(PPN)
Sistematika
Di dalam Kegiatan
daerah Konsumsi
pabean. Atas
barang
atau jasa
yang
terutang
pajak.
Dikenai Pajak
Pertambahan Nilai
Sifat Pemungutan (1)
Consumption
Type
Pembelian faktor
Net Income
produksi Type
dikurangkan
dari pertambahan
Pembelian
nilai. barang
modal dikurangkan
melalui depresiasi.
Gross Product
Type
Pembelian barang
Prinsip Pemungutan
Prinsip
Tempat
Tujuan Prinsip Tempat
Asal
Dipungut di
tempat Dipungut di
konsumsi. tempat asal
barang atau jasa.
Objek Pemungutan
Pasal 4 UU PPN
Syarat Penyerahan
Dikenai Pajak
BKP atau
JKP
bersifat
kena
pajak.
Penyera
han
Dalam
rangka
Dikenai Dilakuka
kegiatan Pajak n di
usaha daerah
Pemungut PPN
Pasal 3A Ayat (3), Pasal 16A UU PPN, KMK No. 563/
KMK.03/ 2003,
PMK No. 40/ PMK.03/ 2010
Bertugas
memungut,
memotong,
dan
menyetorkan Pihak pemungut
PPN, antara lain:
Bendaharawan entitas
menggantika
pemerintah atas
n peran PKP penyerahan kepada
yang pemerintah.
melakukan Pengguna BKP-TB atau JKP
dari luar daerah pabean,
Penyerahan Kepada Bendaharawan
Pemerintah yang Tidak Dipungut PPN
Penyerahan bernilai < Rp
1.000.000,00 dan tidak
dipecah pecah.
Penyerahan terkait
pembebasan tanah.
Penyerahan BBM dan non
BBM oleh Pertamina.
Penyerahan jasa telepon/
telekomunikasi.
Penyerahan jasa angkutan
udara.
Penyerahan BKP atau JKP
yang tidak dipungut atas
Barang Kena Pajak
dan
Jasa Kena Pajak
Barang Kena Pajak (BKP)
BKP adalah
barang yang BKP
dikenai PPN Berwujud
dan/ atau Bergerak
PPnBM
(Misal
BKP Barang
BKP
Dagang)
Berwujud Berwujud
BKP Tak
BKP Berwujud
Tak
Bergerak
(Misal Hak
(Misal
Paten,
Bangunan
Lisensi,
Lingkup BKP Tak
Berwujud
Hak menggunakan hak cipta,
paten, desain, formula, merek
Hak menggunakan peralatan
dagang, dan HAKI lain. atau
perlengkapan industrial,
komersial,
Pemberian atau ilmiah. di
pengetahuan
bidang industrial, komersial, atau
ilmiah.
Pemberian bantuan tambahan
terkait ketiga point sebelumnya.
Hak menggunakan gambar hidup,
pita video, atau pita suara.
Pelepasan hak yang berkenaan
penggunaan HAKI dan hak yang
Lingkup Penyerahan BKP
(1)
Pasal 1A Ayat (1) UU PPN
Penyerahan konsinyasi.
Penyerahan yang Bukan
Penyerahan BKP
Pasal 1A Ayat (2), Pasal 16D UU PPN
Apabila:
Kapal, suku cadang, dan alat keselamatan yang diterima
Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional.
Pesawat, suku cadang, dan alat keselamatan yang diterima
Perusahaan Angkutan Udara Nasional.
Kereta api dan suku cadang yang diterima PT. KAI.
Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik.
Rumah susun sederhana milik (rusunami).
Dipergunakan tidak sesuai tujuan semula atau
dipindahtangankan sebelum 5 tahun berlalu, maka PPN yang
semula dibebaskan menjadi wajib dibayar.
Pengertian Jasa Kena
Pajak (JKP)
JKP adalah kegiatan pelayanan yang menyebabkan
suatu fasilitas, kemudahan atau hak menjadi
tersedia untuk dipakai.
Dipergun
akan
untuk
Kurs KMK Saat konversi
Pembuatan atas
Faktur setiap
jenis
penyerah
an.
