Anda di halaman 1dari 2

Muhammad Al Amin

1802110455

UTS AUDIT 2

1. Berikut beberapa sumber yang dapat dijadikan referensi dalam penilaian resiko : Prelisting
penerimaan Kas, Remitance Advice, Jurnal penerimaan kas, File transaksi penerimaan kas atau
listing.

Dan tujuan auditor melakukan penilaian terhadap pengendalian internal klien adalah untuk
membantu auditor dan membuat penilaian tentang risiko salah sajı laporan keuangan yang
material dan untuk menentukan apakah pengendalian telah berjalan sesuai dengan yang telah
direncanakan dan orang yang melaksanakan punya kewenangan kualifikasi yang diperlukan.

Hal ini diatur dalam Standar Audit (SA) 265

2. A. Auditor membenarkan pengabaian konfirmasi piutang usaha dalam kondisi pengecualian


pontensial yang dinyatakan sebelumnya dan dengan memperluas jenis jenis piutang yang harus
dikonfirmasi

B. Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi penilaian auditor atas reliabilitas konfirmasi yang
dikirimkan oleh auditor adalah materialitas total piutang usaha, jumlah dan ukuran setiap piutang,
resiko pengendalian, resiko inheren, keefektifan konfirmasi sebagai bukti audit, dan ketersediaan
bukti audit lainnya

C. Prosedur alternatif yang akan dipertimbangkan auditor untuk dilaksanakan apabila jawaban
atas permintaan konfirmasi positif tidak diterima adalah dengan membuat konfirmasi negatif
yang isinya meminta respon tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan

3. Berikut cara-cara dan prosedur audit Untuk melakukan prosedur awal pada pengujian substantif
siklus pendapatan yang dapat dilakukan oleh auditor.

Auditor menempuh prosedur audit awal dengan melakukan rekonsiliasi antara informasi piutang
usaha yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansiyang mendukungnya. Rekonsiliasi ini
penting untuk dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi piutang usaha
yang dicantumkan di neraca didukung oleh catatan akuntansi yang andal. Oleh karena itu, auditor
melakukan 6 prosedur berikut ini:

a. Usut saldo piutang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun piutang usaha yang
bersangkutan di dalam buku besar.

b. Hitung kembali saldo akun piutang usaha di dalam buku besar, dengan cara menambah saldo
awal dengan jumlah pendebitan dan menguranginnya dengan jumlah kreditan akun tersebut.

c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun
Piutang Usaha dan akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha. Dengan melakukan hal ini bisa
Muhammad Al Amin
1802110455

mengetahui kecurangan dalam transaksi penjualan kredit dan transaksi yang mengurangi piutang
usaha (retur penjualan dan penghapusan piutang).

d. Usut saldo awal akun Piutang Usaha dan akun Cadangan Kerugian Piutang ke kertas kerja
tahun lalu. Kerta kerja tahun lalu dapat menyediakan informasi tentang berbagai koreksi yang
diajukan oleh auditor dalam audit tahun yang lalu, sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak
lanjut yang telah ditempuh oleh klien dalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor
tersebut.

e. Usut posting pendebitan aun Piutang Usaha ke dalam jurnal yng bersangkutan.

f. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol piutang usaha dalam buku besar ke buku pembantu piutang
usaha.

4. Tanggung jawab auditor untuk mengkonfirmasi hutang usaha tidak sama dengan konfirmasi
piutang usaha karena, pengiriman konfirmasi dalam audit terhadap utang usaha tidak memupakan
prosedur yang harus dilakukan auditor. Prosedur ini bersifat opsional karena (1) konfirmasi tidak
dapat menjamin bahwa utang yang tidak dicatat akan dapat dideteksi dan (2) bukti eksternal
berupa faktur dan laporan bulanan dari penjualan biasanya sudah tersedia untuk sebagian besar
utang. Sedang konfirmasi piutang usaha dianjurkan bila risiko deteksi rendah dan apabila terdapat
saldo utang individual yang besar jumlahnya atau perusahaan mengalami kesulitan dalam hal
memenuhi kewajibannya. Auditor harus mengawasi pembuatan dan pengiriman konfirmasi dan
harus menerima jawaban secara langsung dari responden.

Anda mungkin juga menyukai