Anda di halaman 1dari 4

SEBELUM BACA MATERI INI TOLONG BACA PALING BAWAH 

AUDIT PIUTANG DAGANG

a. Pengertian Piutang
Dalam istilah akuntansi, piutang kerap disebut dengan AR. Istilah ini berasal dari kata
“Account Receiveable”, terjemahan kata piutang dalam bahasa inggris. Pengertian
piutang sendiri bisa diterjemahkan sebagai salah satu jenis dari transaksi akuntansi yang
memiliki pengertian penagihan kepada konsumen yang telah berutang. Jadi, bisa
disimpulkan bahwa piutang adalah hak milik kita yang masih ada di tangan orang atau
pihak lain, baik berupa uang atau penjualan yang belum dibayar lunas.
b. Klasifikasi Piutang
1. Piutang usaha
 Piutang dagang
 Piutang jasa
2. Piutang non usaha
 Piutang karyawan
 Piutang deviden
 Piutang pendapatan yang masih harus diterima
 Piutang klaim asuransi
 Piutang wesel
 Piutang lain-lain
3. Prinsip Akuntansi Yang Diterima Umum Untuk Penyajian Piutang Pada Laporan
Posisi Keuangan
a. Piutang usaha harus disajikan dalam neraca sebesar jumlah yang harus ditagih.
b. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan piutang usaha, harus mencantumkan
pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutang usaha tersebut adalah jumlah
bersih.
c. Jika piutang usaha bersaldo material pada neraca harus disajikan rinciannya di
neraca atau dibuatkan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).
d. Piutang usaha yang bersaldo kredit terdapat pada kartu piutang pada tanggal
neraca disajikan dalam kelompok hutang lancar. 
e. Jika jumlahnya material, piutang non usaha harus disajikan terpisah dari piutang
usaha
4. Pengertian Piutang Dagang
Piutang dagang atau account receivable (AR) adalah hak atau tagihan dari sebuah
perusahaan kepada pihak lainnya yang akan ditagih sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Biasanya, hal ini terjadi ketika ada transaksi dari pihak perusahaan yang
menjual barang atau jasa kepada pelanggan secara kredit.
5. Tujuan Audit Piutang Dagang
Menurut Sukrisno Agoes (2004:173), tujuan audit atas piutang antara lain:
a. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang
baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.
b. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (ke otentikan) dari pada
piutang.
c. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup
tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
d. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang
timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes receivable)
e. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan.
6. Prosedur Audit Atas Piutang Dagang
Menurut Sukrisno Agoes (2004:176), prosedur audit piutang usaha antara lain:
a. Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang
dan penerimaan.
b. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang pertanggal neraca.Minta
aging shedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain menunjukkan
nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa
subsequent collections-nya.
c. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger
lalu totalnya ke general ledger.
d. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales
invoice.
e. Kirimkan konfirmasi piutang:
 Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirim surat
konfirmasi.
 Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi
negatif.
 Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di surat
konfirmasi.
 Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk
dicari perbedaannya.
 Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi
f. Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan
kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian
pemeriksaan lapangan (audit field work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai
subsequent collectionshanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode
yang sedang diperiksa.
g. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk
mengetahui kemungkinan adanya contingent liability.
h. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang
disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan terlalu kecil.
i. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain,
lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. Periksa apakah
barang-barang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim
per tanggal neraca. Kalau belum cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur
penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya.
j. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan
correspondence file untuk mengetahi apakah ada piutang yang dijadikan sebagai
jaminan.
k. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK
l. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.
buat ari, diva, yuyun, kak sarah dan kak vivi
hari ini aku gak bisa ikut buat tugas karena pembagian vaksin
sampai hari minggu dan jadwal itu belum ditentukan soalnya
gang didaerah perumahan ku ada banyak.
jadi kalau mau pakek makalah ini silahkan kalau gak pakek
juga gak papa tapi tetap info in aku ya 
aku ngambil materinya di google
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai