Anda di halaman 1dari 16

RMK

AKUNTANSI KEUANGAN MANAJEMEN LANJUTAN


“AKUNTANSI MANAJEMEN LINGKUNGAN”

Oleh Kelompok 3 :

1. Annisa Fitriah Mudassir


2. Haslindah

PROGRAM PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2021
AKUNTANSI MANAJEMEN LINGKUNGAN

A. Latar Belakang

Bisnis telah mengetahui bahwa sistem akuntansi tradisional yang berlaku saat ini

memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut akan terasa terutama jika sistem akuntansi

tersebut dihubungkan dengan operasi bisnis yang terkait dengan pengelolaan lingkungan.

Biaya-biaya terkait lingkungan umumnya adalah biaya pengolahan limbah, pembuangan

limbah, pembangunan instalasi, biaya kepada pihak ketiga, biaya perizinan dan sebagainya.

Dalam akuntansi tradisional pos biaya ini dikenal sebagai pos biaya umum dalam perusahaan

(overheadcost).

Pada saat perusahaan harus mengambil keputusan finansial, manajemen perusahaan

mungkin saja menetapkan kebijakan yang tidak tepat. Ketidaktepatan ini dapat terjadi karena

akuntansi manajemen tradisional ini hanya mampu mengidentifikasi biaya aktual yang

muncul, namun tidak mampu menggali besaran biaya yang sebenarnya dari sebuah keputusan.

Biaya pengelolaan lingkungan akibat limbah bukan hanya biaya retribusi sampah

belaka,tetapi biaya terkait lainnya seperti alokasi biaya untuk petugas yang menangani

sampah, biaya angkut internal, biaya lokasi penimbunan dan pengolahan,biaya energi, biaya

atas material yang dibeli (namun menjadi limbah), depresiasi peralatan terkait hingga biaya

manajemen. Keseluruhan biaya ini yang dikenal sebagai biaya tersembunyi dalam

pengelolaan lingkungan (hiddencost).

Environmental Management Accounting/EMA (Akuntansi Manajemen Lingkungan)

dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan ini. Beberapa poin berikut ini dapat menjadi

alasan mengapa dan apa yang dapat diberikan oleh EMA dibandingkan dengan akuntansi

manajemen tradisional :

 Meningkatnya tingkat kepentingan ‘Biaya terkait lingkungan’


Seiring dengan meningkatnya kesadaran lingkungan, peraturan terkait lingkungan

menjadi semakin ketat sehingga bisnis harus mengeluarkan investasi yang semakin

besar untuk mengakomodasi kepentingan tersebut. Jika dulu biaya pengelolaan

lingkungan relative kecil, kini jumlahnya menjadi cukup signifikan bagi perusahaan.

Banyak perusahaan yang kemudian menyadari bahwa potensi untuk meningkatkan

efisiensi muncul dari besarnya biaya lingkungan yang harus ditanggung.

 Lemahnya komunikasi bagian akuntansi dengan bagian lain dalam perusahaan

Walaupun keseluruhan perusahaan mempunyai visi yang sama tentang ‘biaya’, namun

tiap-tiap departemen tidak selalu mampu mengkomunikasikannya dalam bahasa yang

dapat diterima oleh semua pihak. Jika di satu sisi bagian keuangan menginginkan

efisiensi dan penekanan biaya, disisi lain bagian lingkungan menginginkan tambahan

biaya untuk meningkatkan kinerja lingkungan. Walaupun eko –efisiensi bisa menjadi

jembatan antar kepentingan ini, namun kedua bagian tersebut berbicara dari sudut

pandang yang berseberangan.

 ‘Menyembunyikan’ biaya lingkungan dalam pos biaya umum (overhead)

Ketidakmampuan akuntansi tradisional menelusuri dan menyeimbangkan akuntansi

lingkungan dengan akuntansi keuangan menyebabkan semua biaya dari pengolahan

limbah, perizinan dan lain-lain digabungkan dalam biaya overhead; sebagai

konsekuensinya biaya overhead menjadi ‘membengkak’.

 Ketidaktepatan alokasi biaya lingkungan sebagai biaya tetap

Karena secara tradisional biaya lingkungan tersembunyi dalam biaya umum,pada saat

diperlukan, akan menjadi sulit untuk menelusuri biaya sebenarnya dari proses, produk

atau lini produksi tertentu. Jika biaya umum dianggaptetap, biaya limbah

sesungguhnya merupakan biaya variabel yang mengikuti volume limbah yang

dihasilkan berbanding lurus dengan tingkat produksi.


 Ketidaktepatan perhitungan atas volume (dan biaya) atas bahan baku yang terbuang

Berapa sebenarnya biaya limbah? Akuntansi tradisional akan menghitungnya sebagai

biaya pengelolaannya, yaitu biaya pembuangan atau pengolahan. EMA akan

menghitung biaya limbah sebagai biaya pengolahan ditambah biaya pembelian bahan

baku. Sehingga biaya limbah yang dikeluarkan lebih besar (sebenarnya) daripada

biaya yang selama ini diperhitungkan.

 Tidak dihitungnya keseluruhan biaya lingkungan yang relevan dan signifikan dalam

catatan akuntansi

Banyak sekali biaya yang terkait dengan pengelolaan lingkungan yang seharusnya

diperhitungkan dengan benar agar tidak terjadi kesalahan pengambilan keputusan.

Biaya tersebut umumnya meliputi biaya pengelolaan limbah, biaya material dan

energi, biaya pembelian material dan energi dan biaya proses.

Kini semakin banyak bisnis yang menggunakan EMA sebagai salah satu metode

dalam proses pengambilan keputusan. Pengakuan atas kemampuan EMA mengatasi

keterbatasan akuntansi tradisional semakin tinggi. Pada akhirnya batasan antara akuntansi

manajemen konvensional dan EMA akan menjadi kabur, sehingga keduanya akan menjadi

akuntansi manajemen tunggal yang lebih komprehensif yang dapat menyajikan informasi

dengan lebih baik,kepada lingkungan atau sebaliknya.

B. Pengertian Akuntansi Manajemen Lingkungan

Penggunaan konsep akuntansi lingkungan bagi perusahaan mendorong kemampuan

untuk meminimalisasi persoalan-persoalan lingkungan yang dihadapinya. Banyak perusahaan

besar industri dan jasa yang kini menerapkan akuntansi lingkungan. Tujuannya adalah

meningkatkan efisiensi pengelolaan lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan


lingkungan dari sudut pandang biaya (environmental costs) dan manfaat atau efek (economic

benefit). Akuntansi lingkungan diterapkan oleh berbagai perusahaan untuk menghasilkan

penilaian kuantitatif tentang biaya dan dampak perlindungan lingkungan (environmental

protection).

Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting atau EA) merupakan istilah yang

berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental costs) ke dalam praktek

akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak yang

timbul dari sisi keuangan mampun non-keuangan yang harus dipikul sebagai akibat dari

kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan. Akuntansi Manajemen Lingkungan

(Environmental Management Accounting) merupakan salah satu sub sistem dari Akuntansi

Lingkungan yang menjelaskan mengenai persoalan pengukuran dari dampak-dampak bisnis

perusahaan ke dalam sejumlah unit moneter. Akuntansi Manajemen Lingkungan juga dapat

digunakan sebagai suatu tolak ukur dalam kinerja lingkungan (Rustika, 2011 dalam

mardikawati, dkk, 2014).

Akuntansi Manajemen Lingkungan merupakan pengembangan dari Manajemen

Lingkungan dan seluruh kinerja ekonomi perusahaan serta implementasi dari lingkungan

yang tepat dalam hubungan antara Sistem Akuntansi dan praktiknya (Mardikawati, dkk,

2014).  Badan Perlindungan Amerika Serikat atau United States Environment Protection

Agency (EPA) menambahkan lagi bahwa istilah akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua

dimensi utama. Pertama, akuntansi lingkungan merupakan biaya yang secara langsung

berdampak pada perusahaan secara menyeluruh (dalam hal ini disebut dengan istilah “biaya

pribadi”). Kedua, akuntansi lingkungan juga meliputi biaya-biaya individu, masyarakat

maupun lingkungan suatu perusahaan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

C. Peran dan Fungsi Akuntansi Lingkungan


SFAC No. 1 menjelaskan bahwa pelaporan keuangan memberikan informasi yang

bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan

investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.

Fungsi dan peran akuntansi lingkungan dibagi ke dalam dua bentuk :

1.     Fungsi Internal

Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak internal perusahaan

sendiri. Pihak internal adalah pihak yang menyelenggarakan usaha, seperti rumah tangga

konsumen dan rumah tangga produksi maupun jasa lainnya. Adapun yang menjadi aktor dan

faktor dominan pada fungsi internal ini adalah pimpinan perusahaan. Sebab pimpinan

perusahaan merupakan orang yang bertanggungjawab dalam setiap pengambilan keputusan

maupun penentuan setiap kebijakan internal perusahaan. Sebagaimana hanya dengan sistem

informasi lingkungan perusahaan, fungsi internal memungkinkan untuk mengukur biaya

konservasi lingkungan dan menganalisis biaya dari kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan

yang efektif dan efisien serta sesuai dengan pengambilan keputusan. Dalam fungsi internal

ini diharapkan akuntansi lingkungan berfungsi sebagai alat manajemen bisnis yang dapat

digunakan oleh manajer ketika berhubungan dengan unit-unit bisnis.

2.     Fungsi Eksternal

Fungsi ekternal merupakan fungsi yang berkaitan dengan aspek pelaporan keuangan.

SFAC No. 1 menjelaskan bahwa pelaporan keuangan memberikan informasi yang

bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan

investasi, kredit dan yang serupa secara rasional. Informasi tersebut harus tersebut harus

bersifat komprehensif bagi mereka yang memiliki pemahaman yang rasional tentang kegiatan

bisnis dan ekonomis dan memiliki kemauan untuk mempelajari informasi dengan cara yang

rasional.
D. Aspek-Aspek Yang Menjadi Bidang Garap Akuntansi Lingkungan

1. Pengakuan dan identifikasi pengaruh negatif aktifitas bisnis perusahaan terhadap

lingkungan dalam praktek akuntansi konvensional.

2. Identifikasi, mencari dan memeriksa persoalan bidang garap akuntansi konvensional

yang bertentangan dengan kriteria lingkungan serta memberikan alternatif solusinya.

3. Melaksanakan langkah-langkah proaktif dalam menyusun inisiatif untuk memperbaiki

lingkungan pada praktik akuntansi konvensional.

4. Pengembangan format baru sistem akuntansi keuangan dan nonkeuangan, sistem

pengendalian pendukung keputusan manajemen ramah lingkungan.

5. Identifikasi biaya-biaya (cost) dan manfaat berupa pendapatan (revenue) apabila

perusahaan lebih peduli terhadap lingkungan dari berbagai program perbaikan

lingkungan.

6. Pengembangan format kerja, penilaian dan pelaporan internal maupun eksternal

perusahaan.

7. Upaya perusahaan yang berkesinambungan, akuntansi kewajiban, resiko, investasi

biaya terhadap energi, limbah dan perlindungan lingkungan.

8. Pengembangan teknik-teknik akuntansi pada aktiva, kewajiban dan biaya dalam

konteks non keuangan khususnya ekologi.

Alasan EMA sangat bermanfaat bagi industri antara lain:

1. Kemampuan secara akurat meneliti dan mengatur penggunaan bahan-bahan, termasuk

polusi/sisa volume, jenis-jenis lain dan sebagainya.

2. Kemampuan mengidentifikasi, mengestimasi, mengalokasikan, mengatur atau

mengurangi biaya-biaya, khususnya biaya yang berhubungan dengan lingkungan.


3. Informasi yang lebih akurat dan lebih menyeluruh dalam mendukung penetapan dari

dan keikutsertaan di dalam program-program sukarela, penghematan biaya untuk

memperbaiki kinerja lingkungan. Bukan malah makin mencemarkan lingkungan.

4. Informasi yang menyeleruh untuk mengukur dan melaporkan kinerja lingkungan,

seperti meningkatkan citra perusahaan pada stakeholder, pelanggan, masyarakat lokal,

karyawan, pemerintah dan penyedia keuangan.

Manfaat dari mengadopsi akuntasi lingkungan adalah:

1. Perkiraan yang lebih baik dari biaya sebenarnya pada perusahaan untuk memproduksi

produk atau jasa

2. Mengidentifikasi biaya-biaya sebenarnya dari produk,proses,system,atau fasilitas dan

menjabarkan biaya-biaya tersebutpada tanggung jawab manajer

3. Membantu manajer untuk menargetkan area operasi bagi pengurangan biaya dan

perbaikan dalam ukuran lingkungan dan kualitas

4. Membantu dengan penanganan keefektifan biaya lingkungan atau ukuran perbaikan

kualitas

5. Memotivasi staf untuk mencari cara yang kreatifuntuk mengurangi biaya-biaya

lingkungan

6. Mendorong perubahan dalam proses untuk mengurangi penggunaan sumber daya dan

mengurangi, mendaur ulang,atau mengidentifikasi pasar bagi limbah

7. Peningkatan kepedulian staf terhadap isu-isu lingkungan, kesehatan, dan keselamatan

kerja

8. Meningkatkan penerimaan konsumen pada produk atau jasa perusahaandan sekaligus

meningkatkan daya kompetitif


E. Konsep Triple Bottom Accounting

Elkington(1997)dalam Wibisono(2007)menjelaskankonsep TripleBottomLine

digunakansebagailandasanprinsipaldalamaplikasiprogram CorporateSocialResponsibility

padasebuahperusahaan.Tigakepentinganyangmenjadisatuinimerupakangarisbesardantujuanu

tama tanggungjawabsosialsebuah perusahaan :

1. Profit(Keuntungan)

Keuntunganmerupakanunsurterpentingdanmenjaditujuanutamadarisetiapkegiatanus

aha.Keuntungansendiripadahakikatnyamerupakantambahanpendapatanyangdapatdi

gunakanuntukmenjaminkelangsunganhidupperusahaan.

2. People (Masyarakat)

Menyadari bahwa masyarakat sekitar perusahaan merupakan salahsatu

stakeholder penting bagi perusahaan karena dukungan masyarakat sekitar

sangatdiperlukan untuk keberadaan, kelangsungan hidup dan perkembangan

perusahaan.Perusahaanperluberkomitmenuntukberupayamemberikanmanfaatsebesa

r-besarnya kepada masyarakat. Selain itu, operasi perusahaan berpotensi

memberikandampak kepada masyarakat sekitar. Tanggung jawab sosial perusahaan

didasarkanpada keputusan perusahaan tersebut tidak bersifat paksaan atau tuntutan

masyarakatsekitar.Untukmemperkokohkomitmendalamtanggungjawabsosialdiperlu

kanpandanganmenganai

CorporateSocialResponsibility.Melaluikegiatansosialperusahaan maka itu dapat

dikatakan melakukan investasi masa depan dan timbalbaliknya masyarakat

jugaakan ikut sertamenjagaeksistensi perusahaan.

3. Planet(Lingkungan)

Lingkunganmerupakansesuatuyangterkaitdenganseluruhbidangkehidupanperusahaa
n.Hubunganperusahaandanlingkunganadalahhubungansebabakibatyaitu jika

perusahaan merawat lingkungan maka lingkungan akan bermanfaat bagiperusahaan.

Sebaliknya jika perusahaan merusak lingkungan maka lingkungan jugaakan tidak

memberikan manfaat kepada perusahaan. Dengan demikian,

penerapankonsepTriple Bottom Line yakni profit, people, dan planet sangat

diperlukan

sebuahperusahaandalammenjalankanoperasinya.Sebuahperusahaantidakhanyakeunt

ungansajayangdicarimelainkanjugamemperdulikanmasyarakatdanlingkungansekitar

perusahaan.

F. Pentingnya Triple Bottom Accounting

PenerapankonsepTripleBottom

Accountingdidorongolehadanyapergeseranparadigmapengelolaanbisnisdari“shareholders-

focused”ke“stakeholders-focused”.Dari fokus kepada perolehan laba menjadi perhatian pada

kepentingan pihak-pihak

yangterkait(stakeholderinterest)baiklangsungmaupuntidaklangsungdenganperusahaan.Konse

kuensinya,peranduniabisnissemakinsignifikansebagaialatpemberdayamasyarakatdanpelestaril

ingkungan.

Perusahaan tidak bisa begitu saja mengabaikan peranan stakeholders

(konsumen,pekerja,masyarakat,pemerintah,danmitrabisnis)danshareholdersdenganhanyamen

gejar profit semata. Jika perusahaan mengabaikan keseimbangan Triple Bottom Linemaka

akan terjadi gangguan pada manusia dan lingkungan sekitar perusahaan yang

dapatmenimbulkan reaksi seperti demo masyarakat sekitar atau kerusakan lingkungan

sekitarakibataktifitasperusahaanyangmengabaikankeseimbangantersebut.Jadi,adaatautidakny

asebuahperaturanyangmewajibkansebuahperusahaanyangmenjalankanprogramtanggungjawa
bsosialatautidaksebenarnyatidakakanterlalumembawaperubahan karena jika perusahaan

tidak menjaga keseimbangan antara people, profit,

danplanetmakacepatataulambatpastiakantimbulreaksidaripihakyangdirugikankepadaperusah

aantersebut.

Michael Porter, Clayton Christensen, dan Rosabeth Moss Kanter

mengemukakanbahwa hanya dengan menjadikan program tanggung jawab sosial sebagai

bagian daristrategiperusahaan,program-

programprogramtanggungjawabsosialtersebutbisa“abadi”. Karena strategi perusahaan terkait

erat dengan program program tanggung jawabsosial, perusahaan tidak akan menghilangkan

program-program tanggung jawab

sosialtersebutmeskidilandakrisis,kecualiinginmerubahstrateginyasecaramendasar.Sementarap

adakasus-kasusprogramtanggungjawabsosialpadaumumnya,begituperusahaan dilanda krisis,

program program tanggung jawab sosial akan dipotong terlebihdahulu.

G. Implementasi Konsep Triple Bottom Accounting di Indonesia

PenerapanCSRdiIndonesiadiaturdalamundang–

undangtentangPerseroanTerbatas(PT)Pasal74UUPTNo.40tahun2007,yaitu :

1. Perseroanyangmenjalankankegiatanusahanyadibidangdan/atauberkaitandengan

sumberdayaalamwajibmelaksanakantanggungjawabsosialdanlingkungan.

2. Tanggungjawabsosialdanlingkungansebagaimanadimaksudpadaayat(1),meru

pakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai

biayaperseroanyangpelaksanaannyadilakukandenganmemperhatikankepatuha

ndankewajaran.

3. Perseroanyangtidakmelaksanakankewajibansebagaimanadimaksudpadaayat(1)

dikenaisanksi sesuaidenganketentuanperundang–
undangan.Ketentuanlebihlanjutmengenai tanggung jawab sosial dan

lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Saatinisudahbanyakperusahaanyangmenerapkanprogramprogramtanggung

jawabsosial.Mulaidariperusahaanyangterpaksamenjalankanprogramtanggungjawabsosial-nya

karena peraturan yang ada, sampai perusahaan yang benar-benar serius dalammenjalankan

program tanggung jawab sosial dengan mendirikan yayasan khusus

untukprogramprogramtanggungjawabsosialmereka.Perusahaantidakbisabegitusajamengabaik

anperananstakeholders(konsumen,pekerja,masyarakat,pemerintah,danmitra bisnis) dan

shareholders dengan hanya mengejar profit semata. Jika

perusahaanmengabaikankeseimbanganTripleBottomLinemakaakanterjadigangguanpadamanu

sia dan lingkungan sekitar perusahaan yang dapat menimbulkan reaksi seperti

demomasyarakat sekitar atau kerusakan lingkungan sekitar akibat aktifitas perusahaan

yangmengabaikankeseimbangantersebut.Jadi,adaatautidaknyasebuahperaturanyangmewajibk

an sebuah perusahaan yang menjalankan program tanggung jawab sosial atautidak

sebenarnya tidak akan terlalu membawa perubahan karena jika perusahaan

tidakmenjagakeseimbanganantarapeople,profit,danplanetmakacepatataulambatpastiakantimbu

lreaksidaripihakyangdirugikankepadaperusahaantersebut.

Banyak cara bisa dilakukan perusahaan untuk menerapkan program tanggung

jawabsosial dan tetap menjaga keseimbangan Triple Bottom Line. Beberapa contoh

perusahaanyang telah menerapkan program program tanggung jawab sosial antara lain, PT

FreeportIndonesia mengklaim telah menyediakan layanan medis bagi masyarakat Papua

melaluiklinik-klinikkesehatandanrumahsakitmoderndiBantidanTimika.Dibidangpendidikan,

PT Freeport menyediakan bantuan dana pendidikan untuk pelajar Papua, danbekerja sama

dengan pihak pemerintah Mimika melakukan peremajaan gedung-


gedungdansaranasekolah.Selainitu,perusahaaninijugamelakukanprogrampengembanganwira

usahasepertidiKomorodanTimika.

MelaluiProgramKemitraandanBinaLingkungan,Pertaminaterlibatdalamaktivitas

pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat, terutama di bidang pendidikan,kesehatan

dan lingkungan. Pada aspek pendidikan, BUMN ini menyediakan beasiswapelajar mulai

dari tingkatan sekolah dasar hingga S2, maupun program

pembangunanrumahbaca,bantuanperalatanataufasilitasbelajar.SementaradibidangkesehatanP

ertamina menyelanggarakan program pembinaan posyandu, peningkatan gizi anak danibu,

pembuatan buku panduan untuk ibu hamil dan menyusui dan berbagai pelatihan

gunamenunjang kesehatan masyarakat. Sedangkan yang terkait dengan persoalan

lingkungan,PertaminamelakukanprogramkalibersihdanpenghijauansepertipadaDASCiliwung

dankonservasihutandiSangatta.

PTHMSampoerna,salahsatuperusahaanrokokbesardinegeriinijugamenyediakan

beasiswa bagi pelajar SD, SMP, SMA maupun mahasiswa. Selain kepadaanak-

anakpekerjaPTHMSampoerna,beasiswatersebutjugadiberikankepada

masyarakatumum.Selainitu,melaluiprogrambimbingananakSampoerna,perusahaaniniterlibats

ebagaisponsorkegiatan-kegiatankonservasidanpendidikanlingkungan.

PTCocaColaBottlingIndonesiamelaluiCocaColaFoundationmelakukanserangkaian

aktivitas yang terfokus pada bidang-bidang: pendidikan, lingkungan,

bantuaninfrastrukturmasyarakat,kebudayaan,kepemudaan,kesehatan,pengembanganUKM,ju

gapemberianbantuanbagikorbanbencana alam.

PTBankCentralAsia,TbkberkolaborasidenganPTMicrosoftIndonesiamenyelenggarak

an pelatihan IT bagi para guru SMP dan SMA negeri di Tanggamus,Lampung. Pelatihan ini

sebagai pelengkap dari pemberian bantuan pendirian

laboratoriumkomputeruntukbeberapaSMPdanSMAdiGadingRejo,Tanggamusyangmerupaka
nbagiandarikegiatandalamprogramBakti BCA.

Nokia Mobile Phone Indonesia telah memulai program pengembangan

masyarakatyangterfokuspadalingkungandanpendidikananak-

anakperihalkonservasialam.Perusahaaniniberupayameningkatkankesadaransekaligusmelibat

kankaummudadalamproyekperlindunganorangutan,salahsatufaunaasliIndonesiayangdewasai

niterancampunah.

PT Timah, dalam rangka melaksanakan tanggung jawab sosialnya

menyebutkanbahwaiatelahmenyelenggarakanprogram-

programyangbertujuanmeningkatkankesejahteraan masyarakat lokal. Perusahaan ini

menyatakan bahwa banyak dari programtersebut yang terbilang sukses dalam menjawab

aspirasi masyarakat diantaranya

berupapembiakanikanairtawar,budidayarumputlautdanpendampinganbagiprodusengarmen.

Astra Group, melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra menyebutkan bahwa

merekatelahmelakukanprogrampemberdayaanUKMmelaluipeningkatankompetensidankapas

itas produsen. Termasuk di dalam program ini adalah pelatihan manajemen, studibanding,

magang, dan bantuan teknis. Di luar itu, grup Astra juga mendirikan

YayasanToyotadanAstrayangmemberikanbantuanpendidikan.Yayasaninikemudianmengemb

angkan beberapa program seperti: pemberian beasiswa, dana riset,

mensponsorikegiatanilmiahuniversitas,penerjemahandandonasibuku-

bukuteknik,programmagangdanpelatihankewirausahaandibidangotomotif.

PTPamapersadaNusantara(PAMA)sebagaisalahsatuanakperusahaan AstraGroup yang

bergerak di bidang jasa kontraktor pertambangan, sangat focus menjalankanprogram

community development di seluruh wilayah operasi. Program unggulan yangdijalankan

adalah program pengembangan dan peningkatan ekonomi masyarakat ataulebihdikenal

IncomeGenerating Activity
(IGA)denganmelakukanpembinaanpadakoperasidanUMKMmelaluiLPBPamaMitraDaya(PA

MIDA),LPBAdaro-

PAMA.Kemudiandibidangpengembanganpendidikanfokuspadaprogrampustakakeliling,penin

gkatankompetensitenagapengajar,pembangunansekolahunggulanSD-SMAHasbunallahKalsel,

beasiswa, magangoperatordan mekanik alat-alatberat.

Contoh diatas hanya merupakan sebagian kecil dari sedikit perusahaan di

Indonesiayangtelahmenerapkanprogramprogramtanggungjawabsosial.Masihbanyakperusaha

an yang melihat program tanggung jawab sosial sebagai suatu program

yangmenghabiskanbanyakbiayadanmerugikanbagimereka.Perusahaanyangtelahmenjalankan

programtanggungjawabsosialpunadayangmenerapkanprogramtanggungjawabsosialtersebutk

arenaalasanuntukmengantisipasipenolakandarimasyarakatdanlingkungansekitarperusahaan.

Masihjarangadaperusahaanyangmenjadikan program tanggung jawab sosial sebagai bagian

dari perencanaan

strategisperusahaan.Merekatidakmelihatkenyataandilapanganbahwaperusahaanyangmenjadi

kan menjadikan program tanggung jawab sosial sebagai bagian dari

perencanaanstrategisperusahaanmempunyaicorporateimageyanglebihtinggisehinggadapatber

dampak pada loyalitas yang tinggi pada baik bagi masyarakat yang telah di untungkanoleh

perusahaan tersebut juga bagi konsumen yang sering mengandalkan corporate

imagedalammengonsumsiapayangmerekabeli.
Sumber Referensi :
1. KettyMerryn. Akuntansi Manajemen Lingkungan Triple Bottom Accouting.
Universitas Sriwijaya.
2. M. Fani Cahyandito. EMA Akuntansi Manajemen Lingkungan. Universitas
Padjajaran.

Anda mungkin juga menyukai