Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATERI KULIAH

“PEMERIKSAAN PIUTANG USAHA DAN PIUTANG LAINNYA”

Dosen Pengampuh :

Di susun oleh :

Nama :

Kelas : Akuntansi A

NIM :

UNIVERSITAS BOSOWA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

2021
PEMERIKSAAN PIUTANG USAHA DAN PIUTANG LAINNYA

Piutang merupakan harta perusahaan yang timbul karena terjadinya transaksi penjualan secara
kredit atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Dengan kata lain piutang
dapat diartikan semua tuntutan atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang atau barang
yang timbul akibat penjualan secara kredit yang terjadi dimasa yang lalu. Menurut PSAK no.9
“piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan atau penyerahan jasa dalam
rangka kegiatan usaha normal perusahaan, piutang usaha dan lain-lain yang diharapkan dalam
satu atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar”.

1. Prosedur pemeriksaan piutang usaha

Sukrisno Agoes (2004:176) menyarankan prosedur audit piutang usaha sebagai berikut:
1) Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang
dan penerimaan.
2) Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang pertanggal neraca.
3) Minta aging shedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain
menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan kalau
bisa subsequent collections-nya.
4) Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu
totalnya ke general ledger.
5) Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales
invoice.
6) Kirimkan konfirmasi piutang:
a) Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirim surat
konfirmasi.
b) Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi negatif.
c) Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di surat
konfirmasi.
d) Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk
dicari perbedaannya.
e) Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi
7) Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan
kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian
pemeriksaan lapangan (audit field work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai
subsequent collectionshanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode
yang sedang diperiksa.
8) Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk
mengetahui kemungkinan adanya contingent liability.
9) Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang
disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan terlalu kecil.
10) Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain,
lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. Periksa apakah
barang-barang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim
per tanggal neraca. Kalau belum cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur
penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya.
11) Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan
correspondence file untuk mengetahi apakah ada piutang yang dijadikan sebagai
jaminan.
12) Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK
13) Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.
2. Sifat dan Contoh Piutang
Menurut SAK (Standar Akuntansi Keuangan) ada dua jenis piutang berdasarkan
sumber terjadinya yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha adalah piutang
yang berasal dari penjualan barang dagangan atau jasa perusahaan secara kredit
sedangkan piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi diluar kegiatan
usaha normal perusahaan misalnya kelebihan penbayaran pajak. Contoh dari perkiraan-
perkiraan yang biaa digolongkan sebagai piutang yaitu :
-          Piutang usaha
-          Wesel tagih
-          Piutang pegawai
-          Piutang bunga
-          Uang muka
-          Uang jaminan (Refundable Deposit)
-          Piutang lain-lain
-          Penyisihan piutang tak tertagih (Allowance for Bad Debts)
Piutang dinyatakan : sejumlah tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang
tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti
dengan penyisihan untuk piutang yang tidak dapat ditagih. Piutang pemegang saham
dan piutang perusahaan afilisasi harus dilaporkan tersendiri karena memiliki sifat
yang berbeda. Jenis-jenis piutang dalam suatu perusahaan dapat berupa :
-          Piutang usaha (piutang dagang dan piutang jasa)
-          Piutang pegawai
-          Piutang direksi
-          Piutang pemegang saham
-          Piutang perusahaan afilisasi
-          Piutang lain-lain

3 Tujuan Pemeriksaan Piutang


1) Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang baik
atas piutang dan traksaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.
Jika internal control suatu perusahaan baik maka luas pemeriksaan dalam
substantif tes dapat dipersempit. Adapun ciri dari internal control yang baik terhadap
piutang antara lain:
-         Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara penjualan, pengiriman,
penagihan, pengotorisasi, pembuat faktur penjualan, dan yang melakukan
pencatatan.
-        Digunakannya formulir prenumbered
-         Digunakannya prise list dan setiap ada diskon harus mendapat persetujuan dari
pihak yang berwenang
-         Digunakannya buku pembantu piutang (kartu piutang) untuk masing masing
pelanggan yang selalu diupdate
-        Setiap akhir bulan dibuat analisa umur piutang ( aging schecule)
-          Setiap akhir bulan jumlah saldo piutang dari masing-masing pelanggan
dibandingkan dengan jumlah saldo piutang menurut buku besar
-          Setiap akhir bulan dikirim monthly statement of account kepada pelanggan
-          Uang kas, cek, giro yang diterima dari pelanggan harus disetor dalam jumlah
seutuhnya paling lambat keesokan harinya
-          Mutasi kredit direkening piutang (berasal dari retur penjualan dan
penghapusan piutang) harus diotorisasi oleh pejabat yang berwenang
-          Setiap pinjaman yang diberikan kepada pegawai, pemegang saham,
perusahaan afilisasi, dan direksi harus diotorisasi oleh pejabat yang berwenang
dan didukung oleh bukti-bukti yang lengkap serta dijelaskan apakah dikenai
bunga atau tidak.
2) Untuk memeriksa keabsahan (validity) dan keotentikan (authenticity) dari pada
piutang
Maksud dari validity yaitu apakah piutang itu sah, masih berlaku, dan diakui oleh
yang mempunyai utang. Sedangkan maksud dari authenticity yaitu piutang harus
didukung oleh bukti-bukti otentik seperti sales order, delivery order yang sudah
ditandatangi oleh pelanggan dan faktur penjualan.
3) Untuk memeriksa collectability (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup
tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
Jika allowance terlalu tinggi : piutang disajikan terlalu kecil (understated), biaya
terlalu besar (overstated), laba rugi terlalu kecil
Jika allowance terlalu kecil : piutang disajikan overstated, biaya understated, dan laba
rugi overstated
4) Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul
karena pendiskontoan wesel tagih (notes reccivable)
Jika ada wesel tagih yang didiskontokan ke bank sebelum tanggal tajuh tempo maka
harus diungkapkan adanya contingent liability dari pendiskontoan wesel tagih
tersebut karna jika pada tanggal jatuh tempo sipenarik wesel tagih tidak sanggup
melunasi wesel tagih tersebut maka perusahaanlah yang harus melunasi wesel tagih
itu beserta bunganya.
5) Untuk memeriksa apakah penyajian piutang dineraca sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umu di Indonesia (SAK). Syarat-syaratnya sebagai berikut :
-         Piutang usaha, wesel tagih dan piutang lain-lain harus disajikan secara terpisah
dengan identifikasi yang jelas
-         Piutang disajikan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi taksiran jumlah yang
tidak dapat ditagih
-         Saldo kredit piutang individual jika jumlahnya material harus disajikan dalam
kelompok kewajiban
-         Jumlah piutang yang dijaminkan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan
-         Kewajiban bersyarat dalam hubungannya dengan penjualan piutang yang
disertai perjanjian untuk dibeli kembali (kepada suatau lembaga keuangan) harus
dijelaskan secukupnya
-         Piutang pegawai, piutang direksi, piutang pemegang saham, dan piutang
perusahaan afilisasi harus dilaporkan tersendiri dan dijelaskan apakah kena bunga
atau tidak.

Kesimpulan
Tujuan Audit Piutang untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern
(internal control) yang baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan
penerimaan kas . Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (ke
otentikan) dari pada piutang. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan
tertagihnya) piutang dan cukup tidaknya perkiraan allowance for bad debts
(penyisihan piutang tak tertagih). Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat
(contingent liability) yang timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes
receivable). Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di  Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan.
DAFTAR PUSTAKA:

https://mynewikshanhasantgm.blogspot.com/2019/10/makalah-auditing-ii-
pemeriksaan-piutang.html

https://anandakeyy.blogspot.com/2019/10/pemeriksaan-piutang-usaha-dan-
piutang.html

Anda mungkin juga menyukai