BAB II
Eropa. Hal ini terjadi karena adanya tekanan dari lembaga non-pemerintah dan
bukan hanya kegiatan industri demi bisnis saja karena pada saat itu perusahaan
hanya berorientasi pada laba atau profit yang tinggi. Pada pertengahan tahun
lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi
lingkungan.
konsep kontemporer dalam akuntansi yang mendukung Gerakan hijau pada entitas
dalam tiga perwujudan akuntansi antara lain, (1) Akuntansi Keuangan, akuntansi
laporan keuangan yang diterbitkan secara berkala serta menunjukkan kegiatan dan
biaya yang wajar dan pengendalian segala aktivitas perusahaan; (3) Akuntansi
21
antara keuntungan, kehidupan sosial dan lingkungan ini dikenal dengan Triple
Konsep Triple Bottom Line (TBL) ini pertama kali dirumuskan oleh
Makower (1994) dan John Elkington (1997) (Lako, 2018). Dalam konsep TBL
bentuk uang, namun juga profit yang berupa dampak positif dari sisi sosial,
Misalnya dengan memperhatikan lingkungan kerja yang aman, jam kerja yang
energi, mengurangi dan mengolah hasil limbah produksi, dan mengurangi emisi
CO2 serta gas rumah kaca lainnya (Majalah Badak LNG, 2017).
lingkungan.
2) Membantu entitas dalam menetapkan startegi untuk menanggapi isu
penggiat lingkungan.
4) Mendorong konsumen untuk membeli produk ramah lingkungan dan
hidup.
6) Mencegah opini negatif publik mengingat perusahaan yang berusaha atau
dilakukan perusahaan melalui CSR serta hal lainnya dengan pengungkapan emisi
dan melaporkan Carbon Accounting sebagai bagian dari CSR menurut Dwijayanti
(2011) adalah:
perusahaan yang melakukan CSR, dalam hal ini peduli pada lingkungan
accounting sebagai bagian dari CSR. Hal ini dapat menjadi pertimbangan
laporan tahunan itu juga memuat laporan tentang tanggung jawab sosial
perbuatan hukum yang berlaku, peraturan yang ada, baik peraturan hukum formal,
secara sah. Teori legitimasi berasal dari konsep legitimasi organisasi yang
diungkapkan oleh Dowling dan Preffer (1975) dalam O’donovan (2002), yang
congruent with the value system of the larger social system of which the entity is a
part. when a disparity, actual or potential, exists between two value system, there
kondisi atau status yang ada ketika sistem nilai entitas kongruen dengan sistem
nilai masyarakat yang lebih luas ditempat entitas berada. Ketika ada sebuah
perbedaan, baik itu aktual atau potensial di antara dua sistem nilai tersebut maka
ada sebuah ancaman terhadap legitimasi entitas. Ancaman tersebut terjadi ketika
berusaha untuk menaati norma-norma yang dapat diterima oleh masyarakat sekitar
2018). Proses dalam usaha mendapatkan legitimasi ini berkaitan dengan kontrak
(Ghozali dan Chariri, 2007). Bentuk dari usaha ini antara lain dengan melakukan
norma yang ada di dalam masyarakat dan terus berusaha untuk menjaga
masyarakat bahwa aktivitas perusahaan telah berjalan sesuai dengan norma dan
perubahan iklim yang semakin dirasakan oleh masyarakat luas, maka perusahaan-
perusahaan akan menjadi sorotan publik terkait tanggung jawab sosial dan kinerja
memperoleh legitimasi.
dan Lodhia, 2012). Hal ini sejalan dengan penelitian O’donovan (2002) yang
1984 dalam Pratiwi 2017). Kelompok atau individu tersebut antara lain adalah
sosial, dan lainnya. Istilah Stakeholder diperkenalkan pertama kali oleh Standford
Research Institute (SRI) di tahun 1963 (Freeman, 1984 dalam Lindawati dan
puspita, 2015). Teori stakeholder adalah kumpulan kebijakan dan praktik yang
kepentingan sendiri namun juga harus memberikan manfaat bagi para stakeholder.
Ghozali dan Chariri (2007) menyatakan bahwa tujuan utama dari teori
jenis yaitu:
perusahaan meskipun produk dan jasanya sama dan dapat berubah dari
waktu ke waktu.
c. Stakeholder Tradisional dan Masa Depan
Karyawan dan konsumen dapat disebut sebagai Stakeholder tradisional,
perusahaan.
terlepas dari adanya peranan Stakeholder baik internal maupun eksternal dari
berbagai latar belakang kepentingan yang berbeda. Dalam Ghozali dan Chariri
dari stakeholder adalah dengan memenuhi hak mereka untuk menerima informasi
sosial menjadi penting untuk di laporkan. Salah satunya adalah dengan melakukan
Emisi adalah zat, energi atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu
(Pratiwi dan Sari, 2016). Pelepasan ini terjadi karena adanya proses pembakaran
terhadap karbon baik dalam bentuk tunggal maupun senyawa yang berbentuk
CO2, CH4, N2O, HFC, dan sebagainya (Kementerian Lingkungan Hidup, 2012).
seperti penggunaan bahan bakar fosil, perubahan fungsi lahan, limbah, kegiatan-
Emisi karbon dalam konteks penelitian ini adalah karbon dioksida (CO 2)
Sebuah laporan yang dirilis pada 21 November 2011 dalam Gas Bulletin yang
atau pun gas rumah kaca (greenhouse gas) berdasarkan sumbernya dibedakan
30
menjadi dua yaitu gas rumah kaca alami dan gas rumah kaca industri. Gas rumah
kaca alami merupakan bagian dari siklus yang dapat dengan mudah dinetralisir
oleh tumbuhan dan lautan. Gas rumah kaca alami dapat menguntungkan bagi
makhluk hidup karena mampu menjaga temperatur bumi agar tetap hangat
dikisaran 6˚C. sedangkan gas rumah kaca industri berasal dari kegiatan industrial
lingkungan membuat kadar karbon dioksida menjadi lebih padat. Akibatnya, alam
tidak mampu menyerap seluruh karbon dioksida yang tersedia sehingga terjadilah
tingkat emisi GRK di tahun 2016 terbesar berada pada sektor kehutanan dan
kebakaran gambut sebesar 631.725 GgCO2e serta sektor energi sebesar 618.581
GgCO2e, kemudian diikuti oleh sektor pertanian sebesar 117.100 GgCO2e, sektor
limbah 97.915 GgCO2e, sektor proses industri dan penggunaan produk sebesar
dan kebakaran gambut menurun drastis menjadi 294.611 GgCO2e, sektor energi
juga turun menjadi 558.890 GgCO2e, sedangkan sektor pertanian, limbah dan
2017 untuk sektor listrik sebesar 36%, industri 31%, Transportasi 27% dan 6%
untuk sektor rumah tangga, jasa dan pertanian. Kondisi inilah yang membuat
megurangi dampak negatif yang timbul karena emisi karbon. Akan tetapi,
keuangan termasuk statemen keuanga itu sendiri, catatan atas statemen keuangan,
Pengertian pengungkapan oleh Evans (2003) ini terbatas hanya pada hal-hal yang
informasi di luar lingkup pelaporan keuangan tidak termasuk. Ghozali dan Chariri
laporan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil
penting dan relevan kepada para pengguna laporan keuangan, sehingga dapat
yang di pandang relevan oleh para pengguna laporan keuangan. Perusahaan akan
dan Rakhman (2000) dalam Suta (2012) manfaat pengungkapan secara sukarela
(Najah, 2012). Dalam PSAK No. 1 (revisi 2009) telah dinyatakan bahwa:
33
Jadi pengungkapan lingkungan adalah bagian dari laporan tambahan yang sudah
dinyatakan PSAK.
(Cahya, 2016 dalam Ainnie, 2019). Pengungkapan emisi karbon ini dilakukan
2019). Selain itu pengungkapan emisi karbon dapat menjadi suatu strategi
(reputation risk), proses hokum (legal proceedings), serta denda dan pinalti
(CDP). Pengungkapan dalam CDP terbagi dalam lima kategori yang relevan
34
dengan perubahan iklim dan emisi karbon antara lain: risiko dan peluang
mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri. Dalam
Standard (GICS) membagi perusahaan di dunia dalam dua kategori besar yaitu
industri intensif emisi seperti perusahaan sektor energi, transportasi, materials dan
utilitas dan kategori industri yang kedua yaitu industri non-intensif emisi.
perusahaan.
