Anda di halaman 1dari 7

Monica Revina Nathasa

2014130023/D
Tugas Rangkuman TBL
BAB 1: INTRODUCTION & CONTEXT
1.1. Why Care about Environmental Issues?
Organisasi harus peduli dengan lingkungan karena banyak internal dan eksternal
stakeholders yang mulai memperhatikan usaha organisasi tersebut terhadap lingkungannya.
Eksternal stakeholder misalnya grup aktivis lingkungan, investor, customer, supplier, dan
lain-lain.
Fokus terhadap lingkungan memaksa organisasi untuk mencari hal-hal baru, sekreatif
mungkin dan tentunya biayanya seefisien mungkin untuk bisa meminimalkan dampak
terhadap lingkungan. Contoh:
a. Supply chain pressure, perusahaan besar mengharuskan suppliernya untuk memiliki
ISO.
b. Disclosure pressure, perusahaan harus mempublikasikan usaha mereka terhadap
menjaga kelestarian lingkungan dalam laporan keuangan tahunan.
c. Financing pressure, perusahaan ikut berinvestasi dalam tanggung jawab sosial.
d. Regulatory control pressure, perusahaan harus mematuhi regulasi yang berlaku
seperti pembatasan pemakaian zat-zat kimia berbahaya.
e. Environmental tax pressure, perusahaan harus mengikuti dan membayar pajak yang
berkaitan dengan lingkungan.
f. Cap and trade pressure, perusahaan harus mematuhi kebijakan pemerintah jika ada
bagian dari usahanya yang dikurangi/dibatasi untuk mengurangi tingkat polusinya,
jadi ada bagian yang menganggur. Dengan adanya pembatasan ini, perusahaan
dapat menjual bagian tersebut ke perusahaan lain yang membutuhkan.
Perusahaan juga menyadari adanya keuntungan yang didapat dari segi finansial. Misal,
dengan meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku selain mengurangi limbah tetapi bisa
juga menghemat biaya yang dikeluarkan.
Untuk mengatur isu lingkungan, cost dan benefit agar lebih efektif, dibutuhkan para
ahli di bidangnya, misal ahli di bidang lingkungan, accounting, marketing and public relation,
dan lain-lain.
1.2. Accounting Concepts and Language
Ada 2 kategori akuntansi yang biasa digunakan dalam perusahaan.
a. Financial Accounting, memberikan informasi keuangan perusahaan yang
dibutuhkan pihak eksternal.
b. Management Accounting, memberikan informasi keuangan dan non keuangan yang
diberikan kepada pihak internal untuk pembuatan keputusan oleh management.

1.3 Environmental Accounting Context, Concepts and Language


Environmental Accounting meliputi:

a. Penilaian dan pengungkapan informasi keuangan yang berkaitan dengan lingkungan


pada pelaporannya.
b. Penilaian dan penggunaan informasi berupa fisik dan keuangan yang berkaitan
dengan lingkungan sesuai konteks Environmental Management Accounting (EMA).
c. Estimasi dari dampak dan biaya yang berkaitan dengan lingkungan, sering disebut
Full Cost Accounting (FCA).
d. Akuntansi untuk arus sumber daya alam dalam bentuk fisik dan uang, disebut
Natural Resource Accounting (NRA).
e. Mengumpulkan dan melaporkan informasi akuntansi dari setiap level, informasi
akuntansi sumber daya dan informasi lain.
f. Mempertimbangkan informasi fisik dan keuangan terkait lingkungan dalam konteks
keberlanjutan akuntansi yang lebih luas.
Informasi EA dikumpulkan biasanya oleh pemerintah untuk menilai tingkat kesehatan
ekosistem, entitas tertentu, bahkan seluruh dunia. Tipe National Environmental Accounting
ini tidak hanya mengumpulkan informasi dari perusahaan secara individu saja tetapi juga dari
informasi yang disediakan oleh Natural Resource Accounting (NRA). Perusahaan besar
dalam bidang properti biasanya menggunakan NRA.
Isu ekonomi dan lingkungan yang dipertimbangkan dalam EA hanya 2 dari 3 pilar
Sustainable Development (SD), dimana semua manusia harus hidup bersama dan
memaksimalkan sumberdaya yang ada.

BAB 2: EMA DEFINITION(S), USES, BENEFITS AND CHALLENGES


2.1 What is EMA?
Environmental Management Accounting adalah management mengenai kinerja
lingkungan dan ekonomi melalui perkembangan dan implementasi dari praktik sistem
akuntansi yang sesuai.
Secara luas EMA didefinisikan dapat mengidentifikasi, mengoleksi, menganalisis dan
menggunakan 2 tipe informasi untuk pengambilan keputusan internal:
a. Informasi fisik tentang penggunaan, arus energi, air dan material.
b. Informasi keuangan berkaitan dengan biaya, pendapatan, dan penghematan.
2.2 Types of Information included under EMA
Physical information under EMA
Untuk mengukur biaya dengan tepat, perusahaan harus mengumpulkan data keuangan
dan non keuangan tentang material yang digunakan seperti jumlah jam kerja dan cost driver.
EMA memfokuskan pada material dan cost driver karena:
a. Penggunaan energi, air, material dapat memunculkan limbah yang memiliki dampak
langsung terhadap lingkungan.
b. Biaya membeli material adalah cost driver terbesar di banyak perusahaan.
Di perusahaan manufaktur, banyak material-material yang tidak berubah bentuk
menjadi barang jadi melainkan hanya menjadi limbah. Limbah-limbah tersebut dapat
mempengaruhi kesehatan manusia dan ekosistem. Udara dan air bisa terkena polusi atau

