Nim : 1802110114
UTS AUDIT 2
10 November 2020
Soal :
2. Seorang auditor sedang mengaudit piutang dari klien (PT.Ada-Ada Saja). Klien
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan. Auditor menyadari bahwa
konfirmasi piutang usaha adalah prosedur audit yang mandatori. Diminta:
a. Dalam situasi bagaimana auditor membenarkan pengabaian konfirmasi piutang
usaha
b. Dalam merancang permintaan konfirmasi, faktor-faktor apa yang mungkin
mempengaruhi penilaian auditor atas reliabilitas konfirmasi yang dikirimkan oleh
auditor.
c. Prosedur alternatif apa yang akan dipertimbangkan auditor untuk dilaksanakan
apabila jawaban atas permintaan konfirmasi positif tidak diterima.
Jawaban :
a. Dinyatakan antara persyaratan standar auding A.S dan internasional . PCAOB
juga mempertimbangkan perubahan pada standar auditing yang dapat memperluas
pengguna konfirmasi dengan mengeliminasi pengecualian potensial yang
dinyatkan sebelumnya dan denagn memperluas jenis0jenis yang harus di
konfirmasi
b. Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi penilaian auditor atas reliabilitas
konfirmasi yang dikirimkan oleh auditor adalah materialitas total piutang usaha,
jumlah dan ukuran setiap piutang, resiko pengendalian, resiko inheren,
keefektifan konfirmasi sebagai bukti audit, dan ketersediaan bukti audit lainnya
c. Konfirmasi negative
3. Untuk melakukan prosedur awal pada pengujian substantif siklus pendapatan, auditor
perlu melakukan pemahaman terhadap Client business (usaha-usaha klien) dan Akun
Piutang usaha. Jelaskan bagaimana caranya dan prosedur-prosedur audit apa saja yang
dapat dilakukan oleh auditor.
Jawaban :
Prosedur audit dilaksanakan dalam 5 tahap :
1. Prosedur Audit Awal.
Auditor menempuh prosedur audit awal dengan cara melakukan rekonsiliasi antara
informasi piutang usaha yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang
mendukungnya. Auditor melakukan 6 prosedur audit berikut ini dalam melakukan
rekonsiliasi informasi piutang usaha di neraca dengan catatan akuntansi yang
bersangkutan :
1. Usut saldo piutang yang tercantum di neraca ke saldo akun piutang usaha yang
bersangkutan di dalam buku besar.
2. Hitung kembali saldo akun piutang di dalam buku besar.
3. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha.
4. Usut saldo awal akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha
ke kertas kerja tahun yang lalu.
5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun piutang ke dalam jurnal yang
bersangkutan.
6. Lakukan rekonsiliasi akun control piutang di dalam buku besar ke buku
pembantu piutang yang bersangkutan.
2. Prosedur Analitik.
Pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien
dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu, auditor
melakukan perhitungan berbagai ratio. Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian
dibandingkan dengan harapan auditor. Pembandingan ini membantu auditor untuk
mengungkapkan : (1) peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, (2) perubahan akuntansi,
(3) perubahan usaha, (4) fluktuasi acak, atau (5) salah saji.
1) Periksa sample transaksi yang tercatat dalam akun piutang usaha ke dokumen
yang mendukung timbulnya transaksi tersebut.
a. Periksa pendebitan akun piutang ke dokumen pendukung : faktur penjualan,
laporan pengiriman barang, dan order penjualan.
b. Periksa pengkreditan akun piutang ke dokumen pendukung : bukti kas masuk,
memo kredit untuk retur penjualan atau penghapusan piutang.
2) Lakukan verifikasi pisah batas (cuttof) transaksi penjualan dan retur penjualan.
a. Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha dalam minggu
terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
b. Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya piutang usaha dalam minggu
terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
c. Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penerimaan kas.
4. Jelaskan , apakah tanggung jawab auditor untuk mengkonfirmasi hutang usaha sama
dengan konfirmasi piutang usaha?
Jawaban :
Konfirmasi Utang Usaha Berbeda dengan konfirmasi piutang usaha, pengiriman
konfirmasi dalam audit terhadap utang usaha tidak memupakan prosedur yang harus
dilakukan auditor. Prosedur ini bersifat opsional karena (1) konfirmasi tidak dapat
menjamin bahwa utang yang tidak dicatat akan dapat dideteksi dan (2) bukti eksternal
berupa faktur dan laporan bulanan dari penjualan biasanya sudah tersedia untuk sebagian
besar utang. Konfirmasi utang usaha dianjurkan bila risiko deteksi rendah dan apabila
terdapat saldo utang individual yang besar jumlahnya atau perusahaan mengalami
kesulitan dalam hal memenuhi kewajibannya. Auditor harus mengawasi pembuatan dan
pengiriman konfirmasi dan harus menerima jawaban secara langsung dari responden.
Apabila prosedur konfirmasi akan dijalankan, maka dalam memilih sampel yang akan
dikirim konfirmasi, auditor harus mengikutsertakan utang- utang bersaldo nol atau
besaldo kecil, karena klien cenderung untuk melakukan kurang saji dan hal itu besar
kemungkinan telah dilakukan pada pada utang yang dalam laporan terlibat yang bersaldo
nol atau kecil. Selain itu, konfirmasi juga hendaknya dikirim kepada pemasok-pemasok
d\besar yang (1) digunakan tahun lalu, tetapi tidak nampak pada tahun ini (2) tidak
mengirim laporan bulanan. Dalam konfirmasi utang usaha, auditor menghendaki agar
kreditur yang menyebutkan jumlah terutang karena jumlah itu akan direkonsiliasi dengan
jumlah menurut catatan klien. Perlu diperhatikan pula bahwa auditor meminta informasi
mengenai komitmen pembelian dari klien dan jaminan atas uang.