SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR BONGAYA 2023 A. SIFAT DAN CONTOH PIUTANG Standar Akuntansi Keuangan menggolongkan Piutang, menurut sumber terjadinya, dalam dua kategori yaitu Piutang Usaha dan Piutang lain-lain. Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan secara kredit. Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan piutang usaha dan piutang lain-lainyang bisa ditagih dalam satu tahun atau kurang diklasifikasikan sebagai piutang lancar.
B. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES)
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas. 2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (keotentikan) dari pada piutang. 3. Untuk memeriksa collectability (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih) 4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contigent liability)yang timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes recivable) 5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang dilaporan posisi keuangan (neraca) sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan SAK ETAP.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 124,129):
Penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang dibentuk sebesar estimasi kerugian yang tidak dapat ditagih. Penurunan nilai ditentukan dengan memperhatikan anatar lain pengalaman, prospek industry, prospek usaha, kondisis keuangan dengan penekanan pada arus kas, kemampuan membayar debitor, dan agunan yang dikuasai. Jika estimasi nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual melebihi jumlah tercatat aset maka estimasi harus menaikkan jumlah tercatat aset tersebut ke nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Kenaikan jumlah tercatat aset yang dapat diatribusikan pada pemuliahn kerugian penurunan niali aset tidak boleh melebihi jumlah tercatat yang telah ditentukan (nilai bersih dari amortisasi atau penyusutan) tanpa kerugian penurunan nilai yang diakui pada periode lalu. Selain itu piutang pegawai, piutang direksi, pemegang saham, piutang perusahaan afiliasi harus dilaporkan tersendiri dan dijelaskan apakah dikenakan bunga atau tidak. C. PROSEDUR PEMERIKSAAN (AUDIT PROCEDURES) PIUTANG USAHA YANG DISARANKAN 1. Pahami dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas 2. Buat top schedule dan supporting schedule piutang per tanggal laporan posisi keuangan neraca. 3. Minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal neraca yang antara lain menunjukkan nama pelanggan, saldo piutang, umur piutang dan subsequent cillectionnya. Selain itu perlu juga diminta rincian piutang pegawai, wesel tagih, uang muka dan lain-lain per tanggal neraca. 4. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger. 5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan salesinvoice. 6. Kirimkan konfirmasi piutang. 7. Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan untuk periode setelah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan audit. 8. Periksa apakah ada wesel tagih yang didiskontokan untuk mengetahuai kemungkinan adanya contingent liability. 9. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. 10. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain, lebih kurang 2 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. 11. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank dan correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yg disajikan sebagai jaminan. 12. Lakukan prosedur analisi terhadap piutang dan penjualan 13. Periksa apakah penyajian piutang di laporkan posisi keuangan (neraca) dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS). 14. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa Konfirmasi Piutang Usaha Tujuan utama konfirmasi bisnis adalah untuk memenuhi lokasi keberadaan, ketelitian, dan batas-batas. Konfirmasi eksternal adalah bukti audit yang diperoleh sebagai suatu proses tertulis langssung kepada auditor dari pihak ketiga (pihak yang dikonfirmasi), baik dalam bentuk kertas, elektronik, atau lainnya. Ketentuan dalam standar audit a) Bukti audit lebih andal ketika entitas b) Bukti audit yg diperoleh secara langsung oleh auditor lebih dan bukti audit yg diperoleh tidak secara langsung atau melalui penarikan simpulan c) Bukti audit lebih andal dalam format dokumen baik dalam bentuk kertas, elektronik, atau media lainnya. Jenis-jenis konfirmasi 1) Konfirmasi positif 2) Konfirmasi negative Saat pengiriman konfirmasi Ukuran sampel untuk konfirmasi Pemeriksaan alamat dan pengawasan atas konfismasi Tindak lanjut atas konfirmasi tak berjawab Analisis selisih Menarik kesimpulan