Anda di halaman 1dari 9

“RUANG LINGKUP AUDIT PIUTANG”

DOSEN PEMBIMBING :

Azwirman, Dr,SE. M.Acc., CPA

DISUSUN OLEH :

Firman Hidayat (185310891)

AKUNTANSI S1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

TAHUN 2020
1. Sifat dan contoh Piutang
a. Sifat piutang, menurut SAK :
Digolongkan menurut sumber terjadinya :
 Piutang usaha = timbul dari penjualan barang dagangan atau jasa
secara kredit
 Piutang lain-lain = timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha normal
perusahaan
 Piutang usaha dan Piutang lain-lain yang diharapkan bisa ditagih
dalam waktu satu tahun = piutang lancer
 Piutang dinyatakan sebesar = jumlah tagihan dikurangi dengan
taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih
 Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca, diikuti
penyisihan untuk piutangyang tidak dapat ditagih
 Perkiraan piutang pemegang saham dan piutang perusahaan afiliasi
harus dilaporkantersendiri (tidak digabung dengan perkiraan
piutang), karena sifatnya yang berbeda.
b. Contoh Piutang :
 Piutang usaha
 wesel tagih
 piutang pegawai
 piutang bunga
 uang muka
 uang jaminan
 penyisihan piutang tak mtertagih
 piutang lain-lain.
2. Pengendalian Intern atas Piutang

Pada prinsipnya sistem pengendalian harus meminimalkan dan mendeteksi


serta memperbaiki kesalahan ketika terjadi. Pelaksanaan sistem pengendalian intern
untuk piutang harus menghasilkan suatu kepastian bahwa semua transaksi piutang
telah dibukukan dan dapat dipertanggung jawabkan. Pengendalian intern terhadap
piutang dimulai dari penerimaan order penjualan terus ke persetujuan atas order,
persetujuan pemberian kredit, pengiriman barang, pembuatan faktur, verifikasi faktur,
pembukuan piutang, penagihan piutang, yang akhirnya akan mempengaruhi saldo kas
atau bank. Dalam hal ini harus diperhatikan pula retur penjualan secara periodik harus
dibuat perincian piutang menurut golongan usianya untuk menentukan tindakan apa
yang perlu dilakukan dan menilai apakah bagian kredit dan bagian inkaso telah
bekerja dengan efisien. adapun sistem pengendalian intern atas piutang secara
keseluruhan antara lain sebagai berikut :

 Memisahkan fungsi pegawai atau bagian yang menangani transaksi penjualan


(operasi) dari “ Fungsi Akuntansi Untuk Piutang “
 Pegawai yang menangani akuntansi piutang, harus dipisahkan dari fungsi
penerimaan hasil tagihan piutang
 Semua transaksi pemberian kredit, pemberian potongan dan penghapusan
piutang, harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang.
 Piutang harus dicatat dalam buku-buku tambahan piutang (Accounts
Receivable Subsidiary Ledger)
 Perusahaan harus membuat daftar piutang berdasarkan umurnya (Aging
Schedule).
3. Tujuan Pemeriksaan Piutang
a) Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas, dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
 adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab yang melakukan
penjualan, mengirimkan barang, melakukan penagihan, memberikan
otorisasi atas penjualan kredit, membuat faktur penjualan dan
melakukan pencatatan.
 formulir yang digunakan bernomor urut tercetak (prenumbered)
 Digunakan price list (daftar harga jual)
 Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang (account
receivable subledger card)
 setiap akhir bulan: dibuat aging schedule piutang (analisa umur
piutang), saldo piutangsetiap pelanggan dibandingkan (direconcile)
dengan saldo piutang menurut buku besar dansetiap pelanggan dikirim
monthly statement of account
 Uang kas, check atau giro yang diterima dari pelanggan harus disetor
dalam jumlahseutuhnya (intact)
 Mutasi kredit diperkiraan piutang (buku besar dan sub buku besar)
yang berasal dari retur penjualan dan penghapusan harus diotorisasi
oleh pejabat berwenang.
 Setiap pinjaman yang diberikan kepada pegawai, direksi, pemegang
saham dan perusahaanafiliasi harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan
yang berwenang.
 untuk memeriksa validity (keabsahan) dan auhenticity (ke ontetikan)
piutang
 Validity : apakah piutang itu sah, masih berlaku (diakui oleh yang
mempunyai utang)
 Authenticity : apakah piutang itu didukung oleh bukti yang otentik
yang ditandatangi pelangganl.
 Untuk memeriksa collectibility dan cukup tidaknya perkiraan
allowance for bad debts
 Collectibility : kemungkinan tertagihnya piutang (dalam neraca)
 Allowance for bad debts : jumlah yang diperkirakan tidak bisa
ditagih, harus dibuatkan penyisihan dalam jumlah yang cukup, jika
sudah pasti tidak bisa ditagih harus dihapuskano.
 Allowance terlalu besar :piutang disajikan terlalu kecil (understated) ,
biaya penyisihan piutang terlalu besar (overstated) , laba rugi
understated
 Allowance terlalu kecil : piutang yang disajikan overstated , biaya
penyisihan piutang understated , laba rugi overstated
b) Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang
timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes receivable)
Wesel tagih yang didiskontokan ke bank sebelum tanggal jatuh tempo, harus
diungkapkansebagai contingent liability pada tanggal neraca.
c) Untuk memeriksa apakah penyajian di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umumdi Indonesia, sebagai berikut:
 Piutang usaha, wesel tagih dan piutang lain-lain harus disajikan secara
terpisah.bn
 Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi taksiran
jumlah yang tidak dapatditagih.
 Saldo kredit piutang individual, jika jumlahnya material harus
disajikan dalam kelompok kewajiban
4. Prosedur Pemeriksaan Piutang
Meurut Sukrisno Agoes (2004:176), prosedur audit piutang usaha antara lain:
1) Pelajari dan e4aluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan,
piutang dan penerimaan.
2) Buat top Schedule dan Supporting Schedule piutang pertanggal neraca
minta aging shedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain
menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang
dan kalau bisa subsequent collections-nya.
3) Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke
subledger lalu totalnya kegeneral ledger.
4) Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan
sales invoice.
5) Kirimkan konfirmasi piutang
 Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan
dikirim surat konfirmasi.
 Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau
konfirmasi negatif.
 Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di
surat konfirmasi.
 Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada
klien untuk dicari perbedaannya.
 Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi.
6) Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti
penerimaan kas untuk periodesesudah tanggal neraca sampai mendekati
tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field work). Perhatikan
bahwa yang dicatat sebagai subsequent collections hanyalah yang
berhubungan dengan penjualan dari periode yang sedang diperiksa.
7) Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan
untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability.
8) Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah
jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu
besar dan terlalu kecil.
9) Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan
lain-lain, lebih kurang (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca.
Periksa apakah barang-barang yang dijual melalui invoice sebelum
tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal neraca. kalau belum cari tahu
alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa,
yang dibatalkan dalam periode berikutnya..
10) Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan
correspondence fileuntuk mengetahi apakah ada piutang yang dijadikan
sebagai jaminan..
11) Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
12) Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa
5. Kertas Kerja Pemeriksaan ( Documentation)

Catatan: Syarat pengiriman barang adalah FOB Shipping point Point, penjualan
dicatat. Pendapatan diakui pada saat barang dikirim ke pembeli.

Kesimpulan: Setelah memeriksa transaksi penjualan, lebih kurang dua minggu


sebelum dan sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca). Kami tidak
menemukan adanya pergeseran pencatatan penjualan. Karena itu kami menyimpulkan
bahwa penjualan sudah dicatat dalam periode yang benar.

Vo: Periksa DO, SI dan perhitungan matematisnya. Selain itu periksa pencatatan di
buku penjualan dan posting ke kartu piutang dan stock card.
Contoh Working Paper Piutang

Dan bila komponen-komponen working paper tersebut disatukan, maka bentuknya


adalah seperti di bawah ini:
Sumber Rujukan :

Auditing, Sukrisno Agoes, Penerbit Salemba Empat

Arens, Alvin A., James K. Loebbecke. 1995. Auditing: Suatu Pendekatan Terpadu.
Edisi Keempat. Erlangga: Jakarta Mulyadi. 2002.

Auditing. Edisi Keenam. Salemba Empat. Jakarta

https://www.academia.edu/31553106/AUDIT_PIUTANG

http://memebali.blogspot.com/2013/05/auditing-dan-atestasi-prosedur-audit_28.html

http://melatiarya.blogspot.com/2013/01/pengendalian-internal-piutang-usaha.html

https://manajemenkeuangan.net/kertas-kerja-audit/

Anda mungkin juga menyukai