Anda di halaman 1dari 40

KERANGKA KONSEPTUAL & KONSTRUKSI

APLIKASI AKUNTANSI HIJAU


Anggota Kelompok (Kelas 3) :
Ang Lovenia Kristiani 17.G1.0034
Donabella Vania S. 17.G1.0051
Herlina Febriyani 17.G1.0131
Della Pangestika 17.G1.0147
Hakikat Akuntansi Hijau
• Seiring dengan semakin parahnya krisis lingkungan global, akuntansi
hijau mulai dikembangkan secara serius dalam upaya meminimalisasi
kritik keras terhadap kelemahan akuntansi konservatif yang dinilai
cenderung mengabaikan objek, fenomena, atau peristiwa lingkungan
dan sosial yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan
entitas korporasi dalam proses akuntansi.
• Akuntansi hijau :
▫ Cabang ilmu baru dalam akuntansi yang independen.
▫ Akuntansi yang menghijaukan, menyejukkan, dan melestarikan bisnis dan
laba korporasi.
▫ Sebagai “akuntansi kasih” (affection accounting), yaitu mengasihi bisnis-
ekonomi, masyarakat, dan lingkungan alam secara terpadu, tulus, dan
berkelanjutan.
Kerangka Konseptual Akuntansi Hijau
• Kerangka Konseptual : seperangkat konsep, teori, atau sistem
akuntansi yang fundamental dan saling berkaitan.
• Fungsi kerangka konseptual :
 Sebagai pedoman penyusunan standar akuntansi dan acuan dalam
pemecahan masalah praktik akuntansi.
 Basis pertimbangan dalam penyusunan laporan akuntansi dan pelaporan-
pengungkapan informasi akuntansi serta pendidikan akuntansi.
• 3 level kerangka konseptual akuntansi hijau :
▫ Level pertama : Level teoretis (ruang lingkup dan tujuan)
▫ Level kedua : Level konseptual fundamental (mengidentifikasi dan
menguraikan karakteristik kualitatif informasi)
▫ Level ketiga : Level operasional (prinsip dan aturan)
Definisi, Tujuan, dan Sasaran Akuntansi Hijau
• Definisi : Proses pengakuan, pencatatan, pelaporan, dan pengungkapan
informasi terhadap transaksi ekonomi, sosial, dan lingkungan korporasi
terhadap masyarakat dan lingkungan, yang bermanfaat dalam pengambilan
keputusan ekonomi dan nonekonomi.
• Tujuan : Menyajikan informasi akuntansi keuangan, informasi akuntansi
sosial, dan informasi akuntansi lingkungan secara terpadu.
• Sasaran :
 Manajemen, pemegang saham, kreditor, pelanggan, konsumen, karyawan,
pemerintah, dan masyarakat dapat mengevaluasi dan menilai posisi keuangan
dan kinerja bisnis, risiko korporasi, prospek pertumbuhan bisnis dan kinerja laba
korporasi, serta keberlanjutan korporasi.
 Pemangku kepentingan dapat mengetahui informasi akuntansi tentang kualitas
manajemen yang bertanggung jawab menentukan keberlanjutan pertumbuhan
bisnis dan laba korporasi dalam jangka panjang.
Model Akuntansi Hijau
• Ruang lingkup : Akuntansi keuangan, akuntansi sosial, akuntansi
lingkungan.
• Objek : Transaksi keuangan, masyarakat, dan lingkungan.
• Output : Pelaporan informasi keuangan, sosial, lingkungan.
• Model pelaporan : Pelaporan Informasi Akuntansi Hijau.
• Jenis informasi : Informasi akuntansi kuantitatif dan kualitatif.
• Tujuan : Kesejahteraan dan keberlanjutan dari korporasi
jangka pendek dan jangka panjang.
Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Hijau
1. Para pengguna informasi akuntansi adalah para pemangku
kepentingan :
▫ Pihak manajemen
▫ Pemegang saham
▫ Investor
▫ Kreditor
▫ Pemasok
▫ Konsumen
▫ Karyawan
▫ Pemerintah
▫ Masyarakat
Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Hijau
2. Kendala informasi akuntansi hijau adalah perbandingan
keterukuran informasi yang disajikan dan pengungkapan
informasi akuntansi kuantitatif dan kualitatif secara terintegrasi
3. Syarat khusus dan pervasif yang dibutuhkan para pemakai
informasi akuntansi adalah informasi akuntansi yang disajikan
kepada para pihak pemakai harus dapat dipahami dan berguna
dalam penilaian dan pengambilan keputusan ekonomi dan
nonekonomi
Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Hijau
4. Kriteria dalam penyajian informasi Akuntansi Hijau
a. Terintegrasi dan akuntabel
 Informasi akuntansi yang disajikan dalam pelaporan akuntansi harus
memperhitungkan, mengintegrasikan, dan mempertanggungjawabkan semua informasi
akuntansi keuangan, sosial dan lingkingan secara terpadu dalam satu paket pelaporan
b. Relevan
 Informasi yang disajikan harus relevan dengan kebutuhan para pemakai dalam
penilaian dan pengambilann keputusan
c. Relabel
 Informasi akuntansi yang disajikan harus reliabel atau handal agar dapat dipercaya dan
bermanfaat bagi para pemakai dalam penilaian dan pengambilan keputusan ekonomi
dan nonekonomi.
d. Transparan
 Informasi akuntansi harus disajikan secara transparan dan jujur
e. Keterbandingan
 Informasi akuntansi yang disajikan memiliki daya banding antarperiode dan disajikan
secara konsisten dari waktu ke waktu
Karakteristik Kualitatif Khusus dari Informasi Akuntansi
Hijau dalam Evaluasi Penilaian Pengambilan Keputusan
1. Akuntabilitas
▫ Informasi akuntansi yang disajikan memperhitungkan semua aspek informasi
entitas, terutama informasi yang berkaitan dengan tanggung jawab ekonomi,
sosial, dan lingkungan entitas, serta biaya-manfaat dari dampak yang
ditimbulkan.
2. Terintegrasi dan komprehensif
▫ Informasi akuntansi yang disajikan merupakan hasil integrasi antara informasi
akuntansi keuangan dengan informasi akuntansi sosial dan lingkungan yang
disajikan secara komprehensif dalam satu paket pelaporan akuntansi.
3. Transparan
▫ Informasi akuntansi terintegrasi harus disajikan secara jujur, akuntabel, dan
transparan agar tidak menyesatkan para pihak dalam evaluasi, penilaian dan
pengambilan keputusan ekonomi dan nonekonomi.
Komponen-komponen Laporan Akuntansi Hijau
1. Struktur aset entitas yang melaksanakan aktivitas tanggung
jawab sosial dan lingkungan perseroan (TJSLP), CSR, dan green
business akan muncul akun-akun baru seperti aset sumber daya
alam, investasi sosial dan lingkungan, investasi hijau atau
investasi CSR dibawah kelompok aset tetap.
2. Struktur akun liabilitas entitas yang melaksanakan TJSLP, CSR
dan korporasi hijau akan muncul akun-akun baru seperti
liabilitas sosial dan liabilitas lngkungan yang bersifat kontinjen.
Komponen-komponen Laporan Akuntansi Hijau
3. Struktur akun-akun ekuitas dari entitas korporasi yang melaksanakan
aktivitas CSR yang bersifat sukarela karena dilandasi oleh niat tulus
dan nilai-nilai spiritualitas bisnis (spiritualis CSR) dari para
pemegang sahamnya, bisa muncul akun baru yaitu akun donasi CSR,
dibawah akun laba rugi periode berjalan.
4. Struktur akun-akun biaya produksi dan biaya operasi entitas yang
melaksanakan TJSLP, CSR dan green business akan muncul akun-
akun biaya baru seperti biaya sosial dan baya lingkungan atau biaya
penghijauan perusahaan (greening costs) yang bersifat periodik atau
temporer.
Prinsip-prinsip Akuntansi Hijau
1. Prinsip keberlanjutan atas kelestarian
▫ Akuntansi yang mengakui dan mengukur nilai, mencatat , meringkas, dan
melaporkan informasi terkait objek, dampak, peristiwa dan atau akuntansi
dengan transaksi keuangan, sosial, dan lingkungan secara terpadu dan
sistematis satu paket pelaporan akuntansi untuk mendukung keberlanjutan
pertumbuhan laba korporasi, kesejahteraan sosial dan kelestarian ekologi.
2. Prinsip pengakuan aset:
▫ Pengorbanan sumber daya ekonomi entitas korporasi untuk melaksanakan
green business dan green corporation, melaksanakan tanggung jawab sosial
korporasi (CSR) yang bersifat sukarela maupun tanggung jawab sosial dan
lingkungan perseroan yang bersifat wajib dapat diakui sebagai pengorbanan
investasi (aset) apabila pengorbanan tersebut dinilai dapat memberikan
manfaat ekonomi dan manfaat non ekonomi yg pasti.
Prinsip-prinsip Akuntansi Hijau
3. Prinsip pengakuan liabilitas
▫ Liabilitas lingkungan atau liabilitas sosial harus segara diakui ketika
entitas korporasi diwajibkan oleh pemerintah atau pihak lain untuk
menanggung kerugian atau mengganti biaya kerusakan lingkungan dan
kerugian masyarakat yang diakibatkan oleh aktivitas korporasi.
4. Matching principle dalam pengukuran nilai antara biaya manfaat dan
upaya pencapaian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan.
5. Prinsip proses akuntansi terintegrasi
▫ Proses akuntansi yaitu pengakuan, pengukuran nilai, pencatatan,
peringkasan dan pelaporan informasi akuntansi harus memadukan
objek, transaksi dan peristiwa keuangan/ekonomi, sosial dan lingkungan
secara sistematis dan terintegrasi dalam satu paket pelaporan.
Prinsip-prinsip Akuntansi Hijau
6. Prinsip pelaporan dan pengungkapan informasi
akuntansi yang terintegrasi :
▫ Dalam pelaporan dan pengungkapan informasi akuntansi, entitas
korporasi harus melaporkan dan mengungkapkan semua informasi
akuntansi keuangan, sosial, dan lingkungan, baik kuantitatif
maupun yang bersifat kualitatif, secara terpadu agar para pemakai
internal dan eksternal dapat memperoleh informasi yang lengkap,
relevan, dan andal tentang posisi keuangan dan kinerja keuangan,
risiko dan prospek serta komitmen tanggung jawab sosial dan
lingkungan dan berkelanjutan sebelum melakukan valuasi,
penilaian, dan mengambil suatu keputusan.
Tujuan utama:
• Proses akuntansi yang terintegrasi adalah untuk
mendukung keberlanjutan atau kelestarian lingkungan,
masyarakat, dan pertumbuhan laba sebagai pilar dasar
entitas korporasi.
Konstruksi Aplikasi Akuntansi Hijau
Dua konstruksi dalam praktik akuntansi entitas :
• Perlakuan akuntansi terhadap biaya manfaat untuk melakukan
CSR dan program bisnis hijau atau korporasi hijau.
• Identifikasi terhadap biaya lingkungan dan biaya sosial yang
termasuk kelompok green cost, perlakuan akuntansi dan analisis
dampaknya dalam perspektif akuntansi hijau.
Perlakuan Akuntansi Terhadap Biaya-Manfaat
TJSLP/CSR Dan Korporasi Hijau
• Perlakuan akuntansi dalam melaksanakan program
TJSLP dan CSR dan korporasi hijau menurut perspektif
akuntansi konvensional dan akuntansi lingkungan sangat
berbeda.
• Perbedaan tersebut juga berdampak pada nilai aset,
beban, laba dan ekuitas.
• Dampak tersebut terlihat lebih rasional dan lebih baik
menurut perspektif akuntansi hijau untuk digunakan
dalam melakukan penilaian dan pengambilan keputusan
manajerial, ekonomi, investasi, politik dan tanggung
jawab korporasi dan pemangku kepentingan.
Perbedaan Perlakuan Akuntansi terhadap Biaya
Uraian Akt. Keu. Konservatif Akuntansi Hijau
TJSLP/CSR dan Korporasi Hijau
Pengakuan Beban (karena manfaat Investasi sosial lingkungan atau
ekonomi dimasa mendatang investasi hijau (diyakini memiliki
tidak pasti) manfaat cukup pasti dimasa
mendatang)
Pengukuran Nilai Nilai pengorbanan pasti, nilai Nilai pengorbanan dan nilai manfaat
manfaat ekonomi tidak pasti ekonomi dan nonekonomi cukup pasti
dan sulit diukur dan dapat diukur antar periode.

Pencatatan, Dicatat sebagai beban periodik Dicatat sebagai investasi hijau yang
peringkasan dan yang mengurangi nilai aset tidak mengurangi nilai aset, biaya yang
pelaporan dan dilaporkan sebagai beban tidak memenuhi definisi aset
informasi akuntanti dalam laporan L/R diperlakukan sebagai beban periodik
dalam laporan L/R.
Uraian Akt. Keu. Konservatif Akuntansi Hijau

Valuasi 1. Menurunkan nilai aset, 1. Tidak menurunkan nilai aset, laba, pajak
dampak menaikkan beban dan ekuitas pemilik.
periodik periodik, menurunkan 2. Perusahaan terpacu melakukan CSR untuk
laba, pajak dan ekuitas meningkatkan reputasi, meminimalkan
pemilik, meningkatkan resiko bisnis, memperluas akses keuangan
resiko finansial dan pasar. dan pangsa pasar.
2. Perusahaan enggan 3. Meningkatkan pendapatan, laba, ekuitas
melakukan CSR karena pemilik, nilai aset, dan nilai pasar sekuritas
dianggap membebani dan entitas
merugikan 4. Tidak memperhitungkan biaya CSR
3. Biaya CSR diperhitungkan kedalam penentuan harga jual, kecuali
kedalam harga jual biaya periodik.
produk/jasa. 5. Memperkuat keberlanjutan pertumbuhan
bisnis dan laba dalam jangka panjang.
Contoh Kasus PT A
• PT A menyisihkan dana sebesar RP 3 Miliar, dengan
rincian Rp 1 Miliar untuk penebangan lahan untuk
pembukaan perkebunan kelapa sawit, Rp1,5 Miliar untuk
pembukaan jalan menuju perkebunan dan Rp 500 juta
untuk dana CSR bagi masyarakat dan pemerintah
setempat.
Akuntansi Konvensional
• Jurnal
Biaya buka lahan 1.000.000.000
Biaya buka jalan 1.500.000.000
Biaya CSR 500.000.000
Kas 3.000.000.000
• Pelaporan : Neraca dan Laporan L/R
• Dampak Periodik

Kas berkurang Ekuitas pemilik berkurang


Biaya bertambah Deviden berkurang
Laba berkurang Liabilitas bertambah
Pajak berkurang Harga jual bertambah
Dampak Penerapan Akuntansi Konvensional

• Pembebanan harga jual yang terlalu tinggi


• Direksi PT A akan dinilai gagal dalam kinerjanya dan berpotensi
dipecat oleh pemegang saham
• Pemegang saham mungkin tidak akan menerapkan prinsip etika
bisnis dan korporasi hijau dalam pembukaan lahan baru
Akuntansi Hijau
• Jurnal
Investasi buka lahan 1.000.000.000
Investasi buka jalan 1.500.000.000
Investasi CSR 500.000.000
Kas 3.000.000.000

• Pelaporan : Neraca
• Dampak periodik
1. Kas berkurang, Investasi Sosial Lingkugan bertambah, nilai aset tidak berubah

2. Periode berikutnya : mungkin pendapatan meningkat, aset meningkat, laba


meningkat, pajak meningkat, ekuitas pemilik meningkat, liabilitas berkurang
Dampak Penerapan Akuntansi Hijau
• Nilai aset tidak berubah
• Tidak berpengaruh terhadap pembebanan harga jual
• PT A diakui dan diterima dimasyarakat dan pemerintah
• Citra perusahaan meningkat
• Berkurangnya resiko sosial, politik, bisnis dan pasar
• Meningkatkan keberlanjutan perusahaan
Lanjutan..
Dampak tersebut juga meningkatkan :
1. Pangsa pasar
2. Penjualan
3. Efisiensi biaya produksi dan operasional
4. Laba
5. Ekuitas pemilik
6. Nilai aset perusahaan
Identifikasi Biaya Hijau, Perlakuan Akuntansi dan
Valuasi Dampak
• Biaya hijau  biaya yang timbul karena perusahaan
melaksanakan tanggung jawab bisnis, lingkungan dan
sosial yang bersifat wajib atau sukarela.
• Penggolongan biaya hijau :
1. Biaya regulasi
2. Biaya korporasi hijau
3. Biaya relasional
4. Biaya kontijen
5. Biaya donasi
Biaya Regulasi
• Biaya yang timbul karena diwajibkan oleh regulasi
pemerintah, lembaga dan masyarakat untuk
melaksanakan CSR.
• Diatur dalam dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) dan regulasi lain :
1. UU No. 40 Tahun 2007 – Perseroan Terbatas
2. UU No. 25 Tahun 2007 – Penanaman Modal
Biaya Regulasi
• Biaya penyusunan AMDAL
• Biaya prakonstruksi dan konstruksi
• Biaya pembebasan lahan
• Biaya manajemen limbah
• Biaya manajemen air
• Biaya pengendalian polusi
• Biaya asuransi sosial dan lingkungan
• Biaya pencemaran dan pemulihan lingkungan
• Biaya CSR kepada masyarakat yang terkena dampak negatif dari
operasi perusahaan
• Biaya lainnya
Contoh
PT ABC yang bergerak di industri pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
membangun di daerah Z dengan nilai investasi Rp10 triliun (selain biaya-biaya
utama untuk investasi lahan bangunan pabrik, mesin, dan aset-aset lain yang
terkait dengan investas dan Operasi PLTU). Pada tahap prakonstruksi dan
konstruksi PT ABC mengeluarkan biaya
• Untuk mencapai akses sebesar Rp 10 miliar
• Biaya pengolahan dan pengangkutan sebesar Rp 8 miliar
• Biaya penghijauan lingkungan sebesar Rp 2 miliar
• Bantuan permodalan untuk pengembangan usaha kecil dan mikro (UKM)
masyarakat sebesar Rp 500 juta
• Biaya bantuan sosial-religius untuk masyarakat sekitar Rp 1 miliar
• Bantuan CSR untuk pengentasan anggaran untuk pemerintah daerah sebesar Rp
2 miliar
• Bantuan beasiswa pendidikan anak-anak SMP dan SMU untuk masyarakat
sekitar Rp 500 juta
Sementara dari perspektif Akuntansi Hijau, tujuan dari pengorbanan ini
adalah agar masyarakat menerima dan mendukung menerima perusahaan.
Biaya untuk membuka jalan masuk, mengolah dan membuang limbah, serta
penghijauan Lingkungan sebesar Rp 20 miliar dapat diakses sebagai
investasi Lingkungan karena memiliki potensi manfaat Ekonomi dan
nonekonomi yang cukup pasti di masa depan bagi perusahaan.
Sementara bantuan akuntansi sosial, bantuan untuk UKM permodalan,
bantuan sosial-keagamaan, bantuan CSR untuk pengentasan kemiskinan
untuk pemerintah daerah, dan bantuan dana pendidikan sebesar Rp 4 miliar
dapat disediakan sebagai investasi sosial.
Investasi Lingkungan Rp 20 miliar
Investasi Sosial Rp 4 miliar
Kas Rp 24 miliar
Berdasarkan jurnal di atas, pengorbanan sumber daya ekonomi PT ABC
tidak meningkat. Meskipun pengorbanan ini menguras kas (aset lancar) Rp
24 miliar pada saat pelaksanaan TJSLP dan CSR, tetapi dalam struktur aset
PT ABC akan muncul akun baru, yaitu investasi lingkungan Rp 20 miliar
dan investasi sosial Rp 4 miliar, atau investasi TJSLP Rp 24 miliar.
Biaya Korporasi Hijau
Biaya yang timbul karena kesadaran perusahaan ntuk membuat perusahaan visi
dan fisik, serta bisnis dan operasional peduli dan ramah terhadap lingkungan
dan masyarakat dalam manajemen dan praktik bisnis nya.
1. Biaya untuk studi kelayakan dan perencanaan.
2. Biaya untuk membuka lahan atau lokasi perusahaan dengan ramah
lingkungan.
3. Biaya atau investasi untuk bangunan hijau, pabrik hijau, mesin hijau, dan
peraiatan pabrik atau perlengkapan kantor yang ramah lingkungan.
4. Biaya untuk membangun struktur organisasi, sistem manajemen, sistem
bisnis dan operasi bisnis, serta sistem pengendalian dan sistem audit yang
ramah lingkungan.
5. Biaya pendidikan, pelatihan, dan pengembangan terhadap pimpinan
dan semua perusahaan untuk menyetujui dan menerapkan prinsip-
prinsip hijau dalam tata kelola perusahaan.
6. Biaya untuk membangun bisnis hijau.
7. Biaya untuk pengolahan limbah padat dan padat, serta daur ulang
sampah dan produk rusak.
8. Biaya pertanggungjawaban sosial dan Lingkungan yang berkelanjutan
bagi karyawan dan masyarakat, pemerintah, dan lingkungan lokal.
9. Biaya pemantauan dan audit sosial-lingkungan yang menggunakan
auditor eksternal.
10. Biaya untuk mengeluarkan dan menyampaikan informasi kepada para
pihak yang berkepentingan dan masyarakat luas.
11. Biaya penelitian dan pengembangan untuk mengalisis dampak sosial
dan lingkungan dari operasi perusahaan atau menganalisis hubungan
ekonomi, sosial, dan lingkungan antara perusahaan dengan para
pemangku kepentingan.
Dari perspektif Akuntansi Hijau, biaya-biaya hijau yang pantas
untuk pengorbanan investasi hijau :
1. Biaya untuk studi kelayakan dan perencanaan,
2. Biaya pembukaan lahan baru dengan cara ramah lingkungan;
3. Investasi untuk bangunan hijau, pabrik hijau, mesin hijau, dan peralatan
pabrik atau perlengkapan kantor yang ramah lingkungan;
4. Biaya untuk membangun sistem manajemen, sistem bisnis dan operasi
bisnis, serta sistem pengethdalian dan sistem audit yang ramah
lingkungan;
5. Biaya pendidikan, pelatihan, dan pengembangan untuk pimpinan dan
semua untuk mendukung dan menerapkan prinsip-prinsip hubungan
hijau dalam tata kelola perusahaan dan bisnis;
6. Biaya untuk membangun bisnis hijau,
7. Biaya untuk pengolahan limbah dan padat, serta daur ulang sampah dan
produk rusak;
8. Biaya TJSL / CSR yang berkelanjutan bagi masyarakat, pemerintah, dan
lingkungan lokal.
Sementara biaya-biaya hijau yang dapat dikeluarkan sebagai biaya
periodik dan diterbitkan dalam laporan laba rugi antara lain:
1. Biaya pemantauan dan audit sosial-lingkungan yang memerlukan
auditor eksternal atau pihak independen.
2. Biaya untuk pelaporan dan pengungkapan informasi hijau kepada para
pemangku kepentingan dan masyarakat luas dalam laporan tahunan
direksi, laporan keberlanjutan, dan sebagainya.
3. Biaya penelitian dan pengembangan untuk mengalisis sosial dan
lingkungan dari operasi perusahaan atau menganalisis relasi ekonomi,
sosial, dan lingkungan antara perusahaan dengan para pemangku
kepentingan.
4. Biaya-biaya lain yang berlaku untuk periodik dan tidak perlu untuk
memberikan manfaat ekonomi dan nonekonomi yang cukup pasti di
masa depan. Biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut dalam laporan laba
rugi periodik yang mengurangi laba korporasi.
Biaya Relasional untuk Pembentukan Citra dan
Penciptaan Nama Baik
Biaya relasional adalah biaya yang timbul karena perusahaan membangun
sukarela meningkatkan relasi bisnis dan sosialnya dengan para pemangku
kepentingan.
Selain untuk membangun relasi bisnis, relasi politik, relasi sosial yang
harmonis, serta sinergis dan didukung dengan pihak terkait, sasaran utama
dari pengorbanan sumber daya ekonomi untuk biaya relasional untuk
meningkatkan citra dan perusahan.
Dengan meningkatkan risiko tersebut dan meningkatkan citra, kepentingan,
dan nama perusahaan yang baik, maka para pemangku kepentingan akan
meningkatkan jalinan relasi bisnis dan sosial mereka kepada perusahaan.
Dengan demikian, perusahaan akan mendapatkan banyak berkah ekonomi
dan nonekonomi di masa depan (Lako, 2015b).
• Akuntansi Konvensional
Hampir semua biaya terkait dengan beban periodik dan diterbitkan dalam laporan
keuangan sebagai pengurang kas dalam laporan posisi keuangan dan penambah beban
periodik pada struktur biaya dalam laporan laba rugi.
a. Laba periodik dan nilai ekuitas pemilik dan nilai aset yang didukung dalam
laporan keuangan menjadi lebih rendah.
b. Pajak yang dibayarkan kepada negara juga lebih rendah.
c. biaya-biaya relasional akan diperhitungkan dalam penentuan harga jual produk /
jasa pada periode berikutnya yang akan dibebankan kepada konsumen.
Itulah sebabnya, hampir setiap awal tahun perusahaan sering melakukan kenaikan harga
jual atas harga produk atau jasanya.
• Akuntansi Hijau
Hampir semua biaya terkait dengan investasi dan dukungan dalam laporan keuangan
sebagai pengurang kas dalam struktur aset lancar dalam laporan keuanganan menambah
akun investasi pasti di masa depan.
Pada akhirnya hal itu akan membuat efek positif dari dampak negatif akuntansi
konvensional.
Biaya Kontinjen
Biaya yang timbul karena adanya kejadian yang tak terduga
sebelumnya, atau timbul karena perusahaan menyatakan komitmen
akan bertanggung jawab dalam jumlah uang pengganti untuk
mengganti rugi, memperbaiki, atau memulihkan masalah
lingkungan yang diperlukan pencemaran udara, kerusakan
Lingkungan dan Sumber Daya Alam, Kerusakan Jalan dan Properti
Fasilitas Umum; kerugian ekonomi masyarakat; atau lainnya yang
diakibatkan oleh aktivitas operasi perusahaan.
• Akuntansi Konvensional
Komitmen biaya pada estimasi sebagai biaya kontinjen (dan dalam
laporan laba rugi) dan sebagai liabilitas kontinjen (kredit dalam laporan
posisi keuangan). Sehingga berdampak negatif,mengurangi nilai laba,
pajak, dan nilai ekuitas pemilik. laporan posisi keuangan pada sisi
liabilitas semakin meningkat.
• Akuntansi Hijau
Sebagian besar dari komitmen kontinjen akan pentingnya sebagai
investasi kontinjen Lingkungan dan sosial (debit) yang akan
meningkatkan nilai aset dalam laporan posisi keuangan, dan sebagai
liabilitas kontinjen (kredit) yang akan meningkatkan jumlah liabilitas
perusahaan. Dengan demikian, tidak memengaruhi nilai beban periodik,
laba, pajak, dan ekuitas pemilik, tetapi berpengaruhi positif
meningkatkan nilai investasi kontinjen perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai