Anda di halaman 1dari 20

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing 2

Dosen Pengampu : Dr. Drs. Ec. H. Atma Hayat, Ak., M.Si.


 
DISUSUN OLEH :
• Abdurrahman Hilmi (1810313110036) • Miptahur Rahman (1810313210028)
• Aimee Hawiisa Novee (1810313220036) • Rahmat Hidayat (1810313210020)
• Lazmi Agnia (1810311210003) • Riska Nur Ita Aini (1810313220030)
• Mega Wulandari (1810313120060)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Materi Pembahasan

01 Pengertian Penjualan (Tunai dan Kredit)

Akun dan Golongan Transaksi dalam siklus


02 Penjualan dan Penagihan

Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Dokumen serta


03 Catatan Terkait

Perancangan Program Audit Pengujian


04 Pengendalian dan Pengujian Substantif Siklus
Penjualan dan Penagihan

Pengujian Audit Untuk Menghapus Piutang Tak


05 Tertagih
Pengertian Penjualan (Tunai dan Kredit)

Penjualan Tunai Penjualan Kredit


Penjualan yang transaksi pembayaran dan pemindahan Suatu transaksi penjualan antara perusahaan dengan
hak atas barangnya langsung melalui register kas atau pembeli, dengan pembayaran yang menggunakan jangka
bagian kassa. Sehingga, tidak perlu ada prosedur pen- waktu tertentu. Sehingga mengakibatkan timbulnya
catatan piutang pada perusahaan penjual. pencatatan piutang oleh perusahaan.
Penjualan Tunai
Catatan Akuntansi Terkait Penerimaan Kas Dari Penjualan Tunai
Menurut Mulyadi (2014:468), catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem
penerimaan kas dari penjualan tunai, yaitu:
1. Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan
menjual berbagai macam produk dan manajemen memerlukan informasi penjualan setiap jenis produk yang
dijualnya selama jangka waktu tertentu, dalam jurnal penjualan disediakan satu kolom untuk setiap jenis produk
guna meringkas informasi penjualan menurut jenis produk tersebut.
2. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya dari
penjualan tunai.
3. Jurnal Umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang
dijual.
4. Kartu Persediaan
Kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual.
Selain itu kartu ini juga digunakan untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan di gudang.
5. Kartu Gudang
Catatan ini tidak termasuk catatan akuntansi karena hanya berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang.
Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang yang digunakan untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang
dijual.
Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian atas transaksi penjualan
tunai dilaksanakan melalui lima tahap berikut ini:
1. Pemahaman atas sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan transaksi penjualan tunai.
2. Penentuan kemungkinan salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi penjualan tunai.
3. Penentuan aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan mencegah salah saji potensial dalam
setiap tahap pelaksanaan transaksi penjualan tunai.
4. Penentuan prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas pengendalian.
5. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian atas transaksi penjualan tunai.
Pada tahap "pemahaman atas sistem informasi akuntansi untuk
pelaksanaan transaksi," untuk sistem informasi akuntansi
penjualan tunai

bagan alir
catatan sistem
fungsi terkait dokumen
akuntansi informasi
akuntansi.

• Program audit untuk pengujian pengendalian atas transaksi penjualan tunai disusun berdasarkan sistem
penjualan tunai .

• Hasil pelaksanaan program audit untuk pengujian pengendalian atas transaksi penjualan tunai
didokumentasikan oleh auditor dalam kertas kerja sebagai bagian dari pelaksanaan standar pekerjaan
lapangan kedua: “Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan".
Penjualan Kredit

Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit


adalah :
Dokumen yang Digunakan
1) Fungsi Penjualan.
1) Surat Order Pengiriman.
2) Fungsi Kredit.
2) Faktur Penjualan.
3) Fungsi Gudang
3) Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan.
4) Fungsi Pengiriman
4) Bukti Memorial.
5) Fungsi Penagihan
6) Fungsi Akuntansi
Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Catatan yang Digunakan 1) Prosedur Order Penjualan
1) Jurnal Penjualan. 2) Prosedur Persetujuan Kredit.
2) Kartu Piutang. 3) Prosedur Pengiriman.
3) Kartu Persediaan. 4) Prosedur Penagihan.
4) Kartu Gudang. 5) Prosedur Pencatatan Piutang.
5) Jurnal Umum. 6) Prosedur Distribusi Penjualan.
7) Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Menurut Mulyadi (2001:482) sumber penerimaan kas suatu perusahaan manufaktur biasanya
berasal dari pelunasan piutang oleh debitur, karena sebagian besar produk perusahaan tersebut dijual
melalui penjualan kredit. Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
melalui penagihan langsung, melalui pos, dan melalui lock-box collection plan. Diantara berbagai cara
penagihan kas dari piutang tersebut, seharusnya mewajibkan debitur melakukan pembayaran dengan
menggunakancek atas nama, yang secara jelas mencantumkan nama perusahaan yang berhak
menerima pembayaran diatas cek.

Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas
piutang adalah sebagai berikut : dari piutang adalah :
1) Fungi Sekretariat. 1) Surat Pemberitahuan.
2) Fungsi Penagihan. 2) Daftar Surat Pemberitahuan.
3) Fungsi Kas. 3) Bukti Setor Bank.
4) Fungsi Akuntansi 4) Kuitansi.

Penerimaan kas dari piutang melalui penagihan perusahaan dilaksanakan dengan prosedur.
AKUN DAN GOLONGAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS
PENJUALAN SERTA PENGIHAN PIUTANG

KLASIFIKASI TRANSAKSI

RETURN & PENGHAPUSAN PENAKSIRAN


PENERIMAAN DISKON
PENJUALAN PIUTANG TAK PIUTANG TAK
KAS PENJUALAN TERTAGIH TERTAGIH
FUNGSI – FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN
SERTA CATATAN TERKAIT

Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang ini dimulai dengan adanya permintaan
dari konsumen dan diakhiri dengan adanya perubahan dari barang atau jasa menjadi
piutang usaha, dan akhirnya menjadi kas.
Sebelum menetapkan risiko pengendalian dan merancang pengujian pengendalian
dan melakukan pengujian substantif transaksi, auditor harus memahami fungsi-fungsi
bisnis dan dokumen-dokumen serta catatan yang digunakan dalam bisnis yang
bersangkutan. Untuk fungsi – fungsi bisnis, dokumen, dan catatn dalam siklus penjualan
akan ditampilkan pada tabel.
Perancangan Program Audit Pengujian
Pengendalian dan Pengujian Substantif
Siklus Penjualan dan Penagihan
PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANSIF ATAS TRANSAKSI
PENJUALAN

Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami


pengendalian internal untuk menilai resiko pengendalian. Terdapat empat langkah
yang penting dalam pengendalian ini yaitu :
• Pemahaman pengendalian internal
Auditor mempelajari bagan alir yang telah dibuat klien, mengajukan pertanyaan
kepada klien dengan menggunakan daftar pertanyaan kepada klien dengan
menggunakan daftar pertanyaan pengendalian internal, dan melakukan transaction
walktrough untuk penjualan.
• Penetapan risiko Pengendalian direncanakan.
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam mendapatkan
pemahaman pengendalian internal untuk menetapkan risiko pengendalian.
Selanjutnya auditor meneliti aktivitas pengen -dalian kunci untuk penjua-lan,
untuk membantu dalam mengidentifikasi pengendalian kunci.
• Penentuan luas pengujian pengendalian.
Luas pengujian pengendalian tergantung pada efektivitas pengendalian dari
berbagai hal lain yang auditor yakin akan dapat menurunkan risiko
pengendalian. Auditor juga perlu mempertimbangkan kenaikan biaya
penyelenggara pengujian pengendalian dibandingkan dengan penurunan
potensial dalam pengujian subtantif.
• Perancangan pengujian pengendalian dan peng-ujian substantif transaksi.
Untuk setiap pengendalian kunci harus dirancang satu atau lebih pengujian
pengendalian untuk memeriksa efektivitasnya. Sedangkan dalam memutuskan
pengujian substantif transaksi, auditor biasanya menggunakan sejumlah
prosedur yang berlaku untuk setiap audit tanpa memperhatikan keadaan
PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANSIF
ATAS TRANSAKSI PENERIMAAN
Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian pengendalian
dan pengujian substansif atas transaksi penerimaan kas seperti yang digunakan untuk
penjualan. Prosedur audit untuk pengujian pengendalian pengujian substansif atas transaksi
penerimaan kas dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan
untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapkan bagi penerimaan kas.
Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses
berikut :
• Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit.
• Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan untuk
mendukung pengurangan resiko pengendalian.
• Merancang pengujian substansif atas transaksi untuk menguji salah moneter bagi setiap
tujuan.
PENGUJIAN AUDIT UNTUK MENGHAPUS PIUTANG
TAK TERTAGIH
Kekhawatiran utama auditor dalam melakukan audit atas piutang usaha tak tertagih
adalah kemungkinan karyawan klien menutupi penggelapan dengan menghapus
piutang usaha yang sudah ditagih
Pengendalian yang penting untuk mencegah kecurangan ini adalah otorisasi yang
tepat atas penghapusan piutang tak tertagih harus diberikan oleh tingkat manajemen
yang ditunjuk hanya setelah melalui penyelidikan menyeluruh mengenai alasan
pelanggaran tidak mampu membayar.
Pengendalian Internal Tambahan Atas Saldo Akun Dan Penyajian Serta Pengungkapan
Pengendalian internal berkaitan langsung dengan saldo akun dan penyajian serta
pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum diidentifikasi atau diuji sebagai
bagian dari pengujian pengendalian atau pengujian substantive atas transaksi.

Pengaruh Hasil Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi.


Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap pengujian substantif
atas rincian saldo.
Bagaimana prosedur audit untuk penghapusan
piutang tak tertagih dan untuk estimasi beban piutang tak
tertagih
Untuk mengaudit penghapusan piutang tak tertagih auditor melakukan pengujian
persetujuan piutang untuk akun sampel untuk mengidentifikasi seberapa besar
jumlah piutang yang tak tertagih.
 Untuk mengestimasi piutang tak tertagih tergantung pada saldo akhir piutang.
 Ketika mengalami kebingungan pada saat proses pengauditan piutang ataupun
akun lain, auditor dapat menerapkan atau menggunakan 5 asersi manajemen,
karena asersi tersebut yang akan menjadi landasan untuk melakukan audit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai