Anda di halaman 1dari 2

CONTOH KASUS

Pada tanggal 25 November 1995, Comptronix Corpotian mengumumkan bahwa anggota tim manajemen
seniornya melaporkan lebih saji atas laba dan bahwa aka nada penyesuaian yang material terhadap
laporan keuangan yang diaudit tahun sebelumnya. Dalam investigasi berikutnya, SEC menetapkan
bahwa CEO, COO, dan controller / treasurer Comptonix telah melakukan kolusi melaporkan lebih saji
aktiva dan laba dengan membukukan penjualan, piutang usaha, dan pembelian kredit atas peralatan
secara fiktif. Inti dari kecurangan adalah penggunaan utang usaha fiktif atas pembelian atas peralatan
yang besar untuk melebih sajian aktiva tetap dan menyembunyikan penjualan fiktif.

Eksekutif senior mengakali pengendalian internal comptronix yang ada dengan melewati department
pembelian dan penerimaan sehingga tidak ada orang di Comptronix yang akan mengungkapkan skema
tersebut. Para karyawan biasanya meninggalkan jejak kertas yang cukup ekstensif untuk pembelian
peralatan. Pengendalian internal terhadap transaksi akuisisi dan pengeluaran kas umumnya
memerlukan pesanan pembelian, laporan penerima adalah faktur vendor sebelum pembayaran dapat
diotorisasi oleh Chief Operating Officer atau bendahara, yang keduanya terlibat dalam kecurangan
tersebut

Sebagai akibatnya, para eksekutif itu mampu melewati pengendalian terhadap pengeluaran kas dan
mengotorisasi pembayaran atas pembelian fiktif tanpa membuat dokumen apapun untuk transaksi fiktif.
Perusahaan juga menciptakan penjualan fiktif dan piutang yang terkait. Perusahaan mengeluarkan cek
untuk membayar transaksi pembelian fiktif itu. Cek tersebut kemudian disetorkan Kembali ke dalam
akun perusahaan dan dicatat sebagai penagihan atas piutang fiktif tersebut tampak telah tertagih. Dan
pembayaran dilakukan untuk mendukung pembelian aktiva tetap fiktif.

Skema kecurangan itu membesar-besarkan kinerja perusahaan dengan melaporkan laba, padahal
sebenarnya perusahaan mengalami kerugian. Ketika kecurangan tersebut diumumkan kepada public,
harga saham comptronix menurun secara drastic sebesar 72% (Arens, 2008).

Analisis Kasus

 Comptronix Corptian mengumumkan bahwa anggota tim manajemen seniornya melaporkan


lebih saji atas laba
 SEC selaku auditor menetapkan bahwa CEO, COO, dan controller / treasurer Comptonix telah
melakukan kolusi melaporkan lebih saji aktiva dan laba dengan membukukan penjualan, piutang
usaha, dan pembelian kredit atas peralatan secara fiktif
 Eksekutif senior mengakali pengendalian internal comptronix yang ada dengan melewati
department pembelian dan penerimaan
 Pengendalian internal terhadap transaksi akuisisi dan pengeluaran kas umumnya memerlukan
pesanan pembelian, laporan penerima adalah faktur vendor, sebelum pembayaran dapat
diotorisasi oleh Chief Operaing Officer atau bendahara, yang keduanya terlibat dalam
kecurangan tersebut
 Para eksekutif mampu melewati pengendalian terhadpa pengeluaran kas dan mengotorisasi
pembayaran atas pembelian tanpa membuat dokumen apa pun
 Perusahaan juga meciptakan penjualan fiktif dan piutang yang terkait. Perusahaan
mengeluarkan cek untuk membayar transaksi pembelian fiktif itu. Cek tersebut kemudian
disetorkan kembali ke dalam akun perusahaan san sicatat sebagai penagihan atas piutang fiktif
tersebut tampak telah tertagih
 Penggunaan utang usaha fiktif atas pembelian peralatan yang besar untuk melebih sajikan aktiva
tetap dan menyembunyikan penjualan fiktif.

Masalah

 Perusahaan berusaha menaikkan laba dengan membuat penjualan dan piutang fiktif untuk
menarik investor
 Kasus ini merupakan kasus yang melibatkan eksekutif perusahaan sebagai “pemain utama”
dalam tindak kolusi pada Comptronix Corpotian.

Penyelesaian

 Kecurangan dalam bentuk ini dapat dideteksi dengan menggunakan rasio perputaran
persediaan (Inventory turnover), dan dokumen pendukung dari pihak ketiga yang adalah
dokumen bank dan dokumen Vendor.

Saran Untuk Perusahaan

 Memeriksa bukti kertas yang dibuat oleh karyawan atas pembelian peralatan
 Memeriksa kebenaran segala bukti transaksi baik bukti transaksi pembelian, ataupun penjualan
dan segala akun yang terkait dengan transaksi tersebut
 Perusahaan harus mengomptimalkan fungsi dari tiap department, jangan sampai dapat
terlewati sehingga apabila terjadi kesalahan dapat terdeteksi
 Mengoptimalkan fungsi auditor internal sebagai bagian dari perusahaan yang independent
 Lebih memperjelas fungsi-fungsi bagian di perusahaan

Anda mungkin juga menyukai