Anda di halaman 1dari 5

Nama : Diah Oktaviani

Nim : 1802110114
UTS AUDIT 2
10 November 2020

Soal :

1. Didalam melaksanakan audit terhadap siklus pendapatan, auditor perlu melakukan


penilaian resiko pengendalian. Sebutkan beberapa sumber pengetehuan yang dapat
dijadikan referensi untuk penilaian resiko dimaksud, dan apa tujuan auditor melakukan
penilaian terhadap pengendalian internal klien, dan distandar mana hal ini diatur.
Jawaban :
Sumber refrensi pengetahuan :
• Remitance advice
• Prelisting penerimaan kas
• File transaksi penerimaan kas
• Jurnal penerimaan kas
Tujuannya adalah membantu auditor dalam melakukan penilaian tentang resiko salah saji
laporan keuangan yang materian dan untuk menentukan apakah pengendalian telah
berjalan sesuai dengan yang telah di rencanakan dan orang yang melaksanakan memiliki
kewenangan kualifikasi yang di perlukan
Standar yang digunakan adalah SA 265

2. Seorang auditor sedang mengaudit piutang dari klien (PT.Ada-Ada Saja). Klien
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan. Auditor menyadari bahwa
konfirmasi piutang usaha adalah prosedur audit yang mandatori. Diminta:
a. Dalam situasi bagaimana auditor membenarkan pengabaian konfirmasi piutang
usaha
b. Dalam merancang permintaan konfirmasi, faktor-faktor apa yang mungkin
mempengaruhi penilaian auditor atas reliabilitas konfirmasi yang dikirimkan oleh
auditor.
c. Prosedur alternatif apa yang akan dipertimbangkan auditor untuk dilaksanakan
apabila jawaban atas permintaan konfirmasi positif tidak diterima.
Jawaban :
a. Dinyatakan antara persyaratan standar auding A.S dan internasional . PCAOB
juga mempertimbangkan perubahan pada standar auditing yang dapat memperluas
pengguna konfirmasi dengan mengeliminasi pengecualian potensial yang
dinyatkan sebelumnya dan denagn memperluas jenis0jenis yang harus di
konfirmasi
b. Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi penilaian auditor atas reliabilitas
konfirmasi yang dikirimkan oleh auditor adalah materialitas total piutang usaha,
jumlah dan ukuran setiap piutang, resiko pengendalian, resiko inheren,
keefektifan konfirmasi sebagai bukti audit, dan ketersediaan bukti audit lainnya
c. Konfirmasi negative

3. Untuk melakukan prosedur awal pada pengujian substantif siklus pendapatan, auditor
perlu melakukan pemahaman terhadap Client business (usaha-usaha klien) dan Akun
Piutang usaha. Jelaskan bagaimana caranya dan prosedur-prosedur audit apa saja yang
dapat dilakukan oleh auditor.
Jawaban :
Prosedur audit dilaksanakan dalam 5 tahap :
1. Prosedur Audit Awal.
Auditor menempuh prosedur audit awal dengan cara melakukan rekonsiliasi antara
informasi piutang usaha yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang
mendukungnya. Auditor melakukan 6 prosedur audit berikut ini dalam melakukan
rekonsiliasi informasi piutang usaha di neraca dengan catatan akuntansi yang
bersangkutan :

1. Usut saldo piutang yang tercantum di neraca ke saldo akun piutang usaha yang
bersangkutan di dalam buku besar.
2. Hitung kembali saldo akun piutang di dalam buku besar.
3. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha.
4. Usut saldo awal akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha
ke kertas kerja tahun yang lalu.
5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun piutang ke dalam jurnal yang
bersangkutan.
6. Lakukan rekonsiliasi akun control piutang di dalam buku besar ke buku
pembantu piutang yang bersangkutan.

2. Prosedur Analitik.
Pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien
dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu, auditor
melakukan perhitungan berbagai ratio. Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian
dibandingkan dengan harapan auditor. Pembandingan ini membantu auditor untuk
mengungkapkan : (1) peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, (2) perubahan akuntansi,
(3) perubahan usaha, (4) fluktuasi acak, atau (5) salah saji.

3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci.

1) Periksa sample transaksi yang tercatat dalam akun piutang usaha ke dokumen
yang mendukung timbulnya transaksi tersebut.
a. Periksa pendebitan akun piutang ke dokumen pendukung : faktur penjualan,
laporan pengiriman barang, dan order penjualan.
b. Periksa pengkreditan akun piutang ke dokumen pendukung : bukti kas masuk,
memo kredit untuk retur penjualan atau penghapusan piutang.
2) Lakukan verifikasi pisah batas (cuttof) transaksi penjualan dan retur penjualan.
a. Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha dalam minggu
terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
b. Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya piutang usaha dalam minggu
terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
c. Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penerimaan kas.

4. Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci.

Tujuan pengujian ini adalah untuk memverifikasi keberadaan atau keterjadian,


kelengkapan, hak kepemilikan, dan penilaian.
1) Lakukan Konfirmasi Piutang , ada 3 tahap yang harus ditempuh auditor dalam
mengirimkan surat konfirmasi kepada debitur :
• Tentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan,
• Pilih debitur yang akan dikirimi surat konfirmasi,
• Kirimkan surat konfirmasi.
(1) Tentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan.
Dua metode konfirmasi piutang yang dapat digunakan auditor :
a) metode konfirmasi positif, adalah metode konfirmasi yang auditor meminta
jawaban penegasan dari debitur, baik dalam hal kesesuaian maupun ketidaksesuaian
antara saldo utang debitur menurut catatan akuntansinya dengan saldo utangnya yang
tercantum di dalam surat konfirmasi tersebut. Metode ini umumnya digunakan jika
auditor menghadapi situasi : saldo piutang klien kepada debitur secara individual
berjumlah besar, auditor mempunyai dugaan bahwa terdapat banyak akun piutang usaha
yang disengketakan antara klien dengan debitur nya atau terdapat ketidaktelitian atau
kecurangan saldo akun piutang usaha.
b) metode konfirmasi negatif, adalah metode konfirmasi yang auditor meminta
jawaban penegasan dari debitur hanya jika terdapat ketidaksesuaian antara saldo utang
debitur menurut catatan akuntansinya dengan saldo utangnya yang tercantum di dalam
surat konfrmasi tersebut. Metode ini umumnya digunakan auditor jika : pengendalian
intern terhadap piutang usaha dinilai baik oleh auditor, akun piutang klien berjumlah
banyak dengan saldo piutang usaha yang secara individual kecil, auditor memperkirakan
bahwa debitur yang menerima konfirmasi tidak akan menaruh perhatian terhadap surat
konfirmasi yang diterimanya.
(2) Kirimkan surat konfirmasi kepada debitur.
a) Auditor meminta klien untuk mengirimkan surat konfirmasi kepada debitur.
b) Klien mengirim surat konfirmasi kepada debitur.
c) Debitur mengirim langsung jawaban atas surat konfirmasi kepada auditor.
(3) Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha.
(4) Periksa dokumen yang mendukung pencatatan penerimaan kas dari debitur yang
terjadi setelah tanggal neraca.
(5) Periksa dokumen pendukung timbulnya piutang usaha.
(6) Periksa jawaban konfirmasi bank.
(7) Mintalah surat representasi piutang dari klien.

2) Lakukan Evaluasi Terhadap Kecukupan Cadangan Kerugian Piutang Usaha Yang


Dibuat Oleh Klien
(1) Hitung kembali cadangan kerugian piutang usaha yang dibuat oleh klien.
(2) Periksa penentuan umur piutang usaha yang dibuat oleh klien.
(3) Bandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang tercantum di neraca tahun yang
diaudit dengan cadangan tersebut yang tercantum di neraca tahun sebelumnya.
(4) Periksa catatan kredit untuk debitur yang utang nya telah kadaluwarsa.

5. Verifikasi Terhadap Penyajian Dan Pengungkapan

1) Bandingkan Penyajian Piutang Usaha Dengan Penyajian Menurut Prinsip Akuntansi


Berterima Umum
(1) Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak
lancer.
(2) Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang
nonusaha.
(3) Tentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antar pihak yang
memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, piutang yang telah
dianjakkan (factored account receivable) ke perusahaan anjak piutang.

4. Jelaskan , apakah tanggung jawab auditor untuk mengkonfirmasi hutang usaha sama
dengan konfirmasi piutang usaha?
Jawaban :
Konfirmasi Utang Usaha Berbeda dengan konfirmasi piutang usaha, pengiriman
konfirmasi dalam audit terhadap utang usaha tidak memupakan prosedur yang harus
dilakukan auditor. Prosedur ini bersifat opsional karena (1) konfirmasi tidak dapat
menjamin bahwa utang yang tidak dicatat akan dapat dideteksi dan (2) bukti eksternal
berupa faktur dan laporan bulanan dari penjualan biasanya sudah tersedia untuk sebagian
besar utang. Konfirmasi utang usaha dianjurkan bila risiko deteksi rendah dan apabila
terdapat saldo utang individual yang besar jumlahnya atau perusahaan mengalami
kesulitan dalam hal memenuhi kewajibannya. Auditor harus mengawasi pembuatan dan
pengiriman konfirmasi dan harus menerima jawaban secara langsung dari responden.
Apabila prosedur konfirmasi akan dijalankan, maka dalam memilih sampel yang akan
dikirim konfirmasi, auditor harus mengikutsertakan utang- utang bersaldo nol atau
besaldo kecil, karena klien cenderung untuk melakukan kurang saji dan hal itu besar
kemungkinan telah dilakukan pada pada utang yang dalam laporan terlibat yang bersaldo
nol atau kecil. Selain itu, konfirmasi juga hendaknya dikirim kepada pemasok-pemasok
d\besar yang (1) digunakan tahun lalu, tetapi tidak nampak pada tahun ini (2) tidak
mengirim laporan bulanan. Dalam konfirmasi utang usaha, auditor menghendaki agar
kreditur yang menyebutkan jumlah terutang karena jumlah itu akan direkonsiliasi dengan
jumlah menurut catatan klien. Perlu diperhatikan pula bahwa auditor meminta informasi
mengenai komitmen pembelian dari klien dan jaminan atas uang.

Anda mungkin juga menyukai