BAB II
LANDASAN TEORI
biaya perolehan.
b) Jika terjadi penurunan nilai asset karena usang, rusak, atau kondisi
mengikat:
b) Jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya
murabahah.
7
8
4) Pendapatan operasi lain, jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak
kerugian piutang.
2) Selama periode akad sesuai dengan tingkat risiko dan upaya untuk
satu tahun.
9
murabahah.
yang melunasi tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati
dengan akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana
kebajikan.
10
1) Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang
diterima.
2) Pada saat barang jadi dibeli oleh pembeli, maka uang muka diakui
3) Jika barang batal dibeli oleh pembeli, uang muka dikembalikan kepada
2. Penyajian
kerugian piutang.
3. Pengungkapan
pembayaran, baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing), seperti
pembiayaan murabahah, ijarah, ijarah muntahia bit tamlik, salam, dan istishna’.
yang ditetapkan dalam rapat ALCO (Asset Liability Comitee) Bank Syariah.
saran dari Tim ALCO Bank Syariah, dengan mempertimbangkan beberapa hal
berikut :
keuntungan bank syariah tertentu yang ditetapkan dalam rapat ALCO sebagai
suku bunga beberapa bank konvensional yang dalam rapat ALCO ditetapkan
bunga bank konvensional tertentu yang dalam rapat ALCO ditetapkan sebagai
adalah target bagi hasil kompetitif yang diharapkan dapat diberikan kepada
4. Acquiring Cost
Yang dimaksud dengan Acquiring cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh
bank yang langsung terkait dengan upaya untuk memperoleh dana pihak
ketiga.
5. Overhead Cost
Yang dimaksud dengan Overhead Cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh
bank yang tidak langsung terkait dengan upaya untuk memperoleh dana pihak
ketiga.
13
mendukung kegiatan operasional bank baik secara langsung maupun tidak. Beban
operasional itu terdiri dari beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi,
beban penyisihan kerugian aktiva produktif, beban bonus giro wadiah, dan lain
sebagainya.
Piutang murabahah adalah tagihan yang timbul dari transaksi jual beli
Bank syariah harus tidak hanya menjadikan tingkat suku bunga sebagai
rujukan dalam penentuan harga jual (pokok + marjin) produk murabahah. Cara
penetapan marjin yang hanya mengacu pada suku bunga merupakan langkah sesat
sekaligus menyesatkan dan lebih berat lagi dapat merusak reputasi bank syariah.
Dalam praktiknya, barangkali tingginya margin yang diambil oleh pihak bank
syariah adalah untuk mengantisipasi naiknya suku di pasar atau inflasi. Sehingga
kalau terjadi kenaikan suku bunga yang besar, maka bank syariah tidak
mengalami kerugian secara riil, namun demikian apabila suku bunga di pasar
tetap stabil atau bahkan turun, maka marjin murabahah akan lebih besar
secara tidak langsung bahkan akan dapat menyebabkan inflasi yang lebih besar
dari pada yang disebabkan oleh suku bunga. Oleh sebab itu, perlu dicari format
atau formula yang tetap, agar nilai penjualan dengan murabahah tidak mengacu
pada sikap mengantisipasi kenaikan suku bunga selama masa pembayaran cicilan,
14
konvensional, baik diatasnya maupun dibawahnya, tetaplah bukan cara yang baik.
secara transparan menjelaskan berapa harga belinya, berapa biaya yang telah
diinginkan. Cara yang dilakukan Rasulullah ini dapat dipakai sebagai salah satu
semakin tinggi peluang memperoleh keuntungan. Hal penting yang perlu diingat
Apabila marjin harga jual bank syariah lebih tinggi dari bunga pinjaman
terhadap tingkat keuntungan, kedua terhadap proyeksi biaya operasi, dan ketiga
terhadap target volume pembiayaan. Dengan kata lain marjin harga jual bank
syariah harus selalu bersaing (lebih murah) dari bunga pinjaman bank
konvensional. Semakin murah harga jual yang ditawarkan bank syariah dapat
merupakan suatu petunjuk bahwa bank syariah tersebut beroperasi dengan efisien.
Dengan harga jual pembiayaan murabahah yang relatif murah akan mendorong
yang akan menjadi pertimbangan bank dalam menentukan besaran marjin yang
15
kebutuhan bank syariah untuk memperoleh keuntungan riil, inflasi, suku bunga
berjalan, kebijakan moneter, bahkan suku bunga luar negeri, serta marketabilitas
barang-barang murabahah, dan tidak terlepas dari itu adalah tingkat laba yang
tersebut tidak berbeda dengan penetapan suku bunga pada bank konvensional.
likuiditas serta permintaan akan pinjaman, kebijakan moneter, dan suku bunga
luar negeri. Penggunaan suatu metode yang mengaitkan marjin dengan tingkat
persentase tertentu seolah menyatakan kalau marjin tidak ada bedanya dengan
Menurut Rizal dkk (2009 : 185-200) contoh transaksi jual beli murabahah sebagai
berikut :
adalah:
makin besar marjin yang dikenakan pada nasabah. Dalam diskusi ekonomi
marjin tersebut bersifat tetap dan tidak berubah kendati terjadi keterlambatan
pembayaran oleh nasabah. Hal ini juga disebutkan dalam PSAK No.102
Namun, jika akad tersebut telah disepakati, maka hanya ada satu harga yang
Angsuran per bulan bersifat merata dan tetap sepanjang masa pelunasan.
