang ramah lingkungan.
Konsep prosedur aliran fisik material memberikan informasi penting dalam mengukur
kinerja manajemen lingkungan. Sedangkan prosedur pengukuran nilai memberi dasar
dalam mengidentifikasi biaya dan dasar alokasi sehingga dapat diukur biaya,
penghematan dan pendapatan atas pengelolaan pengelolaan lingkungan.
Dengan pendekatan gabungan ini dapat dihasilkan alokasi biaya produksi yang tepat
sehingga benar-benar mencerminkan harga pokok yang akurat setiap produk. Selain
itu manajemen dapat melakukan pengendalian terhadap aktivitas produksi yang
mengakibatkan munculnya berbagai biaya lingkungan.
Salah satu cara untuk mewujudkan akuntansi lingkungan adalah dengan menerapkan
prinsip pengungkapan (disclosure) dalam praktik akuntansi.
2. Product Differentiation
Pengungkapan memiliki tiga sifat yang menampilkan informasi keuangan dan non
keuangan operasi perusahaan, yaitu :
Teori ini mengemukakan bahwa sebagai agen dari suatu prinsipal yang mewakili
seluruh interest group perusahaan, pihak manajemen melakukan pengungkapan
sosial terhadap lingkungannya sebagai upaya memenuhi tuntutan publik
lazimnya, prinsipal diartikan sebagai pemegang saham, namun pengertian
prinsipal kini telah meluas menjadi seluruh pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan.
3. Social and Political Theory Studies
Akuntansi lingkungan dapat digunakan pada desain produk dan proses produksi oleh
perusahaan. Desain produk dan proses produksi memiliki pengaruh signifikan pada
kinerja dan biaya lingkungan. Proses desain memerlukan balancing cost, performance
cultural, legal dan environment criteria. Perusahaan yang mengadopsi desain
lingkungan (life cycle design) akan mempertimbangkan evaluasi alternatif desain ke
dalam biaya lingkungan, kinerja, budaya dan peraturan yang ada.
Tidak banyak informasi atau diskusi yang berkaitan dengan akuntasi lingkungan
sebagai salah satu istilah atau sistem penilaian lingkungan khusus. Ada satu langkah
yang dirintis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dengan Bank Indonesia yang ini
termaktub dalam nota kesepahaman (MoU) antara KLH dan Bank Indonesia (BI) yang
ditandatangani pada tahun 2005 yang lalu. Kesepakatan ini sebenarnya sebagai
tindak lanjut dari Peraturan Bank Indonesia nomor 7/2/PBI/2005 tentang penetapan
peringkat kualitas aktiva bagi bank umum. Peraturan tersebut, mengatur aktiva
produktif untuk kredit termasuk pada kualitas kredit. Aspek lingkungan hidup menjadi
salah satu faktor di dalam penilaian kredit itu. BI sepakat menggunakan proper
(perangkat penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam Pengelolaan lingkungan
hidup) KLH dalam menilai kelayakan kredit (Tempo Interaktif, 8 April 2005).
Penilaian tingkat kinerja perusahaan (Proper) terkait dengan lingkungan hidup yang
menjadi program tahunan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk penilaian
tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, dampak pada lingkungan, yang
dapat berpengaruh pada penentuan kualitas kredit perusahaan, kelayakan
perusahaan dan sebagainya. Hasil penelitian ini disampaikan ke Bank atau kreditor
lainnya. Proper ini diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
27/MenLH/2002. Misalnya Bank sebagai debitur dapat menurunkan kredit bagi
perusahaan berperingkat buruk. Jika tidak layak dari sudut lingkungan karena kinerja
buruk maka perusahaan bisa tidak diijinkan mendapatkan kredit. Ada juga pemberian
sistem ISO. Dengan sistem ISO perusahaan yang punya komitmen untuk kemudian
memperbaiki kinerja terhadap lingkungan yang baik dapat diberikan sertifikat ISO
sedangkan yang tidak tidak akan mendapatkannya. Perusahaan masih terus bisa
melakukan operasi bisnisnya. Namun dengan proper perusahaan bisa tidak bisa
diberikan ijin operasi atau tidak mendapatkan kredit.
Sebagai salah satu contoh kasus, mulai tahun ini Freeport akan dinilai dengan
menggunakan Proper. Selama ini Freeport dianggap tidak dapat dikendalikan oleh
Pemerintah sebagaimana yang dikuatirkan oleh pada anggota DPR. Hasil
pemantauan KLLH menunjukkan adanya pencemaran yang hebat di sungai-sungai
sekitarnya akibat pembuangan tailing oleh Freeport (Kompas, 2 Februari 2006).
Dalam PSAK No. 33, dijelaskan mengenai pengertian lingkungan hidup, yaitu
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk
didalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Kegiatan produksi perusahaan cenderung membawa dampak bagi lingkungan hidup.
Dampak dari aktivitas perusahaan tersebut tentunya menjadi tanggung jawab
perusahaan terhadap masyarakat.
Dampak terhadap lingkungan hidup di sekitar lokasi industri, meliputi tetapi tidak
terbatas pada :
Penyusun:
Rifqah Alsami F.
023141216
Fajri Alifian P.
023141234
Nadya Pradipta
023141137
Lutfiana Dwi A.
023141117
UNIVERSITAS TRISAKTI
2016
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Environmental Accounting (Akuntansi Lingkungan).
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun