Anda di halaman 1dari 47

RMK BAB 9, 10, dan ANALISIS

LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN PT. BUKIT ASAM

Nama :
Mario Destian 16.G1.0105
Pulkeria Chandrika 16.G1.0171
Hilda Azalia 16.G1.0187
Kerangka Konseptual Akuntansi Hijau
• Akuntansi hijau mulai dikembangkan dalam
upaya meminimalisasi kelemahan akuntansi
konservatif yang dinilai cenderung
mengabaikan peristiwa sosial dan lingkungan.
• Pengembangan kerangka konseptual
akuntansi hijau mndasari perubahan dan
transformasi praktek akuntansi konservatif
menjadi praktik akuntansi yang ramah
lingkungan.
Kerangka Konseptual Akuntansi Hijau
Ada tiga level kerangka konseptual akuntansi hijau :
• Level pertama : teoretis yaitu berisi definisi,
ruang lingku, dan tujuan dari Akuntansi Hijau.
• Level kedua : konseptual fundamental, yaitu
mengidentifikasi dan menguraikan karakteristik
dari informasi dan komponen-komponen dasar
Akuntansi Hijau.
• Level ketiga : operasional, yaitu kerangka
konseptual yang berhubungan
Definisi, Tujuan, dan Sasaran
Akuntansi Hijau
Definisi : Sasaran :
Tujuan : Agar para pemakai
Akuntansi hijau merupakan
menyajikan (manajemen,
proses pengakuan,
informasi pemegang saham,
pengukuran nilai, pencatatan,
akuntansikeuangan kreditor, pelanggan,
peringkasan, pelaporan, dan
, akuntansi sosial, konsumen, karyawan,
pengungkapan informasi,
dan akuntansi pemerintah,
terhadap objek, transaksi,
lingkungan secara masyarakat) dapat
peristiwa, atau dampak dari
terpadu dalam satu mengevaluasi dan
aktivitas ekonomi, sosial dan
paket pelaporan menilai secara utuh
lingkungan korporasi terhadap
akuntansi untuk terkait posisi keuangan,
masyarakat dan lingkungan
para pihak yang kinerja bisnis, risiko
serta korporasi dalam satu
berkepentingan korporasi, prospek
paket pelaporan informasi
dalam bisnis, kinerja laba,
akuntansi yang terintegrasi
pengambilan serta keberlanjutan
agar bermanfaat bagi pemakai
keputusan. korporasi sebelum
untuk mengambil keputusan
mengambil keputusan.
ekonomi dan nonekonomi.
Konstruksi Model Akuntansi Hijau
Akuntansi Akuntansi
Fokus Akuntansi Sosial
Keuangan Lingungan

Objek Transaksi Transaksi


Transaksi Sosial
Proses Keuangan Lingkungan

Pelaporan Pelaporan
Output Pelaporan Sosial
Keuangan Lingkungan

Model Pelaporan Akuntansi Hijau


Pelaporan

Jenis Informasi Kuantitatif Informasi Kualitatif


Informasi (Keuangan) (Sosial dan Lingkungan)

Kesejahteraan dan Keberlanjutan Korporasi, Masyarakat,


Tujuan
Lingkungan, dan Negara
Karakteristik Kualitatif Informasi
Akuntansi Hijau

1. Pengguna informasi akuntansi adalah para pemangku kepentingan yang memiliki


kepentingan secara langsung maupun tidak langsung dengan entitas korporasi.
2. Kendala informasi akuntansi hijau adalah perbandingan keterukuran biaya dan
manfaatnya, upaya dan hasil, materialitas informasi yang disajikan,
pengungkapan informasi akuntansi kuantitatif dan kualitatif.
3. Syarat khusus yang dibutuhkan para pemakai adalah informasi yang disajikan
harus dapat dipahami dan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan.
4. Kriteria dan syarat utama penyajian informasi Akuntansi Hijau :
– Terintegrasi dan akuntabel harus memperhitungkan, mengintegrasikan,
mempertanggungjawabkan semua informasi yang ada.
– Relevan harus relevan dengan kebutuhan untuk pengambilan keputusan.
– Reliabel  harus reliabel / andal, akurat, valid, dan netral agar dapat
dipercaya dan bermanfaat.
– Transparan harus disajikan secara transparan dan jujur.
– Keterbandingan  harus memiliki daya banding antar periode.
3 Karakteristik
Kualitatif Khusus :
1) Akuntabilitas harus memperhitungkan semua aspek informas entitas, yang
berkaitan dengan tanggungjawab ekonomi, sosial, lingkungan, serta biaya
yang ditimbulkan.
2) Terintegrasi dan komprehensif inormasi yang disajikan disajikan secara
komprehensif.
3) Transparan  informasi akuntansi harus disajikan secara jujur, akuntabel,
dan transparan agar tidak menyesatkan dalam pengambilan keputusan.
Hampir sama dengan akuntansi keuangan
konvensional, akan tetapi terdapat bebrapa
akun yang membedakan antara akuntansi
hijau dengan akuntani keuangan konvensional
PERBEDAAN ANTARA AKUNTANSI HIJAU DENGAN AKUNTANSI KEUANGAN
KONVENSIONAL

Pertama, dalam struktur


aset entitas yang Keempat, dalam
melaksanakan aktivitas Kedua, dalam struktur Ketiga, dalam struktur struktur akun-akun
TJSL , CSR, dan green akun liabilitas entitas yang akun-akun ekuitas dari biaya produksi dan biaya
business akan muncul melakukan TJSLP, CSR, dan entitas korporasi yang operasi entitas yang
akun-akun baru seperti korporasi hijau akan melakukan CSR yang melaksanakan TJSLP,
sumber daya alam, muncul akun baru seperti bersifat sukarela karena CSR dan green business
investasi sosial liabilitas sosial dan dilandasi oleh niat tulus, akan muncul akun biaya
lingkungan, investasi liabilitas lingkungan yang maka akan muncul akun baru seperti, biaya sosial
hijau atau investasi CSR bersifat kontijen. baru yaitu donasi CSR. dan diaya lingkungan,
di bawah kelompok aset atau biaya penghijauan.
tetap
Pertama, prinisp
keberlanjutan atau
kelestarian. Akuntansi
yang mengakui dan Kedua,prinsip pengakuan
Ketiga, prinsip
mengukur nilai, aset. Pengorbanan
pengakuan liabilitas.
mencatat, meringkas, sumber daya ekonomi
Liabilitas lingkungan atau Keempat, matching
dan melaporkan entitas korporasi untuk
liabilitas sosial harus principles dalam
informasi terkait objek, melaksanakan green
segera diakui ketika
dampak, peristiwa, dan business dan green pengukuran nilai
entitas korporasi
atau akuntansi dengan corporation, antara biaya manfaat
diwajibkan oleh
transaksi melaksanakan CSR yang dan upaya pencapaian
pemerintah untuk
keuangan,sosial dan bersifat sukarela, maupun dari TJSL.
menanggung kerugian
lingkungan secara TJSLP yang bersifat wajib
atau mengganti biaya
terpadu dan sistematis diakui sebagai
kerusakan lingkungan.
dalam satu paket untuk pengorbanan investasi.
mendukung kelestarian
dan menghasilkan LK
akuntansi hijau.
Keenam, prinsip
pelaporan dan
pengungkapan
informasi akuntansi
Kelima, prinsip proses yang terintegrasi.
akuntansi terintegrasi. Tujuannya yaitu untuk
Harus berguna dan mendukung
dapat diandalkan untuk keberlanjutan atau
pengambilan keputusan kelestarian lingkungan,
masyarakat dan
pertumbuhan laba
sebagai pilar dasar dari
entitas korporasi
Konstruksi pertama berkaitan
dengan aplikasi perlakuan Konstruksi kedua berkaitan
akuntansi terhadap biaya manfaat dengan identifikasi terhadap
dari pengorbanan sumber daya biaya lingkungan dan biaya sosial
ekonomi untuk melaksanakan yang termasuk ke dalam
program tanggung jawab sosial kelompok green costs, perlakuan
(CSR) yang bersifat wajib maupun akuntansi dan analisis dampaknya
sukarela dan program bisnis dalam perspektif Akuntansi Hijau.
hijau.
Dapat dilihat dalam tabel di slide berikutnya
Uraian Kauntansi keuangan konservatif Akuntansi hijau
Kebanyakan diakui sebagai beban periodik karena Kebanyakan diakui sebagai investasi sosial lingkungan atau
Pengakuan menagnggap manfaat ekonominya di masa yang akan investasi hijau karena diyakini memiliki manfaat ekonomi di
datang tidak dapat dipastikan masa datang yang cukup pasti
nilai pengorbanan costnya pasti, sementara nilai
Pegukuran nilai manfaat ekonomi di masa depan tidak pasti dan sulit nilai pengorbanan dan nilai manfaat ekonomi,non-ekonomi di
diukur. masa depan cukup pasti dana dapat diukur antar periode
Dicatat sebagai investasi soail-lingkungan yang tidak mengurangi
Pencatatan,peringkas nilai aset,serta tidak berkaitan dengan beban periodik dalam L/R.
Dicatat sebagai biaya periodik yang mengurangi nilai
an dan pelaporan Hanya untuk biaya CSR tidak memenuhi definisi aset yang dapat
aset dan dilaporkan sebagai biaya peridoik dalam L/R
informasi akuntansi langsung diperlakukan sebagai beban periodik dalam L/R

1. tidak menurunkan nilai aset,laba,pajak dan ekuitas pemilik.


1. menurunkan nilai aset,menaikkan biaya
periodik,menurunkan laba,pajak dan ekuitas pemilik.
2. korporasi enggan melakukan CSR karena dinilai 2. korporasi terpacu melakukan peningkatan program CSR untuk
membebani dan merugikan meningkatkan reputasi dan nama pangsa pasar

3. korporasi akan memasukkan komponen biaya CSR 3. menigkatkan pendapatan,laba,ekuitas pemilik dan nilai aset
Valuasi dampak dan korporasi hijau dalam penentuan harga jual serta nilai pasar sekuritas entitas
periodik produk/jasa yang akan diberikan ke konsumen

4. korporasi tidak emmasukkan komponen biaya CSR dan


korporasi hijau dalam penentuan harga jual produk/jasa yang
- akan diberikan ke konsumen

5. memperkuat keberlanjutan pertumbuhan bisnis dan laba


korporasi dalam jangka panjang.
Terlihat bahwa perlakuan akuntansi (pengakuan,pengukuran
nilai,pencatatan,peringkasan, dan pelaporan informasi) terhadap
biaya untuk CSR dan program korporasi hijau dari perpektif Akuntansi
keuangan konvensional dan Akuntansi Hijau sangat berbeda.
Sehingga dampaknya terhadap nilai aset , ebban, laba , dan ekuitas
juga berbeda.. Dari keduanya juga terlihat perbedaan di akhir periode.
Tanggung jawab perusahaan terhadap
kepentingan publik dapat diwujudkan melalui
pelaksanaan program-program CSR yang
berkelanjutan dan menyentuh langsung aspek-aspek
kehidupan masyarakat. Tidak hanya sebagai sebua
kewajiban saja, akan tetapi CSR yang dilakukan oleh
perusahaan ini memberikan keuntungan bagi
perusahaan dan bagi masyrakat.
Dengan melakukan kegiatan CSR, konsumen dapat
1. Meningkatkan Citra
lebih mengenal perusahaan sebagai perusahaan yang
Perusahaan
selalu melakukan kegiatan yang baik bagi masyarakat.

Melalui kegiatan memberikan product knowledge


kepada konsumen dengan cara membagikan produk
2. Memperkuat “Brand” secara gratis, dapat menimbulkan kesadaran
Perusahaan konsumen akan keberadaan produk perusahaan
sehingga dapat meningkatkan posisi brand
perusahaan
Jika CSR dilakukan sendiri oleh perusahaan, perusahaan mempunyai
3. Membedakan Perusahaan kesempatan menonjolkan keunggulan komparatifnya sehingga dapat
dengan Pesaingnya membedakannya dengan pesaing yang menawarkan produk atau jasa
yang sama.

Dalam melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan tentunya tidak


4. Mengembangkan Kerja mampu mengerjakan sendiri, jadi harus dibantu dengan para
Sama dengan Para Pemangku pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, masyarakat, dan
Kepentingan universitas lokal. Maka perusahaan dapat membuka relasi yang baik
dengan para pemangku kepentingan tersebut.

Pada akhirnya jika perusahaan rutin melakukan CSR yang sesuai


5. Meningkatkan Harga dengan bisnis utamanya dan melakukannya dengan konsisten dan
Saham rutin, masyarakat bisnis (investor, kreditur,dll), pemerintah,
akademisi, maupun konsumen akan makin mengenal perusahaan.
Maka permintaan terhadap saham perusahaan akan naik dan
otomatis harga saham perusahaan juga akan meningkat.
Manfaat CSR bagi masyarakat
yaitu dapat mengembangkan diri dan
usahanya sehingga sasaran untuk
mencapai kesejahteraan tercapai.
PT A menyisihkan dana sebesar Rp3
miliar, dengan rincian Rp1 millar untu penebangan
lahan untuk pembukaan perkebunan kelapa sawit,
Rp1,5 millar untuk pembukaan jalan menuju
perkebunan, dan Rp500 juta untuk dana CSR bagi
masyarakat dan pemerintah setempat.
PERLAKUAN AKUNTANSI DAN DAMPAKNYA

Akuntansi konvensional Akuntansi Hijau


JURNAL JURNAL

Bi. Buka lahan Rp 1 M Investasi Buka lahan Rp 1 M


Bi. Buka jalan Rp 1,5 M Investasi Buka jalan Rp 1,5 M
Biaya CSR Rp 500 jt Investasi CSR Rp 500 jt
kas kas
Rp 3M Rp 3M

PELAPORAN : NERACA & LAP. L/R PELAPORAN : NERACA

DAMPAK PERIODIK
DAMPAK PERIODIK 1. Kas -,invest sosial lingkungan +,nilai aset =
Kas -, biaya +, laba -, pajak -, ekuitas 2. Periode berikutnya , sangat mungkin
pemilik -, dividen -, liabilitas +, pendapatan+,aset +,laba+, pajak+,ekuitas +, liabilitas
harga jual produk/jasa + -
Terlihat bahwa akibat dari perlakuan
AKUNTANSI KONVENSIONAL yang
konsevatif terhadap biaya CSR, Lalu bagaimana
maka pengorbanan kas sebesar Rp3
miliar diperlakukan dan dicatat
dengan perlakuan
sebagai beban periodik dan akuntansi hijau?
dilaporkan dalam Laporan Laba
Rugi. Dampak negatif dari perlakuan
tersebut adalah kas berkurang (-),
beban periodik meningkat laba
menurun (-), dan jumlah pajak
untuk negara juga berkurang (-) SLIDE BERIKUTNYA
serta nilai ekuitas pemilik
berkurang(-). Dampak negatif
selanjutnya adalah A akan
memasukkan biaya CSR dalam
komponen penentuan harga jual,
sehingga produknya membebani
konsumen
Sementara dari perspektif AKUNTANSI HIJAU, perlakuan
akuntansi terhadap pengorbanan kas sebesar Rp3 miliar untuk
melaksanakan program SL/CSR adalah sebagai investasi
lingkungan dan investasi sosial, dan dilaporkan dalam laporan
posisi keuangan pada kelompok aset. Dampak positif periodiknya
adalah kas (aset lancar) PT A berkurang sebesar Rp3 iliar, namun
di posisi lain investasi lingkungan bertambah Rp2.5 miliar dan
investasi CSR bertambah Rp500 juta. Dengan demikian, nilai aset
PT A tidak berkurang atau berubah. Dikarenakan tidak berkaitan
dengan akun akun dalam beban periodik dalam laporan laba rugi,
maka pelaksanaan CSR oleh PT A tidak memengaruhi laba dan
nilai ekuitas pemilik serta pajak yang dibayarkan kepada negara.
Konsumen pun tidakakan dibebani dengan biaya CSR dari PT A.
Analisis Laporan Keuangan
PT Bukit Asam, Tbk
• Dalam pelaporannya, perusahaan sudah bisa
memilah mana yang menggunakan akuntansi
hijau atau konvensional.
• Dalam pencatatan akun-akun biasa sudah
mengikuti standar akuntansi konvensional,
sedangkan dalam hal menyangkut csr / tjslp
mengikuti standar akuntansi hijau.
• Artinya semua biaya yang dikeluarkan PT. Bukit
Asam dalam tjslp itu diakui sebagai investasi pada
kas.
• Contoh jika semua biaya tjslp diperlakukan
dengan menggunakan metode akuntansi
keuangan, maka tidak ada akun investasi
sosial/lingkungan, melainkan beban
sosial/lingkungan.
• Maka dapat disimpulkan bahwa PT. Bukit
Asam sudah tepat menerapkan akuntansi
hijau dalam perlakuan akuntansinya.
Perlakuan Akuntansi terhadap
Biaya-Manfaat TJSLP / CSR dan
Korporasi Hijau
Perlakuan akuntansi (pengakuan, pengukuran nilai, pencatatan,
peringkasan, dan pelaporan informasi) terhadap biaya untuk
melaksanakan program TJSLP / CSR dan program korporasi hijau dari
perspektif Akuntansi Keuangan Konvensional dan Akuntansi Hijau
sangatlah berbeda terhadap beban, laba, dan ekuitas.
Perlakuan Akuntansi Konvensional
• Jurnal :
Beban penyaluran bina lingkungan pelestarian alam Rp 89.947.500
Beban penyaluran bina lingkungan bencana alam Rp 194.809.342
Beban penyaluran bina lingkungan sosial kemasyara-
katan dalam pengentasan kemiskian Rp 7.840.173.140
Kas Rp8.124.929.982

• Pelaporan : dilaporkan pada Neraca dan Laporan L/R


• Dampak Periodik :
Dalam perlakuan akuntansi konvensional terhadap biaya TJSLP / CSR pengorbanan
kas sebesar Rp8.124.929.982 akan dicatatsebagai beban periodik pada laporan
laba/ rugi. Dengan begitu, terdapat dampak negatif dari perlakuan tersebut yakni
dengan bertambahnya beban (+)maka kas pun akan semakin berkurang (-),
sehingga laba menurun (-), dan pajak untuk negara akan berkurang (-), serta ekuitas
pemilik berkurang juga (-). Dan semua hal ini akan berakibat pada harga jual yang
semakin meningkat yang akan membebani konsumen.
Perlakuan Akuntansi Hijau
• Jurnal :
Investasi penyaluran bina lingkungan pelestarian alam Rp 89.947.500
Investasi penyaluran bina lingkungan bencana alam Rp 194.809.342
Investasi penyaluran bina lingkungan sosial kemasyara-
katan dalam pengentasan kemiskian Rp 7.840.173.140
Kas Rp8.124.929.982

• Pelaporan : dilaporkan pada Neraca


• Dampak Periodik :
Dalam perlakuan akuntansi konvensional terhadap biaya TJSLP / CSR terdapat
pengorbanan kas sebesar Rp8.124.929.982 artinya kas berkurang (-), tetapi
pengorbanan kas tersebut dicatat sebagai investasi sosial dan lingkungan (+), yang
akan mengakibatkan nilai asetnya pun tetap (=).
Pelaksanaan TJSLP / CSR tidak mempengaruhi laba dan nilai ekuitas pemilik serta
pajak yang dibayarkan kepada negara. Sehingga konsumen pun tidak akan terbebani
oleh biaya TJSLP / CSR dari PT Bukit Asam.
Dampak Negatif Lain Dari Perlakuan Dampak Positif Lain Dari Perlakuan
Akuntansi Konvensional : Akuntansi Hijau :
Dengan perlakuan akuntansi hijau maka
Dengan perlakuan akuntansi
PT Bukit Asamakan semakin diakui,
konvensional yang mencatat sebagai
diterima, dikasihi, mendapatkan citra
beban periodik yang akan mengurangi
baik oleh pemerintah dan masyarakat.
kas, laba, dan ekuitas pemilik, maka
Sehingga hal ini pun dapat
perusahaan dapat dinilai gagal dalam
memudahkan PT Bukit Asam untuk
kinerjanya dan direksi dapat berpotensi
memperluas perusahaannya dan
untuk dipecat oleh para pemegang
memudahkan untuk mendapatkan
saham.
otorisasi dari pemerintahan. Dan
dengan segala hal diatas, PT Bukit Asam
akan memiliki risiko yang rendah
sehingga akan mengalami keberlanutan
bisnis yang lebih baik dan pasti.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang tengah bertransformasi
menjadi perusahaan energi, PT. BA memegang komitmen untuk
membentuk lingkungan masyarakat yang mandiri, sejahtera dan
berkelanjutan, serta turut berpartisipasi dalam mendorong
terwujudnya program Nawacita Pemerintah Republik Indonesia.
Komitmen tersebut selaras dengan program Pemerintah dalam
rangka meningkatkan taraf hidup Bangsa Indonesia. Sementara itu,
dari sisi iklim usaha, PTBA juga berkomitmen untuk meningkatkan
nilai ekonomi (profit).

Konsep 3P (planet, people, profit) memang menjadi pondasi yang


utuh bagi segenap elemen PT. BA dalam menjaga keharmonisan iklim
usaha. Faktor sosial dan lingkungan selalu menjadi prioritas kami
dalam mewujudkan tanggung jawab sosial PT. BA.

Dengan mengacu pada Peraturan Menteri BUMN No. PER-


07/MBU/2015 yang kemudian selanjutnya disempurnakan dalam
PER-09/MBU/2015, ditetapkan bahwa kebijakan sumber dana PKBL
Perseroan mengalami perubahan, yakni yang pada awalnya diambil
dari anggaran Perseroan yang dimasukkan sebagai biaya menjadi
berasal dari penyisihan laba setelah pajak.
CSR berupa Bina Lingkungan ini diwujudkan
dalam bentuk Program Pendidikan dan Pelatihan,
Kesehatan, Sarana dan Prasarana Umum, Sarana Ibadah,
Sosial Kemasyarakatan dalam rangka pengentasan
kemiskinan, Pelestarian Alam, Bantuan Korban Bencana
Alam, Peningkatan Kapasitas Mitra Binaan.
Seperti dalam chapter 9 dalam slide di atas, yang berjudul” PERBEDAAN ANTARA AKUNTANSI
HIJAU DENGAN AKUNTANSI KEUANGAN KONVENSIONAL” , terdapat 4 poin. Poin-poin tersebut
dapat dilihat pada laporan TJSLP dan CSR PT. BA di atas.

Pertama, dalam struktur


aset entitas yang
melaksanakan aktivitas
TJSL , CSR, dan green
business akan muncul
akun-akun baru seperti
sumber daya alam,
investasi sosial
lingkungan, investasi
hijau atau investasi CSR
di bawah kelompok aset
tetap
Kedua, dalam struktur
akun liabilitas entitas yang
melakukan TJSLP, CSR, dan
korporasi hijau akan
muncul akun baru seperti
liabilitas sosial dan
liabilitas lingkungan yang
bersifat kontijen.
Ketiga, dalam struktur
akun-akun ekuitas dari Dikarenakan PT. BA menjalankan CSR tidak
entitas korporasi yang berdasarkan sifat sukarela, akan tetapi berdasarkan
melakukan CSR yang Undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun
bersifat sukarela karena 2007 terkait dengan Sumber Daya Alam (SDA)
dilandasi oleh niat diwajibkan melaksanakan program CSR, maka tidak
tulus, maka akan muncul akun dengan nama donasi CSR
muncul akun baru yaitu
donasi CSR.
Keempat, dalam
struktur akun-
akun biaya
produksi dan
biaya operasi
entitas yang
melaksanakan
TJSLP, CSR dan
green business
akan muncul akun
biaya baru
seperti, biaya
sosial dan diaya
lingkungan, atau
biaya
penghijauan.
Perseroan melaporkan bahwa pada tahun 2016, realisasi penyaluran dana PKBL Perseroan
mencapai Rp50.129.780.459. Angka tersebut naik dari tahun sebelumnya yang berjumlah
Rp16.897.473.878. nah dari biaya yang diinvestasikan oleh PT. BA tersebut memberikan dampak
positif yaitu kenaikan pendapatan dari tahun 2015 kan 2016. walaupun biaya yang diinvestasikan
naik melambung tinggi. Akan tetapi, hasil investasi (pendapatan) yang diterima perusahaan juga
naik berkali-kali lipat. Seperti dalam gambar di bawah ini
Jika perusahahaan menggunakan akuntansi keuangan dalam
kegitan TJSLP maka akan berimbas ketika periodik.
Maksudnya yaitu memberikan dampak periodik seperti Kas -
, biaya +, laba -, pajak -, ekuitas pemilik -, dividen -, liabilitas
+, harga jual produk/jasa +

Nah, ketika perusahaan menggunakan akuntansi hijau dalam


peristiwa TJSLP maka akan memberikan dampak periodik seperti Kas
-,invest sosial lingkungan +,nilai aset =
Periode berikutnya , sangat mungkin pendapatan+,aset +,laba+,
pajak+,ekuitas +, liabilitas -
Karena PT. BA menerapkan akuntansi hijau dalam
LK,maka dampak periodiknya dapat dirasakan.
Berikut adalah buktinya
LIABILITAS BERKURANG

Anda mungkin juga menyukai