Anda di halaman 1dari 10

RESUME BAB 10 TENTANG

Pemeriksaan Piutang Usaha dan Piutang


Lainnya
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pengauditan I
Dosen Pengampu: Lamria Simamora, SE, MSA, Ak

Oleh:
Dinnar Katon Wicaksono (213020303115)

KELAS C
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2023
 Sifat dan Contoh Piutang

Standar Akuntansi Keuangan menggolongkan piutang menurut sumber jalurnya


dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain.

Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan atau
jasa secara kredit.

Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari luar kegiatan usaha normal
perusahaan. Piutang usaha dan piutang lain-lain yang diharapkan bias ditagih dalam waktu
satu tahun atau kurang diklasifikasikan sebagai piutang lancar.

Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai piutang antara lain :

 Piutang usaha.
 Wesel tagih.
 Piutang pegawai.
 Uang muka.
 Uang jaminan.
 Piutang lain-lain
 Allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)

Perkiraan piutang pemegang saham dan piutang perusaahaan afiliasi harus


dilaporkan tersendiri karena sifatnya yang berbeda.

Piutang dinyatakan sebesar jumlah tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang
tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada laporan posisi keuangan
diikutidengan penyisihan untuk piutang yang tidak ditagih.

 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Piutang


1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern yang baik atas piutang dan
transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.
2. Untuk memeriksa apakah transaksi yang menyangkut penjualan, piutang, dan
penerima kas.
a) Semua sudah dicatat secara akurat (complete needa accuracy).
b) Semuanya merupakan transaksi yang benar-benar terjadi, tidak ada yang fiktif
(accurance/exixtence).
c) Semua sudah dicatat pada periode yang tepat.
2
3. Untuk memeriksa apakah transaksi yang menyangkut penjualan, piutang, dan
penerimaan kas :
a) Semuanyasudah dicatat secara akurat.
b) Semuanya merupakan transaksi yang benar-benar terjadi. Tidak ada yang fiktif.
c) Semuanya dicatat pada periode yang tepat.

Untuk memeriksa Validity dan Authenticity dari pada piutang.

4. Untuk memeriksa collectability (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup


tidaknya perkiraan allowance for bad Debts (Penyisihan piutang tak tertagih).
5. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat yang timbul karena pendiskontoan
wesel tagih.
6. Untuk mengetahui apakah piutang yang tercantum dalam mata uang asing sudah
dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs rupiah BI pada tanggal
neraca.
7. Untuk memeriksa aoakah penyajian piutang dilaporan posisi keuangan sesuai dengan
Satandar Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/Standar Akuntansi
Keuangan/SAK ETAP.

 Penjelasan atas Tujuan Pemeriksaan


1. Untuk mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas piutang dan
transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.
Jika Akuntan public dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas piutang
dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas berjalan efektif maka luasnya
pemeriksaan dalam melakukan substantive test bias dipersempit.
Beberapa ciri-ciri internal control yang baik atas piutang dan transaksi penjualan,
piutang dan penerimaan kas adalah :
a) Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang melakukan penjualan,
mengirimkan barang, melakukan penagihan, memberikan otorisasi atas penjualan
kredit, membuat faktur penjualan dan melakukan pencatatan.
b) Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak misalnya sales order,
sales invoice, delivery order, credit memo, official receipt.
c) Digunakannya price list dan setiap penyimpangan dari price list atau setiap dikon
yang diberikan kepada pelanggan harus disetujui oleh pejabat perusahaan yang
berwenang.

3
d) Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang untuk masing-
masingpelanggan yang selalu diupdate.
e) Setiap akhir bulan dibuat aging schedule piutang.
f) Setiap akhir bulan jumlah saldo piutang dari masing-masing pelanggan
dibndingkan dengan jumlah saldo piutang menurut buku besar.
g) Setiap akhir bulan dikirim montly statement of account kepada masing-masing
pelanggan.
h) Uang kas, check atau giro yang diterima dari pelanggan harus disetor dalam jumlah
seutuhnya paling lambat keesokan harinya.
i) Mutasi kredit diperkiraan piutang yang berasal dari retur penjualan dan
penghapusan piutang harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
j) Setiap pinjaman yang diberikan kepada pegawai, direksi, pemegang saham, dan
perusahaan afiliasi harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
Didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dijelaskan apakah dikerjakan bunga
atau tidak
2. Tujuan pemeriksaan No.2 cukup jelas
3. Untuk memeriksa validity dan authenticity dari piutang.
4. Untuk memeriksa collectability piutang piutang dan cukup tidaknya allowance for bad
debt
5. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat yang timbul dari pendiskontoan
wesel tagih
6. Penjualan yang terjadi dalam valas harus dicatat menggunakan kurs yang terjadi pada
tanggal transaksi saldo piutang per tanggal neraca yang tercantum dalam mata uang
asing harus dikonversi ke rupiah dengan menggunakan kurs rupiah pada tanggal
neraca.
7. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di laporan posisi keuangan sesuai dengan
standar akuntansi keuangan di Indonesia. (SAK/ETAP/IFRS)
Menurut Standar Akuntansi Keuangan :
o Piutang usaha, wesel tagih dan piutang dan piutang lain-lain harus disajikan secara
terpisah dengan identifikasi yang jelas
o Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah
yang tidak dapat ditagih.
o Saldo kredit piutang individual jika jumlahnya material harus disajikan dalam
kelompok kewajiban

4
o Jumlah piutang yang dijaminkan harus diungkapkan dalam cacatan atas laporan
keuangan.
o Kewajiban bersyarat dalam hubungannya dengan penjualan piutang yang disertai
perjanjian untuk dibeli kembali kepada suatu lembaga keuangan harus dijelaskan
secukupnya.

 Menurut SAK ETAP (IAI, 2009:124,129):


Penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang dibentuk sebesar estimasi
kerugian yang tidak dapay ditagih. Penurunan nilai ditentukan dengan memperhatikan antara
lain pengalaman, prospek industri, prospek usaha, kondisi keuangan dengan penekanan pada
arus kas, kemampunan membayar debitur, dan agunan yang dikuasai.
Jika estimasi nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual melebihi jumlah tercatat
asset, maka estimasi menaikkan jumlah tercatat aset tersebut ke nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual, tergantung dengan pembatasan yang dijelaskan dalam paragraph berikut.
Kenaikan tersebut adalah pemulihan kerugian penurunan nilai.
Kenaikan jumlah tercatat aset yang dapat didistribusikan pada pemulihan kerugian
penurunan nilai aset tidak boleh melebihi jumlah tercatat yang telah ditentukan tanpa kerugian
penurunan nilai yang diakui pada periode lalu.
Selain itu penulis berpendapat bahwa piutang pegawai, piutang direksi, pemegang
saham, piutang perusahaan afiliasi harus dilaporkan tersendiri dan dijelaskan apakah
dikenakan bunga atau tidak.

 Prosedure Pemeriksaan Piutang Usaha yang Disarankan


1. Pahami dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan
penerimaan
2. Buat Top Schedule piutang usaha per tanggal laporan posisi keuangan.
3. Minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal laporan posisi keuangan yang
antara lain menunjukkan nama pelanggan, saldo piutang, umur piutang dan kalau bias
subsequent collectionsnya. Selain itu perlu juga diminta rincian piutang pegawai,
wesel tagih, uang muka, dan lain-lain, pertanggal laporan posisi keuangan.
4. Periksa Mathematical accuracy nya dan check individual balance ke subledger lalu
totalnya ke general ledger.
5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales
invoice.

5
6. Kirimkan konfirmasi piutang :
a) Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirimi surat
konfirmasi
b) Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi negative.
c) Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di surat konfirmasi.
d) Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk dicari
perbedaanya.
e) Buat ikhtisar hasil dari konfirmasi.
7. Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas
untuk periode sesudah tanggal laporan posisi keuangan sampai mendekati tanggal
penyelesaian pemeriksaan Lapangan. Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai
subsequent collections hanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode
yang sedang diperiksa.
8. Periksa apakah ada wesel tagih yang diskontokan untuk mengetahui kemungkinan
adanya contingent liability
9. Periksa dasar penentuan allowance for bad dabt dan periksa apakah jumlah yang
disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu
kecil.
10. Text sales cut of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note, dan lain-lain,
lebih kurang 2 minggu sebelum dan sesudah tanggal laporan posisi keuangan.
Periksa apakah barang-barang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal laporan
posisi keuangan, sudah dikirim pertanggal laporan posisi keuangan. Kalau belum
dikirim cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang
diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya.
11. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan
correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai
jaminan.
12. Lakukan prosedure analisis terhadap piutang.
13. Periksa apakah penyajian piutang di laporan posisi keuangan dilakukan sesuai
dengan standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
14. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.

TUGAS LATIHAN SOAL BAB 10


6
DOSEN PENGAMPU : Lamria Simamora, SE, MSA, Ak

MATA KULIAH : Pengauditan I

NAMA : Dinnar Katon Wicaksono

NIM : 213020303115

KELAS : Akuntansi C

JAWABAN SOAL LATIHAN :

1. Standar Akuntansi Keuangan menggolongkan piutang, menurut sumber terjadinya, dalam


dua kategori, yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain.
Jawaban: BENAR
Alasan: Standar Akuntansi Keuangan menggolongkan piutang menjadi dua jenis menurut
sumber terjadinya, yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain

2. Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan secara kredit

Jawaban: BENAR

Alasan Karena piutang usaha adalah piutang berasal dari penjualan barang dagang atau
jasa secara kredit.

3. Di laporan posisi keuangan ( neraca), perkiraan piutang pemegang saham dan piutang
perusahaan afiliasi dilaporkan sebagai piutang lain-lain.

Jawab : SALAH

Alasan : karena perkiraan piutang pemegang saham dan piutang afiliasi harus dilaporkan
tersendiri (tidak digabung dengan perkiraan piutang) karena sifatnya berbeda.

4. Salah satu tujuan pemeriksaan piutang adalah untuk memeriksa validity (kemungkinan
tertagihnya piutang) dan authencity daripada piutang
Jawab : BENAR
Alasan : Memeriksa validity (kemungkinan tertagihnya piutang) dan authencity daripada
piutang merupakan salah satu tujuan dari pemeriksaan piutang.

7
5. Salah satu ciri adanya internal control yang baik atas pautang dan penerimaan kas/bank
adalah: tiang kas, check atau giro yang diterima dari pelanggan harus disetor dalam jumlah
seutuhnya (intact) paling lambat keesokkan harinya.
Jawaban: BENAR
Alasan: karena uang kus, check atau giro yang diterima dari pelanggan harus disetor
dalam jumlah seutuhnya (intact) paling lambat keesokkan harinya.

6. Tika allowance for bad debt yang dibuat perusahaan terlalu besar, maka akibatnya laba
terlalu besar(overstated)
Jawaban: SALAH
Alasan: Karena jika allowance terlalu besar berati laba perusahaan akan terlalu kecil
(understated) dan jika allowance terlalu kecil berarti laba perusahaan akan overrated
Sumber

7. Ada dua jenis konfirmasi piutang, yaitu konfirmasi positif dan konfirmasi negative
Jawaban : BENAR
Alasan : Didalam konfimarsi pistang terdapat 2 jenis konfirmasi yaitu konfirmasi positif
dan konfirmasi negatif yang memiliki kegunaan masing-masing

8. Konfirmasi parang positif biasanya digunakan untuk klien yang jumlah saldo piutangnya
relatif kecil tetapi jumlah pelangganya (debitunya banyak dan meralcontrol-aya lemah
Jawaban : SALAH
Alasan Karena konfirmasi positif biasanya digunakan dalam keadaan saldo pantang per
pelanggan relatif besar dan konfirmasi negatif biasanya digunakan dalam keadaan saldo
per pintang terlalu kecil

9. Saldo piutang dan pelanggan yang menunjukkan "zero balance" atau yang sudah
dihapuskan, tidak perlu lagi dikirimkan konfirmasi piutang
Jawaban: SALAH
Alasan karena walaupun piutang sudah dihapuskan, tetap harus ada konfirmasi agar tidak
ada terjadi kesalahpahaman antara dua pihak

10. Validity, authenticity, dan collectibility dari pantang usaha bisa diperacta dengan
mengirimkan surat konfirmasi pintang positif
Jawaban:SALAH
8
Alasan: karena konfirmasi piutang positif digunakan dalam keadaan saldo pantang per
pelanggan relatif kecil, jumlah pelanggan sedikit, dan pengendalian intern piutang cukup

11. Pemeriksaan aging schedule dari putang usaha dilakukan dengan memeriksa sub buku
besar pautang usaha dan subiquent collection nya
Jawaban: BENAR
Alasan Perlu dijelaskan pada khen bahwa yang dicantumkan di kolom vubuquent
haruslah penagihan dari piutang usaha per tanggal laporan posisi keuangan jangan
tercampur dengan penagihan dari piutang usaha yant berasal dari penjualan setelah
tanggal laporan posisi keuangan.

12. Pemeriksaan subaquent collections dilakukan dengan memeriksa seluruh penerimaan kas
bank sesudah tanggal laporan posisi keuangan (nerace) sampai dengan tanggal selesamya
pemeriksaan lapangan
Jawaban: SALAH
Alasan pemeriksaan buku penerimaan kas bank bulan Jamuan sampai dengan mendekat
tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan Catat nomor buketi penerimaan kas bank dan
jumlahnya untuk pelunaan piutang yang berasal dari penjualan kredit di periode yang
diaudit.

13. Dalam melakukan compliance test atas penjualan yang biasa diambil sebagai sampel
adalah faktur penjualan
Jawaban: BENAR
Alasan karena dalam melakukan compliance test atas penjualan yang biasa diambil
sebagai sampel adalah faktur penjualan (sales invoice) atau delivery order

14. Contingent liability bisa timbul s ada wesel tagih yang jatuh temponya sesudah tanggal
laporan posisi kenagan (neraca), didiskontokan sebelum tanggal laporan posisi keuangan
(neraca)
Jawaban: BENAR
Alasan karena Contingent hability bisa timbul jika ada wesel tagih, yang jatuh tanggal
laporan posisi keuangan (neracs) temponya sesudah tanggal laporan posisi kanagan
(neraca), didiskontokan sebelum

9
15. Jika ada piutang yang di jadikan sebagai jaminan dan kredit yang diperoleh perusahaan
dari bank, hal tersebut harus dungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
Jawaban: BENAR
Alasan karena piutang yang dijadikan sebagai jaminan edit yang diperoleh perusahaan
dari bank berpengaruh dalam catatan atas laporan keuangan

10

Anda mungkin juga menyukai