Ilustrasi
Dasar Pengenaan Pajak C
CV. Gamkonora melakukan impor persediaan dengan nilai
pembelian $ 3650, biaya pengangkutan $ 250, dan premi asuransi
15% dari nilai pembelian. Impor tersebut dikenai Bea Masuk 10%, Bea
Masuk Tambahan Rp 2.150.000,00, PPh 22 dengan tarif 2,5%, serta
PPnBM dengan tarif 30%. Kurs KMK saat pemasukan barang adalah Rp
9.100/ $, sedangkan saat melakukan pembayaran kepada penjual
adalah Rp 9.200/ $. Berapakah DPP transaksi impor tersebut?
Pembahasan Ilustrasi
Dasar Pengenaan Pajak C
Jawaban :
Cost 3.650
Insurance 250
Freight (15% Cost) 547,50
CIF 4.447,50
Bea Masuk (10%) 444,75
Bea Masuk Lainnya 2.150.000
DPPImpor = CIF + Pungutan Kepabeanan
= 4.447,50 x 9.100 +((444,75 x 9.100) + 2.150.000)
= 40.472.250 + (4.047.225 + 2.150.000)
= 40.472.250 + 6.197.225
= 46.669.475
Tarif
Pasal 7 UU PPN Tarif dapat diubah menjadi
minimal 5% dan maksimal
15% dengan PP.
Berlaku atas
10% penyerahan
secara
umum.
Berlaku atas
0% ekspor. Pajak
Masukan
bersifat
Ketentuan Khusus:
Nilai PPN Terutang
Apabila dalam naskah kontrak tidak diketahui apakah
komponen PPN atau PPnBM telah termasuk di dalam nilai
kontrak, maka diasumsikan bahwa nilai kontrak tersebut
belum termasuk komponen PPN atau PPnBM.
Jawaban :
PPN Penyerahan Dalam Negeri = 10% x 3.775.000.000
= 377.500.000
PPN Ekspor = 0% x 6.115.000.000
=0
PPN Konsumen Korporat
= 10/ (100 + 20 + 0,45 5,45) x 5.750.000.000
= 10/ 115 x 5.750.000.000
= 500.000.000
PPN Penyerahan Bendaharawan
= 10/ (100 10 20 1.5) x 3.425.000.000
= 10/ 68.5 x 3.425.000.000
= 500.000.000
Saat Terutang
Pasal 11 UU PPN
Tidak
Mendap dapat
at dijadika Berada
kemuda n pusat, di
han apabila: Kawasa
impor n
Pengukuhan
dan
Faktur Pajak
Pengukuhan PKP
Pengusah
a
Dilarang dikukuhka
mengenak n sebagai
an PPN PKP.
Berkewajib
atas an
penyeraha mengenak
n.Pengusah an PPN
Tidak
a yang atas
dapat
belum penyeraha
mengkredi n.
dikukuhka
Ketentuan Khusus:
Pengukuhan PKP
Pasal 3A Ayat (1a), (2) UU PPN, PMK No. 68/ PMK.03/
2010
Agar dapat dikukuhkan, pengusaha harus melapor kepada
KPP yang menaungi tempat kedudukan usaha, dalam jangka
waktu paling lambat 1 bulan setelah usaha dilaksanakan.
Pengusaha tidak
lagi memenuhi Pengusaha
syarat berhenti
diwajibkannya berusaha.
pengukuhan.
Faktur Pajak
Pasal 13 Ayat (1), (6) UU PPN, PER No. 27/ PJ./ 2011
Identitas
PKP
Penjual
Tanda Identitas
tangan PKP
verifikasi. Pembeli
Kode,
nomor Jenis dan
seri, dan Nilai BKP
tanggal. Nilai PPN
dan
Saat Pembuatan Faktur
Pajak
Pasal 13 Ayat (1a), (2), (2a) UU PPN, PER No. 65/ PJ./
2010
Saat
Saat
pembayaran,
penyerahan BKP
jika mendahului
atau JKP.
penyerahan.
Saat
Saat
penyampaian
pembayaran
tagihan, untuk
termin, untuk
penyerahan
penyerahan
kepada
bertahap.
Saat akhirPemungut
bulan PPN.
terutang, untuk
Ilustrasi
Saat Pemfakturan
Apakah
Apakahfaktur
fakturdilaporkan
diterbitkanPKP
PKP
penerbit
yang
Apakah sebagai
telah
faktur dikukuhkan.
PPN Keluaran.
diterbitkan terkait
BKP atau JKP yang terutang PPN.
Ketentuan Khusus: Faktur
Pajak
Pasal 13 Ayat (8), (9), Pasal 14 UU PPN, PMK No. 38/ PMK.03/
2010,
Keabsahan faktur pajak ditentukan berdasar ketentuan material
PER No. 65/ PJ./konten)
(kelengkapan 2010 dan ketentuan formal (kebenaran cara
pengisian).
Pengusaha non PKP dilarang membuat faktur pajak. Jika telah dibuat,
PPN harus disetorkan dan pengusaha dikenai sanksi administrasi dan
pidana.
PPN
PPN PPN PPN Lebih
Kurang
Keluaran Masukan Bayar
Bayar
Merupak Merupak Ketika Ketika
an PPN an PPN PPN PPN
yang yang Keluaran Masuka
dipungu dibayark melebihi n
t PKP an PKP PPN melebihi
Penjual Pembeli Masuka PPN
atas kepada n. Keluaran
penyera PKP Selisih .
han Penjual tersebut Selisih
kepada atas harus tersebut
PKP penyera disetork dikompe
Syarat Umum Pengkreditan
PPN Masukan
Pasal 9 Ayat (9) UU PPN
Jawaban
No. Masa: PPN PPN PPN Perlakuan
Pajak Keluaran Masukan Kurang
(Lebih)
Bayar
1. September 23.150.00 21.565.00 1.585.000 Wajib disetor
0 0 maksimal 15
Oktober.
2. Oktober 31.750.00 33.955.00 (2.205.00 Dikompensasikan
0 0 0) ke masa
November.
3. November 17.225.00 11.595.00 3.425.000 Wajib disetor
0 0 maksimal 15
Desember.
4. Desember 45.825.00 50.775.00 (4.950.00 Dapat
0 0 0) dimohonkan
restitusi.
PPN Tidak Dipungut dan
PPN Dibebaskan
Pasal 16B UU PPN
Jawaban
No. Tahu PPN Proporsi PPN Masukan
n Masukan Penyerahan Dapat
Terutang PPN Dikreditkan
1. 2012 6.500.000 1.250.000.000/ 3.250.000
2.500.000.000 =
50%
2. 2013 8.050.000 500.000.000/ 4.012.500
2.000.000.000 =
25%
3. 2014 3.212.500 3.450.000/ 2.409.375
4.600.000.000 =
75%
4. 2015 4.575.000 825.000.000/ 1.525.000
Ilustrasi
Pengkreditan PPN Masukan B
PT. Rajabasa melakukan pembelian gedung untuk unit penjualan
produk daging yang penyerahannya tidak dikenai PPN dan pupuk
kandang yang penyerahannya dikenai PPN. Gedung diperoleh dengan
nilai Rp 1.265.000.000,00 termasuk PPN, didepresiasikan secara
akuntansi didepresiasikan selama 15 tahun dengan nilai sisa Rp
65.000.000,00. Berikut merupakan data penyerahan yang dilakukan
PT. Rajabasa.
No. Tahun Tonase Daging Harga @ Tonase Pupuk Harga @
1. 2012 675 61.500.00 1.425 31.500.00
0 0
2. 2013 515 62.250.00 1.500 32.125.00
0 0
3. 2014 730 63.150.00 1.375 33.150.00
0 0
PT. Rajabasa
4. 2015mengkreditkan
765 PPN Masukan1.725
64.000.00 setiap 34.000.00
awal tahun,
berdasar asumsi 50% penyerahan0 terutang PPN. Bagaimanakah
0
penghitungan kembali PPN Masukan?
Pembahasan Ilustrasi
Pengkreditan PPN Masukan B
Jawaban :
PPN Masukan dikreditkan setiap awal tahun
= % Penyerahan Terutang x PPN Masukan
/ 10
= 50% x (10/ 110 x 1.265.000.000) / 10
No. =Tahu
5.750.000
Penyerahan Penyerahan Persentas PPN Koreks
n Tak Terutang Terutang e Masukan i
(Milliar) (Milliar) Penyeraha Dapat Kredit
n Terutang Dikreditkan
1. 2012 41.5125 44.8875 51.95% 5.974.250 244.25
0
2. 2013 32.05875 48.1875 60.05% 6.905.750 1.155.7
50
Pengel Keluaran.
Khusus PKP yang
menerapkan
olaan NPPN, PPN
PKP Memiliki Peredaran
Usaha Tidak Melebihi
Jumlah Tertentu
Pasal 9 Ayat (7), (7a), (7b) UU PPN, PMK No. 74/
PMK.03/ 2010
Nilai
Untuk PPN Masukan
Penyerahan yangPenyerahan
Untuk dapat
BKP Dikreditkan JKP
= 70% PPN Keluaran = 60% PPN Keluaran
Menunjukka
n paspor
WPOPLN
luar negeri,
bukan WNI WPOPLN
boarding
dan tinggal bukan kru
pass,
di Indonesia maskapai
barang
tidak lebih penerbanga
bawaan,
dari dua n.
dan faktur
bulan.
Dikenai PPN pajak
dengan
Apabila PPN yang khusus.
pajak minimal Rp
dikenakan melebihi 500.000,00 atas
Rp 5.000.000,00, transaksi yang
maka restitusi dilakukan maksimal 1
dilaksanakan melalui bulan sebelumnya
Kegiatan Membangun
Sendiri
Pasal 16C UU PPN, PMK No. 39/ PMK.03/ 2010
Merupakan Persyarata
kegiatan
membangun n
bukan dalam Bangunan meliputi
rangka kegiatan satu atau lebih
usaha, untuk konstruksi
digunakan sendiri permanen pada
Definisi
atau oleh orang sebidang tanah
lain. dengan bahan
kayu, beton, batu
bata, atau baja
dengan luas > 300
Pengelolaan PPN Kegiatan
Membangun Sendiri
Jawaban : Dibebaskan
Pencatatan Masa Berjalan dari PPN
Kas 1.842.500.000
Pendapatan Sewa 1.675.000.000
PPN Keluaran 167.500.000
Kas 354.500.000
Pendapatan Sewa 354.500.000
Perlengkapan 18.950.000
PPN Masukan 1.895.000
Kas 20.845.000
Beban Konsultansi 15.000.000
PPN Masukan 1.500.000
Kas 16.500.000
Pembahasan Ilustrasi
Pencatatan Transaksi A
Jawaban :
Pencatatan Akhir Masa
PPN Keluaran 167.500.000
PPN Masukan 3.395.000
Utang PPN 164.105.000
PT. Welirang wajib menyetorkan PPN kurang bayar sebesar Rp
164.105.000,00 paling lambatdi tanggal 15 masa pajak berikutnya,
serta melaporkannya dalam SPT Masa bulan bersangkutan.
Ilustrasi
Pencatatan Transaksi B
Fa. Batusibela sepanjang masa berjalan melakukan penyerahan
barang dan transaksi bisnis sebagai berikut.
Menyerahkan produk kepada Pemprov senilai Rp 685.000.000,00.
Melakukan ekspor dengan nilai jual Rp 515.000.000,00.
Menyerahkan produk kepada pelanggan dengan nilai Rp
325.000.000,00, termasuk PPN dan PPnBM dengan tarif 20%.
Membeli material setengah jadi senilai Rp 480.000.000,00,
termasuk PPN dan PPnBM dengan tarif 10%.
Menerima retur atas penjualan senilai Rp 25.000.000,00.
Melakukan retur bahan baku senilai Rp 65.000.000,00
Perusahaan menganut sistem pencatatan periodik. Bagaimanakah
pencatatan atas setiap transaksi dilakukan, termasuk penghitungan
PPN akhir masa?
Pembahasan Ilustrasi
Pencatatan Transaksi B
Jawaban :
Pencatatan Masa Berjalan
Piutang Dagang 685.000.000
Penjualan 685.000.000
Kas 515.000.000
Penjualan 515.000.000
Kas 325.000.000
Penjualan 250.000.000
PPN Keluaran 25.000.000
Utang PPnBM 50.000.000
Persediaan 440.000.000
PPN Masukan 40.000.000
Kas 480.000.000
Pembahasan Ilustrasi
Pencatatan Transaksi B
Jawaban : Pencatatan Masa Berjalan
Penjualan 25.000.000
PPN Keluaran 2.500.000
Kas 27.500.000
Kas 71.500.000
Persediaan 65.000.000
PPN Masukan 6.500.000
Pencatatan Akhir Masa
PPN Keluaran 22.500.000
Aset Kompensasi PPN 11.000.000
PPN Masukan 33.500.000
PPN Lebih Bayar akan dikompensasikan ke masa berikutnya, kecuali
jika kelebihan pembayaran terjadi di Desember sehingga dapat
direstitusikan.
Terima Kasih