Anda di halaman 1dari 22

Manajemen Akuntansi

BAB 13
Akuntansi & Manajemen
Lingkungan

4 Desember 2023

Oleh:
Kelompok 9
Anggota Kelompok :
1. Andika Pratama (21610088)
2. Dania Liza Silvani (21610056)
3. Eko Pramono (21610086)
4. Angga Fernando (21610099)
5. Jova Danuarta (21610077)
6. Laura Sindia (21610072)
7. Pratiwi Puji Lestari (21610090)
8. Abyy Nafisah Salsabila (21610055)

Akuntansi & Manajemen Lingkungan


Topik Utama Presentasi
Presentasi ini akan membahas beberapa poin
penting terkait Akuntansi Manajemen
Lingkungan (AML):

Tanggung
Pengertian Tujuan Biaya Jawab Sosial
Pengantar Laporan Laporan
Akuntansi Akuntansi Lingkungan Pelaporan Entitas
Akuntansi
Pendahuluan Pengertian AML Keberlanjutan Terintegrasi
Manajemen Manajemen dan Klasifikasi Biaya (Corporate
Manajemen (sustainablity (Integrated
Lingkungan Lingkungan Biaya Lingkungan Social
Lingkungan Report) Reporting)
Lingkungan Responsibility)
Pengantar
Akuntansi manajemen lingkungan adalah suatu bidang dalam akuntansi manajemen yang
berkaitan dengan pengukuran, pelaporan, dan analisis informasi keuangan yang terkait dengan
aktivitas bisnis yang memengaruhi lingkungan. Dalam era saat ini, kesadaran akan isu-isu
lingkungan semakin meningkat, dan perusahaan-perusahaan diharapkan untuk mengelola
dampak lingkungan dari kegiatan operasional mereka.

Manajemen lingkungan melibatkan identifikasi, pengukuran, dan pemantauan dampak


lingkungan yang dihasilkan oleh suatu organisasi. Perusahaan yang beroperasi dengan tanggung
jawab sosial dan lingkungan yang tinggi tidak hanya dapat memitigasi risiko hukum dan reputasi,
tetapi juga dapat menciptakan peluang baru dan meningkatkan kinerja jangka panjang mereka.

Dalam konteks akuntansi manajemen lingkungan, informasi keuangan tidak hanya digunakan
untuk keperluan pelaporan kepada pihak eksternal, tetapi juga sebagai alat untuk pengambilan
keputusan internal. Manajer perusahaan perlu memahami bagaimana keputusan operasional
mereka dapat memengaruhi lingkungan dan bagaimana hal tersebut dapat tercermin dalam
laporan keuangan.
Pendekatan akuntansi yang mempertimbangkan dampak keuangan dari
kegiatan terkait lingkungan, seperti penerapan pengeluaran perlindungan
lingkungan, biaya kepatuhan legislatif, dan investasi. Biaya dialokasikan
dan dilacak untuk memenuhi kebutuhan bisnis organisasi. AML bertujuan
untuk mengambil tindakan manajemen korektif untuk mengurangi
dampak dan biaya lingkungan dan karenanya merupakan alat untuk
pengendalian biaya dan manajemen lingkungan yang dapat
mempengaruhi kinerja ekonomi dan lingkungan.
AML juga dapat diartikan sebagai alat bisnis yang menyediakan data
penting untuk manajemen lingkungan entitas. Berikut beberapa definisi
AML yang dikaji dari berbagai literatur.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa AML memiliki dua karakteristik utama, yaitu:
1. Fokus pada pengguna informasi akuntansi internal dan bukan eksternal. Pada prinsipnya
AML menyajikan informasi untuk kepentingan pihak internal entitas. Informasi lingkungan
tersebut digunakan oleh pihak internal untuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan. Mengumpulkan informasi yang relevan dengan isu-isu lingkungan dalam sistem
akuntansi, memungkinkan manajemen untuk memasukkan masalah lingkungan dalam proses
pengambilan keputusan.
2. Memisahkan kebutuhan akan informasi moneter dan non-moneter (fisik). Informasi
lingkungan fisik mencakup semua jumlah material dan energi masa lalu, sekarang dan masa
depan yang berdampak pada sistem ekologi. Informasi lingkungan fisik selalu dinyatakan
dalam satuan fisik, seperti kilogram, meter kubik. Informasi lingkungan moneter berkaitan
dengan biaya dan pendapatan lingkungan, seperti biaya material dari produk dan non-
produk, biaya limbah dan kontrol emisi, biaya penelitian dan pengembangan lingkungan,
penjualan dari sisa dan limbah, biaya denda karena melanggar undang-undang lingkungan;
nilai dolar dari aset lingkungan
Tujuan Akuntansi Manajemen Lingkungan
Tujuan utama AML adalah untuk memberikan informasi yang lebih baik dan mendukung
proses pengambilan keputusan yang terkait dengan faktor-faktor lingkungan. Terdapat
beberapa tujuan AML sebagai berikut:

1.Menunjukkan dampak kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan pada laporan laba
rugi (akun laba rugi) dan neraca.
2. Mengidentifikasi pengurangan biaya dan peluang inovasi.
3. Memprioritaskan tindakan lingkungan.
4. Mendukung penentuan harga pokok produk.
5. Meningkatkan nilai pelanggan.
6. Investasi kedepannya dan keputusan lain yang memiliki konsekuensi jangka panjang.
7. Mendukung bisnis yang berkelanjutan.
BIAYA LINGKUNGAN
Biaya lingkungan adalah biaya yang terjadi karena adanya kualitas lingkungan yang buruk atau
kemungkinan kualitas lingkungan yang buruk dapat terjadi akibat aktivitas perusahaan.

Secara garis besar pengertian biaya lingkungan diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

1. Biaya lingkungan implisit (remedial cost)


Biaya lingkungan implisit merujuk pada biaya-biaya yang tidak secara langsung diukur atau diidentifikasi
dalam sistem akuntansi tradisional. Biaya ini seringkali sulit untuk diukur secara langsung, dan mereka
muncul sebagai akibat dari dampak tidak langsung suatu kegiatan terhadap lingkungan.

2. Biaya lingkungan eksplisit (externalities)


Biaya lingkungan eksplisit adalah biaya-biaya yang secara langsung diidentifikasi, diukur, dan dicatat
dalam sistem akuntansi perusahaan. Biaya ini dapat dinyatakan dalam bentuk moneter dan mudah
diintegrasikan ke dalam laporan keuangan.
Klasifikasi Biaya Lingkungan
Menurut Hansen & Guan (2007) Biaya lingkungan
dapat diklasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu:

Prevention Cost Internal Failure Cost


biaya-biaya yang dikeluarkan untuk aktifitas yang dilakukan biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena
untuk mencegah diproduksinya limbah dan/atau sampah diproduksinya limbah dan sampah, tetapi tidak dibuang ke
yang dapat merusak lingkungan lingkungan luar.

Appraisal Cost External Failure Cost


biaya-biaya yang biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan
dikeluarkan untuk aktivitas yang dilakukan untuk telah melepas limbah atau sampah kedalam lingkungan.
menentukan bahwa produk, proses dan aktivitas lain di
perusahaan memenuhi standar lingkungan yang berlaku
atau tidak.
Pelaporan Biaya Lingkungan

Tujuan pelaporan biaya lingkungan pada dasarnya adalah untuk perencanaan,


pengendalian biaya, pengambilan keputusan. Pelaporan tersebut memungkinkan entitas
untuk memantau kinerja lingkungannnya untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
CONTOH :
TANGGUNG JAWAB SOSIAL ENTITAS
Tanggung jawab Sosial Entitas (TSE) entitas mendapat
perhatian yang serius sejak John Elkington tahun 1997
dalam bukunya "Cannibal with Forks" memperkenalkan
konsep Triple Bottom Line (TBL) atau disebut juga 3P,
Konsep "triple bottom line" merujuk pada pendekatan
yang memperhitungkan tiga dimensi kinerja dalam suatu
entitas. Dimensi tersebut adalah keuangan (profit), sosial
(people), dan lingkungan (planet). Konsep ini mengakui
bahwa kesuksesan sebuah entitas tidak hanya diukur dari
segi keuangan, tetapi juga dari dampak sosial dan
lingkungan yang dihasilkan. Dengan mempertimbangkan
ketiga aspek ini, entitas dapat mencapai keberlanjutan
jangka panjang.
LANJUTAN
Pada dasarnya TSE juga merupakan komitmen entitas
yang berperan aktif dalam pembangunan berkelanjutan.
Dimana TSE adalah sebuah konsep manajemen entitas
yang mengintegrasikan masalah sosial dan lingkungan
dalam operasi bisnisnya TBL juga berfungsi untuk
mengembangkan dan menjaga hubungan baik antara
masyarakat dan entitas. Tanggung jawab sosial entitas,
atau CSR, merinci bagaimana suatu entitas berusaha
mencapai keseimbangan antara kegiatan ekonomi dengan
dampak sosial dan lingkungan yang dihasilkan, Tanggung
jawab sosial entitas mencerminkan komitmen untuk
beroperasi secara adil, berkelanjutan, dan
memperhitungkan dampaknya terhadap berbagai pihak
yang terlibat dalam kegiatan bisnisnya.
PERKEMBANGAN PELAPORAN LINGKUNGAN

Pelaporan entitas sudah mengalami perubahan secara bertahap mulai laporan keuangan
(financial reporting) sampai dengan yang terakhir Integrated Reporting.

Laporan Keuangan Laporan Keberlanjutan Laporan Gabungan Laporan Terpadu


(Financial Reporting) (Sustainability Report) (Combined Report) (Integrated Report)
Laporan Keberlanjutan
(Sustainablity Report)
Sustainability report (TBL Reporting) adalah laporan mengenai dampak ekonomi, lingkungan,
dan sosial yang ditimbulkan akibat aktivitas perusahaan. Selain menyajikan laporan
keuangan standar seperti laba rugi, neraca, maupun arus kas, perusahaan perlu melaporkan
praktik terkait aspek sosial dan lingkungan, misalnya tingkat emisi karbon.
Standar Laporan
Keberlanjutan (Standar GRI)
Pedoman atau standar pelaporan laporan keberlanjutan (LKB) yang paling sering digunakan
oleh entitas adalah pedoman yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). GRI
adalah salah satu pioner dalam LKB. GRI adalah organisasi internasional yang berbasis di
Amsterdam, Belanda. Kegiatan utama difokuskan pada pencapaian transparansi dan
pelaporan suatu entitas melalui pengembangan standar dan pedoman SR.

Di bawah standar Global Reporting Institute, informasi yang tersedia melalui laporan
keberlanjutan memungkinkan pemangku kepentingan internal dan eksternal untuk
membentuk opini dan membuat keputusan yang tepat tentang kontribusi organisasi
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan.
Standar GRI dibagi menjadi
empat seri, yaitu satu seri standar
universal 100 dan tiga seri standar
topik-spesifik (200, 300, dan 400).
LAPORAN TERINTEGRASI
(INTEGRATED REPORTING)
Pengertian Integrated Reporting
IR adalah jenis pelaporan yang mencakup lebih luas dan lebih banyak dari SR. IR adalah laporan
yang menghubungkan kinerja keuangan dan nonfinansial dalam satu laporan. IR adalah
komunikasi singkat tentang integrasi strategi organisasi dengan tata kelola entitas, tiga dimensi
keberlanjutan dan bagaimana dimensi keberlanjutan tersebut menciptakan nilai dalam jangka
pendek, menengah dan panjang.

Prinsip Panduan Integrated Reporting


Kerangka IR didorong oleh pemikiran terintegrasi, sesuai yang diilustrasikan oleh IIRC, harus
mengarah pada pengambilan keputusan dan eksekusi terintegrasi menuju penciptaan nilai.
Tujuan pemikiran terintegrasi tersebut adalah untuk menstimulasi pertimbangan aktif oleh
organisasi dari hubungan antara berbagai unit operasi dan fungsional dan jenis modal yang
digunakan.
LANJUTAN
IIRC mengelompokkan modal (capital) sebagai berikut:
1. Modal keuangan (financial capital)
2. Modal produksi (manufactured capital)
3. Modal intelektual (intellectual capital)
4. Modal manusia (human capital)
5. Modal sosial dan hubungan (social and relationship capital)

Elemen Isi Integrated Reporting


Menurut IIRC,Laporan terintegrasi terdiri dari tujuh elemen
yang menentukan penciptaan nilai organisasi diantaranya
yaitu:
1. Tinjauan organisasi dan lingkungan eksternal
2. Tata kelola
3. Peluang dan risiko
4. Strategi dan alokasi sumber daya
5. Model bisnis
6. Kinerja
7. Pandangan masa depan.
Thanks for your attention
and Any questions ?
KESIMPULAN
Dalam kesimpulan, akuntansi manajemen lingkungan memiliki
peran yang krusial dalam mengintegrasikan aspek lingkungan ke
dalam pengelolaan bisnis secara holistik.
Akuntansi manajemen lingkungan, sebagai bagian integral dari
akuntansi manajemen, membantu organisasi menghadapi
tantangan dan peluang yang terkait dengan keberlanjutan,
menciptakan nilai jangka panjang, dan memastikan bahwa
pertumbuhan bisnis tidak merugikan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai