Anda di halaman 1dari 32

SISTEM

PENJUALAN
KREDIT
A. PENJUALAN KREDIT
Kegiatan penjualan kredit terdiri dari transaksi penjualan barang
atau jasa, baik secara kredit maupun secara tunai. Dalam transaksi
penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan
pengiriaman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu
perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Kegiatan penjualan
kredit ini ditangani perusahaan melalui sistem penjualan kredit.
Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan
oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari
pembeli. Kegiatan penjualan tunai ini ditangani perusahaan melalui sistem
penjualan tunai.
Dalam transaksi penjualan, tidak semua penjualan berhasil
mendatangkan pendapatan bagi perusahaan. Adakalanya pembeli
mengembalikan barang yang telah dibelinya kepada perusahaan. Transaksi
pengembalian barang oleh pembeli ini ditangani perusahaan melalui sistem
retur perusahaan.
Penjualan Kredit denagn Kartu Kredit Perusahaan.
Perusahaan dapat melakukan penjualan kredit dengan kartu kredit yang
dikeluarkan oleh perusahaan. Sistem penjualan kredit dengan menggunakan
kartu kreditbini biasanya digunakan oleh toko pengecer. Kartu kredit
perusahaan ini diterbitkan oleh perusahaan tertentu untuk para
pelanggannya.
Pelanggan akan diberi kartu kredit perusahaan setelah melalui seleksi
berdasarkan kemampuan membayar dan karakternya. Pelanggan dapat
menggunakan kartu kredit ini untuk membeli barang hanya ke perusahaan
yang menerbitkan kartu kredit tersebut. Pada akhir bulan atau tanggal
tertentu, perusahaan menagih jumlah harga barang yang dibeli oleh
pemegang kartu kredit selama jangka waktu tertentu yang telah lewat.
Fungsi yang terkait.
Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit dengan kartu kredit
perusahaan adalah:
(a) fungsi kredit
(b) fungsi penjualan
(c) fungsi gudang
(d) fungsi pengiriman
(e) fungsi akuntansi
(f) fungsi penagihan.
Fungsi kredit, dalam transaksi penjualan kredit dengan kartu kredit, fungsi ini
bertanggung jawab atas pemberian kartu kredit kepada pelanggan terpilih.
Fungsi kredit melakukan pengumpulan informasi tentang kemampuan keuangan
calon anggota dengan meminta fotocopy rekening koran bank, keterangan gaji
atau sumber lain. Pelanggan yang diberi kartu kredit adalah pelanggan yang telah
melewati tahap seleksi yang dilakukan oleh fungsi kredit, sehingga kemungkinan
tidak tertagihnya piutang kepada pelanggan tersebut dapat dikurangi. Dalam
strutur organisasi, barada di tangan Bagian Kredit.
Fungsi Penjualan, bertanggungjawab melayani kebutuhan barang pelanggan.
Fungsi penjualan mengisi faktur penjualan kartu kredit untuk memingkinkan
fungsi gudang dan fungsi pengiriman melaksanakan penyerahan barang kepada
pelanggan. Dalam struktur organisasi, berada di tangan Bagian Order Penjualan.

Fungsi Gudang, fungsi ini menyediakan barang yang diperlukan oleh pelanggan
sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur penjualan kartu kredit
yang diterima dari fungsi penjualan. Dalam struktur organisasi, berada di tangan
Bagian Gudang.
Fungsi Pengiriman, bertanggungjawab untuk menyerahkan barang yang
kuantitas, mutu, dan spesifikasinya sesuai dengan yang tercantum dalam
tembusan faktur penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi penjualan.
Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk memperolah tandatangan dari
pelanggan di atas faktur penjualan kartu kredit sebagai bukti telah diterimanya
barang yang dibeli oleh pelanggan. Dalam strutur organisasi, berada di tangan
Bagian Pengiriman.

Fungsi Akuntansi, bertanggungjawab untuk mencatat transaksi bertambahnya


piutang kepada pelanggan ke dalam kartu piutang berdasarkan faktur penjualan
kartu kredit yang diterima dari fungsi pengiriman. Disamping itu, fungsi
akuntansi bertanggungjawab atas pencatatan transaksi penjualan di dalam jurnal
penjualan. Dalam struktur organisasi, berada di tangan di Bagian Piutang.

Fungsi Penagihan, bertanggungjawab untuk membuat surat tagihan secara


periodik kepada pemegang kartu kredit. Dalam struktur organisasi, berada di
tangan Bagian Penagihan.
Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen.
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok
produk selama jangka waktu tertentu.
2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit.
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
4. Nama dan alamat pembeli.
5. Kuantitas produk yang dijual.
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.
7. Otorisasi pejabat yang berwenang.
Dokumen yang Digunakan
1. Faktur Penjualan Kartu Kredit
2. Surat Tagihan

Faktur Penjualan Kartu Kredit, dokumen ini digunakan untuk merekam


transaksi penjualan kredit dengan kartu kredit. Lembar ke-1 dan ke-2
berfungsi sebagai dasar pembuatan surat tagihan yang secara periodik
dibuat oleh fungsi penagihan dan dikirimkan kepada pelanggan. Oleh
karena itu, fungsi pengiriman harus mendapatkan tanda tangan di atas
faktur penjualan kartu kredit lembar ke-1 dan ke-2 pada saat fungsi
tersebut menyerahkan barang kepada pelanggan lembar ke-3 berfungsi
sebagai perintah kepada gudang untuk meyiapkan barang yang dibutuhkan
oleh pelanggan, dan lembar ke-4 berfungsi sebagai perintah pengiriman
barang kepada fungsi pengiriman. Lembar ke-2 tetap disimpan di dalam
arsip fungsi akuntansi, dan lembar ke-1 dilampirkan pada surat tagihan yang
dikirimkan secara periodik kepada pelanggan.
Surat Tagihan, berisi dua bagian; bagian atas merupakan dokumen yang
harus disobek dan dikembalikan bersama cek oleh pelanggan ke
perusahaan, sedangkan bagian bawahbberisi rincian transaksi pembelian
yang dilakukan pelanggan dalam periode tertentu.

Catatan Akuntansi yang Digunakan


1. Jurnal Penjualan
2. Kartu Piutang
3. Kartu gudang

Jurnal Penjualan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat


transaksi penjualan, baik secara tunai maupun kredit.
Kartu Piutang, catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang
berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.

Kartu Gudang, catatan ini sebenarnya bukan termasuk dalam golongan


catatan akuntansi. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang dan
hanya berisi data kuantitas barang yang disimpan di gudang beserta
mutasinya.

Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem


1. Prosedur order penjualan
2. Prosedur pengiriman barang
3. Prosedur pencatatan piutang
4. Prosedur penagihan’
5. Prosedur pencatatan penjualan
Prosedur order penjualan, fungsi penjualan menerima order dari
pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari
pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat faktur penjualan kartu kredit
dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi lain untuk memungkinkan
fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order dari pembeli.

Prosedur Pengiriman, fungsi gudang menyiapkan barang yang diperlukan


oleh pembeli dan fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli
sesuai dengan informasi yang tercantum dalam faktur penjualan kartu
kredit yang diterima dari fungsi gudang. Pada saat penyerahan barang,
fungsi pengiriman meminta tandatangan penerimaan barang dari pemegang
kartu kredit di atas faktur penjualan.
Prosedur pencatatan piutang, fungsi akuntansi mencatat tembusan
faktur penjualan kartu kredit ke dalam kartu piutang.

Prosedur penagihan, fungsi penagihan menerima faktur penjualan kartu


kredit dan mengarsipkannya menurut abjad. Secara periodik fungsi
penagihan membuat surat tagihan dan mengirimkannya kepada pemegang
kartu kredit perusahaan, dilampiri dengan faktur penjualan kartu kredit.

Prosedur pencatatan penjualan, fungsi akuntansi mencatat transaksi


penjualan kartu kredit ke dalam jurnal penjualan.
B. SISTEM PENJUALAN KREDIT
Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahan dengan cara mengirimkan
barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka
waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.
Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang
pertama kepada seorang pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap
dapat atau tidaknya pembeli tersebut diberi kredit.

Fungsi yang Terkait


1. Fungsi Penjualan
2. Fungsi Kredit
3. Fungsi Gudang
4. Fungsi Pengiriman
5. Fungsi Penagihan
6. Fungsi Akuntansi
Fungsi Penjualan, bertanggungjawab untuk menerima order dari
pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi
yang belum ada pada surat order tesebut, meminta otorisasi kredit,
menentukan tanggal pengiriman, mengisi surat order pengiriman.

Fungsi Kredit, fungsi ini berada dibawah fungsi keuangan yang dalam
transaksi penjualan kredit, bertanggungjawab untuk meneliti status kredit
pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.

Fungsi Gudang, dalam transaksi kredit, fungsi ini bertanggungjawab untuk


menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan,
serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
Fungsi Pengiriman, dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini
bertanggungjawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order
pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini
bertanggungjawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang
keluarvdari perusahaan tanpa adanya otorisasi dari yang berwenang.
Otorisasi ini dapat berupa surat order pengiriman yang telah
ditandatangani oleh fungsi penjualan, memo debit yang ditandatangani oleh
fungsinpembelian untuk barang yang dikirimkan kembali kepada pemasok
(retur pembelian), surat perintah kerja dari fungsi produksi mengenai
penjualan/pembuangan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai lagi.
Fungsi Penagihan, dalam transaksi penjualan kredit, fungsi
bertanggungjawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan
kepada pelanggan, serta menyediakan copy fakturbbagi kepentingan
pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi.

Fungsi akuntansi, fungsin ini bertanggungjawab untuk mencatat piutang


yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta
mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur, serta membuat
laporan penjualan. Disamping itu, fungsi ini bertanggungjawab untuk
mencatat harga pokok persediaan yang dijual kendalam kartu persediaan.
Fungsi ini berada ditangan Bagian Piutang (sebagai penyelenggara kartu
piutang), Bagian Jurnal (sebagai penyelenggara jurnal penjualan dan
pembuatan laporan penjualan), dan Bagian Kartu Persediaan (sebagai
penyelenggara kartu persediaan).
Unsur Pengendalian Intern
Untuk merancang unsur-unsur pengendalian intern yang diterapkan dalam
sistem penjualan kredit, unsur pokok pengendalian intern yang terdiri dari
organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, dan praktik yang
sehat.
ORGANISASI
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit. Pemisahan
keduan fungsi ini dimaksudkan untuk menciptakan pengecekan intern
terhadap transaksi penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan, fungsi
penjualan mempunyai kecenderungan untuk menjual barang sebanyak-
banyaknya, yang seringkali mengabaikan dapat ditagih atau tidaknya piutang
yang timbul dari transaksi tersebut. Oleh karena itu diperlukan
pengecekan intern terhadap status kredit pembeli sebelum transaksi
penjualan kredit dilaksanakan.
Fungsi kredit diberi wewenang untuk menolak pemberian kredit kepada
seorang pembeli berdasarkan analisis terhadap riwayat pelunasan piutang yang
dilakukan oleh pembeli tersebut dimasa yang lalu. Dengan dipisahkan fungsi
penjualan dari fungsi kredit, resiko tidak tertagihnya piutang dapat dikurangi.

2. Fungsin Akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi


kredit.
Salah satu unsur pokok sistem pengendalian intern mengharuskan pemisahan
fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi. Dalam sistem
penjualan kredit, fungsi akuntansi yang melaksanakan pencatatan piutang harus
di[pisahkan dari fungsi operasi yang melaksanakan transaksi penjualan dan dari
fungsi kredit yang mengecek kemampuan pembeli dalam melunasi
kewajibannnya. Dalam struktur organisasi , fungsi pemberi otorisasi kreditvini
berada ditangan bagian kredit yang berada di bawah departemen keuangan.
Departemen keuangan adalah pemegang fungsi penyimpanan. Dengan
dipisahkannya tiga fungsinpokok tersebut, catatan piutang dapat dijamin
ketelitiannya dan keandalannya serta kekayaan perusahaan (piutang) dapat
dijamin keamanannya (piutang dapat ditagih).
3. Fungsin Akuntansi harus dipisah dari fungsi kas.
Berdasar unsur pengendalian yang baik, fungsi akuntansi harus dipisahkan
dari kedua fungsi pokok yang lain: fungsi operasi dan fungsi penyimpanan.
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin
ketelitian dan keandalan data akuntansi. Dengan kata lain, suatu sistem yang
menggabungkan fungsi akuntansi dengan kedua fungsi pokok yang lain:
fungsi operasi dan fungsi penyimpanan akan membuka kesempatan bagi
karyawan perusahaan untuk melakukan kecurangan dengan mengubah
catatan akuantansi utnuk menutupi kecurangan yang dilakukannya. Dalam
struktur organisasi, fungsi akuntansi yang bertanggungjawab atas
pencatatan piutang berada di tangan bagian piutang dan fungsi kas yang
bertanggungjawab atas penerimaan kas yang berasal dari pelunasan piutang
berada di tangan bagian kasa.
4. Transaksi harus dilaksanakan oleh lebih dari satu orang atau
lebih dari satu fungsi.
Dalam merancang sistem untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan,
harus diperhatikan unsur pokok sistem pengendalian intern bahwa: setiap
transaksi harus dilaksanakan dengan melibatkan lebih dari satu karyawan
atau lebih dari satu fungsi. Dengan menggunakan unsur pengendalian
intern tersebut, setiap pelaksanaan transaksi selalu akan tercipta internal
check yang mengakibatkan peke rjaan karyawan yang satu dicek ketelitian
dan keandalannya oleh karyawan yang lain. Oleh karena itu, dalam sistem
penjualan kredit harus dirancang unsur pengendalian intern berikut ini:
“transaksi penjualan kredit harus dilakukan oleh fungsi penjualan, fungsi
kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada
transaksi penjualan kreditnyang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh
satu fungsi tersebut”.
SISTEM OTORISASI dan PROSEDUR PENCATATAN
Dalam organisasi, setiap transaksi keuangan terjadi melalui sistem
otorisasi tertentu. Tidak ada satu pun transaksi yang terjadi yang tidak
diotorisasi oleh yang memiliki wewenang untuk itu. Otorisasi terjadinya
transaksi dilakukan dengan membubuhkan tanda tangan oleh yang
memiliki wewenang untuk itu pada dokumen sumber atau dokumen
pendukung. Setiap transaksi yang terjadi dicatat dalam catatan akuntansi
melalui prosedurbpencatatan tertentu. Dengan demikian karena setiap
transaksi terjadi dengan otorisasi dari yang berwenang dan dicatat melalui
prosedur pencatatan tertentu, maka kekayaan perusahaan akan terjamin
keamanannya dan data akuntansi yang dicatat terjamin ketelitian dan
keandalannya.
1. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi
penjualan dengan menggunakan formulir surat order
pengiriman.
Transaksi penjualan dimulai dengan diterimanya order dari pembeli.
Sebagai awal kegiatan penjualan, fungsi penjualan mengisi formulir surat
order pengirimn untuk memungkinkan berbagai pihak (fungsi pemberi
otorisasi kredit, fungsi penyimpanan barang, fungsi pengiriman, dan fungsi
pencatatan penagihan) melaksanakan pemenuhan order yang diterima dari
pembeli. Persetujuan dimulainyankegiatan penjualan dieujudkan dalam
bentuk tanda tangan otorisasindari fungsi penjualan pada formulir surat
order pengiriman. Dengan demikian fungsi penjualan ini bertanggungjawab
atas perintah pengiriman yang ditujukan kepada fungsi pengiriman dalam
pemenuhan ordervyang diterimanya dari pembeli.
LEH
2. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit
dengan membubuhkan tandatangan pada kredit copy
(tembusan surat order pengiriman).
Untuk mengurangi risiko tidak tertagihnya piutang, transaksi penjualan kredit
harus mendapatkan otorisasi dari fungsi kredit, sebelum barang dikirimkan
kepada pembeli. Otorisasi ini berupa tandatangan kepala bagian kredit dalam
dokumen credit copy, yang merupakan tembusan surat order pengiriman.

3. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi


pengiriman dengan cara menandatanganindan membubuhkan
cap “sudah dikirim” pada copy surat order pengiriman.
Sebagai bukti dilaksanakannya pengiriman barang, fungsi pengiriman
membubuhkan tandatangan otorisasi dan cap “sudah dikirim” pada copy surat
order pengiriman. Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi pengiriman ke fungsi
penagihan sebagai bukti telah dilaksanakannya pengiriman barang sesuai
dengan perintah pengiriman barang yang diterbitkan oleh fungsi penjualan,
sehingga fungsi penagihan dapat segera melaksanakan pengiriman faktur
penjualan sebagai dokumen penagihan piutang.
4.Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus di dasarkan atas
dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung
yang lengkap.
Catatan akuntansi harus diisi informasi yang berasal dari dokumen sumber
yang sahih (valid), dengan dibuktikan dengan dilampirkannya dokumen
pendukung yang lengkap, yang telah diotorisasi oleh pejabat berwenang.
Dalam sistem penjualan kredit, pencatatan mutasi piutang harus didasarkan
pada dokumen sumber dan dokumen pendukung berikut ini; ‘pencatatan
terjadinya piutang didasarkan atas fakturnpenjualan yang didukung dengan
surat order pengiriman dan suratbmuat.”
PRAKTIKYANG SEHAT
1. Penggunaan formulirnbernomor urut cetak.
Dalam organisasi setiap transaksi keuangan hanya akan terjadi jika telah
mendapat otorisasi dari yang berwenang. Otorisasi dari yang berwenang
tersebut diwujudkan dalam bentuk tanda tangan pada formulir. Dengan
demikian unruk mengawasi semua transaksi keuangan yang terjadi dalam
perusahaan dapat dilakukan dengan mengawasi penggunaan formulir yang
digunakan sebagai media untuk otorisasi terjadinya transaksi tersebut.
Salah satu cara pengendalian formulir adalah dengan merancang formulir
yang bernomor urut cetak. Oleh karena itu dalam sistem penjualan
formulir pokok surat ordercpengiriman dan faktur penjualan harus
bernomor urut cetak dan penggunaannya dipertanggungjawabkan oleh
fungsi yang bersangkutan.
2. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernayataan
piutang kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan
piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut. Praktek yang
sehat dapat diciptakan dengan cara pengecekan secara periodik ketelitian
catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh perusahaan dengan catatan
akuntansi yang diselenggarakan oleh pihak luar yang bebas. Untuk
mengecek ketelitian catatan piutang perusahaan, secara periodik fungsi
akuntansi diharuskan membuat pernyataan piutang dan mengirimkannya
kepada debitur yang bersangkutan. Dengan cara ini data yang dicatat dalam
kartu piutang di cek ketelitiannya oleh debitur yang bersangkutan, sehingga
pengiriman secara periodik pernyataan piutang ini akan menjamin ketelitian
data akuntansi yang dicatat oleh perusahaan.
C. SISTEM RETUR PENJUALAN
Transaksi retur penjualan terjadi jika perusahaan menerima
pengembalian barang dari pelanggan. Pengembalian barang oleh pelanggan
harus diotorisasi oleh fungsi penjualan dan diterima oleh fungsi
penerimaan.

Fungsi yang Terkait

1. Fungsi Penjualan. Fungsi ini bertanggungjawab atas penerimaan


pemberitahuan mengenai pengembalian barang yang telah dibeli oleh
pembeli. Otorisasi penerimaan kembali barang yang telah dijual
tersebut dilakukan dengan cara membuat memo kredit yang
dikirimkan kepada fungsi penerimaan.
2. Fungsi Penerimaan. Fungsi ini bertanggungjawab atas penerimaan
barang berdasarkan otorisasi yang terdapat dalam memo kredit yang
diterima dari fungsi penjualan.

3. Fungsi Gudang. Fungsi ini bertanggungjawab atas penyimpanan


kembali barang yang diterima dari retur penjualan setelah barang tersebut
diperiksa oleh fungsi penerimaan. Barang yang diterima dari transaksi
retur penjualan ini dicatat oleh fungsi gudang dalam kartu gudang.

4. Fungsi Akuntansi. Dalam transaksi retur penjualan, fungsi ini


bertanggungjawab atas pencatatan transaksi retur penjualan ke dalam
jurnal umum (atau jurnal retur penjualan) dan pencatatan berkurangnya
piutang dan bertambahnya persediaan akibat retur penjualan dalam kartu
piutang dan kartu persediaan. Disamping itu, fungsi ini bertanggungjawab
untuk mengirimkan memo kredit kepada pembeli yang bersangkutan.
Informasi yang diperlukan oleh Manajemen

1. Jumlah rupiah retur penjualan menurut jenis produk atau kelompok


produk selama jangka waktu tertentu.
2. Jumlah bverkurangnya piutang karena retur penjualan.
3. Jumlah harga pokok produk yang dikembalikan oleh pembeli.
4. Nama dan alamat pembeli
5. Kuantitas produknyang dikembalikan oleh pembeli
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan produk yang dikembalikan
oleh pembeli.
7. Otorisasinpejabat yang berwenang.
Dokumen yang Digunakan

1. Memo kredit. Dalam pencatatan transaksi retur penjualan, memo


kredit merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan
transaksi tersebut dalam kartu piutang dan jurnal umum atau jurnal
retur penjualan. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi penjualan yang
memberi perintah kepada fungsi oenerimaan untuk menerima barang
yang dikembalikan oleh pembeli.

2. Laporan Penerimaan Barang. Dalam transaksi retur penjualan, laporan


penerimaan barang merupakan dokumen pendukung yang melampiri
memo kredit. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi penerimaan
sebagai laporan telah diterima dan diperiksanya barang yang diterima
dari pembeli.
Catatan Akuntansi yang Digunakan

1. Jurnal umum dan/ jurnal retur penjualan, berkurangnya pendapatan


penjualan dan piutang dagang akibat dari transaksi retur penjualan dicatat
dalam jurnal umum, atau jika perusahaan menggunakan jurnal khusus,
dicatat dalam jurnal retur penjualan. Berkurangnya harga pokok penjualan
dan bertambahnya harga pokok persediaan produk jadi akibat transaksi
retur penjualan dicatat dalam jurnal umum.
2. Kartu piutang, catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu piutang
yang dalam transaksi retur penjualan digunakan untuk mencatat
berkurangnya piutang kepada debitur tertentu akibat dari transaksi
tersebut.
3. Kartu Persediaan, catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu
persediaan yang dalam transaksiretur penjualan digunakan untuk mencatat
bertambahnya jenis persediaan produk jadi tertentu akibat dari transaksi
tersebut.
4. Kartu Gudang, catatan ini diselenggarakan oleh bagian gudang untuk
mencatat bertambahnya jenis persediaan produk jadi tertentu akibat dari
transaksi retur penjualan.
Jaringan Prosedur dalam Sistem Retur Penjualan

1. Prosedur pembuatan memo kredit, berdasarkan pemberitahuan retur


penjualan dari pembeli, dalam prosedur ini fungsi penjualan membuat memo
kredit yang memberikan perintah kepada fungsi penerimaan untuk menerima
barang dari pembeli tersebut kepada fungsi akuntansi untuk mencatat
pengurangan piutang kepada pembeli yang bersangkutan.

2. Prosedur Penerimaan Barang, dalam prosedur ini fungsi penerimaan


menerima dari pembeli berdasarkan perintah dalam memo kredit yang diterima
dari fungsi penjualan. Atas penerimaan barang tersebut fungsi penerimaan
membuat laporan penerimaan barang untuk melampiri memo kredit yang dikirim
ke fungsi akuntansi.
3. Prosedur Pencatatan Retur Penjualan, dalam prosedur ini transaksi
berkurangnya piutang dagang dan pendapatan penjualan akibat darintransaksi
retur penjualan dicatat oleh fungsi akuntansi ke dalam jurnal umum dan jurnal
retur penjualan dan ke dalam buku pembantu piutang. Dalam porsedur ini pula
berkurangnya harga pokok penjualan dan bertambahnya harga pokok persediaan
dicatat oleh fungsi akuntansi ke dalam jurnal umum dan dalam buku pembantu
persediaan.

Anda mungkin juga menyukai