Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS PENGARUH PANDEMIC COVID-19 TERHADAP PENERAPAN CSR

DAN KINERJA KEUANGAN PT ANTAM TBK

DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. ANDREAS LAKO
DEVITIA PUTRI NILAMSARI, SE, M.Ak

DISUSUN OLEH :
EMANUELA EKA PRANANDITA (18.G1.0136)

KELAS AKSOSLING 01
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SOEGIJAPRANATA SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Perekonomian dunia saat ini tengah mengalami masa-masa keterpurukan
akibat Covid-19. Banyak entitas yang pailit bahkan terpaksa mengurangi jumlah
cabang maupun karyawan yang dimiliki karena menurunnya laba secara signifikan
akibat pandemic covid-19. Oleh karena itu para petinggi perusahaan pun melakukan
berbagai macam cara untuk dapat mempertahankan bisnisnya. Bahkan tak jarang
mereka menerapkan berbagai macam cara untuk dapat memaksimalkan laba dan
pemupukan modal (salah satu konsep yang dianut kaum kapitalis) yang seringkali
menggunakan cara cara kurang sehat untuk dapat meraih tujuannya tersebut. Namun
bersamaan dengan itu sebenarnya mereka telah melanggar consensus dan prinsip-
pinsip maksimalisasi laba itu sendiri. Implikasi pelanggaran terhadap prinsip-prinsip
etika tersebut diantaranya adalah terbengkalainnya pengelolaan (manajamen)
lingkungan dan rendahnya tingkat kinerja lingkungan serta rendahnya minat
perusahaan terhadap konservasi lingkungan. Karena Organisasi atau perusahaan yang
berorientasi pada laba akan berusaha menggunakan sumber daya dengan semaksimal
mungkin untuk memperoleh laba demi kelangsungan hidup perusahaan (I Wayan
Suartana, 2009). Kerusakan lingkungan adalah salah satu dampak nyata yang akan
timbul apabila perusahaan sangat bernafsu untuk mengejar laba dan pemupukan
modal tanpa memperhatikan lingkungan atau sumber daya alam sekitarnya. Padahal
dalam praktiknya, dalam mencapai tujuan tersebut, perusahaan selalu berinteraksi
dengan lingkungannya dan turut memberikan andil dan kontribusi bagi perusahaan
atau organisasi itu sendiri. Seharusnya tujuan dan prinsip perusahaan tidak hanya
menghasilkan keuntungan, tetapi juga berdampak pada masyarakat dan lingkungan.
Organisasi perusahaan dapat menerapkan integrasi antara aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan (Triple bottom line) dan juga dengan menerapkan akuntansi lingkungan (I
Wayan Suartana, 2009). Oleh karena itu dalam artikel ilmiah ini penulis tertarik untuk
membahas mengenai Pengaruh penerapan green accounting dan CSR terhadap kinerja
keuangan PT ANTAM Tbk, karena walaupun dimasa sulit seperti ini PT ANTAM
masih mampu berkontribusi dan menjalankan TJSLP, sedangkan disisi lain PT
ANTAM Tbk juga masih mampu bertahan dengan kinerja keuangan yang baik.
1.2 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memaparkan paradigma baru
dalam mengelola entitas bisnis, yaitu mengenai akuntansi lingkungan dan Triple
bottom line accounting dan implementasinya yang dilakukan oleh PT ANTAM Tbk.

1.3 MANFAAT PENELITIAN


Pada penelitian ini penulis mengharapkan dapat memberikan beberapa manfaat,
yakni:
1. Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai teori-teori
yang didapat selama perkuliahan. Selain itu, dengan bantuan penelitian ini,
kita dapat mengetahui sejauh mana kapasitas penelitian masalah tersebut
dikaji.
2. Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan baru dan
pengetahuan terkait teori Triple Bottom Line.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Akuntansi Hijau

Akuntansi hijau merupakan paradigm baru dalam akuntansi yang


menganjurkan bahwa focus dari proses akuntansi tidak hanya tertuju pada
transaksi, peristiwa dan objek keuangan, tetapi juga transaksi, peristiwa dan
objek sosial lingkungan. Pemahaman ini merujuk pada teori yang digagas
Elkington yaitu Teori triple bottom line accounting. Akuntansi hijau adalah
suatu proses pengakuan, pengukuran nilai, pencatatan, peringkasan, pelaporan,
dan pengungkapan informasi berkenaan dengan transaksi, peristiwa, dan atau
objek keuangan, sosial, dan lingkungan secara terpadu dalam proses akuntansi
agar dapat menghasilkan informasi akuntansi yang terpadu, utuh, dan relevan,
yang berguna bagi pemakai dalam penilaian dan pengambilan keputusan, baik
itu keputusan ekonomi maupun nonekonomi (Andreas Lako, 2018). Menurut
Lindrianasari (2007), Akuntansi lingkungan juga dapat dianalogikan sebagai
suatu kerangka kerja pengukuran yang kuantititatif terhadap kegiatan
konservasi lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi.

Prinsip-prinsip akuntansi hijau berdasarkan buku Akuntansi Hijau (isu,


teori, dan aplikasi) karya Prof. Dr. Andreas Lako adalah sebagai berikut :

Pertama, pengorbanan sumber daya ekonomi yang dikeluarkan oleh entitas


untuk menjalankan green economy, green business, CSR, dan TJSLP dapat
diakui sebagai pengorbanan investasi jika dinilai dapat memberikan manfaat
ekonomi dan non-ekonomi yang cukup pasti bagi entitas korporasi di masa
sekarang maupun masa depan.

Kedua, matching principle antara cost benefit dan effort-accomplishment


terhadap pengorbanan sumber daya ekonomi untuk ekonomi hijau, bisnis
hijau, CSR dan TJSLP tidak hanya diberlakukan diberlakukan pada satu
periode, tetapi dapat diberlakukan diperiode-periode berikutnya jika
pengorbanan tersebut dinilai memiliki potensi manfaat ekonomi dan non-
ekonomi yang cukup pasti di masa depan (prinsip asset/investasi)
Ketiga, proses akuntansi adalah pengakuan, pengukuran nilai, pencatatan,
peringkasan, pelaporan, dan pengungkapan informasi akuntansi harus
memadukan informasi keuangan, sosial, dan lingkungan secara terintegrasi
dengan tujuan untuk memberikan informasi akuntansi yang utuh, relevan, dan
reliable, kepada para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi dan
nonekonomi

Keempat, tujuan umum dari akuntansi hijau adalah menyediakan informasi


keuangan, sosial, dan lingkungan yang terintergrasi dan relevan, reliable, serta
berguna untuk membantu parapemangku kepentingan dan pemakai lainnya
dalam menilai kinerja dan nilai korporasi, resiko, dan prospek pertumbuhan
korporasi; kualitas manajemen dalam pengelolaan entitas korporasi; dan
keberlanjutan korporasi sebelum mengambil keputusan ekonomi dan
nonekonomi yang ersifat strategis, taktis, dan operasional.

Menurut buku Akuntansi Hijau karya Prof. Dr. Andreas Lako juga
dijabarkan mengenai Kerangka konseptual Akuntansi Hijau. Secara umum
kerangka konseptual Akuntansi Hijau berisi hal hal umum dan khusus yaitu:

1. Tujuan, sasaran, manfaat, dan pemakai dari Akuntansi Hijau,


2. Asumsi dan konsep dasar yang mendasari akuntansi hijau
3. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi hijau
4. Pengakuan akuntansi hijau
5. Komponen-komponen laporan akuntansi hijau
6. Pengukuran nilai dan pelaporan informasi akuntansi hijau

2.1.2 Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen usaha untuk


bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk
peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari
karyawan dan keluarganya, komuniti local dan masyarakat secara lebih luas
(Sankat, Clement K, 2002). Berikutnya menurut Dougherty (2003), tanggung
jawab sosial merupakan perkembangan proses untuk mengevaluasi
stakeholders dan tuntutan lingkungan serta implementasi program-program
untuk menangani isu-isu sosial. Lebih lanjut dijelaskan oleh Schermerhorn
(2003) mendefinisikan CSR sebagai kewajiban dari suatu perusahaan untuk
bertindak dalam cara-cara yang sesuai dengan kepentingan perusahaan dan
kepentingan masyarakat secara luas. The International Organization of
Employers (IOE) mendefinisikan CSR sebagai “initiatives by companies
voluntarily integrating social and environmental concerns in their business
operations and in their interaction with their stakeholders”. Corporate social
Responsibility/Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) merupakan suatu
komitmen perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik
bersama dengan para pihak yang terkait, utamanya masyarakat disekelilingnya
dan lingkungan sosial dimana perusahaan tersebut berada, yang dilakukan
terpadu dengan kegiatan usahanya secara berkelanjutan (Budimanta, 2002).

Trevino dan Nelson mengkonsepkan CSR sebagai piramid yang terdiri


dari empat macam tanggung jawab yang harus dipertimbangkan secara
berkesinambungan, yaitu, hukum, etika dan berperikemanusian.

1. Tanggung jawab ekonomi


2. Tanggung jawab hokum
3. Tanggung jawab etika
4. Tanggung jawab sosial perusahaan

Keraf menyebutkan beberapa alasan perlunya tanggung jawab sosial


perusahaan :

1. Kebutuhan dan harapan masyarakat semakin berubah, masyarakat


semakin kritis dan peka terhadap produk yang akan dibelinya. Sehingga
perusahaan tidak bisa hanya memusatkan perhatianya untuk
mendatangkan keuntungan.
2. Terbatasnya sumber daya alam, bisnis diharapkan untuk tidak hanya
mengeksploitasi sumber daya alam yang terbatas, namun harus juga
memelihara dan menggunakan sumber daya secara bijak.
3. Lingkungan sosial yang lebih baik, lingkunagn sosial akan mendukung
keberhasilan bisnis untuk waktu yang panjang, semakin baik lingkungan
sosial dengan sendirinya akan ikut memperbaiki iklim bisnis yang ada.
Misalnya dengan semakin menurunnya tingkat penganguran.
4. Perimbangan tanggung jawab dan kekuasaan, kekuasaan yang terlalu
besar jika tidak diimbangi dan dikontrol dengan tanggung jawab sosial
akan menyebabkan bisnis menjadi kekuatan yang merusak masyarakat.
5. Keuntungan jangka panjang, dengan tanggung jawab dan keterlibatan
sosial tercipta suatu citra positif di mata masyarakat, karena terciptanya
iklim sosial politik yang kondusif bagi keberlangsungan bisnis
perusahaan tersebut.

2.1.3 Kinerja Keuangan

Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan


perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas
perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut
Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan
dalam menghasilkan laba. Sedangkan menurut IAI (2007) Kinerja Keuangan
adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan
sumberdaya yang dimilikinya. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa kinerja keuangan adalah usaha formal yang telah dilakukan oleh
perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan laba, sehingga dapat melihat prospek, pertumbuhan, dan potensi
perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada.
Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai standar dan
tujuan yang telah ditetapkan.

Kinerja Keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis.


Berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi 8 macam,
yaitu menurut Jumingan (2006:242):

a. Analisis perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis dengan


cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan
menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam
persentase (relatif).
b. Analisis Tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk mengetahui
tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.
c. Analisis Persentase per Komponen (common size), merupakan teknik analisis
untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap
keseluruhan atau total aktiva maupun utang.
d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis
untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua
periode waktu yang dibandingkan.
e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu
periode waktu tertentu.
f. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk
mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan
laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.
g. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk mengetahui
posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.
h. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat
penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
BAB III
PEMBAHASAN
Seperti yang kita ketahui bahwa selama setahun belakangan ini adalah masa-masa
terberat bagi kita semua. Banyak dampak negative yang ditimbulkan akibat pandemic.
Berbagai perusahaan (baik itu perusahaan kecil, menengah, hingga perusahaan besar) dari
berbagai sector pun turut terkena imbas dampak negative pandemic yang sudah berlangsung
kurang lebih setahun belakangan ini.

Banyak Perusahaan-perusahaan yang berusaha untuk bangkit dan meraih laba untuk
dapat bertahan dalam masa masa sulit ini menggunakan cara cara yang kurang baik. Kerap
kali perusahaan tersebut mengabaikan kelestarian lingkungan sekitarnya. Akibat dari
keegoisan dan keserakahan korporat tersebut, seiring berjalannya waktu pencemaran yang
terjadi yang diakibatkan oleh aktivitas operasional perusahaan pun mengancam kelestarian
lingkungan dan bahkan mengancam kesehatan masyarakat sekitar. Berikut ini adalah
sebagian kecil contoh nyata dari keserakahan korporat selama masa pandemic ini :
Foto-foto diatas adalah contoh kecil pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh para
pelaku usaha dalam upaya peningkatan laba (sebagian besar berdalih atas nama ‘investasi’).
Akibat dari pencemaran tersebutlah para aktivis dan masyarakat sekitar yang mulai
terdampak akhirnya membuka suara dan melakukan perlawanan dari berbagai jalur (salah
satunya dengan melakukan perlawanan dari jalur hukum). Namun yang didapat kerap kali tak
sesuai harapan rakyat. Entah rakyat sebelah mana yang dibela, tapi realitanya para aktivis ini
akhirnya dibungkam dan dilempar kedalam jeruji besi. Realita pedih ini nyatanya masih
terjadi dan berlangsung hingga saat ini, bahkan di masa-masa pandemic seperti ini.

Berbeda dengan PT Aneka Tambang Tbk yang juga bergerak dibidang pertambangan
(mining), yang mana berhubungan langsung dan berpotensi merusak alam, PT ANTAM
justru melaksanakan TJSLP dan rutin melaksanakan CSR. PT ANTAM juga rutin
melaporkan Sustanability Report setiap periode (tahunan).

PT Aneka Tambang Tbk adalah anak perusahaan BUMN pertambangan Inalum. PT


Antam didirikan pada tanggal 5 Juli 1968. Kegiatan Antam mencakup eksplorasi,
penambangan, pengolahan serta pemasaran dari sumber daya mineral.Pendapatan PT Antam
diperoleh melalui kegiatan eksplorasi dan penemuan deposit mineral, pengolahan mineral
tersebut secara ekonomis, dan penjualan hasil pengolahan tersebut kepada konsumen jangka
panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Kegiatan ini telah dilakukan semenjak perusahaan
berdiri tahun 1968. Komoditas utama Antam adalah bijih nikel kadar tinggi atau saprolit,
bijih nikel kadar rendah atau limonit, feronikel, emas, perak dan bauksit. Jasa utama Antam
adalah pengolahan dan pemurnian logam mulia serta jasa geologi . PT Antam dan PT Inalum
mendapat kepercayaan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk membeli saham
PT Freeport Indonesia. Berikut adalah beberapa bukti nyata PT Aneka Tambang melakukan
TJSLP dan CSR (Adapun data yang penulis tampilkan dibawah ini adalah bersumber dari
Sustainability Report PT Antam Tbk tahun 2019, karena SR tahun 2020 belum di laporkan.
Biasa PT Antam Tbk melaporkannya pertahunan, jadi kemungkinan SR tahun 2020 baru
akan dirilis sekitaran bulan Mei) :

(PT ANTAM Tbk Rutin melaporkan Sustainability Report yang mana hal ini jarang dilakukan oleh
perusahaan lain)
(PT ANTAM Tbk Menyaring air limbang terlebih dahulu kedalam kolam sebelum air
limbah tersebut dilepas ke laut atau sungai)
(Limbah yang dibuang pun tidak sekedar difiltrasi saja tapi juga diuji lab apakah hasil
filtrasi tersebut sudah sesuai dengan standar pengukuran limbah yang aman untuk dilepas
kelaut atau sungai)

(Limbah pun tidak langsung dibuang ada pula yang dijadikan produk jadi lainnya
berupa Batako dan Paving Block)
(PT Antam Tbk pun ramah disabilitas, yang mana menjadi poin plus bagi perusahaan
itu sendiri karena dinilai memiliki citra yang baik)
(PT Antam Tbk juga melaksanakan TJSLP tidak hanya tanggung jawab kepada
lingkungan dan masyarakat sekitar tapi juga kepada karyawannya dengan memberikan hak
dan kewajiban yang setimpal dan adil)
(Tidak hanya satu periode, tetapi kegiatan ini merupakan kegiatan berkelanjutan yang
akan diadakan secara rutin dan konsisten oleh PT Antam Tbk)

Bahkan selama masa pandemic atau dimasa sulit seperti ini pun PT Antam tetap
berkonsisten melakukan CSR. Sebanyak 800 paket sembako yang terdiri dari beras, tepung
terigu, minyak goreng, susu kental manis, ikan kaleng, dan mie instan disalurkan kepada
masyarakat di Tanjung Barat, pada 8 Mei 2020. Pendistribusian paket sembako di wilayah
Jakarta akan dilanjutkan pada 11 Mei 2020 di sekitar Unit Usaha Pengolahan dan Pemurnian
Logam Mulia sebanyak 300 paket. Sebelumnya, 2.000 paket beras @ 3kg telah dibagikan
kepada masyarakat di wilayah Bogor pada 6 Mei 2020.

Pendistribusian paket sembako menyambut Ramadhan 1441 H telah dimulai sejak


April 2020 di Unit Usaha Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara sebanyak 2.500 paket dan
Unit Usaha Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia sebanyak 159 paket yang
didistribusikan secara kontinyu hingga bulan Ramadhan. Selain itu, pada 15 April 2020, Unit
Usaha Pertambangan Bauksit Kalimantan Barat telah melakukan pendistribusian 1.284 paket
sembako yang akan dilanjutkan di bulan Ramadhan ini sebanyak 1.215 paket. Awal
Ramadhan, Unit Usaha Pertambangan Nikel Maluku Utara telah mendistribusikan 2.700
paket sembako. Sementara itu, Unit Usaha Pertambangan Emas telah mendistribusikan 2.220
paket dari 8.220 paket sembako yang disiapkan untuk didistribusikan secara bertahap selama
Ramadhan tahun ini.

Melalui momentum Ramadhan ini, ANTAM juga menyampaikan untuk berkomitmen


aktif menangani Covid-19 baik untuk mengurangi dampak maupun memutus rangkaian
penyebaran pandemi. ANTAM secara konsisten memprioritaskan keselamatan dan kesehatan
kerja karyawan, pelanggan dan masyarakat di lingkungan Perusahaan. ANTAM optimistis
dengan kerja sama semua pihak, pandemi ini dapat tertangani dan perekonomian negara
kembali membaik. Berikut adalah contoh lain kegiatan CSR PT ANTAM Tbk selama masa
pandemic :
Selain memberikan bantuan atau donasi, ANTM juga turut membantu memutus mata
rantai penyebaran covid di lingkungan kerja agar dapat menjaga kesinambungan produksi
dan pertumbuhan penjualan. Di tengah pandemi, ANTM dapat menjaga kesinambungan
produksi dan pertumbuhan penjualan melalui penerapan protokol kesehatan sehingga
performa profitabilitas ANTM terjaga tetap solid. Dengan menerapkan protocol kesehatan,
melakukan screening kesehatan secara ketat di setiap area kerja baik di tambang maupun di
pabrik, menerapkan pembatasan jarak fisik, pengukuran suhu, kewajiban penggunaan
masker, serta larangan penerimaan tamu perusahaan.

