Anda di halaman 1dari 99

Pajak Pertambahan Nilai

(PPN)
Sistematika

1. Hakikat dan Karakter Umum

2. Barang Kena Pajak dan Jasa


Kena Pajak
3. Penghitungan PPN

4. Pengukuhan dan Faktur


Pajak
5. Sistem Kredit PPN
Hakikat
dan
Karakter Umum
Hakikat PPN

Di dalam Kegiatan
daerah Konsumsi
pabean. Atas
barang
atau jasa
yang
terutang
pajak.
Dikenai Pajak
Pertambahan Nilai
Sifat Pemungutan (1)

Dikenakan Atas Konsumsi


Objek pengenaan adalah konsumsi di
dalam daerah pabean.
Objektif
Melekat kepada objek yang dikenai
pajak.
Tidak Langsung
Secara riil dapat dialihkan, sehingga
terdapat pihak penanggung jawab
Sifat Pemungutan (2)
Multistage
Dikenakan di setiap rantai produksi.
Metode Kredit
Dikenal adanya PPN Keluaran dan
PPN Masukan yang didukung faktur
pajak.
Netral
Tidak mempengaruhi pola konsumsi
wajib pajak.
Menghindari Pajak Berganda
Pajak atas konsumsi tidak akan
dikenakan dua kali.
Tipe Pemungutan

Consumption
Type
Pembelian faktor
Net Income
produksi Type
dikurangkan
dari pertambahan
Pembelian
nilai. barang
modal dikurangkan
melalui depresiasi.
Gross Product
Type
Pembelian barang
Prinsip Pemungutan

Prinsip
Tempat
Tujuan Prinsip Tempat
Asal
Dipungut di
tempat Dipungut di
konsumsi. tempat asal
barang atau jasa.
Objek Pemungutan
Pasal 4 UU PPN
Syarat Penyerahan
Dikenai Pajak
BKP atau
JKP
bersifat
kena
pajak.
Penyera
han
Dalam
rangka
Dikenai Dilakuka
kegiatan Pajak n di
usaha daerah
Pemungut PPN
Pasal 3A Ayat (3), Pasal 16A UU PPN, KMK No. 563/
KMK.03/ 2003,
PMK No. 40/ PMK.03/ 2010

Bertugas
memungut,
memotong,
dan
menyetorkan Pihak pemungut
PPN, antara lain:
Bendaharawan entitas
menggantika
pemerintah atas
n peran PKP penyerahan kepada
yang pemerintah.
melakukan Pengguna BKP-TB atau JKP
dari luar daerah pabean,
Penyerahan Kepada Bendaharawan
Pemerintah yang Tidak Dipungut PPN
Penyerahan bernilai < Rp
1.000.000,00 dan tidak
dipecah pecah.
Penyerahan terkait
pembebasan tanah.
Penyerahan BBM dan non
BBM oleh Pertamina.
Penyerahan jasa telepon/
telekomunikasi.
Penyerahan jasa angkutan
udara.
Penyerahan BKP atau JKP
yang tidak dipungut atas
Barang Kena Pajak
dan
Jasa Kena Pajak
Barang Kena Pajak (BKP)

BKP adalah
barang yang BKP
dikenai PPN Berwujud
dan/ atau Bergerak
PPnBM
(Misal
BKP Barang
BKP
Dagang)
Berwujud Berwujud
BKP Tak
BKP Berwujud
Tak
Bergerak
(Misal Hak
(Misal
Paten,
Bangunan
Lisensi,
Lingkup BKP Tak
Berwujud
Hak menggunakan hak cipta,
paten, desain, formula, merek
Hak menggunakan peralatan
dagang, dan HAKI lain. atau
perlengkapan industrial,
komersial,
Pemberian atau ilmiah. di
pengetahuan
bidang industrial, komersial, atau
ilmiah.
Pemberian bantuan tambahan
terkait ketiga point sebelumnya.
Hak menggunakan gambar hidup,
pita video, atau pita suara.
Pelepasan hak yang berkenaan
penggunaan HAKI dan hak yang
Lingkup Penyerahan BKP
(1)
Pasal 1A Ayat (1) UU PPN

Penyerahan akibat perjanjian


jual beli, sewa, tukar menukar,
dan sebaginya.
Penyerahan akibat perjanjian
sewa beli dan leasing.

Penyerahan kepada pedagang


perantara melalui juru lelang.

Pemakaian sendiri atau


Lingkup Penyerahan BKP
(2)
Pasal 1A Ayat (1) UU PPN

Penjualan barang yang


semula tidak untuk
diperjualbelikan.
Penyerahan kantor
pusat cabang atau
antar cabang.

Penyerahan konsinyasi.
Penyerahan yang Bukan
Penyerahan BKP
Pasal 1A Ayat (2), Pasal 16D UU PPN

Penyerahan kepada makelar.

Penyerahan untuk jaminan utang


piutang.
Penyerahan kantor pusat cabang
atau antar kantor cabang, jika
terdapat pemusatan tempat
Pengalihan akibat penggabungan,
terutang.
peleburan, penekanan, pemecahan,
dan pengambilalihan usaha antara
Penyerahan dua
barang
PKP.yang semula
Barang Tidak Dikenai
PPN
Pasal 4A Ayat (2) UU PPN
Hasil pertambangan dan
pengeboran yang daimbil
langsung dari sumbernya.
Minyak, gas, batubara, panas bumi, bijih
logam dan mineral batuan.
Barang kebutuhan pokok yang
dibutuhkan masayarakat banyak.
Beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, garam,
daging, telur, susu, buah buahan, dan
sayur sayuran.
Hidangan yang disajikan di hotel
dan restoran atau oleh katering.

Uang, emas batangan, dan surat


berharga.
Penyerahan dan Impor
BKP Dibebaskan dari PPN
Pesawat,
Rumah suku cadang
Sederhana,
PP No. 38 Tahun 2003 dan alat Kereta api
RSS, Rusun keselamatan dan suku
Sederhana, diterima cadang
pondok boro, Perusahaan Peralatan
diterima PT.
Kapal, suku
asrama Angkutan dan suku
KAI.
Senjata, cadang dan
mahasiswa. Udara Niaga cadang
amunisi, alat alat
Nasional. untuk
angkutan keselamatan
penyediaan
diterima diterima
data batas
Kemhan, Perusahaan
dan foto
TNI, dan Pelayaran
udara
Polri. Niaga
Buku wilayah
Nasional.
pelajaran NKRI.
Vaksin polio.
dan kitab
Syarat RS, RSS, dan Rusun Sederhana

Dibebaskan dari PPN


PMK No. 31/ PMK.03/ 2011
Rusun
RS dan
Sederhan
RSS
Berluas < 36
a
Berluas < 21
meter persegi. meter persegi.
Berharga jual Berharga jual
< Rp < Rp
70.000.000,00
Merupakan unit 75.000.000,00
Merupakan unit
Penyerahan dan Impor BKP Strategis
Dibebaskan dari PPN
PP No. 31 Tahun 2007, PMK No. 31/
Syarat rusunami yang
Barang modal berupa mesin dibebaskan dari PPN:
PMK.03/ 2008
dan peralatan, tidak termasuk
suku cadang. Berluas antara 21
(Perlu Surat Keterangan 36 meter persegi.
Berharga tidak
Makanan Bebas
ternak,PPN)
unggas, dan melebihi Rp
ikan, berikut bahan bakunya. 144.000.000,00.
Air bersih yang dialirkan Diperuntukkan WP OP
Perusahaan Air Minum. berpenghasilan
maksimal Rp
Listrik perumahan dengan 4.500.000,00 per
daya < 6.600 Watt. bulan.
Barang hasil pertanian, Merupakan unit
perkebunan, kehutanan, pertama yang dimiliki
peternakan, dan pertanian,
Bibit dan benih perikanan. dan digunakan
perkebunan, kehutanan, sendiri.
Dibangun sesuai
peternakan, dan perikanan.
Rumah susun sederhana milik Peraturan Menteri PU.
Ketentuan Khusus:
Penyerahan dan Impor Dibebaskan
dari PPN

Apabila:
Kapal, suku cadang, dan alat keselamatan yang diterima
Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional.
Pesawat, suku cadang, dan alat keselamatan yang diterima
Perusahaan Angkutan Udara Nasional.
Kereta api dan suku cadang yang diterima PT. KAI.
Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik.
Rumah susun sederhana milik (rusunami).
Dipergunakan tidak sesuai tujuan semula atau
dipindahtangankan sebelum 5 tahun berlalu, maka PPN yang
semula dibebaskan menjadi wajib dibayar.
Pengertian Jasa Kena
Pajak (JKP)
JKP adalah kegiatan pelayanan yang menyebabkan
suatu fasilitas, kemudahan atau hak menjadi
tersedia untuk dipakai.

Pengertian meliputi pula jasa untuk berproduksi


dengan material dan berdasar petunjuk pemesan
(maklon).

JKP tersebut dikenai PPN.


Lingkup JKP dari Luar
Daerah Pabean
Jasa
melekat
pada
Jasa benda Jasa yang
melekat bergerak dilakukan
pada di daerah secara di
benda tak JKP
pabean. daerah
bergerak dari
Contoh: Jasa
persewaan
pabean.
di daerah Luar
mesin Contoh: Jasa
pabean. produksi. pengacara,
Contoh: Jasa
Daera akuntan,
surveyor.
Jasa Tidak Dikenai PPN
(1)
Pasal 4A Ayat (3) UU PPN
Jasa Jasa
Jasa
Pelayana Keagam
Medik
n Sosial aan
Jasa
Jasa
Jasa Penyiara
Pendidik
Kesenian n Non
an
Iklan
Jasa Jasa
Jasa
Angkuta Perhotel
Katering
Jasa Tidak Dikenai PPN
(2) Jasa
Pasal 4A Ayat (3) UU PPN
Jasa Jasa Layana
Keuang Asuran n
an si Pemeri
Jasa Jasa
ntah
Jasa Surat Telepon
Wesel Berpera Umum
ngko Koin
Jasa Jasa
Tempat Tenaga
Penyerahan JKP
Dibebaskan dari PPN
PP No. 38 Tahun 2003
Jasa sewa
kapal, Jasa sewa
reparasi, dan pesawat dan
Jasa reparasi
kepelabuhan diterima
kereta api
an diterima Perusahaan
diterima PT.
Perusahaan Angkutan
KAI.
Pelayaran Udara Niaga
Niaga Nasional. Jasa
Nasional.
Jasa terkait pemboronga
penyediaan n RS, RSS,
Jasa
data batas Rusun
persewaan
dan foto Sederhana,
RS, RSS, dan
udara pondok boro,
Rusun
diterima asrama
Ekspor Jasa Dikenai PPN
Jasa Maklon, yang
PMK No. 30/ PMK.03/ 2011
berkarakteristik:
Pemesan berada di luar
daerah pabean dan tidak
memiliki BUT.
Spesifikasi dan bahan
disediakan pemesan.
Kepemilikan barang adalah
hak pemesan.
Jasa yang dikirimkan ke Jasa
Barang luar yang
daerah pabean setelahmelekat
melekat selesai
pengerjaannya.
terhadap terhadap
benda tak benda
Penghitungan PPN
Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
Pasal 2, 8A UU PPN
Harga jual atas BKP,.
Tidak termasuk PPN dan potongan
harga.atas JKP.
Penggantian
Tidak termasuk PPN dan potongan
harga.
Nilai Ekspor.
Berdasar dokumen Pemberitahuan
Ekspor Barang
Nilai (PEB)
Impor.
CIF ditambah biaya dan pungutan
kepabeanan.
DPP tidak mengakui pembayaran di atas atau
Nilaiakibat
di bawah kewajaran Lain.hubungan
istimewa.
DPP: Nilai Lain (1)
PMK No. 75/ PMK.03/ 2010

Untuk pemakaian sendiri dan


Harga jual atau
pemberian penggantian,
cuma cuma.
dikurangi laba kotor.

Untuk BKP yang semula tidak hendak


diperjualbelikan.
Harga pasar wajar.

Untuk penyerahan pusat cabang


Harga atau antar
Pokok cabang atau
Penjualan
DPP: Nilai Lain (2)
PMK No. 75/ PMK.03/ 2010

Untuk penyerahan kepada pedagang


perantara.
Nilai kesepakatan dengan pembeli.

Untuk penyerahan melalui juru lelang.


Harga lelang.

Untuk penyerahan jasa pengiriman paket, biro


perjalanan, dan biro pariwisata.
10% dari jumlah tagihan. Pajak
Ilustrasi
Dasar Pengenaan Pajak A

PT. Bawakaraeng melakukan penyerahan BKP melalui beberapa


transaksi sebagai berikut.
Penjualan produk kepada konsumen, dengan HPP Rp
625.000.000,00, profit margin 20%, dan diskon tunai 2%.
Seperempat dari penjualan dilaksanakan secara tunai. Di samping
itu, BKP dikenai pula PPnBM 20%.
Pemberian in kind produk bagi pegawai yang sebenarnya dapat
dijual dengan harga Rp 180.000.000,00.
Penyumbangan produk bagi korban bencana, dengan nilai
penjualan potensial Rp 330.000.000,00.
Transfer produk dari pabrik ke gudang di provinsi berbeda, untuk
kemudian dijual dengan harga Rp 945.000.000,00.
Berapakah nilai DPP untuk masing - masing transaksi?
Pembahasan Ilustrasi
Dasar Pengenaan Pajak A
Jawaban :
DPP Penjualan= Harga Jual sebelum diskon dan pajak
= 120% x 625.000.000
= 750.000.000
DPP Pemakaian Sendiri = Harga Jual Keuntungan
= 100/ 120 x 180.000.000
= 150.000.000
DPP Pemberian Cuma Cuma = Harga Jual Keuntungan
= 100/ 120 x 330.000.000
=275.000.000
DPP Transfer Antar Cabang = Harga Pokok Penjualan
= 100/ 120 x 945.000.000
= 157.500.000
Ilustrasi
Dasar Pengenaan Pajak B
Fa. Cikurai merupakan memiliki usaha biro perjalanan yang
mencatatkan transaksi bisnis berikut.
Melayani paket liburan dengan total transaksi Rp
1.575.000.000,00. Profit margin perusahaan 5%.
Melayani pemesanan hotel dengan total transaksi Rp
365.000.000,00. Komisi rata - rata yang diperoleh sebesar 15%.
Seperlima transaksi dilakukan dengan pelanggan berkala yang
memperoleh diskon 3%.
Menjual gedung kantor lama yang memiliki nilai buku Rp
310.000.000,00 dan akumulasi depresiasi Rp 150.000.000,00
dengan harga Rp 215.000.000,00.
Berapakah nilai DPP untuk masing - masing transaksi?
Pembahasan Ilustrasi
Dasar Pengenaan Pajak B
Jawaban :
DPP Biro Perjalanan = 10% x Penggantian sebelum diskon dan
pajak
= 10% x1.575.000.000
= 157.500.000
DPP Biro Perjalanan = 10% x Penggantian sebelum diskon dan
pajak
= 10% x 365.000.000
= 36.500.000
DPP Pelepasan Aset Semula Tak Untuk Dijual = Nilai Wajar
= 215.000.000
Nilai Penyerahan
Menggunakan Valuta
Asing
PP No. 1 Tahun 2012

Dipergun
akan
untuk
Kurs KMK Saat konversi
Pembuatan atas
Faktur setiap
jenis
penyerah
an.
Ilustrasi
Dasar Pengenaan Pajak C
CV. Gamkonora melakukan impor persediaan dengan nilai
pembelian $ 3650, biaya pengangkutan $ 250, dan premi asuransi
15% dari nilai pembelian. Impor tersebut dikenai Bea Masuk 10%, Bea
Masuk Tambahan Rp 2.150.000,00, PPh 22 dengan tarif 2,5%, serta
PPnBM dengan tarif 30%. Kurs KMK saat pemasukan barang adalah Rp
9.100/ $, sedangkan saat melakukan pembayaran kepada penjual
adalah Rp 9.200/ $. Berapakah DPP transaksi impor tersebut?
Pembahasan Ilustrasi
Dasar Pengenaan Pajak C
Jawaban :
Cost 3.650
Insurance 250
Freight (15% Cost) 547,50
CIF 4.447,50
Bea Masuk (10%) 444,75
Bea Masuk Lainnya 2.150.000
DPPImpor = CIF + Pungutan Kepabeanan
= 4.447,50 x 9.100 +((444,75 x 9.100) + 2.150.000)
= 40.472.250 + (4.047.225 + 2.150.000)
= 40.472.250 + 6.197.225
= 46.669.475
Tarif
Pasal 7 UU PPN Tarif dapat diubah menjadi
minimal 5% dan maksimal
15% dengan PP.
Berlaku atas
10% penyerahan
secara
umum.
Berlaku atas
0% ekspor. Pajak
Masukan
bersifat
Ketentuan Khusus:
Nilai PPN Terutang
Apabila dalam naskah kontrak tidak diketahui apakah
komponen PPN atau PPnBM telah termasuk di dalam nilai
kontrak, maka diasumsikan bahwa nilai kontrak tersebut
belum termasuk komponen PPN atau PPnBM.

Penghapusan piutang atau ketidakmampuan penagihan


piutang oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP), serta musnahnya
BKP tidak mempengaruhi besaran PPN terutang.

Apabila terjadi kesalahan pemungutan PPN, maka pihak yang


dapat mengajukan permohonan restitusi adalah pihak yang
dipungut PPN, sepanjang PPN belum dikreditkan atau
dibebankan.
Ilustrasi
Nilai PPN

Koperasi Halimun memiliki usaha produksi mobnas dan


melakukan penyerahan atas berbagai transaksi berikut.
Penjualan kepada konsumen akhir dalam negeri senilai Rp
3.775.000.000,00.
Ekspor ke pasar luar negeri senilai Rp 6.115.000.000,00.
Penyerahan kepada konsumen korporat dengan nilai
kontrak Rp 5.750.000.000,00. Atas nilai kontrak tersebut
telah termasuk PPnBM dengan tarif 20%, PPh 22 industri
otomotif dengan tarif 0,45%, dan diskon kuantitas 5,45%.
Penyerahan kepada bendaharawan pemda dengan kas
diterima Rp 3.425.000.000,00. Atas pembayaran tersebut
telah dipotong PPN, PPnBM dengan tarif 20%, dan PPh 22
bendaharawan negara dengan tarif 1,5%.
Berapakah nilai PPN terutang atas setiap transaksi tersebut?
Pembahasan Ilustrasi
Nilai PPN

Jawaban :
PPN Penyerahan Dalam Negeri = 10% x 3.775.000.000
= 377.500.000
PPN Ekspor = 0% x 6.115.000.000
=0
PPN Konsumen Korporat
= 10/ (100 + 20 + 0,45 5,45) x 5.750.000.000
= 10/ 115 x 5.750.000.000
= 500.000.000
PPN Penyerahan Bendaharawan
= 10/ (100 10 20 1.5) x 3.425.000.000
= 10/ 68.5 x 3.425.000.000
= 500.000.000
Saat Terutang
Pasal 11 UU PPN

Saat penyerahan, impor,


pemanfaatan, atau ekspor.
Saat pembayaran, jika
dilaksanakan lebih dahulu.

Saat saat lain.


Untuk BKP Berwujud, saat
penyerahan kepada pihak pengirim.
Untuk BKP Tak Berwujud, saat
pengakuan piutang, penagihan, atau
saat penandatangan kontrak.
Saat Penyetoran dan
Pelaporan
Pasal 15A UU PPN

Satu hari Batas penyetoran


setelah PPN dipungut atas
terutang.
Tanggal 7 impor.
Batas penyetoran
bulan
PPN dipungut
berikutnya
bendaharawan
setelah15
Tanggal pemerintah.
terutang.
bulan Batas penyetoran
berikutnya PPN yang berlaku
setelah secara umum.
Akhir bulan
terutang.
Tempat Terutang
Pasal 12 Ayat (3), (4) UU PPN

Tempat pengukuhan PKP.


Berlaku atas penyerahan BKP atau JKP.
Tempat dimasukkannya BKP.
Berlaku atas Impor
Tempat kedudukan pihak
yang memanfaatkan.
Berlaku atas pemanfaatan BKP-TB atau JKP
di dalam daerah pabean.
Tempat bangunan didirikan.
Berlaku atas kegiatan membangun sendiri.
Tempat kedudukan kantor
cabang
Berlaku atas penyerahan antar cabang.
Pemusatan Tempat
Terutang
Pasal 12 Ayat (1), (2) UU PPN
Berad PKP
a di memiliki
bawah satu
PKP
naung tempat
memili
an terutang
ki
satu PPN. PKP
beber PKP
apa Berad
KPP. memiliki
a di memohon
tempa satu pusat
bawah pemusata
t tempat
naung n tempat
kedud terutang
an terutang.
PKP tidak PKP
ukan PPN.
usaha. beber mengajuk memiliki
apa an beberapa
Kriteria Pusat Tempat
Terutang
PER No. 19/ PJ./ 2010
Berada
di
kawasa
n
berikat.

Tidak
Mendap dapat
at dijadika Berada
kemuda n pusat, di
han apabila: Kawasa
impor n
Pengukuhan
dan
Faktur Pajak
Pengukuhan PKP
Pengusah
a
Dilarang dikukuhka
mengenak n sebagai
an PPN PKP.
Berkewajib
atas an
penyeraha mengenak
n.Pengusah an PPN
Tidak
a yang atas
dapat
belum penyeraha
mengkredi n.
dikukuhka
Ketentuan Khusus:
Pengukuhan PKP
Pasal 3A Ayat (1a), (2) UU PPN, PMK No. 68/ PMK.03/
2010
Agar dapat dikukuhkan, pengusaha harus melapor kepada
KPP yang menaungi tempat kedudukan usaha, dalam jangka
waktu paling lambat 1 bulan setelah usaha dilaksanakan.

Pengusaha kecil dapat memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP


atau tidak. Pengusaha kecil adalah pengusaha dengan
peredaran bruto < Rp 600.000.000,00 per tahun.

Pengukuhan secara jabatan merupakan pengukuhan yang


diberikan kepada pengusaha yang memiliki peredaran bruto
melebihi batasan pengusaha kecil, namun belum mengajukan
permohonan pengukuhan.
Pencabutan Pengukuhan
Sebagai PKP
Pengusaha
memindahka
n tempat
kedudukan
usaha ke
wilayah KPP
lain.

Pengusaha tidak
lagi memenuhi Pengusaha
syarat berhenti
diwajibkannya berusaha.
pengukuhan.
Faktur Pajak
Pasal 13 Ayat (1), (6) UU PPN, PER No. 27/ PJ./ 2011

Faktur pajak merupakan bukti pemungutan PPN


yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak atau
Ditjen Bea Cukai (atas impor).

Faktur pajak merupakan bukti administratif yang


memungkinkan PKP melakukan pengkreditan PPN
Masukan.

Faktur dapat berupa bukti transaksi umum yang


dipersamakan.
Konten Faktur Pajak
Pasal 13 Ayat (5) UU PPN

Identitas
PKP
Penjual
Tanda Identitas
tangan PKP
verifikasi. Pembeli

Kode,
nomor Jenis dan
seri, dan Nilai BKP
tanggal. Nilai PPN
dan
Saat Pembuatan Faktur
Pajak
Pasal 13 Ayat (1a), (2), (2a) UU PPN, PER No. 65/ PJ./
2010
Saat
Saat
pembayaran,
penyerahan BKP
jika mendahului
atau JKP.
penyerahan.
Saat
Saat
penyampaian
pembayaran
tagihan, untuk
termin, untuk
penyerahan
penyerahan
kepada
bertahap.
Saat akhirPemungut
bulan PPN.
terutang, untuk
Ilustrasi
Saat Pemfakturan

Fa. Leuser melakukan penyerahan BKP dengan rincian penanggalan berikut.


5 Januari mengirimkan barang kepada PT. Lalakon, pembayaran diterima
tanggal 4 Februari.
13 Februari menerima pembayaran di muka dari PT. Lamajang. Pengiriman
dilakukan tiga hari setelahnya.
22 Maret menerima 20% pembayaran atas pemesanan PT. Lampobattang,
tanggal 3 April sebesar 40%, tanggal 16 April sebesar 20%, dan tanggal 21
April untuk sisanya. Pengiriman dilakukan secara bertahap sesuai tanggal
pembayaran.
30 Mei menerima pesanan dari Pemkot, barang dikirimkan tanggal 2 Juni,
tagihan dikirimkan tanggal 5 Juni, pemeriksaan dilaksanakan tanggal 11
Juni, dan pembayaran diterima tanggal 17 Juni.
1 Juni menerima pesanan dari PT. Lokon. Klien ini merupakan pelanggan
berkala yang sepanjang Juni melakukan pemesanan di tanggal 3, 6, 18, 23,
dan 29 Juni.
Tanggal berapakah faktur pajak seharusnya dibuat untuk setiap
Pembahasan Ilustrasi
Saat Pemfakturan
Jawaban :

No. Penerima Tanggal Saat Pemfakturan


Faktur Faktur
1. PT. Lalakon 5 Januari Saat penyerahan.
2. PT. Lamajang 13 Februari Saat pembayaran yang
mendahului
penyerahan.
3. PT. 22 Maret, 3 16, Saat pembayaran
Lampobattang dan 21 April termin untuk
pembayaran berkala.
4. Pemkot 5 Juni Saat penagihan.
5. PT. Lokon 31 Juni Saat akhir bulan, untuk
faktur pajak gabungan.
Aspek Konfirmasi Faktur
Pajak

Apakah
Apakahfaktur
fakturdilaporkan
diterbitkanPKP
PKP
penerbit
yang
Apakah sebagai
telah
faktur dikukuhkan.
PPN Keluaran.
diterbitkan terkait
BKP atau JKP yang terutang PPN.
Ketentuan Khusus: Faktur
Pajak
Pasal 13 Ayat (8), (9), Pasal 14 UU PPN, PMK No. 38/ PMK.03/
2010,
Keabsahan faktur pajak ditentukan berdasar ketentuan material
PER No. 65/ PJ./konten)
(kelengkapan 2010 dan ketentuan formal (kebenaran cara
pengisian).

Batas keterlambatan pembuatan adalah 3 bulan dengan konsekuensi


denda 2% DPP. Selepas itu, faktur pajak dianggap bukan faktur
pajak.

Pengusaha non PKP dilarang membuat faktur pajak. Jika telah dibuat,
PPN harus disetorkan dan pengusaha dikenai sanksi administrasi dan
pidana.

Kategori faktur pajak tidak biasa, meliputi:


Faktur Pajak Khusus (atas penyerahan kepada WP OP Luar
Negeri).
Faktur Pajak Pengganti (atas kecacatan, kesalahan pengisian
Sistem Kredit PPN
Sistem Kredit PPN
Pasal 9 Ayat (2), (3), (4), (4a) UU PPN

PPN
PPN PPN PPN Lebih
Kurang
Keluaran Masukan Bayar
Bayar
Merupak Merupak Ketika Ketika
an PPN an PPN PPN PPN
yang yang Keluaran Masuka
dipungu dibayark melebihi n
t PKP an PKP PPN melebihi
Penjual Pembeli Masuka PPN
atas kepada n. Keluaran
penyera PKP Selisih .
han Penjual tersebut Selisih
kepada atas harus tersebut
PKP penyera disetork dikompe
Syarat Umum Pengkreditan
PPN Masukan
Pasal 9 Ayat (9) UU PPN

BKP atau JKP


Berkaitan dimanfaatkan
langsung untuk
dengan penyerahan
kegiatan usaha. yang bersifat
PPN terutang PPN.
MasukanDikreditkan
Dibuktikan oleh
faktur pajak maksimal 3
yang absah bulan setelah
secara material penyerahan
PPN Masukan yang Tidak
Dapat Dikreditkan
Pasal 9 Ayat (8) UU PPN

Berasal dari perolehan BKP atau


JKP sebelum dikukuhkan sebagai
Tidak berkaitanPKP.
langsung dengan
kegiatan produksi, distribusi, dan
manajemen.
Dimanfaatkan untuk penyerahan
yang tidak terutang atau
Berasal dari perolehan
dibebaskan dari PPN.dan
pemeliharaan kendaraan sedan,
jeep, station wagon, van, atau
kombi.
Faktur pajak cacat atau hilang.
PPN Masukan ditagih dengan
Surat Ketetapan Pajak (SKP).
Ilustrasi
PPN Kurang (Lebih) Bayar
CV. Malabar sepanjang triwulan IV tahun 2012
mencatatkan nilai PPN Keluaran dan PPN Masukan
sebagai berikut.

No. Masa Pajak PPN PPN Masukan


Keluaran
1. September 23.150.000 21.565.000
2. Oktober 31.750.000 33.955.000
3. November 17.225.000 11.595.000
4. Desember 45.825.000 50.775.000
Berapakah besaran PPN kurang (lebih) bayar di akhir
setiap masa? Bagaimana status dan perlakuannya?
Pembahasan Ilustrasi
PPN Kurang (Lebih) Bayar

Jawaban
No. Masa: PPN PPN PPN Perlakuan
Pajak Keluaran Masukan Kurang
(Lebih)
Bayar
1. September 23.150.00 21.565.00 1.585.000 Wajib disetor
0 0 maksimal 15
Oktober.
2. Oktober 31.750.00 33.955.00 (2.205.00 Dikompensasikan
0 0 0) ke masa
November.
3. November 17.225.00 11.595.00 3.425.000 Wajib disetor
0 0 maksimal 15
Desember.
4. Desember 45.825.00 50.775.00 (4.950.00 Dapat
0 0 0) dimohonkan
restitusi.
PPN Tidak Dipungut dan
PPN Dibebaskan
Pasal 16B UU PPN

PPN Pajak Masukan


Tidak bersifat dapat
Dipun dikreditkan.
gut
Pajak Masukan
PPN
Dibeba
bersifat tidak dapat
dikreditkan.
Nilai Kredit PPN Masukan untuk Penyerahan
Terutang dan Tidak Terutang PPN
Pasal 9 Ayat (5), (6) UU PPN, PMK No. 78/ PMK.03/ 2010

BKP atau JKP yang diperoleh seringkali dimanfaatkan


untuk melakukan kedua jenis penyerahan sekaligus. nilai PPN
Masukan yang dapat dikreditkan adalah:
Untuk non barang modal
Nilai _ Penyerahan _ Teru tan g _ PPN
xPPN _ Masukan
Nilai _ Penyerahan _ Total
Untuk barang modal non tanah dan bangunan, per tahun
Nilai _ Penyerahan _ Teru tan g _ PPN PPN _ Masukan
x
Nilai _ Penyerahan _ Total 4
Untuk barang modal tanah dan bangunan, per tahun
Nilai _ Penyerahan _ Teru tan g _ PPN PPN _ Masukan
x
Nilai _ Penyerahan _ Total 10
Ilustrasi
Pengkreditan PPN Masukan A

Koperasi Panderman melakukan pembelian suku cadang dikenai


yang PPN untuk perawatan mesin percetakan. Koperasi mencetak
kitab suci yang penyerahannya dibebaskan dari PPN dan buku
agenda yang penyerahannya terutang PPN.
No. Tahun Pembelian Penjualan Penjualan Buku
Suku Cadang Kitab Suci Agenda
1. 2012 65.000.000 1.250.000.000 1.250.000.000
2. 2013 80.500.000 1.500.000.000 500.000.000
3. 2014 32.125.000 1.150.000.000 3.450.000.000
4. 2015 45.750.000 1.650.000.000 825.000.000

Berapakah nilai PPN Masukan yang dapat dikreditkan untuk setiap


periode?
Pembahasan Ilustrasi
Pengkreditan PPN Masukan A

Jawaban
No. Tahu PPN Proporsi PPN Masukan
n Masukan Penyerahan Dapat
Terutang PPN Dikreditkan
1. 2012 6.500.000 1.250.000.000/ 3.250.000
2.500.000.000 =
50%
2. 2013 8.050.000 500.000.000/ 4.012.500
2.000.000.000 =
25%
3. 2014 3.212.500 3.450.000/ 2.409.375
4.600.000.000 =
75%
4. 2015 4.575.000 825.000.000/ 1.525.000
Ilustrasi
Pengkreditan PPN Masukan B
PT. Rajabasa melakukan pembelian gedung untuk unit penjualan
produk daging yang penyerahannya tidak dikenai PPN dan pupuk
kandang yang penyerahannya dikenai PPN. Gedung diperoleh dengan
nilai Rp 1.265.000.000,00 termasuk PPN, didepresiasikan secara
akuntansi didepresiasikan selama 15 tahun dengan nilai sisa Rp
65.000.000,00. Berikut merupakan data penyerahan yang dilakukan
PT. Rajabasa.
No. Tahun Tonase Daging Harga @ Tonase Pupuk Harga @
1. 2012 675 61.500.00 1.425 31.500.00
0 0
2. 2013 515 62.250.00 1.500 32.125.00
0 0
3. 2014 730 63.150.00 1.375 33.150.00
0 0
PT. Rajabasa
4. 2015mengkreditkan
765 PPN Masukan1.725
64.000.00 setiap 34.000.00
awal tahun,
berdasar asumsi 50% penyerahan0 terutang PPN. Bagaimanakah
0
penghitungan kembali PPN Masukan?
Pembahasan Ilustrasi
Pengkreditan PPN Masukan B
Jawaban :
PPN Masukan dikreditkan setiap awal tahun
= % Penyerahan Terutang x PPN Masukan
/ 10
= 50% x (10/ 110 x 1.265.000.000) / 10
No. =Tahu
5.750.000
Penyerahan Penyerahan Persentas PPN Koreks
n Tak Terutang Terutang e Masukan i
(Milliar) (Milliar) Penyeraha Dapat Kredit
n Terutang Dikreditkan
1. 2012 41.5125 44.8875 51.95% 5.974.250 244.25
0
2. 2013 32.05875 48.1875 60.05% 6.905.750 1.155.7
50

3. 2014 46.0995 45.58125 49.72% 5.717.800 (32.200


)
4. 2015 48.96 58.65 54.50% 6.267.500 517.50
0
Ilustrasi
Pengkreditan PPN Masukan C
Fa. Sanggabuana melakukan pembelian truk untuk operasional
dan sedan untuk pemasaran dengan nilai perolehan masing masing
Rp 540.000.000,00 dan Rp 360.000.000,00, termasuk PPN dan PPnBM
dengan tarif 10%. Perusahaan melayani jasa reparasi kereta api bagi
PT. KAI yang tidak terutang PPN dan jasa reparasi bus bagi PT. Damri.
Berikut merupakan data pendapatan perusahaan.
No. Tahun Pendapatan dari Penghapusan Pendapatan Penghapusan
PT. KAI Piutang dari PT. Damri Piutang
1. 2012 425.000.000 15.000.000 910.000.000 5.250.000
2. 2013 475.000.000 10.000.000 850.000.000 9.000.000
3. 2014 400.000.000 22.500.000 930.000.000 6.500.000
4. 2015 525.000.000 7.500.000 995.000.000 3.500.000

Fa. Sanggabuana mengkreditkan PPN Masukan setiap awal tahun,


berdasar asumsi 65% penyerahan terutang PPN. Bagaimanakah
penghitungan kembali PPN Masukan?
Pembahasan Ilustrasi
Pengkreditan PPN Masukan C
Jawaban :
PPN Masukan dikreditkan setiap awal tahun (hanya atas truk
operasional)
= % Penyerahan Terutang x PPN Masukan
/4
= 65% x (10/ 120 x 540.000.000) / 4
= 7.312.500
No. Tahun Penyeraha Penyerahan Persentase PPN Koreksi
n Terutang Tak Terutang Penyeraha Masukan Kredit
n Terutang Dapat
Dikreditka
n
1. 2012 910.000.00 425.000.000 68,18% 7.670.250 354.750
0
2. 2013 850.000.00 475.000.000 64,15% 7.216.875 (95.625)
0
3. 2014 930.000.00 400.000.000 69,92% 7.866.000 553.500
0
Retur BKP
PMK No. 65/ PMK.03/ 2010

Mengurangi PPN Mengurangi PPN


Keluaran PKP Masukan PKP
Penjual, jika Pembeli, jika
sebelumnya telah sebelumnya telah
dilaporkan. dikreditkan.
Diperhitungkan saat Diperhitungkan saat
Mengurangi Pengaruh
harta
nota retur diterima.Returnota retur dibuat.
Mengurangi harta
atau biaya PKP atau biaya, jika
Pembeli, jika PPN sebelumnya telah
Masukan tidak dilakukan
dapat dikreditkan kapitalisasi atau
sehingga dilakukan pembebanan oleh
Nota Retur

Dibuat oleh PKP Pembeli yang


Pem
buat melakukan retur.
Dibuat di saat bersamaan dengan
Wakt
u pengembalian BKP.
Memuat nomor nota, nomor faktur
pajak, identitas PKP Pembeli dan
Isi Penjual, deskripsi dan nilai BKP, serta
nilai PPN terutang.
Nota retur tidak dibuat, jika PKP
Cata Penjual melakukan penggantian atas
Ilustrasi
Retur
PT. Kabaena di bulan Juni 2012 melakukan penyerahan BKPsebagai
berikut.
Kepada PT. Karangetang dengan nilai kontrak Rp 385.000.000,00 tidak
termasuk PPN.
Kepada PT. Kerinci dengan nilai kontrak Rp 715.000.000,00 termasuk
PPN.
Kepada Koperasi Kelud yang bukan merupakan PKP dengan nilai kontrak
Rp 275.000.000,00 termasuk PPN.
PT. Kabaena melaporkan PPN Keluaran atas transaksi tersebut di SPT Masa
Juni. Di bulan Juli, PT. Karangetang melakukan retur dengan nilai Rp
35.000.000,00 dan tidak dilakukan penggantian. PT. Kerinci melakukan retur
sebesar 5% dari pesanan dan dilakukan penggantian dengan produk serupa.
Koperasi Kelud melakukan retur sebesar 15% dari pesanan dan tidak
dilakukan penggantian. Bagaimanakah pengaruh retur terhadap pengelolaan
PPN masing - masing entitas?
Pembahasan Ilustrasi
Retur
Jawaban :
Pengaruh retur oleh PT. Karangetang
Bagi PT. Kabaena, mengurangi PPN Keluaran di masa Juli. Bagi PT.
Karangetang, mengurangi PPN Masukan di masa Juli sebesar:
= 10% x 35.000.000
= 3.500.000
Pengaruh retur oleh PT. Kerinci
Bagi PT. Kabaena maupun bagi PT. Kerinci tidak terdapat pengaruh, sebab
dilakukan penggantian mengikuti retur.
Pengaruh retur oleh Koperasi Kelud
Bagi PT. Kabaena, mengurangi PPN Keluaran di masa Juli sebesar
= 10/ 110 x 15% x 275.000.000
= 3.750.000
Bagi Koperasi Kelud, mengurangi beban pajak atau persediaan sebesar
3.750.000.
Pedagang Eceran
KMK No. 402/ KMK.03/ 2002
Melalui tempat
Karakt penjualan
eceran atau
er mendatangi
konsumen.
penyer Tanpa didahului
Secara umum,
penawaran atau
ahan
menggunakan
pemasaran
Mekani mekanisme
tertulis.
pengkreditan
BKP
sme
Transaksi cash
PPN Masukan
and carry.
dan PPN

Pengel Keluaran.
Khusus PKP yang
menerapkan
olaan NPPN, PPN
PKP Memiliki Peredaran
Usaha Tidak Melebihi
Jumlah Tertentu
Pasal 9 Ayat (7), (7a), (7b) UU PPN, PMK No. 74/
PMK.03/ 2010

PKP yang memiliki peredaran usaha < Rp


Definisi
1.800.000.000,00 per tahun, berdasar 2
tahun buku sebelumnya.

Nilai
Untuk PPN Masukan
Penyerahan yangPenyerahan
Untuk dapat
BKP Dikreditkan JKP
= 70% PPN Keluaran = 60% PPN Keluaran

Nilai PPN Kurang Bayar


PKP Melakukan Kegiatan
Usaha Tertentu
PMK No. 79/ PMK.03/ 2010
Nilai PPN
Masukan
Nilai PPN
yang
Definisi
PKP Kurang
berdagan dapat
Perdagan Bayar
Untuk
g Dikreditka
gan
Perdagan
kendaraa Kendaraa
n gan
n n
Kendaraa
bermotor = 90% n
PKP
bekas Perdagan
PPN
berdagan
secara gan = Untuk
1% DPP
g Keluaran Perdagan
eceran. Perhiasan
perhiasan gan
Kondisi Penyebab PPN
Lebih Bayar PKP melakukan
pembelian BKP atau JKP
dalam jumlah besar di
permulaan usaha.
PKP melakukan kegiatan
ekspor.
PKP melakukan
penyerahan kepada
pemungut PPN.
PKP melakukan
penyerahan yang tidak
dipungut PPN, meliputi:
Penyerahan terkait proyek
pemerintah bersumber dana luar
negeri.
Restitusi PPN Lebih Bayar
Pasal 9 Ayat (2a), (4b), (6a) UU PPN, PMK No. 81/
Secara umum, PPN lebih bayar akan
PMK.03/ 2010
dikompensasi ke masa pajak
berikutnya. Restitusi di setiap masa
Merupa
pajak hanya dimungkinkan untuk kan
Peroleh PPN
an BKP
lebih bayar yang muncul hasil
akibat:
atau penghit
Kegiata Penyera Penyera ungan
JKP di
n han han
permul di masa
ekspor kepada yang pajak
aan
BKP pemun tidak akhir
usaha/
atau gut dipung tahun
sebelu
JKP. PPN. ut PPN. (bulan
m
Restitusi bagi PKP yang belum berproduksi harus dikembalikan jika
mengalami gagal produksi 3 tahun berprod
Desem
paska restitusi atau gagal
restitusi. ber).
uksi.
penyerahan 1 tahun paska
Pengembalian
Pendahuluan Pajak Lebih
Bayar
Bagi PKP
PKP kriteria Kriteria
tertentu dapatTertentu
memperoleh
pengembalian pendahuluan, jika memenuhi
persyaratan:
PMK No. 197/ PMK.03/ 2007
Tepat waktu melaporkan SPT dan SPT Masa
setiap jenis pajak selama 3 tahun terakhir.
Tidak pernah dijatuhi pidana perpajakan
selama 5 tahun terakhir.
Tidak sedang memiliki tunggakan pajak per
31 Desember.
Pengembalian Pendahuluan Pajak Lebih
Bayar Bagi PKP Berisiko Rendah
Pasal 9 Ayat (4c), (4d) UU PPN, PMK No. 71/ PMK.03/ 2010

Merupakan PKP yang memenuhi


ketentuan:
Tidak dilakukan pemeriksaan selama
24 bulan terakhir.
Tepat waktu melaporkan SPT Masa PPN
selama 12 bulan terakhir.
Memproduksi sendiri minimal 75% BKP
Atau merupakan
Atau merupakan
yang dijual. perusahaan
perusahaan yang
Memiliki LK berpredikat terbuka
WTP dengan
atau WDP
secara mayoritas
selama 2 tahun terakhir. minimal 40%
Syarat Restitusi Bagi WP OP
Luar Negeri (WPOPLN)
Pasal 16E UU PPN, PMK No. 18/ PMK.03/ 2011

Menunjukka
n paspor
WPOPLN
luar negeri,
bukan WNI WPOPLN
boarding
dan tinggal bukan kru
pass,
di Indonesia maskapai
barang
tidak lebih penerbanga
bawaan,
dari dua n.
dan faktur
bulan.
Dikenai PPN pajak
dengan
Apabila PPN yang khusus.
pajak minimal Rp
dikenakan melebihi 500.000,00 atas
Rp 5.000.000,00, transaksi yang
maka restitusi dilakukan maksimal 1
dilaksanakan melalui bulan sebelumnya
Kegiatan Membangun
Sendiri
Pasal 16C UU PPN, PMK No. 39/ PMK.03/ 2010

Merupakan Persyarata
kegiatan
membangun n
bukan dalam Bangunan meliputi
rangka kegiatan satu atau lebih
usaha, untuk konstruksi
digunakan sendiri permanen pada
Definisi
atau oleh orang sebidang tanah
lain. dengan bahan
kayu, beton, batu
bata, atau baja
dengan luas > 300
Pengelolaan PPN Kegiatan
Membangun Sendiri

Pembangun terutang PPN saat mulai membangun,


di tempat kedudukan bangunan.

Dasar Pengenaan PPN


= 40% dari biaya bulanan selain biaya perolehan
tanah
PPN Masukan tidak dapat dikreditkan.

PPN maksimal setiap tanggal 15 bulan setelah saat


terutang.
Ilustrasi
Kegiatan Membangun Sendiri
Koperasi Tanggamus melakukan kegiatan membangun sendiri
yang selama 4 bulan pertama memerlukan biaya biaya berikut.

No. Bulan Biaya Material Biaya Tenaga Kerja


1. April 165.000.000 76.500.000
2. Mei 134.500.000 65.000.000
3. Juni 215.000.000 91.250.000
4. Juli 131.500.000 55.750.000
Biaya di atas belum termasuk biaya pembebasan lahan utama
sebesar Rp 550.000.000,00 di bulan April dan pembebasan lahan
perluasan sebesar Rp 275.000.000,00 di bulan Juli. Berapakah
PPN terutang untuk setiap bulannya?
Pembahasan Ilustrasi
Kegiatan Membangun Sendiri
Jawaban :
DPP kegiatan membangun sendiri adalah sebesar 40% dari biaya
selain pembebasan lahan.

No. Bulan Biaya Biaya Biaya DPP PPN


Material Tenaga Bulanan Terutang
Kerja
1. April 165.000.00 76.500.000 241.500.000 96.600.000 9.660.000
0
2. Mei 134.500.00 65.000.000 199.500.000 79.800.000 7.980.000
0
3. Juni 215.000.00 91.250.000 306.250.000 122.500.000 12.250.00
0 0
4. Juli 131.500.00 55.750.000 187.250.000 74.900.000 7.490.000
0
Fasilitas Khusus PPN
Keppres No. 39 Tahun 1998

Perusahaan PPN dan


pertaksian PPnBM
diberikan ditanggu
fasilitas PPN ng
dan PPnBM pemerin
Impor
atas: tah.
Kompone
n dan
Kendaraa
Pencatatan Transaksi PPN

Nilai PPN Keluaran, PPN Masukan dan PPN Kurang


(Lebih) Bayar yang dicatat tidak mempengaruhi
laba rugi perusahaan.

PPN Keluaran dicatat sebagai Liabilitas Lancar.


PPN Masukan dicatat sebagai Aset Lancar

PPN Kurang (Lebih) Bayar dicatat sebagai aset atau


liabilitas.
Ilustrasi
Pencatatan Transaksi A
PT. Welirang sepanjang masa berjalan melakukan penyerahan
jasa kepada beberapa klien dan transaksi bisnis sebagai berikut.
Jasa persewaan apartemen kepada konsumen ritel dengan total
nilai sewa Rp 1.657.500.000,00.
Jasa persewaan Rumah Sederhana kepada pedagang kecil dengan
nilai penggantian Rp 354.500.000.
Membeli alat tulis kantor dengan nilai Rp 18.950.000,00.
Membayar jasa konsultansi senilai Rp 16.500.000,00, termasuk
PPN.
Bagaimanakah pencatatan atas setiap transaksi dilakukan, termasuk
penghitungan PPN akhir masa?
Pembahasan Ilustrasi
Pencatatan Transaksi A

Jawaban : Dibebaskan
Pencatatan Masa Berjalan dari PPN
Kas 1.842.500.000
Pendapatan Sewa 1.675.000.000
PPN Keluaran 167.500.000
Kas 354.500.000
Pendapatan Sewa 354.500.000
Perlengkapan 18.950.000
PPN Masukan 1.895.000
Kas 20.845.000
Beban Konsultansi 15.000.000
PPN Masukan 1.500.000
Kas 16.500.000
Pembahasan Ilustrasi
Pencatatan Transaksi A

Jawaban :
Pencatatan Akhir Masa
PPN Keluaran 167.500.000
PPN Masukan 3.395.000
Utang PPN 164.105.000
PT. Welirang wajib menyetorkan PPN kurang bayar sebesar Rp
164.105.000,00 paling lambatdi tanggal 15 masa pajak berikutnya,
serta melaporkannya dalam SPT Masa bulan bersangkutan.
Ilustrasi
Pencatatan Transaksi B
Fa. Batusibela sepanjang masa berjalan melakukan penyerahan
barang dan transaksi bisnis sebagai berikut.
Menyerahkan produk kepada Pemprov senilai Rp 685.000.000,00.
Melakukan ekspor dengan nilai jual Rp 515.000.000,00.
Menyerahkan produk kepada pelanggan dengan nilai Rp
325.000.000,00, termasuk PPN dan PPnBM dengan tarif 20%.
Membeli material setengah jadi senilai Rp 480.000.000,00,
termasuk PPN dan PPnBM dengan tarif 10%.
Menerima retur atas penjualan senilai Rp 25.000.000,00.
Melakukan retur bahan baku senilai Rp 65.000.000,00
Perusahaan menganut sistem pencatatan periodik. Bagaimanakah
pencatatan atas setiap transaksi dilakukan, termasuk penghitungan
PPN akhir masa?
Pembahasan Ilustrasi
Pencatatan Transaksi B
Jawaban :
Pencatatan Masa Berjalan
Piutang Dagang 685.000.000
Penjualan 685.000.000
Kas 515.000.000
Penjualan 515.000.000
Kas 325.000.000
Penjualan 250.000.000
PPN Keluaran 25.000.000
Utang PPnBM 50.000.000
Persediaan 440.000.000
PPN Masukan 40.000.000
Kas 480.000.000
Pembahasan Ilustrasi
Pencatatan Transaksi B
Jawaban : Pencatatan Masa Berjalan
Penjualan 25.000.000
PPN Keluaran 2.500.000
Kas 27.500.000
Kas 71.500.000
Persediaan 65.000.000
PPN Masukan 6.500.000
Pencatatan Akhir Masa
PPN Keluaran 22.500.000
Aset Kompensasi PPN 11.000.000
PPN Masukan 33.500.000
PPN Lebih Bayar akan dikompensasikan ke masa berikutnya, kecuali
jika kelebihan pembayaran terjadi di Desember sehingga dapat
direstitusikan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai