LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN PT. BUKIT ASAM
Nama :
Mario Destian 16.G1.0105
Pulkeria Chandrika 16.G1.0171
Hilda Azalia 16.G1.0187
Kerangka Konseptual Akuntansi Hijau
• Akuntansi hijau mulai dikembangkan dalam
upaya meminimalisasi kelemahan akuntansi
konservatif yang dinilai cenderung
mengabaikan peristiwa sosial dan lingkungan.
• Pengembangan kerangka konseptual
akuntansi hijau mndasari perubahan dan
transformasi praktek akuntansi konservatif
menjadi praktik akuntansi yang ramah
lingkungan.
Kerangka Konseptual Akuntansi Hijau
Ada tiga level kerangka konseptual akuntansi hijau :
• Level pertama : teoretis yaitu berisi definisi,
ruang lingku, dan tujuan dari Akuntansi Hijau.
• Level kedua : konseptual fundamental, yaitu
mengidentifikasi dan menguraikan karakteristik
dari informasi dan komponen-komponen dasar
Akuntansi Hijau.
• Level ketiga : operasional, yaitu kerangka
konseptual yang berhubungan
Definisi, Tujuan, dan Sasaran
Akuntansi Hijau
Definisi : Sasaran :
Tujuan : Agar para pemakai
Akuntansi hijau merupakan
menyajikan (manajemen,
proses pengakuan,
informasi pemegang saham,
pengukuran nilai, pencatatan,
akuntansikeuangan kreditor, pelanggan,
peringkasan, pelaporan, dan
, akuntansi sosial, konsumen, karyawan,
pengungkapan informasi,
dan akuntansi pemerintah,
terhadap objek, transaksi,
lingkungan secara masyarakat) dapat
peristiwa, atau dampak dari
terpadu dalam satu mengevaluasi dan
aktivitas ekonomi, sosial dan
paket pelaporan menilai secara utuh
lingkungan korporasi terhadap
akuntansi untuk terkait posisi keuangan,
masyarakat dan lingkungan
para pihak yang kinerja bisnis, risiko
serta korporasi dalam satu
berkepentingan korporasi, prospek
paket pelaporan informasi
dalam bisnis, kinerja laba,
akuntansi yang terintegrasi
pengambilan serta keberlanjutan
agar bermanfaat bagi pemakai
keputusan. korporasi sebelum
untuk mengambil keputusan
mengambil keputusan.
ekonomi dan nonekonomi.
Konstruksi Model Akuntansi Hijau
Akuntansi Akuntansi
Fokus Akuntansi Sosial
Keuangan Lingungan
Pelaporan Pelaporan
Output Pelaporan Sosial
Keuangan Lingkungan
3. korporasi akan memasukkan komponen biaya CSR 3. menigkatkan pendapatan,laba,ekuitas pemilik dan nilai aset
Valuasi dampak dan korporasi hijau dalam penentuan harga jual serta nilai pasar sekuritas entitas
periodik produk/jasa yang akan diberikan ke konsumen
DAMPAK PERIODIK
DAMPAK PERIODIK 1. Kas -,invest sosial lingkungan +,nilai aset =
Kas -, biaya +, laba -, pajak -, ekuitas 2. Periode berikutnya , sangat mungkin
pemilik -, dividen -, liabilitas +, pendapatan+,aset +,laba+, pajak+,ekuitas +, liabilitas
harga jual produk/jasa + -
Terlihat bahwa akibat dari perlakuan
AKUNTANSI KONVENSIONAL yang
konsevatif terhadap biaya CSR, Lalu bagaimana
maka pengorbanan kas sebesar Rp3
miliar diperlakukan dan dicatat
dengan perlakuan
sebagai beban periodik dan akuntansi hijau?
dilaporkan dalam Laporan Laba
Rugi. Dampak negatif dari perlakuan
tersebut adalah kas berkurang (-),
beban periodik meningkat laba
menurun (-), dan jumlah pajak
untuk negara juga berkurang (-) SLIDE BERIKUTNYA
serta nilai ekuitas pemilik
berkurang(-). Dampak negatif
selanjutnya adalah A akan
memasukkan biaya CSR dalam
komponen penentuan harga jual,
sehingga produknya membebani
konsumen
Sementara dari perspektif AKUNTANSI HIJAU, perlakuan
akuntansi terhadap pengorbanan kas sebesar Rp3 miliar untuk
melaksanakan program SL/CSR adalah sebagai investasi
lingkungan dan investasi sosial, dan dilaporkan dalam laporan
posisi keuangan pada kelompok aset. Dampak positif periodiknya
adalah kas (aset lancar) PT A berkurang sebesar Rp3 iliar, namun
di posisi lain investasi lingkungan bertambah Rp2.5 miliar dan
investasi CSR bertambah Rp500 juta. Dengan demikian, nilai aset
PT A tidak berkurang atau berubah. Dikarenakan tidak berkaitan
dengan akun akun dalam beban periodik dalam laporan laba rugi,
maka pelaksanaan CSR oleh PT A tidak memengaruhi laba dan
nilai ekuitas pemilik serta pajak yang dibayarkan kepada negara.
Konsumen pun tidakakan dibebani dengan biaya CSR dari PT A.
Analisis Laporan Keuangan
PT Bukit Asam, Tbk
• Dalam pelaporannya, perusahaan sudah bisa
memilah mana yang menggunakan akuntansi
hijau atau konvensional.
• Dalam pencatatan akun-akun biasa sudah
mengikuti standar akuntansi konvensional,
sedangkan dalam hal menyangkut csr / tjslp
mengikuti standar akuntansi hijau.
• Artinya semua biaya yang dikeluarkan PT. Bukit
Asam dalam tjslp itu diakui sebagai investasi pada
kas.
• Contoh jika semua biaya tjslp diperlakukan
dengan menggunakan metode akuntansi
keuangan, maka tidak ada akun investasi
sosial/lingkungan, melainkan beban
sosial/lingkungan.
• Maka dapat disimpulkan bahwa PT. Bukit
Asam sudah tepat menerapkan akuntansi
hijau dalam perlakuan akuntansinya.
Perlakuan Akuntansi terhadap
Biaya-Manfaat TJSLP / CSR dan
Korporasi Hijau
Perlakuan akuntansi (pengakuan, pengukuran nilai, pencatatan,
peringkasan, dan pelaporan informasi) terhadap biaya untuk
melaksanakan program TJSLP / CSR dan program korporasi hijau dari
perspektif Akuntansi Keuangan Konvensional dan Akuntansi Hijau
sangatlah berbeda terhadap beban, laba, dan ekuitas.
Perlakuan Akuntansi Konvensional
• Jurnal :
Beban penyaluran bina lingkungan pelestarian alam Rp 89.947.500
Beban penyaluran bina lingkungan bencana alam Rp 194.809.342
Beban penyaluran bina lingkungan sosial kemasyara-
katan dalam pengentasan kemiskian Rp 7.840.173.140
Kas Rp8.124.929.982