baja, sumber daya alam, paper and pulp, power generation, water and chemical
2018). Industri dengan emisi yang intensif akan menghadapi pengawasan yang
lebih ketat dari pemerintah (Reid dan Toffel, 2009). Perusahaan intensif karbon
akan mendapatkan tekanan yang lebih besar dari masyarakat sehingga membuat
Tipe industri dapat pula dibedakan menjadi industri high profile dan low
profile (Purwanto, 2011). Perusahaan yang termasuk dalam tipe industri high
terhadap lingkungan, tingkat risiko politik yang tinggi, atau tingkat kompetisi
yang kuat (Robert, 1992). Selain itu, perusahaan dengan tipe industri high profile
high profile antara lain, jumlah tenaga kerja yang besar, dan dalam proses
dengan perusahaan yang low profile seperti perusahaan jasa, perdagangan dan
dikategorikan berdasarkan ukuran usahanya, yaitu usaha mikro, usaha kecil, usaha
perusahaan adalah suatu nilai yang menunjukkan skala atau besaran suatu
perusahaan.
menentukan tingkatan perusahaan adalah: (1) Tenaga kerja, yaitu jumlah pegawai
tetap dan honorer yang terdaftar atau bekerja di perusahaan pada suatu periode
tertentu; (2) Tingkat Penjualan, yaitu volume penjualan perusahaan pada periode
waktu tertentu; (3) Total Utang, yaitu jumlah utang perusahaan pada periode
tertentu; (4) Total Asset, yaitu keseluruhan asset yang dimiliki perusahaan pada
emisi karbon. Perusahaan yang besar lebih mungkin untuk mengungkapkan lebih
legitimasi dan teori stakeholder yang menyatakan bahwa perusahaan besar akan
tuntutan dan tekanan dari masyarakat dan stakeholder semakin besar (Amanda,
2019). Perusahaan dengan ukuran besar akan mendapat perhatian yang lebih dari
publik (Majid dan Ghozali, 2015) sehingga perusahaan tersebut akan melakukan
37
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Luo et al. (2013) yang menyatakan
perusahaan besar akan mendapatkan tekanan besar dari publik dan para
Kata media berasal dari Bahasa latin yaitu “Medius” yang artinya tengah,
perantara atau pengantar. Kata media merupakan bentuk jamak dari “Medium”
(2002:4), media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia
sehingga sampai kepada penerima yang dituju. Media juga merupakan alat atau
oleh perusahaan. Menurut Simon (1992) dalam Wang et al. (2013), media
media menjadi sangat penting. Media memiliki fungsi penting dalam memberikan
(Kurniawati dan Biduri, 2017). Adanya media di suatu negara dapat menjadi
reputasi. Saat ini, media merupakan acuan publik untuk bergerak dan bertindak,
sehingga publik seolah digiring oleh media untuk berperilaku sesuai dengan isu
yang ada. Maka adanya isu negatif mengenai perusahaan dapat mempengaruhi
(Dawkins dan Fraas, 2011), begitu pula dengan pengungkapan emisi karbon.
berkaitan dengan isu perubahan iklim dan upaya pengurangan emisi karbon.
Dengan adanya pemberitaan melalui media, maka stakeholder menjadi lebih cepat
39
mendapatkan informasi mengenai apa yang terjadi dengan lingkungan sekitar dan
2011), sikap publik terhadap perusahaan (Rindova et al., 2007 dalam Dwakins dan
Fraas, 2011).
Media dapat berupa TV, koran, internet dan sebagainya. Media yang
banyak digunakan perusahaan saat ini adalah media internet (web) karena
didukung oleh banyaknya pegguna internet saat ini dan kemudahan akses bagi
setiap orang. Maka jenis media yang dimaksudkan dalam pengukuran media
exposure pada penelitian ini adalah media internet seperti, website berita dan
website perusahaan.
2.1.9 Profitabilitas
daya yang ada seperti, kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
menunjukkan adanya perbandingan antara laba dan aktiva atau modal yang
dimasa yang akan datang (Ainnie, 2019). Amalia (2013:38) dalam Ainnie (2019)
yang mana salah satunya dengan melakukan pengungkapan lingkungan dan sosial
manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi perusahaan. Dimana rasio ini
assets), ROI (return on investment), ROE (return on equity), dan NPM (net profit
jenis rasio pengukuran yang dapat digunakan dalam menilai tingkat profitabilitas
perusahaan yaitu GPM (gross profit margin), NPM, ROE, dan ROA. Gross Profit
dengan laba pokok penjualan. Net Profit Margin disebut juga dengan rasio
dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Terakhir adalah Return on
Asset yaitu rasio yang mengukur seberapa efisien suatu perusahaan dalam
adalah ROA yang telah digunakan oleh peneliti terdahulu seperti Jannah (2014),
perusahaan dalam memanfaatkan total asset yang ada dalam perusahaan. Semakin
perusahaan. Cormier dan Magnan (1999) dalam Choi et al. (2013) berpendapat
bahwa perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik, lebih mungkin untuk
lingkungan berarti biaya tambahan. Dalam penelitian Luo et al. (2013) disebutkan
2.1.10 Leverage
perusahaan dalam hal menginvestasikan dana atau memperoleh sumber dana yang
disertai dengan adanya beban atau biaya tetap yang harus ditanggung perusahaan
42
leverage adalah alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada
solvabilitas adalah:
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa leverage atau rasio leverage
maupun aktiva. Dengan rasio ini dapat diketahui seberapa jauh perusahaan
dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang
dalam rasio leverage yaitu, Debt to Asset Ratio (DAR), Debt Equity Ratio (DER),
Debt to Asset Ratio (DAR) adalah rasio yang mengukur jumlah asset yang
dibiayai oleh utang. Rasio ini juga dapat melihat solvabilits perusahaan yaitu
jumlah utang terhadap ekuitas. Dengan rasio ini dapat dilihat seberapa besar utang
perusahaan jikan dibandingkan dengan ekuitas yang dimiliki perusahaan atau para
pemegang saham. Sedangakan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDE) adalah
rasio yang mengukur perbandingan antara utang jangka Panjang dengan total
modal.
pengurangan emisi karbon (Jannah, 2014). Karena kewajiban yang lebih besar
untuk membayar utang dan bunga akan membatasi kemampuan perusahaan untuk
faktor yang dapat mempengaruhi pengungkapan emisi karbon. Dawkins dan Fraas
iklim secara sukarela dan visibilitas berinteraksi dengan kinerja lingkungan untuk
pada 15 negara baik negara berkembang maupun negara maju yang dimasukkan
dalam laporan CDP (carbon disclosure project) tahun 2009. Hasil penelitian
pengungkapan karbon.
gas emission pada perusahaan di Indonesia. Dari hasil penelitian yang didapat
terhadap pengungkapan emisi gas rumah kaca. Sementara, ISO 14001 certified
BEI periode 2010-2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media exposure,
pengungkapan emisi gas rumah kaca. Penelitian ini menemukan bahwa ukuran
ekuitas, dan reputasi kantor akuntan publik terhadap pengungkapan emisi karbon
Pratiwi dan Sari (2016), meneliti pengaruh tipe industri, media exposure,
dan profitabilitas terhadap carbon emission disclosure pada perusahaan jasa non-
disclosure.
yang di dapat adalah bahwa ukuran perusahaan, media exposure, dan profitabilitas
pada perusahaan pertambangan yang listing di BEI tahun 2013 hingga 2016. Hasil
emission disclosure.
terhadap pengungkapan emisi gas rumah kaca pada perusahaan sektor industri
dasar dan kimia periode 2014-2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem
lingkungan dan tipe industri terhadap carbon emission disclosure perusahaan non-
terdapat ketidak konsistenan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-
peneliti sebelumnya baik dalam negeri maupun luar negeri. Oleh karena itu
peneliti dalam penelitian ini ingin meneliti kembali faktor tipe industi, ukuran
perusahaan, media exposure, profitabilitas dan leverage yang banyak diteliti oleh
perusahaan yaitu pertambangan, energi dan transportasi peride 2016 hingga 2018.
Nama
No. Judul Variabel Hasil Penelitian
Peneliti
1. Dawkins Coming clean: Variabel Independen: Environmental
dan Fraas The impact of 1. Environmental performance dan
(2011) environmental Performance media visibility
performance 2. Media Visibility berpengaruh
and visibility terhadap
on corporate pengungkapan
Variabel Dependen:
climate perubahan iklim.
Pengungkapan
change
48
Variabel Dependen:
Akuntansi Karbon
50
Variabel Dependen:
Carbon Emission
Disclosure.
.
12. Deantari et Faktor-faktor Variabel Independen: Sistem
al (2019) yang 1. Sistem manajemen
mempengaruhi 2. manajemen lingkungan,
Pengungkapan lingkungan kinerja
Emisi Gas 3. Kinerja lingkungan,
Rumah Kaca lingkungan ukuran
dari perspektif 4. Ukuran perusahaan
Akuntansi perusahaan berpengaruh
Hijau 5. Leverage positif dan
6. Profitabilitas signifikan.
Profitabilitas
berpengaruh
positif dan tidak
signifikan
terhadap
pengungkapan
emisi gas rumah
kaca.
52
Dalam penelitian ini tipe industri dapat dibedakan menjadi dua bagian
tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan tekanan sosial dan politik
yang terjadi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Choi et al (2013), Jannah dan Muid
(2014), Suhardi dan Purwanto (2015), Pratiwi dan Sari (2016), Talenta (2018)
adalah:
emisi karbon. Perusahaan yang besar lebih mungkin untuk mengungkapkan lebih
ukuran besar akan mendapat perhatian yang lebih dari publik (Majid dan Ghozali,
yang lebih baik untuk mencegah dan menyelesaikan konflik (Lorenzo et al.,
2009).
54
mengkonsumsi bahan bakar fosil dalam jumlah yang besar dan kemudian akan
yang lebih besar dari perusahaan kecil (smaller firms). Maka perusahaan akan
melakukan pengungkapan untuk membangun citra sosial yang baik sebagai bagian
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Luo et al. (2013) yang menyatakan
perusahaan besar akan mendapatkan tekanan besar dari publik dan para
Selviana (2018), Kurniawati dan Biduri (2017), Majid dan Ghozali (2015),
Suhardi dan Purwanto (2015), Jannah dan Muid (2014), Luo et al (2013), Wang et
al (2013), Ghomi dan Leung (2013) menemukan bahwa ukuran perusahaan (firm
Disclosure.
kepada masyarakat (Majid dan Ghozali, 2015). Mudahnya akses internet saat ini
mengenai perusahaan pun tak luput dari sorotan media. Sikap publik terhadap
dipengaruhi oleh liputan media. Oleh karena itu, perusahaan menjadi lebih
waspada atas aktivitasnya yang selalu diawasi oleh media, karena hal ini
ini dan didorong oleh tekanan dari masyarakat, pemerintah dan pihak eksternal
bagaimana kondisi bumi saat ini, sehingga mereka terdorong untuk melakukan
dampak perubahan iklim tersebut. Dan sebagian masyarakat lain akan menuntut
operasi perusahaan terutama emisi karbon. Begitu sangat pentingnya peran media
peran organisasi non pemerintah seperti LSM dan menandakan adanya pergeseran
terhadap opini publik. Semakin aktif suatu media dalam mengawasi lingkungan
Dawkins dan Fraas (2011) juga berpendapat bahwa dinamika antara stakeholder
(2011), Jannah dan Muid (2014), Majid dan Ghozali (2015), Kurniawati dan
Biduri (2017), Septriyawati dan Anisah (2019), Ulfa dan Ermaya (2019). Hasil
Disclosure.
yang tersedia (Harahap, 2008:219) dan dalam periode waktu tertentu (Munawir,
2004:33). Dengan demikian, kondisi keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dari
indikator ini.
57
sejumlah uang untuk melakukan pembaharuan terhadap mesin, bahan bakar, dan
alat-alat lainnya agar lebih ramah lingkungan. Namun, dampak positif dari
yang akan datang. Jadi, perusahaan yang profitable seharusnya tidak terkendala
lingkungan.
Cormier dan Magnan (1999) dalam Choi et al. (2013) berpendapat bahwa
perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik, lebih mungkin untuk secara
biaya tambahan. Dalam penelitian Luo et al. (2013) disebutkan bahwa perusahaan
(2013), Jannah dan Muid (2014), Majid dan Ghozali (2015), Kurniawati dan
sebagai berikut:
Kasmir (2014:154) salah satu manfaat dari rasio leverage adalah untuk
menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Dengan rasio
ini dapat diperoleh informasi yang membantu bagi para investor dalam
semakin tinggi rasio utang maka semakin tinggi pula risiko perusahaan, sehingga
pengurangan emisi karbon (Jannah, 2014). Karena kewajiban yang lebih besar
untuk membayar utang dan bunga akan membatasi kemampuan perusahaan untuk
et al (2013), Majid dan Ghozali (2015), Halimah dan Yanto (2018), Deantari et al
Gambar 2.1
Faktor-faktor yang mempengaruhi Carbon Emission Disclosure
Profitabilitas (X4)
Leverage (X5)