(Total piutang Rp 118 juta, uang muka Rp 10 juta, jangka waktu 24 bulan),
maka:
= Rp 108.000.000/24
= Rp 4.500.000
3. Perhitungan pendapatan marjin yang diakui saat jatuh tempo atau pembayaran
angsuran
Setiap tanggal jatuh tempo, bank syariah akan mengakui adanya pendapatan
proporsional, maka besarnya marjin setiap bulan adalah sama, sedangkan bila
menggunakan pendekatan tabel anuitas, maka marjin pada bulan pertama akan
lebih besar dibanding dengan bulan kedua dan seterusnya. Bedasarkan PSAK
dihitung dari :
perolehan
18
Total marjin
Persentase keuntungan = X 100%
Biaya perolehan aset murabahah diluar uang muka nasabah
Rp 18.000.000
= X 100%
Rp 90.000.000
= 20%
melakukan perhitungan marjin yang diakui oleh bank pada saat adanya
sebaiknya diambil dari perbandingan marjin dengan total piutang diluar uang
piutang
Total Marjin
Persentase keuntungan = X 100%
Total Piutang Bersih
19
Rp 18.000.000
= X 100%
Rp 108.000.000
= 16,6666667 %
marjin per bulan yang dihitung proporsional terhadap jumlah yang dibayar.
= 16,6666667 % x Rp 4.500.000
= Rp 750.000
= Rp 4.500.000 – Rp 750.000
= Rp 3.750.000
3.750.000.
Berdasarkan perhitungan angsuran, pokok dan marjin per bulan di atas, bank
Tabel 2.1
a. Saat negosiasi
Pada waktu negosiasi, bank syariah tidak melakukan jurnal apa pun mengingat
syariah.
21
sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima. Dalam praktek
uang muka dipegang dan dibayar langsung oleh nasabah kepada pemasok.
sebesar uang muka yang disepakati ini merupakan contoh yang digunakan
uang muka, saldo rekening nasabah langsung berkurang sebesar nilai uang
Pembelian barang pesanan dapat dilakukan dengan dua alternatif, yaitu (1)
bank membeli sendiri barang yang dipesan, dan (2) bank mewakilkan kepada
nasabah pembeli membeli barang yang dipesan atas nama bank syariah.
Dalam hal ini alternatif mewakilkan kepada nasabah merupakan hal yang
sendiri oleh bank dapat dilakukan dengan membeli secara tunai kepada
pemasok atau membeli secara kredit kepada pemasok. Berikut akan dibahas
kepada pemasok “Z” senilai Rp 100 juta secara tunai. Jurnal untuk mencatat
kepada pemasok “Z” senilai Rp 100 juta secara kredit. Jurnal untuk mencatat
dibeli oleh pembeli, maka uang muka dikembalikan kepada pembeli setelah
rencana pembeliannya dan meminta kembali uang muka yang telah didebit
oleh bank syariah. Atas pembatalan rencana pembelian tersebut, bank syariah
yang telah dikeluarkan oleh bank syariah dalam rangka pengadaan barang dan
perlu dicatat, yaitu (1) penjualan murabahah oleh bank kepada PT Haniya, (2)
pengakuan uang muka sebagai bagian pelunasan piutang murabahah, dan (3)
Berdasarkan PSAK No.102 paragraf 30, disebutkan bahwa jika barang jadi
dibeli oleh pembeli (akad jual beli disepakati), uang muka diakui sebagai
antara lain biaya administrasi, biaya materai, biaya notaris, biaya asuransi.
piutang murabahah, yaitu dalam masa satu tahun atau lebih. Jika murabahah
dilakuka secara tunai atau tangguh yang tidak melebihi satu tahun, maka
Jika murabahah dilakukan dengan transaksi tangguh lebih dari satu tahun,
relatif rendah.
dan/atau beban untuk mengelola dan menagih piutang tersebut relatif besar
juga.
cukup besar. Dalam praktik ini jarang dipakai karena transaksi murabahah
tangguh mungkin tidak terjadi bila tidak ada kepastian yang memadai akan
penagihan kasnya.
pengakuan keuntungan adalah alternatif yang terdapat pada paragraf 23b butir
piutang dalam jangka waktu lebih satu tahun. Selain itu, dengan menggunakan
Tabel 2.2
1. Pembayaran angsuran dilakukan pada waktu tanggal jatuh tempo. Pola ini
dikenakan denda. Pola ini ditunjukkan oleh pembayaran pada bulan Maret.
dan sebagian lagi setelah jatuh tempo tanpa dikenakan denda. Pola ini
bulan Juni.
28
dan jadwal pembayaran pada tabel 2.2, pada angsuran nasabah per bulan
PT Haniya Rp 4.500.000
ditangguhkan Rp 750.000
dikenakan denda
Misalkan pada pembayaran bulan Maret, hingga tanggal jatuh tempo, bank
tempo Rp 4.500.000
ditangguhkan Rp 750.000
akrual Rp 750.000
PT Haniya Rp 4.500.000
akrual Rp 750.000
akrual dan kas dalam buku ini lebih bersifat praktis untuk keperluan bagi
dalam laporan laba rugi. Akan tetapi, tetap dilaporkan dalam neraca seperti
tempo dan sebagian lagi setelah jatuh tempo tanpa dikenakan denda
Misalkan pada tanggal 10 April (tanggal jatuh tempo), ketika bank hendak
PT Haniya Rp 2.000.000
ditangguhkan Rp 750.000
Akrual Rp 416.667
ditangguhkan Rp 750.000
Akrual Rp 750.000
PT Haniya Rp 4.500.000
akrual Rp 750.000
akan diberikan sebesar 80% dari sisa marjin murabahah yang masih
= Rp 12.000.000
pelunasan
= Rp 15.000.000 – Rp 12.000.000
= Rp 3.000.000
33
PT Haniya Rp 78.000.000
ditangguhkan Rp 12.000.000
ditangguhkan Rp 3.000.000
PT Haniya Rp 90.000.000
ditangguhkan Rp 15.000.000
D. Pembiayaan Murabahah
1. Pengertian Murabahah
sangat banyak sekali, murabahah di antaranya yang merupakan salah satu jenis
34
jual beli yang telah banyak dikembangkan sebagai sandaran pokok dalam
MUI/IV/2000 :
Dari segi bahasa, murabahah berasal dari kata ridhu (keuntungan), yaitu
transaksi jual beli dimana bank tersebut menyebutkan jumlah keuntungan. Bank
bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual beli
bermurabahah kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu
pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah
perubahan masa, akad tersebut menjadi batal. Cara pembayaran dan jangka
Ba’I al-murabahah adalah Jual Beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam ba’I al-murabahah,
penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan
suatu tingat keuntungan sebagai tambahannya.
35
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah. Dalam
murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada
pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu.
dan pembeli.”
“Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar
pembeli.”
2. Landasan Hukum
dengan cara yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka
berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari tuhannya,
lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan
b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang telah ditetapkan.
d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang
sesudah pembelian.
Secara prinsip jika syarat dalam (a), (d), atau (e) tidak dipenuhi, maka
dijual.
3) Membatalkan kontrak.
Jual beli secara Murabahah di atas hanya untuk barang atau produk yang
telah dikuasai atau dimiliki oleh penjual pada waktu negosiasi dan berkontrak.
Bila produk tersebut tidak dimiliki penjual, sistem yang digunakan adalah
Skema Bai’al-Murabahah
5. Terima
Barang &
Dokumen
3. Beli Barang SUPPLIER 4. Kirim
PENJUAL
Dari skema diatas dapat dijelaskan apabila bank selaku penjual dan
persyaratan yang harus dipatuhi oleh kedua belah pihak. persyaratan tersebut
antara lain adanya penjual, pembeli, akad jual beli, harga barang, dan barang.
Penjual dan pembeli melakukan transaksi jual beli maka terjadilah akad jual beli,
penjual dalam hal ini bank membeli barang yang telah dipesan dari supplier
menerima barang beserta dokumen maka pembeli harus membayar sesuai harga
4. Jenis-Jenis Murabahah
a. Murabahah tanpa pesanan artinya ada yang beli atau tidak, bank syariah
sebagai persediaan.
melakukan transaksi jual beli apabila ada yang pesan, contohnya : pak
a. Manfaat Murabahah
Salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga
40
beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem
2) Fluktuasi harga komparatif; ini terjadi bila harga suatu barang di pasar
3) Penolakan nasabah; barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah
akan besar.
41
E. Penelitian Terdahulu
Bank Muamalat Indonesia, Tbk terutama pada ayat jurnalnya telah sesuai
dengan PSAK No.59 dan PAPSI. Namun pada cara perhitungan pengakuan
murabahah pada Bank Syariah Mandiri telah sesuai pada PSAK No.102. Hal
dan denda, pada kasus murabahah di Bank Syariah Mandiri yang sesuai