Definisi diatas menggambarkan bahwa saat ini akuntansi tidak hanya terfokus
kepentingan stockholders dan bondholder. Lebih dari itu lingkup akuntansi kini meluas
pada akuntansi sosial dan lingkungan. Fokus akuntansi akan tiga hal tersebut diberi nama
Akuntansi Hijau atau yang lebih sering didengar dengan sebutan Green Accounting.
19
20
lingkungan ialah:
Berdasarkan definisi green accounting diatas maka bisa dijelaskan bahwa green
Definisi akuntansi lingkungan yang lain dikemukakan oleh (Cohen & Robbins,
“A style of accounting that includes the indirect costs and benefits of economic
Selain itu, aktivitas dari green accounting yang dikemukakan oleh (Cohen &
menyajikan, dan mengungkapkan biaya-biaya dan manfaat tidak langsung dari aktivitas
perusahaan atau organisasi lainnya dijelaskan dalam fungsi dan peran akuntansi
lingkungan. Fungsi dan peran ini dibagi kedalam dua bentuk yaitu:
1) Fungsi internal
Fungsi internal memungkinkan untuk mengatur biaya konservasi
lingkungan dan menganalisis biaya dari kegiatan-kegiatan konservasi
lingkungan yang efektif dan efisien serta sesuai dengan pengambilan
keputusan. Dalam fungsi internal ini diharapkan akuntansi lingkungan
berfungsi sebagai alat manajemen bisnis yang dapat digunakan oleh
manager ketika berhubungan dengan unit-unit bisnis.
2) Fungsi eksternal
Fungsi eksternal berkaitan dengan fungsi yang berkaitan dengan aspek
pelaporan keuangan. Pada fungsi ini, faktor penting yang perlu
diperhatikan perusahaan adalah pengungkapan hasil dari kegiatan
konservasi lingkungan dalam bentuk data akuntansi. Informasi yang
diungkapkan merupakan hasil yang diukur secara kuantitatif dari kegiatan
konservasi lingkungan
meningkatkan jumlah informasi relevan yang dibuat bagi mereka yang memelurkan atau
ketepatan dalam menggolongkan semua biaya-biaya yang dibuat perusahaan. Akan tetapi
yang bersifat lokal. Pengungkapan ini penting terutama bagi para stakeholders untuk
dipahami, dievaluasi dan dianalisis sehingga dapat memberi dukungan bagi usaha
dari informasi akuntansi hijau yang sangat bermanfaat dalam evaluasi penilaian
Laporan Akuntansi Hijau atau Laporan Keuangan Hijau tidak jauh berbeda dengan
selama ini menjadi basis dan digunakan dalam IAS-IFRS dan SAK. Yaitu asset, liabilitas,
ekuitas pemilik, pendapatan, biaya, dan laba. Namun ada beberapa akun krusial yang
berikut:
ini menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) yang diterbitkan IAI. Ada
beberapa pernyataan dalam PSAK yang dapat dijadikan standar akuntansi lingkungan,
Akuntansi sebagai salah satu disiplin ilmu ekonomi memiliki input berupa
transaksi keuangan perusahaan dan output berupa laporan keuangan dan informasi
lingkungan ke dalam pos lingkungan dan praktik bisnis perusahaan, elemen keuangan
2010).
Menurut Andreas Lako (2011) belum terdapat pengukuran secara pasti untuk
akan berakibat pada kinerja lingkungan yang baik juga. Pengukuran Green Accounting
menggunakan hasil PROPER karena rating PROPER cukup terpercaya sebagai ukuran
internasional di bidang lingkungan ISO 14001 (Harianto & Ikhsan, 2013). Kinerja
PROPER yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian
Tabel 2.1
Kriteria Penilaian PROPER
warna, mulai dari yang terbaik emas, hijau, biru, merah hingga yang terburuk hitam untuk
kemudian diumumkan secara rutin kepada masyarakat agar masyarakat dapat mengetahui
tingkat pengelolaan lingkungan pada perusahaan dengan hanya melihat warna yang ada.
Kriteria penilaian PROPER yang lebih lengkap dapat dilihat pada Peraturan
berikut:
Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah secara konsisten menunjukkan
terhadap masyarakat.
Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan
Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan
Untuk usaha dan atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau
Tabel 2.2
Peringkat Kinerja PROPER
Warna Skor
Emas 5
Hijau 4
Biru 3
Merah 2
Hitam 1
Sumber: https://www.menlhk.go.id
perusahaan terhadap para stakeholders dengan cara memberi perhatian terhadap aspek
sosial dan lingkungan. Dunia usaha saat ini, mengalami perkembangan yang positif,
dimana perusahaan tidak hanya fokus untuk mencari laba semata, namun juga
Selain itu ISO 26000 dalam Rusdianto (2013:7) juga menyatakan definisi CSR.