terkontaminasi oleh limbah tersebut. Dampak lainnya adalah ketika suatu produk yang telah
habis masa manfaatnya tidak diperbaharui atau di daur ulang sehingga menjadi barang
rongsokan. Salah satu cara penanggulangannya adalah dengan mendaur ulang produk
tersebut menjadi produk baru yang bisa digunakan kembali.
Untuk dapat mengatur dan mengurangi dampak dari limbah secara lebih efektif,
perusahaan harus memiliki data yang akurat untuk mengetahui kemana tujuan dan berapa
besar jumlah energi, air dan material yang digunakan dalam aktivitas perusahaan.
Monetary information under EMA
Ada tipe biaya yang terjadi karena ada upaya untuk mengendalikan atau mencegah
limbah yang dapat merusak lingkungan atau kesehatan manusia, seperti biaya untuk
mengurangi polusi udara, ini biasa disebut sebagai Environmental Protection Expenditures
(EPEs). Selain EPEs, contoh lainnya adalah purchase cost dari sumber daya. Dalam
mendapatkan atau membeli sumber daya, perusahaan harus mampu menilai dari segi
keuangan sumber berapa banyak sumber daya yang bisa dikonversikan menjadi barang jadi
atau hanya berujung menjadi limbah saja.
2.3 Uses and Benefits of EMA
a. Compliance, EMA membantu perlindungan terhadap lingkungan melalui costefficient dan memenuhi aturan yang berkaitan dengan lingkungan.
b. Eco-efficiency, EMA membantu pengurangan biaya secara berkala dan dampak
terhadap lingkungan dengan menggunakan energi, air dan material secara lebih
efisien dalam aktivitas produksi perusahaan.
c. Strategic position, EMA membantu mengevaluasi dan mengimplementasikan costeffective dan program-program lingkungan untuk menjamin strategic position
perusahaan dalam jangka panjang.
2.4 EMA Challanges Current Accounting Practices
Adanya pembatasan dalam sistem dan praktik akuntansi dapat mempersulit perusahaan
dalam mengumpulkan dan mengevaluasi data terkait dengan lingkungan. Hasilnya, dapat
membuat management salah dalam pengambilan keputusan, salah menginterpretasikan
infomasinya.
Communication between accounting and other departments often not well
developed
Adanya miskomunikasi antar departement yang dapat mengakibatkan salah interpretasi
informasi. Komunikasi harus ada diantara departement sehingga informasi yang ada dapat
diketahui oleh semua pihak tanpa terkecuali. Informasi tersebut dapat digunakan untuk
aktivitas perusahaan.
Environmental related cost information is often hidden in overhead accounts
Hal biasa yang dilakukan dalam menyembunyikan biaya yang terkait dengan
lingkungan adalah dengan membebankannya ke overhead accounts daripada langsung ke
proses atau produk yang menghasilkan biaya tersebut. Manager bisa mengalami kesulitan
dalam mencari informasi tentang biaya tersebut jika ia tidak tahu kemana ia harus mencari

informasi tersebut, karena membebankan biaya ke overhead account lebih mudah daripada
langsung ke produk.
Materials use, flow and cost information often is not tracked adequately
Meskipun perusahaan besar dapat menghasilkan berjuta-juta data tentang perpindahan
material dari Enterprise Resource Planning (ERP) dan dari sistem, ketersediaan informasi
sering kurang cukup akurat terkait dengan lingkungan, efisiensi, dan untuk kepentingan
pembuatan keputusan.
Many types of environment-related cost information are not found in the
accounting records
Pencatatan akuntansi biasanya tidak memuat cukup banyak informasi kedepan tentang
biaya yang berkaitan dengan lingkungan karena akuntansi lebih melihat dari apa yang sudah
terjadi di masa lampau.
Investment decisions are often made on the basis of incomplete information
Keputusan management dalam membuat keputusan atas proyek investasi, pemilihan
material, penetapan harga produk, dan product mix akan mengalami kesulitan karena
informasi biaya tidak tersedia tepat waktu.

Monica Revina Nathasa


2014130023/D
Tugas Rangkuman TBL
Definisi Triple Bottom Line
Salah satu bentuk TBL adalah penerapan tanggung jawab sosial yang dilakukan
perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR). Konsep TBL adalah perusahaan harus
mengutamakan kepentingan stakeholder daripada shareholder dimana kepentingan itu adalah
Profit, People, Planet.
Profit artinya menciptakan fair trade dan ethical trade dalam berbisnis. People berarti
praktik bisnis yang mendukung kepentingan tenaga kerja dimana perusahaan melindungi
tenaga kerjanya. Planet berarti perusahaan harus mampu mengelola sumber daya dan
merawat lingkungan dengan baik.
TBL dapat disimpulkan sebagai tiga pilar pengukuran kinerja yaitu dari sisi keuangan,
sosial dan lingkungan yang saling mendukung demi tercapainya keberlangsungan
(sustainability).
Perkembangan TBL di masa mendatang
1. Perkembangan terkait laporan TBL
a. Permasalahan terkait laporan TBL
Pertama mengenai pengukuran yaitu ketiadaan satuan ukuran yang sama untuk
masing-masing komponen TBL seperti satuan moneter, indeks dan sulit dalam
mengukur 2 komponen TBL yaitu sosial dan lingkungan.
Kedua sifat dari laporan TBL yang cenderung naratif dimana kurang komprehensif
dan detail.
Ketiga laporan TBL belum terstandardisasi secara penuh karena masih tahap
perkembangan, akibatnya terdapat perbedaan dari segi isi, format dan pelaporan.
Keempat adanya isu dimana laporan TBL tidak mewakili kondisi yang sebenarnya
terkait aktivitas perusahaan yang menyebabkan laporan cenderung bias.
Kelima laporan TBL tidak berbeda dengan laporan keuangan tradisional karena
didominasi aspek finansial/economic bottom line dan TBL memisahkan 3
komponen keuangan, sosial dan lingkungan, tidak menjadikan sebagai satu
kesatuan.
Keenam kurangnya definisi jelas tentang konsep sustainability dan kurang
berfokus dalam jangka panjang.
b. Solusi untuk mengatasi permasalahan TBL
TBL dapat menggunakan pedoman yaitu GRI guidelines.
Standar yang diperlukan bukan hanya untuk pelaporan tetapi juga memerlukan
standar audit untuk memberikan keyakinan memadai atas laporan tersebut.
Sifat laporan TBL yang naratif dan kurang komprehensif dapat diatasi dengan
menambahkan informasi tentang tujuan, tindakan, kinerja terkait isu sosial dan
lingkungan.

Perusahaan harus mengungkapkan 3 hal dalam laporan TBL yaitu visi dan tujuan
(nilai-nilai perusahaan), pendekatan manajemen (aktivitas yang dilakukan), dan
indikator kinerja (ukuran kuantitatif untuk mengukur kinerja).
Laporan TBL sekiranya memiliki 3 format laporan yang mewakili lingkungan yaitu
tanah, air, dan udara dimana diharapkan masing-masing dapat memberikan
informasi yang lebih detail.
Sustainability harus dipandang sebagai competitive advantage bagi perusahaan
yang dapat berdampak positif di masa mendatang.
Kelemahan yang terdapat dalam GRI guidelines sebaiknya diperbaiki untuk dapat
menjadi pedoman yang lebih baik bagi laporan TBL.

2. Perkembangan terkait Triple Bottom Line


Adanya proses yang belum terintegrasi dari komponen-komponen TBL maka dapat
menggunakan 3I yaitu:
Innovation, pemikiran, perancangan ulang, perbaikan proses yang ada.
Integration, keselerasan dalam strategi, taktis dan operasional perusahaan.
Interdependence, hubungan antar organisasi sangat penting karena saling
ketergantungan.
TBL dapat diintegrasikan denga SPM (Sistem Pengendalian Manajemen) dimana
manajer dapat memantau aktivitas perusahaan terkait dengan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. Kemudian bisa juga dengan Balanced Scorecard sehingga menjadi Sustainability
Balanced Scorecard. Ini dapat mengukur kinerja perusahaan terkait sustainability. Dengan
adanya pengintegrasian, TBL menjadi bagian dari budaya, tata kelola, dan kegiatan seharihari perusahaan.
Perusahaan juga perlu menekankan elemen-elemen sustainability:
Tata kelola (Governance), komitmen terhadap isu TBL dan menjadikannya bagian
dari tata kelola perusahaan.
Kepemimpinan (Leadership), pemimpin harus mampu mengintegrasikan aspek
sosial dan lingkungan menjadi bagian dari kegiatan perusahaan.
Rencana bisnis (Business Plan), sustainability harus menjadi bagian dari rencana
bisnis.
Pengukuran dan pelaporan (Measure and Report), harus mengukur dan melaporkan
setiap aktivitas perusahaan terkait sustainability.
Pembelajaran organisasi (Organizational Learning), perusahaan harus terus belajar
agar mampu beradaptasi dan menghadapi tantangan TBL di masa mendatang.
Budaya (Culture), budaya perusahaan menjadi hal penting dalam praktik TBL.
Sistem informasi (Information System), mencapai eco-efficiency, eco-equity, ecoeffectiveness.
TBL perlu dipantau secara rutin agar perusahaan dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai