PENDAHULUAN
Telah diketahui bahwa sistem akuntansi tradisional yang berlaku saat ini memiliki
keterbatasan. Keterbatasan tersebut akan terasa terutama jika sistem akuntansi tersebut
dihubungkan dengan operasi bisnis yang terkait dengan pengelolaan lingkungan. Biaya-biaya
terkait lingkungan umumnya adalah biaya pengolahan limbah, pembuangan limbah,
pembangunan instalasi, biaya kepada pihak ketiga, biaya perizinan dan sebagainya. Dalam
akuntansi tradisional pos biaya ini dikenal sebagai pos biaya umum dalam perusahaan (overhead
cost). Environmental Management Accounting/ EMA (Akuntansi Manajemen Lingkungan)
dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan ini. Beberapa poin berikut ini dapat menjadi alasan
mengapa dan apa yang dapat diberikan oleh EMA dengan akuntansi manajemen tradisional:
1. Meningkatnya tingkat kepentingan Biaya terkait lingkungan. Seiring dengan
meningkatnya kesadaran terhadap lingkungan, peraturan terkait lingkungan menjadi
semakin ketat sehingga bisnis harus mengeluarkan investasi yang semakin besar untuk
mengakomodasi kepentingan tersebut. Jika dulu biaya pengelolaan lingkungan relatif
kecil, kini jumlahnya menjadi cukup signifikan bagi perusahaan. Banyak perusahaan
yang kemudian menyadari bahwa potensi untuk meningkatkan efisiensi muncul dari
besarnya biaya lingkungan yang harus ditanggung.
2. Lemahnya komunikasi bagian akuntansi dengan bagian lain dalam perusahaan walaupun
keseluruhan perusahaan mempunyai visi yang sama tentang biaya, namun antar
departemen tidak selalu mampu mengkomunikasikannya dalam bahasa yang dapat
diterima oleh semua pihak. Jika di satu sisi bagian keuangan menginginkan efisiensi dan
penekanan biaya, di sisi lain bagian lingkungan menginginkan tambahan biaya untuk
meningkatkan kinerja lingkungan. Walaupun eko-efisiensi bisa menjadi jembatan antar
kepentingan ini, namun kedua bagian tersebut berbicara dari sudut pandang yang
berseberangan.
3. Menyembunyikan biaya lingkungan dalam pos biaya umum (overhead).
Ketidakmampuan akuntansi tradisional menelusuri dan menyeimbangkan akuntansi
lingkungan dengan akuntansi keuangan menyebabkan semua biaya dari pengolahan
limbah, perizinan dan lain-lain digabungkan dalam biaya overhead; sebagai
konsekuensinya biaya overhead menjadi membengkak.
4. Ketidaktepatan alokasi biaya lingkungan sebagai biaya tetap. Karena secara tradisional
biaya lingkungan tersembunyi dalam biaya umum, pada saat diperlukan, akan menjadi
sulit untuk menelusuri biaya sebenarnya dari proses, produk atau lini produksi tertentu.
Jika biaya umum dianggap tetap, biaya limbah sesungguhnya merupakan biaya variabel
yang mengikuti volume limbah yang dihasilkan berbanding lurus dengan tingkat
produksi.
1
5. Ketidaktepatan perhitungan atas volume (dan biaya) atas bahan baku yang terbuang.
Berapa sebenarnya biaya limbah? Akuntansi tradisional akan menghitungnya sebagai
biaya pengelolaannya, yaitu biaya pembuangan atau pengolahan. EMA akan menghitung
biaya limbah sebagai biaya pengolahan ditambah biaya pembelian bahan baku. Sehingga
biaya limbah yang dikeluarkan lebih besar (sebenarnya) daripada biaya yang selama ini
diperhitungkan.
6. Tidak dihitungnya keseluruhan biaya lingkungan yang relevan dan signifikan dalam
catatan akuntansi. Banyak sekali biaya yang terkait dengan pengelolaan lingkungan yang
seharusnya diperhitungkan dengan benar agar tidak terjadi kesalahan pengambilan
keputusan. Biaya tersebut umumnya meliputi biaya pengelolaan limbah, biaya material
dan energi, biaya pembelian material dan energi dan biaya proses.
Kini semakin banyak bisnis yang menggunakan EMA sebagai salah satu metode dalam proses
pengambilan keputusan. Pengakuan atas kemampuan EMA mengatasi keterbatasan akuntansi
tradisional semakin tinggi. Pada akhirnya batasan antara akuntansi manajemen konvensional dan
EMA akan menjadi kabur, sehingga keduanya akan menjadi akuntansi manajemen tunggal yang
lebih komprehensif yang dapat menyajikan informasi dengan lebih baik, kepada lingkungan atau
sebaliknya.
Definisi EMA berdasarkan IFAC (International Federation of Accountants) dan UNDSD
(United Nations Division for Sustainable Development) adalah manajemen kinerja lingkungan
dan keuangan melalui implementasi sistem dan praktek akuntansi yang tepat dengan
mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, menghitung, mengelompokkan dan menganalisis
informasi lingkungan (fisik dan moneter) untuk mendukung pengambilan keputusan internal dan
eksternal.
Beberapa hal utama dalam EMA adalah:
1. EMA berfokus pada biaya internal perusahaan; EMA tidak mencakup biaya-biaya
eksternal atas orang, masyarakat, atau lingkungan di mana secara hukum perusahaan
tidak memikul tanggung jawab atasnya
2. EMA menitikberatkan pada perhitungan biaya-biaya lingkungan
3. EMA tidak hanya menghasilkan akuntansi atas biaya lingkungan atau informasi terkait
lainnya, tetapi juga menyediakan informasi secara eksplisit atas alur energi dan material
serta perubahan-perubahannya
4. Informasi yang dihasilkan oleh EMA dapat dipergunakan terutama untuk pengambilan
keputusan, dan demikian juga akan sangat berguna bagi perusahaan yang secara pro-aktif
menjalankan manajemen lingkungan.
Para pengambil keputusan di perusahaan dapat menggunakan informasi dan data yang
diperoleh dari EMA sehingga dapat mengambil keputusan dengan lebih baik, dengan
mempertimbangkan perhitungan fisik (dari material dan energi) dan juga kinerja finansial. Jika
perusahaan berupaya untuk meminimalkan biaya bersamaan dengan meningkatkan kinerja
lingkungan (misalnya mengurangi limbah), EMA dapat memberikan informasi penting yang
berkaitan dengan kedua hal tersebut. Data dan informasi yang diperoleh dengan melakukan EMA
2
jauh dampak perubahan kinerja organisasi. Penelitian ini menggunakan metode mail
survey dengan menggunakan kuesioner. Desain penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif yang diadopsi dan menggunakan SEM (Structural Equation Modelling) yang
menggunakan teknik statistika untuk menguji masing-masing hipotesis.
B. TEORI
Penelitian ini menggunakan teori kontingensi (contingency theory) untuk
menjelaskan bagaimana perubahan lingkungan disekitar organisasi menyebabkan
perubahan faktor-faktor organisasional seperti praktik akuntansi dan proses pengambilan
keputusan. Selain itu juga untuk menjelaskan kebutuhan antara sistem akuntansi
manajemen, lingkungan eksternal dan aspek organisasi terhadap peningkatan kinerja.
Akuntansi manajemen dan organisasi berubah menjadi sebuah isu populer dalam
organisasi, manajemen, dan teori akuntansi. Organisasi sering diinterpretasikan sebagai
konfigurasi karakteristik yang berbeda. Jumlah dimensi dari konteks eksternal seperti
lingkungan, industri, dan teknologi dan karakteristik organisasi internal seperti strategi,
struktur, kebudayaan, proses, praktik, dan hasil yang dikatakan untuk sekelompok
menuju konfigurasi (Moores and Yuen, 2001).
I. Perubahan pada persaingan lingkungan bisnis dan teknologi manufaktur
a. perubahan pada lingkungan persaingan, teknologi, dan struktur organisasi
b. Perubahan pada lingkungan persaingan, teknologi, dan strategi organisasi
c. Perubahan pada lingkungan persaingan, teknologi, dan praktik akuntansi
manajemen
II. Perubahan pada praktik akuntansi manajemen
a. Perubahan pada praktik akuntansi manajemen dan struktur organisasi
b. Perubahan pada praktik akuntansi manajemen dan strategi organisasi
III. Dampak di dalam kinerja
a. Dampak perubahan praktik akuntansi manajemen di dalam kinerja
b. Dampak perubahan struktur organisasi di dalam kinerja
c. Dampak perubahan strategi organisasi di dalam kinerja
C. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan positif faktor lingkungan
eksternal dan faktor organisasi terhadap praktik akuntansi manajemen, yang mana
berdampak positif terhadap kinerja organisasi. Hasil ini juga menunjukkan bahwa
persaingan pasar tidak mempengaruhi kemajuan teknologi manufaktur (AMT) yang
mengubah struktur organisasi. Serta penelitian ini menyediakan bukti hubungan timbal
balik antara praktik akuntansi manajemen dan struktur, tetapi tidak terdapat bukti
hubungan timbal balik antara praktik akuntansi manajemen dan strategi.
Di dalam kuesioner terdapat 5 bagian yang harus diisi oleh responden yaitu pada
bagian pertama berisi informasi secara umum seperti, klasifikasi industri, tipe
perusahaan, tipe produk, dan jumlah karyawan. Pada bagian kedua berisi mengenai
lingkungan persaingan dan kemajuan teknologi manufaktur. Pada bagian ketiga berisi
mengenai praktik desain organisasi dan strategi organisasi. Pada bagian keempat berisi
4
teknik akuntansi manajemen. Dan pada bagian kelima berisi mengenai kinerja organisasi.
Serta jika responden memiliki komentar atau saran dapat mengisi pada bagian kuesioner
yang sudah tersedia.
D. KESIMPULAN
Operasi organisasi di dalam lingkungan persaingan akan menginvestasikan pada
teknologi manufaktur yang dapat membantu untuk mengatur kembali proses produksi dan
meningkatkan tingkat kualitas produk. Disamping mencapai keefektifan secara
maksimum, elemen organisasi seperti strategi dan praktik akuntansi manajemen harus
mempengaruhi secara simultan. Pada Implementasi kemajuan teknologi manufaktur dan
strategi akuntansi manajemenseharusnya didesain untuk mendukung perkenalan proses
dan teknologi yang inovatif. Jadi, sebuah hubungan yang lebih baik antara persaingan,
kemajuan teknologi manufaktur, strategi dan praktik akuntansi manajemen akan
memperkenankan operasi bisnis untuk menjadi lebih berhasil dan membantu manajer
untuk mengatur sumber dengan lebih efektif.
JOURNAL 2: ENVIRONMENTAL MANAGEMENT ACCOUNTING PRACTICE IN
NIGERIA: NATIONAL PETROLEUM CORPORATION (NNPC)
(PRAKTIK AKUNTANSI MANAJEMEN LINGKUNGAN DI NIGERIA: INDUSTRI
PERUSAHAAN MINYAK NASIONAL)
Penulis: James O. Abiola dan S.O. Ashama
Jurnal: European Scientific Journal, May Edition Vol. 8 No. 9
A. PENDAHULUAN
Manajer di dalam organisasi kelak melakukan peningkatan tekanan yang tidak
hanya bertujuan untuk mengurangi biaya, tetapi juga meminimalisasi dampak lingkungan
di dalam kegiatan operasi yang dilakukan. Namun, dampak besar di dalam lingkungan
Nigeria dengan jumlah warisan ekonomi, sosial dan lingkungan. Tekanan ini berasal dari
kelompok pemangku kepentingan, termasuk badan hukum, karyawan, pelanggan,
investor, organisasi non-pemerintahan, dan penyedia keuangan. Berbagai macam
pemangku kepentingan, seperti pelanggan bisnis, investor, masyarakat setempat, dan
pemerintah yang menerapkan tekanan organisasi untuk meningkatkan dan melaporkan
kinerja organisasi. Sebagai hasil dari tekanan pemangku kepentingan, biaya lingkungan
tidak ditandingkan dengan pendapatan dan manfaat dan menjadi bagian yang lebih
penting untuk membuat keputusan organisasi. Serta, terdapat peningkatan pengakuan
bahwa ketentuan praktik akuntansi manajemen sering tidak cukup dalam penyediaan dan
keakuratan informasi untuk manajemen lingkungan dan lingkungan berdasarkan biaya
manajemen. Konsekuensinya, banyak organisasi yang mempunyai pikiran yang salah
untuk biaya dan manfaat dari dugaan manajemen lingkungan (Savage and Jasch, 2005;
Gale 2006).
5
melebihi perusahaan lain, yaitu dengan menggunakan pengembangan teknologi maju untuk
dapat menghasilkan produk yang lebih baik, dengan harga yang lebih murah, dan lebih
disukai oleh pelanggan.
Penerapan teknologi baru ini dapat mempengaruhi strategi yang dilakukan perusahaan dan
pemilihan penerapan akuntansi manajemen perusahaan, yang nantinya akan mempengaruhi
performa perusahaan.
Penerapan stuktur perusahaan mempengaruhi penerapan akuntansi manajemen yang
diterapkan oleh perusahaan, dan penerapan akuntansi manajemen akan dapat mempengaruhi
struktur perusahaan.
Penerapan struktur perusahaan yang baik, akuntansi manajemen yang baik, dan strategi
perusahaan yang baik akan dapat meningkatkan performa perusahaan.
Persaingan dalam dunia bisnis mempengaruhi strategi yang dilakukan perusahaan. Kemudian
strategi ini mempengaruhi sistem akuntansi manajemen yang diterapkan oleh perusahaan.
Pemeliharaan lingkungan dapat berpengaruh pada kinerja perusahaan. Ketika perusahaan
melakukan perusakan terhadap lingkungan, perusahaan akan kehilangan nilai dari pelanggan,
juga akan memunculkan biaya litigasi dimasa depan yang dapat mempengaruhi citra
perusahaan dan biaya yang muncul dimasa depan.
Dari waktu ke waktu, perusahaan akan dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat, hal
ini menyebabkan perusahaan harus melakukan suatu perubahan pada strategi perusahaan
untuk dapat memenangkan persaingan. Ketika kualitas, harga, dan preferensi konsumen
seimbang, perusahaan harus mencari hal-hal lain yang dapat mengurangi biaya yang ada
sekaligus meningkatkan preferensi konsumen terhadap produk perusahaan.
Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menerapkan EMA. EMA
merupakan suatu alat manajemen yang dapat membantu perusahaan dalam menilai rantai
proses perusahaan dari awal hingga akhir terkait lingkungan. Adanya penilaian ini dapat
membantu perusahaan untuk menilai adakah sisa-sisa proses produksi perusahaan yang
seharusnya menjadi biaya yang dapat dimanfaatkan lagi, bagaimana mengolah limbah yang
ada supaya tidak mencemari lingkungan yang memungkinkan munculnya biaya litigasi
dimasa depan, dan dapat menambah ketertarikan konsumen terhadap produk kita. Hal ini akan
mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dimasa depan.
Namun, penerapan EMA tidak akan efektif tanpa adanya penerapan teknologi terkait EMA
dalam hal mengolah limbah yang ada. Adanya hal-hal ini akan dapat mempengaruhi performa
perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain.
KESIMPULAN
Perusahaan perlu menerapkan Environmental Management Accounting (EMA) sebagai bentuk
tanggung jawab terhadap lingkungan dan tanggung jawab sosial terhadap konsumen dan
masyarakat.
Dalam lingkungan persaingan usaha akibat pengaruh globalisasi, perusahan perlu menerapkan
Advanced Manufacturing Technology (AMT) untuk menentukan strategi bisnis yang baik
dalam penerapan akuntansi manajemen guna menghasilkan produk berkualitas, mencapai
kepuasan konsumen dan meningkatkan kinerja perusahaan.
Penerapan EMA dan AMT dapat berpengaruh terhadap citra dan kinerja perusahaan.
10