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas dalam pasal 2 dan pasal 3
dengan menunjuk pada ketentuan pasal 74 ayat (4) Undang-Undang No. 40 tahun 2007
Setiap perseroan selaku subjek hukum mempunyai tanggung jawab sosial dan
lingkungan.
Undang-Undang.
Pengungkapan tanggung jawab sosial diukur dengan proksi CSRDI (corporate social
Sedangakan menurut (Gray et.al dalam Rosmantia, 2007) CSRD adalah proses
Menurut Azheri Busyira (2012:36) ada tiga dimensi yang harus diperhatikan,
pada pasal 1 ayat 3, yaitu tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen
yang memberikan pengungkapan atas segala dampak aktibitas perusahaan baik positif
maupun negatif.
34
informasi andal, relevan, dan terstandardisasi yang dapat digunakan untuk menilai
peluang dan resiko, serta memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih matang
sebagai cara bagi perusahaan dan organisasi agar menjadi lebih berkelanjutan dan
indikator kinerja ekonomi, indikator kinerja lingkungan, dan indikator kinerja sosial.
inisiatif perusahaan dan bukan merupakan aktivitas yang dituntut untuk dilakukan
perusahaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Bila dilihat dari
pelaksanaan CSR di Indonesia, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan yang telah
melaksanakan program CSR dan membuat laporannya belum bisa dikategorikan sebagai
Pengungkapan tanggung jawab sosial diukur dengan proksi CSRDI (Corporate Social
ekonomi, lingkungan dan sosial sebagai dasar sustainability reporting. Indikator GRI ini
dipilih karena merupakan aturan internasional yang telah diakui oleh perusahaan di dunia.
dari CSRDI. Content analysis adalah salah satu metode pengukuran CSRDI yang sudah
menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian
diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari
setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan.
∑ XIj
CSR Ij = nj
Keterangan:
CSRIj : Corporate Social Responsibility Diclosure Index perusahaan J
nj : jumlah item untuk perusahaan j, nj = 91 (Skor Maksimal)
∑ Xij : jumlah total pengungkapan CSR oleh perusahaan
1 : jika item diungkapkan; 0 = jika item tidak diungkapkan
Dengan demikian, 0 ˂ CSR j ˂ 1
Saat ini standar GRI versi terbaru, yaitu G4 telah banyak digunakan oleh
informasi yang disampaikan menjadi berguna dan dapat dipercaya oleh pasar dan
masyarakat.
pengungkapan keberlanjutan dalam format yang berbeda, baik itu laporan keberlanjutan
36
internasional tertentu atau pelaporan online. Dalam standar GRI-G4, indikator kinerja
dibagi menjadi tiga komponen utama, yaitu ekonomi, lingkungan hidup dan sosial.
Kategori sosial mencakup hak asasi manusia, praktek ketenagakerjaan, dan lingkungan
kerja, tanggung jawab produk dan masyarakat. Total indikator yang terdapat dalam GRI
diberikan skor, mengacu kepada indikator kinerja atau item yang disebutkan GRI-G4
guideline. Penjelasan mengenai indikator GRI-G4 dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2.3
91 Indikator berdasarkan GRI-G4
KATEGORI EKONOMI
Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan
EC1
didistribusikan
Kinerja Ekonomi Implikasi finansial dan risiko serta peluang
EC2 lainnya kepada kegiatan organisasi karena
perubahan iklim
Cakupan kewajiban organisasi atas imbalan
EC3
pasti
Bantuan finansial yang diterima dari
EC4
pemerintah
KATEGORI EKONOMI
Rasio upah standar pegawai pemula (entry
level) menurut gender dibandingkan dengan
EC5
upah minimum regional di lokasi-lokasi
Keberadaan Pasar operasional yang signifikan
Perbandingan manajemen senior yang
EC6 dipekerjakan dari masyarakat lokal di
operasi yang signifikan
Pembangunan dan dampak dari investasi
EC7
Dampak ekonomi tidak infrastruktur dan jasa yang diberikan
langsung Dampak ekonomi tidak langsung yang
EC8
signifikan, termasuk besarnya dampak
37
KATEGORI SOSIAL
Sub Kategori : Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja
Jumlah total dan tingkat perekrutan
karyawan baru dan turnover karyawan
Kepegawaian LA1
menurut kelompok umur, gender, dan
wilayah.
Tunjangan yang diberikan bagi karyawan
punya waktu yang tidak diberikan bagi
LA2
karyawan sementara atau paruh waktu,
berdasarkan lokasi operasi yang signifikan
Tingkat kembali bekerja dan tingkat
LA3 resistensi setelah cuti melahirkan, menurut
gender
Jangka waktu minimum pemberitahuan
mengenai perubahan operasional, termasuk
Hubungan Industrial LA4
apakah hal tersebut tercantum dalam
perjanjian bersama
Persentase total tenaga kerja yang diwakili
dalam komite bersama formal manajemen
Kesehatan dan
LA5 pekerjaan yang membantu mengawasi an
Keselamatan Kerja
memberikan saran program kesehatan dan
keselamatan kerja
Jenis dan tingkat cedera, penyebab akibat
LA6
kerja, hari hilang dan kemangkiran serta
KATEGORI SOSIAL
Sub Kategori : Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja
Pekerjaan yang sering terkena atau beresiko
LA7 tinggi karena penyakit yang terkait dengan
Kesehatan dan
pekerjaan mereka
keselamatan kerja
Topik kesehatan dan keselamatan tercakup
LA8
dalam perjanjian formal serikat pekerja
Jam pelatihan rata-rata pertahun per
Pelatihan dan Pendidikan LA9 karyawan menurut gender, dan menurut
kategori karyawan
Program untuk manajemen keterampilan dan
pembelajaran seumur hidup yang
LA10 mendukung keberlanjutan kerja karyawan
dan membantu mereka mengelola purna
bakti
Persentase karyawan yang menerima review
LA11
kinerja dan pengembangan karier secara
40
2.1.3 Profitabilitas
perusahaan dengan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva,
maupun modal sendiri.”Menurut (Horne & John, 2012) “Rasio profitabilitas adalah rasio
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba selama periode tertentu dengan modal
atau aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Salah satu ukuran profitabilitas yang paling
penting adalah laba bersih. Para investor dan kreditor sangat berkepentingan dalam
mengevaluasi kemampuan perusahaan menghasilkan laba saat ini maupun modal sendiri.
Profitabilitas dapat diterapkan dengan menghitung berbagai tolak ukur yang relevan.
Salah satu tolak ukur adalah dengan menggunakan rasio keuangan sebagai salah satu alat
44
didalam menganalisis kondisi keuangan hasil opeasi dan tingkat profitabilitas suatu
perusahaan.
berikut:
(Kasmir, 2016) jenis rasio dalam mengukur profitabilitas adalah Margin Laba (Profit
sebagai berikut:
dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini
Gross Profit
Gross Profit Margin = Sales
2) Return on Investment
46
sebagai berikut:
ada. ROI dapat digunakan sebagai alat ukur tingkat kesehatan kinerja keuangan sebuah
perusahaan (Lukman , 2009). Karena ROI dapat menunjukkan seberapa baik suatu
perusahaan mengendalikan biaya dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk
3) Return On Equity
sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan
Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan
menggunakan rumus:
Pengukuran rasio profitabilitas yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan rasio Return On Equity (ROE). ROE adalah cara menetukan rasio
47
profitabilitas dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas perusahaan.
atas dasar ROE mempunyai keterkaitan yang paling kuat untuk dihubungkan dengan
variabel Tobins’Q yang merupakan sampel dari indikator nilai perusahaan. Dimana
ROE menunjukan berapa besarnya pengembalian atas modal atau equity yang akan
keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Apabila harga saham
yang tinggi, nilai perusahaan juga tinggi dan dengan otomatis return perusahaan pun akan
tinggi pula.
Menurut (Sartono, 2010) nilai perusahaan adalah nilai jual sebuah perusahaan
sebagai suatu bisnis yang sedang beroperasi. Adanya kelebihan nilai jual di atas nilai
likuidasi adalah nilai dari organisasi manajemen yang menjalankan perusahaan itu
saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran pasar modal yang
Definisi Nilai Pasar juga dikemukakan oleh (Harrison, Horngren, Thomas, &
Suwardy, 2011):
“Nilai pasar (market value) saham, atau harga pasar (market price) adalah harga
dimana seseorang dapat membeli atau menjual satu lembar saham. Nilai pasar
bervariasi sesuai dengan laba bersih perusahaan, posisi keuangan, dan prospek
masa depan, serta kondisi ekonomi umum. Dalam hampir semua kasus,
pemegang saham lebih peduli pada nilai pasar saham ketimbang nilai saham
lainnya.
Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya, harga pasar merupakn
cerminan dari nilai asset perusahaan sesungguhnya. Menurut (Christiawan & Tarigan,
2007) terdapat beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan antara
lain:
1) Nilai Nominal
Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran
dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan
juga ditulis secara jelas dalam surat saham kolektif.
2) Nilai Pasar
Nilai pasar sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar
menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham
perusahaan dijual di pasar saham.
3) Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik merupakan konsep yang paling abstrak, karena mengacu
kepada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep
nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai
perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan
keuntungan di kemudian hari.
4) Nilai Buku
49
Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep
akuntansi. Secara sederhana dihitung dengan membagi selisih antar total aset
dan total utang dengan jumlah saham yang beredar.
5) Nilai Likuidasi
Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi
semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai likuidasi dapat dihitung dengan
cara yang sama dengan menghitung nilai buku, yaitu berdasarkan neraca
performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan akan dilikuidasi.
Menurut Fahmi, Irham (2012:138) rasio nilai pasar yaitu rasio yang
menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Rasio ini mampu memberi pemahaman
bagi pihak manajemen perusahaan terhadap kondisi penerapan yang akan dilaksanakan
dan dampaknya pada masa yang akan datang. Adapun rasio untuk menghitung nilai pasar
Earning Per Share atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk
dari setiap lembar saham yang dimiliki. Adapun rumus Earning Per
Share adalah:
EAT
EPS =
Jsb
antara market price pershare (harga pasar per lembar saham) dengan
50
earning per share (laba per lembar saham). Adapun rumus Price
MPS
PER = EPS
Adapun rumus book value per share (harga buku per saham) adalah:
e. Dividen Yield
Sedangkan menurut (Weston & Copeland, 2010) terdapat rasio lain dalam
mengukur nilai perusahaan yaitu, dengan rasio Tobin’s Q, adapun rumus dalam
EMV+D
Q= EBV+D
51
Keterangan:
Q = Nilai Perusahaan
EMV = Nilai pasar ekuitas (Equity Market Value), yang diperoleh dari hasil perkalian
harga saham penutupan (closing price) akhir tahun dengan jumlah saham yang
beredar pada akhir tahun
EBV = Nilai buku dari ekuitas (Equity Book Value), yang diperoleh dari selisih total
aset perusahaan dengan total kewajiban
D = Nilai Buku dari total utang
Q. Rumus Tobin’s Q memasukan semua unsur utang dan modal saham perusahaan, tidak
hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun
seluruh asset perusahaan. Nilai perusahaan diukur menggunakan rasio Tobin’s Q karena
memberikan informasi paling baik dengan memasukkan semua unsur hutang dan modal
Tabel 2.4
Hasil Penelitian Terdahulu
Sedangkan variabel
pengungkapan
lingkungan tidak
berpengaruh positif
terhadap profitabilitas
dengan nilai signifikan
sebesar 0,377 lebih
besar dari α sebesar
0,05.
2 Ayu Mayshella Putri, Dampak Penerapan Green Hasil penelitian ini
Nur Hidayati dan Moh. Accounting dan Kinerja menunjukkan:
Amin (2019) Lingkungan terhadap 1) akuntansi
Profitabilitas Perusahaan lingkungan dan kinerja
Manufaktur di Bursa Efek lingkungan secara
Indonesia signifikan
mempengaruhi
profitabilitas ROA
2) akuntansi hijau dan
kinerja lingkungan
secara signifikan
mempengaruhi
profitabilitas ROE.
3 Nurul Khoirunnisa Analisis Pengaruh Hasil analisis regresi
(2019) Penerapan Green menunjukkan bahwa
Accounting terhadap hanya kinerja
Profitabilitas Perusahaan lingkungan, pelaporan
Manufaktur dan lingkungan,produk
Pertambangan yang ramah lingkungan yang
Terdaftar di BEI memiliki pengaruh
terhadap profitabilitas,
sementara itu aktivitas
lingkungan dan
pelaporan biaya
lingkungan tidak
memiliki pengaruh
terhadap profitabilitas
53
2. Profitabilitas
berpengaruh
positif dan
signifikan pada
nilai perusahaan
3. Ukuran perusahaan
tidak berpengaruh
pada nilai
perusahaan
10 Silvia Agustina (2012) Pengaruh Profitabilitas dan 1. Profitabilitas yang
Pengungkapan Coporate diproksikan
Social Responsibility dengan ROE
Terhadap Nilai Perusahaan berpengaruh
(Studi Empiris Pada signifikan positif
Perusahaan Manufaktur terhadap nilai
yang Terdaftar di BEI) perusahaan
2. Pengaruh
Corporate Social
Responsibility
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian kinerja perusahaan, sehingga begitu
suatu perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang baik maka investor akan
profitabilitas yang rendah bahkan buruk maka investor tidak akan menanamkan
modalnya. Karena, investor berpikir bahwa perusahaan tersebut sedang tidak berjalan
Perusahaan harus mampu mengelola biaya lingkungan agar dapat menjadi industri
menerus mempengaruhi penggunaan sumber daya alam, walaupun sumber daya alam
57
semakin sulit untuk memenuhi keperluan makhluk hidup serta butuh waktu yang cukup
produk ataupun layanan yang optimal pula. Keuntungan lain berupa berkurangnya biaya
asuransi dan biaya modal dapat mengurangi total biaya produksi sehingga berpotensi
meningkatkan laba. Keuntungan sosial berupa citra yang baik pun dapat menimbulkan
potensi laba, karena perusahaan dengan citra yang baik akan menarik konsumen
penjualan yang otomatis akan menimbulkan potensi peningkatan laba. Selain itu citra
yang baik dapat menarik investor untuk berinvestasi sehingga perusahaan dapat
lingkungan agar perusahaan dapat dikatakan memiliki pengelolaan lingkungan yang baik.
Perusahaan yang telah mengikuti PROPER saja sudah mendapatkan nilai positif dari
stakeholder walaupun peringkat yang diperoleh bukan emas. Dari penilaian pengelolaan
ini dapat menunjukan mana saja perusahaan yang telah peduli atau memperhatikan
lingkungan.
yang dilaksanakan oleh perusahaan dapat memberikan citra positif dihadapan investor.
Citra positif itu pula dapat dicerminkan dari keikutsertaan perusahaan dalam Program
bahwa:
Penelitian lain yang dikemukakan oleh Putri, Ayu Mayshella Nur Hidayati dan
profitabilitas perusahaan”.
Corporate Social Responsibility akan berdampak pada peningkatan laba. Konsep CSR
sejalan dengan konsep triple bottom line yaitu suatu perusahaan yang ingin menerapkan
59
dan people. Profit merupakan tujuan utama perusahaan dimana untuk mencapai tujuan
tersebut, perusahaan tidak lepas dari peran people, yaitu stakeholders sebagai investor,
masyarakat, pesaing, dan pemerintah, juga perusahaan membutuhkan tempat atau wadah
untuk melakukan aktivitasnya, dalam konsep ini disebut planet yang harus dijaga
kelestariannya.
menjelaskan:
dilakukan oleh Bidhari et al. (2013) dan Dewi (2015) yang menyatakan bahwa:
dengan kelompok stakeholders berbeda dan telah menjadi salah satu sarana untuk
menjamin keberlanjutan perusahaan. Konsekuensi lingkungan yang ada saat ini dan di
masa depan telah menjadi bahan pertimbangan para investor dalam pengambilan
keputusan investasi. Pengungkapan CSR menjadi salah satu cara untuk meningkatkan
nilai perusahaan.
Perusahaan dengan CSRD yang baik tentu akan memunculkan citra dan reputasi
yang positif di kalangan para investor. Hal tersebut membuat investor tidak hanya
investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya maka akan dapat meningkatkan
menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Semakin besar keuntungan
dividennya, dan hal ini berdampak pada kenaikan nilai perusahaan. Dengan rasio
profitabilitas yang tinggi yang dimilki sebuah perusahaan akan menarik minat investor
Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa semakin tinggi nilai ROA, maka
nilai perusahaan juga akan semakin tinggi”.
Penelitian yang dilakukan oleh Putra, AA Ngurah Dharma Adi dan Putu Vivi
kinerja perusahaan dianggap baik dan akan berdampak terhadap prospek perusahaan di
masa yang akan datang, artinya semakin baik pula nilai perusahaan di mata investor.
Disamping itu rasio profitabilitas yang dimiliki perusahaan semakin besar kemungkinan
Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dikemukakan oleh Novari, Putu
Terhadap Nilai Perusahaan” pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014-2018 maka model kerangka pemikiran yang dapat digambarkan
Green Accounting
PROPER
(Andreas Lako, 2018)
Profitabilitas Nilai Perusahaan
ROE Tobin’s Q
2.3 Hipotesis
Profitabilitas.
63