Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI MANAJEMEN

“MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN”


LANDASAN TEORI

1. Pentingnya Pengukuran Biaya Lingkungan


Pengukuran dan pengelolaan biaya lingkungan merupakan salah satu prioritas yang
seringkali perlu diperhatikan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan kinerja lingkungan
yang dapat memberi pengaruh yang signifikan terhadap posisi keuangan perusahaan. Ada
dua alasan utama yang membuat perusahaan memprioritaskan pengukuran dan
pengelolaan biaya lingkungan, yaitu sebagai berikut:
1). Peraturan tentang lingkungan telah meningkat secara signifikan, bahkan diperkirakan
akan semakin ketat lagi. Keketatan aturan tersebut dapat terlihat dari hukuman dan
denda yang sangat besar. Jadi, biaya-biaya untuk mematuhinya juga menjadi sangat
besar. Untuk memenuhinya, biaya pemenuhan harus diukur dan penyebab-
penyebabnya harus diidentifikasi.
2). Keberhasilan penyelesaian masalah-masalah lingkungan menjadi isu yang semakin
kompetitif.
Untuk memahami dua alasan utama tersebut, kita perlu memahami konsep yang disebut
ekoefisiensi (Ecoefficiency Concept).

2. Ekoefisiensi
Ekoefisiensi didefinisikan sebagai kemampuan suatu entitas yang dapat memproduksi
barang dan jasa yang lebih bermanfaat sambil secara bersama-sama (simultan)
mengurangi dampak lingkungan yang negatif, konsumsi sumber daya, dan biaya. Dalam
konsep ini tiga pesan penting yang perlu dipahami, yaitu:
1). Perbaikan kinerja ekologi dan ekonomi dapat dan sudah seharusnya saling
melengkapi.
2). Perbaikan kinerja lingkungan seharusnya tidak lagi dipadang hanya sebagai amal dan
derma, melainkan sebagai kebersaingan (competitives).
3). Ekoefisiensi merupakan suatu pelengkap dan mendukung pengembangan yang
berkesinambungan (Sustainable Development).
Selain itu ekoefisiensi juga berarti pengurangan biaya dapat dicapai dengan meningkatkan
kinerja lingkungan. Bahkan bagi banyak perusahaan, biaya lingkungan merupakan
presentase yang signifikan dari total biaya operasional. Ditambah dengan ekoefisiensi,
fakta ini menekankan pentingnya pendefinisian, pengukuran, dan pelaporan biaya
lingkungan. Ekoefisiensi mengimplikasikan bahwa peningkatan efisiensi berasal dari
perbaikan kinerja lingkungan. Beberapa faktor penyebab dan pendorong untuk
peningkatan ekoefiensi, antara lain :
1). Permintaan pelanggan akan produk yang lebih bersih, yaitu produk yang diproduksi
tanpa merusak lingkungan dan yang penggunaan serta pembuangannya ramah
lingkungan.
2). Para pegawai yang lebih suka bekerja di perusahaan yang bertanggungjawab terhadap
lingkungan, dan akan menghasilkan produktivitas yang lebih besar (yaitu: kondisi
kerja yang bersih dan aman akan menarik pekerja dan mendorong produktivitas).
3). Perusahaan yang bertanggungjawab terhadap lingkungan cenderung memperoleh
keuntungan eksternal, seperti biaya modal yang lebih rendah dan tingkat asuransi
yang lebih rendah
4). Kinerja lingkungan yang lebih baik dapat menghasilkan keuntungan sosial yang
signifikan, seperti keuntungan bagi kesehatan manusia. Hal ini selanjutnya akan
memperbaiki citra perusahaan dan memperkuat kemampuan perusahaan menjual
produk dan jasanya.
5). Fokus pada perbaikan kinerja lingkungan membangkitkan keinginan para manajer
untuk melakukan inovasi dan mencari peluang baru.
6). Pengurangan biaya lingkungan dapat mempertahankan atau menciptakan keunggulan
bersaing.
Dengan membebankan biaya lingkungan pada produk dan proses, sumber-sumber dari
biaya ini akan tampak dan membantu mengidentifikasi penyebab-penyebab dasarnya agar
dapat dikendalikan.

3. Model Biaya Kualitas Lingkungan


Ada banyak kemungkinan definisi biaya lingkungan, akan tetapi pendekatan yang
menarik adalah mengadopsi definisi yang sesuai (konsisten) dengan model kualitas
lingkungan total. Dalam model kualitas lingkungan total, keadaan yang ideal adalah tidak
ada kerusakan lingkungan (sama dengan keadaan cacat nol pada manajemen kualitas
total). Kerusakan didefinisikan sebagai degradasi langsung dari lingkungan, seperti emisi
residu benda padat, cair, atau gas ke dalam lingkungan (misalnya, pencemaran air dan
polusi udara), atau degradasi tidak langsung seperti penggunaan bahan baku dan energi
yang tidak perlu. Dengan demikian, biaya ligkungan dapat disebut biaya kualitas
lingkungan (environmental quality costs).
Biaya lingkungan adalah biaya yang terjadi karena adanya atau mungkin adanya
kualitas lingkungan yang buruk. Oleh karena itu, biaya lingkungan berhubungan dengan
kreasi, deteksi, perbaikan dan pencegahan degradasi lingkungan. Dengan definisi ini,
biaya lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu:
1). Biaya Pencegahan Lingkungan (Environmental Prevention Cost), yaitu biaya-biaya
untuk aktivitas yang dapat mencegah diproduksinya limbah dan atau sampah yang
dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Contoh aktivitas pencegahan ini seperti
evaluasi dan pemilihan pemasok; evaluasi dan pemilihan alat untuk mengendalikan
polusi, desain proses dan produk untuk mengurangi atau menghapus limbah; melatih
pegawai, mempelajari dampak lingkungan, dan audit risiko lingkungan.
2). Biaya Deteksi Lingkungan (Environmental Detection Cost), merupakan biaya-biaya
aktivitas yang dilakukan untuk menentukan apakah produk, proses, dan aktivitas
lainnya di perusahaan telah memenuhi standar yang berlaku atau tidak. Standar
lingkungan dan prosedur yang diikuti oleh perusahaan didefinisikan dalam tiga cara:
(1) peraturan pemerintah, (2) standar ISO 14001 yang dikembangkan oleh
International Standard Organization, dan (3) kebijakan lingkungan yang
dikembangkan oleh manajemen. Contoh-contoh aktivitas deteksi adalah: audit
aktivitas lingkungan, pemeriksaan produk dan proses (agar ramah lingkungan),
pengembangan ukuran kinerja lingkungan, dan pelaksanaan pengujian pencemaran.
3). Biaya Kegagalan Internal Lingkungan (Environmental Internal Failure Cost),
adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah dan
sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar. Biaya kegagalan internal terjadi
untuk menghilangkan dan mengolah limbah dan sampah ketika diproduksi. Aktivitas
kegagalan internal memiliki salah satu dari dua tujuan berikut ini: (1) untuk
memastikan bahwa limbah dan sampah yang diproduksi tidak dibuang ke lingkungan
luar, (2) untuk mengurangi tingkat limbah yang dibuang sehingga jumlahnya tidak
melewati standar lingkungan. Contoh-contoh aktivitas kegagalan internal adalah:
pengoperasian peralatan untuk mengurangi atau menghilangkan polusi, pengolahan
dan pembuangan limbah beracun, dan pemeliharaan peralatan polusi.
4). Biaya Kegagalan Eksternal Lingkungan (Environmental External Failure Cost),
adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah atau
sampah ke dalam lingkungan. Biaya kegagalan eksternal dibagi menjadi dua lagi,
antara lain; (1) biaya kegagalan eksternal yang direalisasi adalah biaya yang dialami
dan dibayar oleh perusahaan, dan (2) biaya kegagalan eksternal yang tidak
direalisasikan atau biaya sosial adalah biaya disebabkan oleh perusahaan tetapi
dialami dan dibayar oleh pihak-pihak diluar perusahaan. Selanjutnya, biaya sosial
dapat diklasifikasikan sebagai biaya yang berasal dari degradasi lingkungan, dan
biaya yang berhubungan dengan dampak buruk terhadap properti atau kesejahteraan
masyarakat. Dalam kasus-kasus tersebut, biaya ditanggung oleh pihak lain, bukan
oleh perusahaan, meskipun hal tersebut disebabkan oleh perusahaan.

4. Laporan Biaya Lingkungan


Pelaporan biaya lingkungan merupakan hal yang penting jika sebuah organisasi atau
perusahaan ingin serius memperbaiki kinerja lingkungannya dan mengendalikan biaya
lingkungannya. Langkah pertama yang baik adalah laporan yang memberikan perincian
biaya lingkungan menurut kategori. Pelaporan biaya lingkungan menurut kategori
memberikan dua hasil yang penting: (1) dampak biaya lingkungan terhadap profitabilitas
perusahaan, dan (2) jumlah relatif yang dihabiskan untuk setiap kategori. Berikut adalah
contoh sederhana laporan biaya lingkungan suatu perusahaan.
BIGHIT CORPORATION
LAPORAN BIAYA LINGKUNGAN
Untuk tahun yang berakhir 31 DESEMBER 2020
Persentase
Biaya Lingkungan ($) dari Biaya
Operasional
Biaya pencegahan:
Pelatihan pegawai 60.000
Desain produk 180.000
Pemilihan peralatan 40.000 280.000 1,40%
Biaya deteksi:
Pemeriksaan proses 240.000
Pengembangan ukuran 80.000 320.000 1,60%
Biaya kegagalan internal:
Pengoperasian peralatan polusi 400.000
Pemeliharaan peralatan polusi 200.000 600.000 3.00%
Biaya kegagalan eksternal:
Pembersihan danau 900.000
Restorasi tanah 500.000
Penyelesaian klaim kerusakan properti 400.000 1.800.000 9,00%
Total 3.000.000 15,00%
Laporan biaya lingkungan di atas menggarisbawahi pentingnya biaya lingkungan
dengan menyatakannya sebagai persentase dari total biaya operasional. Dalam laporan
ini, biaya lingkungan adalah 15% dari total biaya operasional. Jumlah ini tampaknya
cukup signifikan. Dari sudut pandang praktis, biaya lingkungan akan menerima perhatian
dari manajerial hanya jika jumlahnya signifikan.

5. Mengurangi Biaya Lingkungan


Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa biaya kegagalan lingkungan dapat
dikurangi dengan menginvestasikan lebih banyak pada aktivitas-aktivitas pencegahan dan
deteksi. Seperti yang dilakukan Ford Motor Company telah membuat komitmen untuk
untuk memperbaiki kinerja lingkungannya. Sebagai bagian dari keseluruhan komitmen
tersebut, Ford telah berusaha memperoleh sertifikasi ISO 14001 bagi semua pabriknya di
seluruh dunia. Beberapa pabriknya di Jerman dan Inggris telah menerima sertifikasi ini.
Di pabrik-pabrik yang bersertifikasi tersebut Ford telah menghemat ratusan ribu dolar
dalam biaya lingkungan. Di sektor industri kimia organik, studi yang berhubungan
dengan usaha untuk mencegah limbah beracun telah menunjukkan bahwa untuk setiap
dolar yang digunakan dalam aktivitas pencegahan, ada sekitar $3,49 yang dihemat dari
aktivitas kegagalan lingkungan (per tahun). Untuk suatu proyek yang sejenis,
penghematan yang terjadi $351.000 per tahun, dan rata-rata 1,6 juta pon kimia yang
dihilangkan.
Model pengurangan biaya lingkungan mungkin akan berperilaku serupa dengan
model biaya kualitas total. Biaya lingkungan terendah yang diperoleh pada titik
kerusakan-nol mungkin sama seperti titik cacat-nol pada model biaya kualitas total. Sudut
pandang ini tentu sejalan dengan pemahaman ekoefisiensi. Ide yang mendasari
pandangan ‘kerusakan nol’ (zero-damage point) adalah ‘mencegah lebih murah daripada
mengobati’. Di Phillips Petroleum, konsep ini disebut peraturan 1-10-100. Peraturan ini
menyatakan jika suatu masalah diselesaikan di area kerjanya sendiri, maka biaya nya
adalah $1. Jika masalah diselesaikan diluar daerah asalnya – tetapi masih di dalam
perusahaan – maka biayanya $10. Jika masalah diselesaikan di luar perusahaan, maka
biayanya $100. Menurut peraturan ini, kerusakan nol adalah titik biaya terendah untuk
biaya lingkungan.

6. Laporan Keuangan Lingkungan


Ekoefisiensi menyarankan sebuah kemungkinan modifikasi untuk pelaporan biaya
lingkungan. Secara khusus, selain melaporkan biaya lingkungan, juga perlu untuk
melaporkan keuntungan lingkungan. Dalam suatu periode tertentu, ada tiga jenis
keuntungan lingkungan:
1). Pemasukan, mengacu pada pendapatan yang mengalir ke organisasi karena adanya
tindakan lingkungan seperti mendaur ulang kertas, menemukan aplikasi baru untuk
limbah yang tidak berbahaya (misalnya, menggunakan sisa kayu untuk membuat pion
catur dan papan mainan), dan meningkatkan penjualan karena citra lingkungan.
2). Penghindaran biaya (penghematan berjalan), mengacu pada penghematan berjalan
yang dihasilkan di tahun-tahun sebelumnya.
3). Penghematan saat ini, mengacu pada pengurangan biaya lingkungan yang dicapai
tahun ini.
Dengan membandingkan keuntungan lingkungan yang diperoleh dengan biaya
lingkungan yang terjadi dalam periode tertentu, dapat disusun suatu laporan keuangan
lingkungan. Manajer dapat menggunakan laporan tersebut untuk menilai kemajuan
(keuntungan yang dihasilkan) dan potensi kemajuan (biaya lingkungan). Laporan
keuangan lingkungan dapat juga menjadi bagian dari laporan kemajuan lingkungan yang
disediakan bagi pihak pemegang saham setiap tahunnya. Berikut contoh laporan
keuangan lingkungan.

BIGHIT CORPORATION
LAPORAN KEUANGAN LINGKUNGAN
Untuk tahun yang berakhir 31 DESEMBER 2020 (dalam $)
Keuntungan lingkungan:
Pengurangan biaya, pencemaran 300.000
Pengurangan biaya, pembuangan limbah yang berbahaya 400.000
Pemasukan daur ulang 200.000
Penghematan biaya konservasi energi 100.000
Pengurangan biaya pengemasan 150.000
Total keuntungan lingkungan 1.150.000
Biaya lingkungan:
Biaya pencegahan 280.000
Biaya deteksi 320.000
Biaya kegagalan internal 600.000
Biaya kegagalan eksternal 1.800.000
Total biaya lingkungan 3.000.000

Laporan keuangan lingkungan menunjukkan bahwa pengurangan biaya yang ditunjukkan


adalah jumlah penghematan saat ini ditambah dengan penghindaran biaya lingkungan
karena tindakan lingkungan pada periode sebelumnya. Keuntungan yang dilaporkan
menunjukkan kemajuan baik, tetapi biayanya masih hampir tiga kali lebih besar daripada
keuntungannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbaikan lebih lanjut masih sangat
dibutuhkan.

7. Membebankan Biaya Lingkungan


Residu padat, cair, dan gas yang dilepas kelingkungan dan merupakan hasil dari proses
produksi dapat menjadi sumber biaya lingkungan. Residu memiliki potensi penyebab
biaya kegagalan lingkungan internal dan eksternal (misalnya, investasi pada peralatan
untuk mencagah penyebaran residu ke lingkungan dan pembersihan residu setelah
memasuki lingkungan). Namun bukan itu saja, pengemasan juga dapat menjadi sumber
biaya lingkungan. Sebagai contoh, di Amerika Serikat 30% dari semua limbah padat
perkotaan merupakan bahan kemasan.
Produk sendiri dapat menjadi sumber biaya lingkungan. Setelah menjual produk,
penggunaan dan pembuangannya oleh pelanggan dapat mengakibatkan degradasi
lingkungan. Hal ini adalah contoh dari biaya lingkungan pascapembelian (environmental
postpurchase cost). Biaya lingkungan pascapembelian sering ditanggung oleh
masyarakat, bukan oleh perusahaan, sehingga merupakan biaya sosial. Akan tetapi,
kadang-kadang biaya lingkungan pascapembelian dikonversi menjadi biaya eksternal
yang direalisasikan.
1). Biaya Produk Lingkungan
Biaya lingkungan dari proses produksi, pemasaran, dan pengiriman produk serta biaya
lingkungan pascapembelian yang disebabkan oleh penggunaan dan pembuangan
produk merupakan contoh-contoh biaya produk lingkungan (environmental product
cost). Penghitungan biaya lingkungan penuh (full environmental costing) adalah
pembebanan semua biaya lingkungan, baik yang bersifat privat maupun sosial, ke
produk. Penghitungan biaya privat penuh (full private costing) adalah pembebanan
biaya privat ke produk individual. Jadi, penghitungan biaya privat membebankan
biaya lingkungan yang disebabkan oleh proses internal organisasi ke produk. Biaya
privat dapat dibebankan dengan menggunakan data yang dihasilkan di dalam
perusahaan. Biaya penuh memerlukan pengumpulan data yang dihasilkan di luar
perusahaan, yaitu dari pihak ketiga.
Pembebanan biaya lingkungan pada produk dapat menghasilkan informasi
manajerial yang bermanfaat. Contohnya, mungkin dapat diketahui bahwa suatu
produk tertentu lebih bertanggungjawab atas limbah beracun daripada produk lainnya.
Informasi ini dapat mengarah ke desain produk dan proses alternatif yang lebih
efisien dan ramah lingkungan.

2). Pembebanan Biaya Lingkungan Berbasis Fungsi


Dalam kebanyakan sistem akuntansi, biaya lingkungan disembunyikan di dalam biaya
overhead. Dengan menggunakan definisi biaya lingkungan dan kerangka kerja
klasifikasi yang baru dikembangkan, pertama-tama biaya lingkungan harus
dipisahkan ke dalam kelompok biaya lingkungan. Setelah dipisahkan dalam
kelompoknya sendiri, penghitungan biaya berbasis fungsi akan membebankan biaya-
biaya tersebut ke produk individual dengan menggunakan penggerak tingkat unit
seperti jumlah jam tenaga kerja dan jam mesin. Pendekatan ini dapat berjalan baik
untuk produk yang homogen. Namun, dalam perusahaan yang memiliki banyak
produk yang bervariasi, pembebanan biaya semacam ini dapat mengakibatkan distorsi
biaya.

3). Pembebanan Biaya Berbasis Aktivitas


Munculnya penghitungan biaya berbasis aktivitas (activity-based costing)
memfasilitasi penghitungan biaya lingkungan. Penelusuran biaya lingkungan ke
produk-produk yang menyebabkan biaya-biaya tersebut merupakan syarat utama dari
sistem akuntansi lingkungan yang baik. Dalam hal ini, diperlukan pembebanan biaya
dengan menggunan hubungan sebab-akibat. Pendekatan ini, tentu saja persis sama
dengan Activity-Based Costing.
Untuk perusahaan yang menghasilkan beragam produk, pendekatan berbasis
aktivitas lebih tepat. Activity-Based Costing membebankan biaya ke aktivitas
lingkungan dan kemudian menghitung tingkat atau tarif aktivitas. Tarif aktivitas ini
digunakan untuk membebankan biaya lingkungan ke produk. Untuk aktivitas-aktivitas
lingkungan ganda, setiap aktivitas akan dibebankan biaya, dan tingkat aktivitas akan
dihitung. Tingkat ini kemudian digunakan untuk membebankan biaya lingkungan ke
produk berdasarkan penggunaan aktivitas.

8. Penilaian Biaya Siklus Hidup


Penilaian siklus hidup adalah sarana untuk meningkatkan pembenahan produk. Penilaian
siklus hidup mengidentifikasi pengaruh lingkungan dari suatu produk disepanjang siklus
hidupnya dan kemudian mencari peluang untuk memperoleh perbaikan lingkungan.
Tahapan dalam siklus hidup antara lain:

Penilaian siklus hidup di atas didefinisikan oleh tiga tahapan formal:


1). Analisis persediaan, menyebutkan jenis dan jumlah input bahan baku serta energi
yang dibutuhkan serta pelepasan ke lingkungan yang dihasilkan dalam bentuk
residu padat, cair, dan gas. Analisis ini mencakup seluruh siklus hidup produk.
2). Analisis dampak, menilai pengaruh lingkungan dari beberapa desain bersaing dan
menyediakan peringkat relatif dari pengaruh-pengaruh tersebut
3). Analisis perbaikan, bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan yang
ditunjukkan oleh tahap persediaan dan dampak.
Penilaian biaya siklus hidup membebankan biaya ke dampak lingkungan dari
beberapa desain produk. Biaya ini adalah fungsi dari penggunaan bahan baku, energi
yang dikonsumsi, dan pelepasan ke lingkungan yang berasal dari manufaktur produk.
Sebelum menilai pembebanan produk ini, pertama-tama perlu dilakukan analisis
persediaan yang memberikan perincian bahan baku, energi, dan pelepasan ke
lingkungan. Analisis ini dilakukan di sepanjang siklus hidup produk. Setelah selesai,
dampak keuangan dan operasional dapat dinilai dan langkah-langkah dapat diambil
untuk memperbaiki kinerja lingkungan. Langkah terakhir ini juga disebut dengan
analisis lingkungan.

9. Akuntansi Pertanggungjawaban Lingkungan Berbasis Strategi


Tujuan keseluruhan dari perbaikan kinerja lingkungan mengusulkan bahwa kinerja
perbaikan berkelanjutan untuk pengendalian lingkungan yang paling sesuai. Pengendalian
biaya lingkungan bergantung pada sistem akuntansi pertanggungjawaban berbasis
strategi. Sistem ini memiliki dua fitur penting: komponen strategi dan komponen
operasional. Komponen strategi menggunakan kerangka balance scorecard. Penyesuaian
untuk pengendalian lingkungan adalah penambahan perspektif kelima yaitu perspektif
lingkungan. Kita dapat mengidentifikasi sekurang-kurangnya lima tujuan inti dari
perspektif lingkungan, antara lain: (1) meminimalkan bahan baku atau bahan yang masih
asli, (2) meminimalkan penggunaan bahan berbahaya, (3) meminimalkan kebutuhan
energi untuk produksi dan penggunaan produk, (4) meminimalkan residu padat, cair, dan
gas, serta (5) memaksimalkan peluang untuk daur ulang.

10. Peran Manajemen Aktivitas


Manajemen berbasis aktivitas menyediakan sistem operasional yang menghasilkan
perbaikan lingkungan. Aktivitas lingkungan diklasifikasikan sebagai bernilai tambah
(value-added) dan tak bernilai tambah (nonvalue-added).Aktivitas tak bernilai tambah
adalah aktivitas yang tidak perlu ada jika perusahaan beroperasi secara optimal dan
efisien. Penggunaan paradigma ekoefisiensi mengimplikasikan bahwa selalu ada aktivitas
yang secara simultan dapat menghindari degradasi lingkungan dan menghasilkan keadaan
efisiensi ekonomi yang lebih baik daripada keadaan yang sekarang. Biaya lingkungan tak
bernilai tambah adalah biaya aktivitas tak bernilai tambah. Biaya ini mewakili
keuntungan yang dapat ditangkap dengan cara memperbaiki kinerja lingkungan.

11. Desain Untuk Lingkungan


Merupakan pendekatan khusus yang menyentuh produk, proses, bahan baku, energi, dan
daur ulang. Dengan kata lain, keseluruhan daur hidup produk dan pengaruhnya terhadap
lingkungan harus dipertimbangkan. Dalam konsep ukuran keuangan, perbaikan
lingkungan harus menghasilkan keuntungan keuangan yang signifikan. Jika keputusan
ekoefisien dibuat, maka total biaya lingkungan harus terhapus bersamaan dengan
perbaikan kinerja lingkungan. Diperlukan keberhati-hatian dalam mengukur biaya dan
tren. Pengurangan biaya harus terkait dengan perbaikan lingkungan dan bukan sekadar
menghilangkan kewajiban terhadap lingkungan. Jadi, biaya kegagalan eksternal harus
mencerminkan kewajiban tahunan rata-rata yang berasal dari efisiensi lingkungan saat ini.
Kemungkinan penghitungan lain adalah dengan menghitung biaya lingkungan total
sebagai persentase penjualan dan menelusuri nilai tersebut selama beberapa periode.
Dalam hal ini maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan ekoefisiensi harus menghasilkan
konsekuensi keuangan yang menguntungkan yang dapat diukur dengan menggunakan
tren biaya lingkungan tak bernilai tambah dan tren total biaya lingkungan.
CONTOH PENERAPAN

1. Pada awal tahun 2020, Bighit Company memulai sebuah program untuk memperbaiki
kinerja lingkungannya. Berbagai usaha dilakukan untuk mengurangi produksi dan emisi
residu gas, padat, dan cair yang mencemari lingkungan. Pada akhir tahun, dalam rapat
eksekutif, manajer lingkungan menyatakan bahwa perusahaan telah membuat perbaikan
yang signifikan dalam kinerja lingkungannya dengan mengurangi emisi semua jenis
residu yang mencemari lingkungan. Presiden direktur perusahaan senang mendengar
laporan kesuksesan tersebut, tetapi menginginkan suatu penilaian konsekuensi keuangan
dari perbaikan lingkungan tersebut. Untuk memenuhi permintaan tersebut, data keuangan
untuk tahun 2019 dan 2020 dikumpulkan dan disajikan sebagai berikut (semua perubahan
biaya merupakan hasil dari perbaikan lingkungan):
2019 (dalam $) 2020 (dalam $)
Penjualan 20.000.000 20.000.000
Mengevaluasi dan memilih pemasok - 600.000
Mengolah dan membuang bahan beracun 1.200.000 800.000
Proses pemeriksaan (tujuan lingkungan) 200.000 300.000
Restorasi tanah (kontribusi dana tahunan) 1.600.000 1.200.000
Memelihara peralatan polusi 400.000 300.000
Menguji pencemaran lingkungan 150.000 100.000

Bagaimana klasifikasi biaya-biaya tersebut ke dalam biaya pencegahan, deteksi,


kegagalan internal, atau kegagalan eksternal? Dan bagaimana laporan biaya lingkungan
untuk tahun 2020? (biaya dinyatakan sebagai persentase dari penjualan dan bukan biaya
operasional)

Penyelesaian

 Pengklasifikasian biaya

Macam Biaya Aktivitas


Biaya Pencegahan Evaluasi dan pemilihan pemasok
Pengujian pencemar lingkungan dan proses
Biaya Deteksi
pemeriksaan
Pemeliharaan peralatan polusi serta pengolahan dan
Biaya Kegagalan Internal
pembuangan bahan beracun
Biaya Kegagalan Eksternal Restorasi tanah
 Laporan biaya lingkungan
BIGHIT COMPANY
LAPORAN BIAYA LINGKUNGAN
Untuk tahun yang berakhir 31 DESEMBER 2020
Persentase
Biaya Lingkungan ($)
dari Penjualan
Biaya pencegahan:
Mengevaluasi & Memilih Pemasok 600.000 600.000 3.00 %
Biaya deteksi:
Proses pemeriksaan 300.000
Menguji pencemaran lingkungan 100.000 400.000 2.00 %
Biaya kegagalan internal:
Mengolah dan membuang bahan beracun 800.000
Memeliharaan peralatan polusi 300.000 1.100.000 5.50 %
Biaya kegagalan eksternal:
Restorasi tanah 1.200.000 1.200.000 6.00 %
Total Biaya Lingkungan 3.300.000 16,50%

2. Sebuah perusahaan bernama Bighit Company memproduksi dua jenis pupuk, yaitu
Slowtify dan Fastivies. Perusahaan tersebut baru saja menerima kritik signifikan dari
kelompok lingkungan, penduduk lokal, hingga pihak pemerintah mengenai kinerja
lingkungannya. Tuan Kim, presiden direktur Bighit Company ingin mengetahui
bagaimana aktivitas lingkungan perusahaan mempengaruhi biaya setiap produk. Ia yakin
bahwa sumber utama dari masalah lingkungan adalah pupuk Slowtify, tetapi ia
memerlukan beberapa bukti untuk mendukung atau mematahkan keyakinannya.
Pengawas perusahaan telah menyusun data berikut ini untuk membantu menjawab
pertanyaan tersebut :

Fastivies Slowtify
Berat (pon) pupuk yang diproduksi 1.000.000 2.000.000
Jam Rekayasa (desain proses) 4.500 1.500
Berat (pon) residu padat yang
10.000 30.000
diolah
Jam pemeriksaan (lingkungan) 5.000 10.000
Jam pembersihan (danau lokal) 2.000 8.000

Disamping itu dilaporkan juga biaya aktivitas lingkungan berikut ini:


 Mendesain proses $150.000
 Mengolah Residu $600.000
 Memeriksa proses $120.000
 Membersihkan danau $200.000
Berdasarkan informasi yang telah tersedia di atas, hitunglah biaya lingkungan per pon
pupuk untuk setiap jenis produk dan bantulah Tuan Kim untuk menemukan produk mana
yang terlihat lebih merusak lingkungan?
Penyelesaian
 Pertama-tama hitung tarif aktivitasnya terlebih dahulu:
Mendesain proses $150.000/6.000 = $ 25 per jam rekayasa
Mengolah Residu $600.000/40.000 = $ 15 per pon residu
Memeriksa proses $120.000/15.000 = $ 8 per jam pemeriksaan
Membersihkan danau $200.000/10.000 = $20 per jam pembersihan

 Lalu gunakan tarif tersebut untuk membebankan biaya lingkungan & hitung biaya
lingkungan unit :

Perhitungan biaya Slowtify

$25 x 1.500 $ 37.500

$15 x 30.000 $ 450.000

$8 x 10.000 $ 80.000

$20 x 8.000 $ 160.000

Total $ 727.500

÷ 1.000.000

Biaya unit/pon $ 0.7275

 Setelah menghitung biaya lingkungan per unit masing-masing produk, dapat diketahui
bahwa jenis pupuk Slowtify adalah produk yang menyebabkan sebagian besar kerusakan
lingkungan. Hal inilah yang menjadi bukti untuk memperkuat keyakinan Tuan Kim.
DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial Buku 2 Edisi 8.
Jakarta: Salemba Empat.

Ikhsan, Arfan. 2008. Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Ikhsan, Arfan. 2009. Akuntansi Manajemen Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

https://studylibid.com/doc/947931/manajemen-biaya-lingkungan

https://slideplayer.info/slide/12748716/

https://www.academia.edu/11934809/manajemen_biaya_lingkungan

https://www.academia.edu/36576489/M._BIAYA_LINGKUNGAN

Anda mungkin juga menyukai