Sementara itu dari segi keuangan, akibat dari pandemic covid-19, pada bulan Juni
2020 Direktur Utama PT Antam, Dana Amin mengatakan PT Antam Tbk terpaksa merevisi
targetnya secara total. BUMN yang bergerak dibidang tambang ini memilik untuk
mempertahankan kinerja perusahaannya ketimbang menaikkan target. Hingga September
2020, PT Antam Tbk mencatatkan penurunan produksi mencapai 77 persen. Selain karena
penurunan target seperti yang usdah disebutkan, hal ini pula disebabkan oleh penurunan
permintaan sebagai dampak Covid-19.
Perseroan berupaya mengefisiensi berbagai biaya, dengan memotong belanja rutin,
biaya operasional (operational expenditure) hingga belanja modal (capital
expenditure/capex). Alokasi Capex yang sebelumnya mencapai Rp 3,3 triliun diturunkan
menjadi hanya Rp 1,5 Trilun. Dari sisi pendapatan (penjualan) Antam hingga September
mencapai Rp 18 triliun. Nilai ini turun dari realisasi penjualan tahun lalu dengan periode
yang sama yakni Rp 24,5 triliun. Beban pokok penjualan tercatat Rp 15,2 triliun, turun
dibanding tahun lalu Rp 21,1 triliun. Realisasi laba kotor Rp 2,9 triliun, turun dibanding
periode yanh sama di tahun lalu sebesar Rp 3,3 triliun. Hingga sembilan bulan tahun ini
realisasi beban usaha dapat diturunkan menjadi Rp 1,4 triliun dari posisi sebelumnya Rp 2,1
triliun. Sehingga, laba bersih Antam tercatat Rp 835,7 miliar, naik dibanding realisasi hingga
September tahun lalu Rp 641,5 miliar. Adapun, komoditas emas masih menjadi kontributor
terbesar penjualan perseroan dengan kontribusi 72 persen terhadap total penjualan atau
sebesar Rp12,98 triliun. Pada periode Juli hingga September, ANTM mencatatkan
pertumbuhan pendapatan dari komoditas emas hingga 170 persen sebesar Rp6,58 triliun
dibandingkan dengan nilai penjualan tiga bulan sebelumnya sebesar Rp2,43 triliun.

Kali ini penulis akan membandingkan kinerja keuangan dengan cara membandingkan
laporan keuangan (Q3) tahun 2019 dengan laporan keuangan (Q3) tahun 2020, data yang
penulis lampirkan dibawah ini bersumber dari aplikasi RTI Business yang diakses dan di
ambil per tanggal 12 Januari 2020 :

Dapat kita lihat pada data Income


Statement disamping ini bahwa dari Quartal 3
tahun 2019 memiliki jumlah pendapata yang
lebih tinggi ketimbang jumlah pendapatan
quartal 3 tahun 2020. Namun, pada tahun
2020(Q3) Net Profit Margin (NPM) perusahaan
meningkat daripada tahun sebelumnya pada
quartal yang sama yang mana merupakan hal
baik yang dicapai oleh ANTAM walaupun
sedang terdampak pandemic.
Sementara pada data Balance sheet disamping kita
dapat mengetahui beberapa hal :

 Ekuitas PT Antam Tbk pada tahun 2020


(Q3) meningkat jika dibandingkan dengan
ekuitas PT Antam Tbk pada tahun
sebelumnya, yaitu tahun 2019 (Q3).

 Pada tahun 2020 Quartal 3, Aset yang


dimiliki PT Antam Tbk sendiripun juga
meningkat jika dibandingkan dengan
periode sebelumya (2019) pada kuartal
yang sama (Q3).

 DER (Debt Equity Ratio) pada tahun 2019


(Q3) jika kita hitung dari data yag tersaji
adalah sebagai berikut :

DER = Total Liabilitas/Total Ekuitas

DER 2019 = 10T / 16.8 T = 0,59

DER 2020 = 10T / 17 T = 0,58

DER Semakin rendah itu semakin bagus,


artinya resiko perusahaan tidak membayar
kewajibannya itu kecil kemungkinannya
(DER<1 itu baik)
Sementara dari data Cashflow
disamping kita bisa melihat
bahwa cadangan kas untuk
quartal 3 ditahun 2020 lebih
banyak (menyentuh 40 T)
ketimbang cadangan kas ditahun
2019 pada quartal yang sama.
Seperti yang sudah dijelaskan
diatas bahwa betul PT Antam
mengefisiensi biaya biaya atau
beban operasi, dibuktikan dengan
garis berwarna ungu yang
mengalami penurunan dari tahun
2019 ke tahun 2020. Sementara
untuk Investasi meningkat dari
tahun sebelumnya. Berdasar
Ratio tahun 2020 PT Antam juga
memiliki kinerja keuangan yang cukup baik walaupun berada dalam masa
sulit.

Berdasarkan EPS pun kita bisa nilai


bahwa EPS Q3 tahun 2019 ke 2020 lebih
besar ketimbang tahun sebelumnya, yang
artinya laba perlembar saham pada tahun
2020 lebih baik ketimbang 2019.
DAFTAR PUSTAKA

Andreas Lako. 2018. Akuntansi Hijau Isu, Teori, dan Aplikasi. Jakarta : Salemba empat.

Meiryani. 2019. “Memahami Corporate Social Responsibility (CSR)”. Jakarta: Accounting


BINUS University.

Diakses melalui web resmi PT. Antam Tbk. Melalui website yang tertera ini :
https://www.antam.com/en/reports/csr-related-reports

Pratiwi, Intan dan Friska Yolandha. 2020. “Dampak Pandemi Produksi Antam Turun 77
Persen” Jakarta: Republika.

Witjaksono, Gunadi. 2020. “Target PT Antam Direvisi Total Akibat Pandemi Covid-19”.
Jakarta: MEDIABUMN.

Alfian. 2020. “PT. Antam Serahkan Bantuan 15 kg Madu Hutan dan 4000 Butir Vitamin C”.
Sanggau: Diskominfo.

Rahman, A. Santi. 2020. “PT. Antam Beri Bantuan APD dan Alat Olahraga ke Pemkab
Kolaka”. Kolaka: ZonaSultra.

Supriyanto, Bambang. 2020. “Jalankan Protokol Pencegahan Covid-19, Antam Komitmen


Operasional Tetap Berjalan”. Jakarta: Bisnis.com.
Diakses melalui web resmi PT. Antam Tbk. Melalui website yang tertera
ini:https://www.antam.com/en/news-and-events/article/antam-committed-on-csr-program-
while-covid-19-pandemic-in-ramadan.

Jawaban Soal No. 2

Periode tahun 2020


No Nama Akun Debit Kredit
111 Kas 2,5 T
112 Piutang Usaha 500m
113 Persediaan barang 1,5 T
114 Perlengkapan kantor 500m
121 Tanah dan Bangunan 7T
122 Mesin 1,5 T
123 Aset Tak berwujud 500m
124 Aset Finansial 1T
211 Liabilitas jk Pendek 1,3 T
221 Liabilitas jk Panjang 1,7 T
311 Modal Saham 9T
312 Laba Ditahan 3T
Total 15 T 15 T
Peringkasan Transaksi (Jurnal)

1 Biaya Produksi 250 m


Biaya Pemasaran 25m
Biaya Gaji dan Upah 50m
Biaya Administrasi dan umum 60m
Biaya Bunga Bank 2,5 m
Biaya lain-lain 35 m
Kas 422.5
2 Utang Usaha 30 m
Kas 30m
3 Utang Bank 10 m
Kas 10 m
4 Kas 245
Piutang Usaha 105
Pendapatan 350

Akuntansi Konvensional Akuntansi Hijau


4 Biaya Mudik gratis 5m Investasi Sosial 5m
Kas 5m Kas 5m
5 Biaya Tunjangan Hari Raya 2,5 m Investasi Sosial 2,5 m
Kas 2,5 m Kas 2,5 m
6 Biaya pengolahan daur ulang limbah 5m Investasi Lingkungan 5m
Kas 5m Kas 5m
7 Biaya Beasiswa pend masyarakat 1,5 m Investasi Sosial 1,5 m
Kas 1,5 m Kas 1,5 m
8 Biaya penghijauan bukit 3,5 m Investasi Lingkungan 3,5 m
Kas 3,5 m Kas 3,5 m
9 Biaya promosi aktivitas CSR ke media 2 m Investasi Lingkungan 2m
Kas 2m Kas 2m
10 Biaya investasi bangunan hijau 250 m Investasi Lingkungan 250 m
Kas 250 m Kas 250 m
11 Biaya pengembangan UMKM 3m Investasi Sosial 3m
Kas 3m Kas 3m
12 Biaya pengobatan covid karyawan 12, 5 m Investasi Sosial 12, 5 m
Kas 12,5 m Kas 12,5 m
13 Biaya pengobatan covid pemasok 2,5 m Investasi Sosial 2,5 m
Kas 2,5 m Kas 2,5 m
BUKU BESAR
KAS Piutang Usaha Persediaan Dagang Perlengkapan kantor Tanah dan Bangunan Mesin Aset Tak berwujud
2,5 T 500 m 1,5 T 500 7T 1,5 T 500m
422,5 M 105 m
30 M 605
10 M
5m Aset Finansial Liabilitas jk Pendek Liabilitas jk Panjang Modal Saham Laba Ditahan Biaya Produksi
2,5 m 1T 1,3 T 1,7 T 9T 3T 250 m
5m 30 M 10 M
1,5 m 1,270 T 1,690 T
3,5 m
2m
250 m
250 m
3m
12,5 m
2,5 m
0 Biaya Pemasaran Biaya Gaji dan Upah Biaya Adm dan umum Biaya Bunga Bank Biaya Lain lain Biaya Mudik gratis
1475 m 25 m 50 m 60 m 2,5 m 35 m 5m
245 m
1720 m
Biaya THR Biaya pengolahan limbah Biaya Beasiswa Biaya Penghijauan bukit Biaya promosi CSR Biaya invest bgn hijau
2,5 m 5m 1,5 m 3,5 m 2m 250 m

Biaya cov-19 karyw Biaya cov-19 pemasok DONASI CSR Investasi Lingkungan Investasi Sosial Pendapatan
Biaya pengemb. UMKM 12,5 m 2,5 m 25 m 5m 5m 700 m
3m 3,5 m 2,5 m 350 m
2m 1,5 m 350 m
250 m 3m
260.5 m 12,5 m
2,5 m Pend Lain lain
25 m 20 m
52 m
BUKU BESAR KONVENSIONAL
NERACA SALDO JURNAL PENYESUAIAN NERACA DISESUAIKAN NERACA RUGI LABA
NO. NAMA AKUN
D K D K D K D K D K
Kas 2,5 T 245 m 1,025 T 1,720 T 1,720 T
Piutang Usaha 500m 105 m 605 m 605 m
Persediaan barang 1,5 T 1,5 T
Perlengkapan kantor 500m 500m
Tanah dan Bangunan 7T 7T
Mesin 1,5 T 1,5 T
Aset Tak berwujud 500m 500m
Aset Finansial 1T 1T
Liabilitas jk Pendek 1,3 T 30 m 1,270 T 1,270 T
Liabilitas jk Panjang 1,7 T 10 m 1,690 T 1,690 T
Modal Saham 9T 9T
Laba Ditahan 3T 3T
15 T 15 T
Biaya Produksi 250 m 250 m
Biaya Pemasaran 25m 25m
Biaya Gaji dan Upah 50m 50m
Biaya Administrasi dan umum 60m 60m
Biaya Bunga Bank 2,5 m 2,5 m
Biaya lain-lain 35 m 35 m
Biaya Mudik gratis 5m 5m
Biaya Tunjangan Hari Raya 2,5 m 2,5 m
Biaya pengolahan daur ulang limbah 5m 5m
Biaya Beasiswa pend masyarakat 1,5 m 1,5 m
Biaya penghijauan bukit 3,5 m 3,5 m
Biaya promosi aktivitas CSR ke media 2m 2m
Biaya investasi bangunan hijau 250 m 250 m
Biaya pengembangan UMKM 3m 3m
Biaya pengobatan covid karyawan 12, 5 m 12, 5 m
Biaya pengobatan covid pemasok 2,5 m 2,5 m
Pendapatan 700 M 350 M 350 M 350 M
Pendapatan lain lain 20 m 20 m 20 m
15710 15720 740 M 1,025 T 2,325 T 3,310 T 14.637,5 T 14.960 T 734 M 370 M

BUKU BESAR AKUNTANSI HIJAU


NERACA SALDO JURNAL PENYESUAIAN NERACA DISESUAIKAN NERACA RUGI LABA
NO. NAMA AKUN
D K D K D K D K D K
Kas 2,5 T 245 m 1,025 T 1,720 T 1,720 T
Piutang Usaha 500m 105 m 605 m 605 m
Persediaan barang 1,5 T 1,5 T
Perlengkapan kantor 500m 500m
Tanah dan Bangunan 7T 7T
Mesin 1,5 T 1,5 T
Aset Tak berwujud 500m 500m
Aset Finansial 1T 1T
Liabilitas jk Pendek 1,3 T 30 m 1,270 T 1,270 T
Liabilitas jk Panjang 1,7 T 10 m 1,690 T 1,690 T
Modal Saham 9T 9T
Laba Ditahan 3T 3T
15 T 15 T
Biaya Produksi 250 m
Biaya Pemasaran 25m
Biaya Gaji dan Upah 50m
Biaya Administrasi dan umum 60m
Biaya Bunga Bank 2,5 m
Biaya lain-lain 35 m
Investasi Sosial 260.5 m
Investasi Lingkungan 52 m
Pendapatan 700 M 350 M 350 M 350 M
Pendapatan lain lain 20 m 20 m 20 m
15735 15720 740 m 1025 T 2325 T 3330 28137,5 T 14960 T 370
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
KONVENSIONAL AKUNTANSI HIJAU
PENDAPATAN PENJUALAN PENDAPATAN PENJUALAN
PENDAPATAN 350 PENDAPATAN 350
beban Produksi 250 beban Produksi 250
Laba Rugi Kotor 100 Laba Rugi Kotor 100
Beban Operasional Beban Operasional
Beban Pemasaran 2 Beban Pemasaran 2
Beban Administrasi 60 Beban Administrasi 60
Total Biaya Operasional 62 Total Biaya Operasional 62
Laba Rugi operasional 38 Laba Rugi operasional 38
Beban Sosial dan Lingkungan Beban Sosial dan Lingkungan
Beban Sosial 29 Beban Sosial 0
Beban Lingkungan 258.5 Beban Lingkungan 0
Total Beban sosial dan lingkungan 287.5 Total Beban sosial dan lingkungan 0
Laba Rugi Hijau -249.5 Laba Rugi Hijau 38
Pendapatan lain lain 20 Pendapatan lain lain 20
Rugi bersih sebelum pajak -229.5 Laba bersih sebelum pajak 58
Pph Badan 15% -34.425 Pph Badan 15% 8.7
Rugi Neto -195.075 LABA Neto 49.3

LAPORAN POSISI KEUANGAN


AKUNTANSI HIJAU KONVENSIONAL
ASET Aset
ASET LANCAR 4325 ASET LANCAR 4325
ASET FINANSIAL 1000 ASET FINANSIAL 1000
ASET TETAP 8500 ASET TETAP 8500
INVESTASI SOSIAL&LINGKUNGAN 312.5 ASET TAK BERWUJUD 500
ASET TAK BERWUJUD 500 TOTAL ASET 14325
TOTAL ASET 14637.5

LIABILITAS LIABILITAS
Liabilitas Jk Pendek 1300 Liabilitas Jk Pendek 1300
Liabiltas jk panjang 1700 Liabiltas jk panjang 1700
Total Liabilitas 3000 Total Liabilitas 3000

Ekuitas EKUITAS
Modal Saham 9000 Modal Saham 9000
Laba Ditahan 3000 Laba Ditahan 3000
Donasi CSR 25 Total Ekuitas 12000
Total Ekuitas 12025 tTotal Ekuitas + Liabilitas 15000
tTotal Ekuitas + Liabilitas 15025

Uraian Akuntansi Keuangan Konservatif Akuntansi Hijau

Pengakuan Diakui sebagai beban periodik Diakui sebagai investasi sosial


(expense) karena menganggap lingkungan atau investasi hijau
manfaat ekonominya di masa karena diyakini memiliki manfaat
mendatang tidak dapat dipastikan. ekonomi dimasa mendatang.
Pengukuran Nilai pengorbanan costs-nya pasti, Nilai pengorbanan dan nilai manfaat
Nilai sementara nilai mafaat ekonominya ekonomi-nonekonomi-nya di masa
masa datangnya (future economic data cukup pasti dan dapat diukur
benefits) tidak pasti dan sulit diukur. antar-periode.

Pencatatan, Dicatat sebagai biaya periodik yang Dicatat sebagai investasi sosial-
Peringkasan, mengurangi nilai aset dan lingkungan atau investasi hijau yang
dan Pelaporan dilaporkan sebagai biaya atau beban tidak mengurangi nilai aset, serta tak
Informasi periodik dalam Laporan Laba Rugi. berkaitan dengan beban periodik
Akuntansi dalam laporan laba/rugi. Hanya untuk
cost TJSL/CSR dan korporasi hijau
yang tidak memenuhi “Definisi Aset”
yang dapat langsung diperlakukan
sebagai beban periodik dalam
Laporan Laba Rugi.

Valuasi 1. Menurunkan nilai asset, 1. Tidak menurunkan nilai


Dampak menaikkan biaya asset,laba ,pajak, dan ekuitas
Periodik periodic,serta  menurunkan pemiliki
laba, pajak pemilik, serta 2. Terpacu untuk melakukan
meningkatkan resiko peningkatan program dan
finansial dan resiko pasar aktivitas CSR/TJSL, serta
2. Korporasi enggan terpacu untuk melakukan
melakukan TJSL/CSR dan korporasi hijau dalam upaya
bisnis hijau / beruoaya peningkatan reputasi,
meminimumkan aktivitas meminimalkan resiko bisnis,
CSR dan korporasi hijau memperluas akses keuangan,
karena dinilai membebani dan pangsa pasar
dan merugikan 3. Meningkatkan pendapatan,
3. Korporasi akan memasukan laba, ekuitas pemilik, dan nilai
komponen TJS/CSR dan asset serta nilai pasar sekuritas
korporasi hijau dalam entitas.
penentuan harga jual 4. Korporasi tidak memasukan
produk/jasa yang akan cost TJSL/CSR dan korporasi
dibebankan kepada hijau dalam penentuan harga
pelanggan/konsumen jual produk/jasa, kecuali
untuk biaya TJSL/CSR dan
biaya korporasi hijau yang
bersifat periodik.
5. Memperkuat keberlanjutan
pertumbuhan bisnis dan laba
korporasi dalam jangka
panjang.

Menurut saya yang lebih baik adalah yang akuntansi hijau karena aksi CSR atau
TJSLP walaupun sebagai tanggung jawab (dapat dikatakan kewajiban) perusahaan,
namun tidak dibebankan kedalam beban beban periodic sehingga tidak mengurangi
asset pemilik.
Usulan dari saya semoga akuntansi hijau kedepannya dapat diterapkan ke banyak
perusahaan karena untuk sekarang relitanya masih sedikit sekali yang menerapkan
akuntansi hijau ini. Sealain melakukan CSR dan membuat SR, diharapkan perusahaan
perusahaan juga semakin banyak yang melaporkan SR perusahaannya dengan rutin.
Semoga semakin paten dan semakin jelas juga pedoman penyusunan SR dan
akuntansi hijau itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai