Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AUDITING I

“PROFESI AKUNTAN PUBLIK, STANDAR PROFESI DAN STANDAR


PENGENDALIAN MUTU”

1
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah..................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
ISI..........................................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya..................................................................3
2.2 Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya..................................................................4
2.3 Memahami Budaya dan Perbedaannya.............................................................................5
2.4 Komunikasi Dengan Orang Berbudaya Asing................................................................11
2.5 Hambatan – Hambatan Dalam Komunikasi Bisnis Lintas Budaya...............................13
2.6 Mengatasi Hambatan Dalam Komunikasi Lintas Budaya.............................................14
BAB III................................................................................................................................................16
KESIMPULAN...................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................17

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi akuntan yang pekerjaannya menjual jasa
profesionalnya kepada masyarakat atau klien, terutama untuk jenis layanan atau
jasa pemeriksaan laporan keuangan. Berbeda dengan profesi kedokteran dan hukum yang
telah diakui berabad-abad lamanya, profesi akuntan publik baru memperoleh pengakuan pada
abad kedua puluh. Pada tahun 1900 terdapat kurang lebih 250 akuntan publik di Amerika
Serikat serta tidak lebih dari 1.000 orang yang bekerja pada seluruh kantor akuntan di AS.
Dewasa ini, terdapat lebih dari 500.000 orang pemegang lisensi akuntan publik di Amerika
Serikat. Dimana jumlah kaum wanitanya mencapai angka di atas 50% di antara para
profesional tersebut.

Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi berbagai


pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi akuntan
publik di Indonesia. Standar profesional pemeriksa akuntansi yang berlaku di Indonesia telah
berkali-kali mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam dunia
pengauditan dan profesi akuntan. Pada tahun 1973, standar tersebut pertama kalinya disusun
oleh komite Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang diberi nama Norma Pemeriksaan Akuntan.
Standar ini lebih fokus pada jasa audit atas laporan keuangan historis.

Setiap profesi biasanya menekankan perhatian pada mutu jasa yang diberikan, tidak
terkecuali profesi akuntan publik. Mutu jasa merupakan hal yang penting untuk meyakinkan
bahwa profesi telah memenuhi tanggung jawabnya kepada klien, masyarakat umum, serta
pemerintah. Standar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (KAP) memberikan panduan
bagi kantor akuntan publik di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang
dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan
Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI) dan
Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh IAPI.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Profesi Akuntan Publik?


2. Apa Saja Syarat Untuk Mendapat Izin Menjadi Akuntan Publik Sesuai Undang-
Undang?

3
3. Apa Itu SPAP?
4. Bagaimana Pengendalian Kualitas Kantor Akuntan Publik?

1.3 Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui apa itu pengertian profesi akuntan publik.


2. Untuk mengetahui apa saja syarat untuk mendapat izin menjadi akuntan publik sesuai
undang-undang.
3. Untuk mengetahui apa itu SPAP.
4. Untuk mengetahui bagaimana pengendalian kualitas Kantor Akuntan Publik.

BAB II
ISI

2.1 Pengertian Profesi Akuntan Publik


Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri Keuangan
untuk memberikan jasa akuntan publik dan wajib menjadi anggota Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI). Akuntan publik melakukan praktik sebagai akuntan swasta
yang bekerja secara independen. Tugas akuntan publik meliputi analisis laporan
keuangan, audit laporan keuangan, audit pajak, dan sebagainya. Sebuah perusahaan
melakukan pemeriksaan secara rutin tentang laporan keuangan sehingga laporan
tersebut menjadi wajar, handal, dan memiliki daya guna yang maksimal.

4
Akuntan publik memastikan tidak ada penyelewengan, manipulasi, tindakan yang
menyimpang dan penyalahgunaan sumber daya di suatu perusahaan atau lembaga dan
seorang akuntan harus menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia sebagai
asosiasi profesi profesi akuntan publik yang telah diakui oleh pemerintah agar bisa
mengaudit laporan keuangan.

2.2 Syarat Untuk Mendapat Izin Menjadi Akuntan Publik Sesuai Undang-
Undang
Sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik Perizinan
untuk Menjadi Akuntan Publik
Pasal 6
(1) Untuk mendapatkan izin menjadi Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat 1 seseorang harus memenuhi syarat sebagai berikut:
 Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah;
 Berpengalaman praktik memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3;
 Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
 Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
 Tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin Akuntan
Publik;
 Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih;
 Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh
Menteri; dan
 Tidak berada dalam pengampuan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara perizinan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

2.3 Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)


Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah merupakan hasil pengembangan
berkelanjutan standar profesional akuntan publik yang dimulai sejak tahun 1973. Pada
tahap awal perkembangannya, standar ini disusun oleh suatu komite dalam organisasi
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang diberi nama Norma Pemeriksaan Akuntan.
Tahun 1972 Ikatan Akuntan Indonesia berhasil menerbitkan Norma Pemeriksaan
Akuntan, yang disahkan di dalam Kongres ke III Ikatan Akuntan Indonesia. Pada
tanggal 19 April 1986, Norma Pemeriksaan Akuntan yang telah diteliti dan
disempurnakan oleh Tim Pengesahan, serta disahkan oleh Pengurus Pusat Ikatan
Akuntan Indonesia sebagai norma pemeriksaan yang berlaku efektif selambat-
lambatnya untuk penugasan pemeriksaan atas laporan keuangan yang diterima setelah
tanggal 31 Desember 1986. Tahun 1992, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan

5
Norma Pemeriksaan Akuntan, Edisi revisi yang memasukkan suplemen No.1 sampai
dengan No.12 dan interpretasi No.1 sampai dengan No.2. Indonesia merubah nama
Norma Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Profesional Akuntan Publik.
Selama tahun 1999 Dewan melakukan perubahan atas Standar Profesional Akuntan
Publik per 1 Agustus1994 dan menerbitkannya dalam buku yang diberi judul “Standar
ProfesionalAkuntan Publik per 1 Januari 2001”.
Lima Standar Profesi Akuntan Publik per 1 Januari 2001
1. Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan
InterpretasiPernyataan Standar Auditing (IPSA).
2. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkapi dengan
InterpretasiPernyataan Standar Atestasi (IPSAT).
3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) yang dilengkapi
dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR).
4. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi
denganInterpretasi Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (IPSJK).
5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi
denganInterpretasi Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (IPSM).

PSA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang


tercantum di dalam standar audit. Standar audit merupakan pedoman umum untuk
membantu auditor dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya sehubungan
dengan audit yang dilakukan atas laporan keuangan historis kliennya. Standar ini
mencakup pertimbangan mengenai kualitas profesional, seperti kompetensi dan
independensi, persyaratan pelaporan, dan bahan bukti audit.
Sebelum tanggal 1 Januari 2013, pedoman umum yang dimaksud adalah
berupa 10 standar audit yang berlaku umum (Generally Accepted Auditing
Standards), yang dikembangkan oleh AICPA (American Institute of Certified Public
Accountants). Standar ini memang tidak cukup spesifik untuk memberikan pedoman
yang berarti bagi praktisi akuntan publik, akan tetapi menyajikan kerangka kerja atau
acuan yang membuat AICPA dapat memberikan interpretasi. Standar audit yang
berlaku umum (GAAS) dapat dibagi menjadi tiga kategori berikut.
1. Standar Umum
Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan
mutu pekerjaannya, berbeda dengan standar yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan lapangan dan pelaporan.
Standar umum ke-1
Menegaskan bahwa tingginya kemampuan seseorang dalam bidang-bidang
lain, termasuk dalam bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memnuhi persyaratan yang
dimaksudkan standar auditing ini, jika tidak memiliki pendidikan dan pengalaman
memadai dalam suatu bidang auditing. Pendidikan formal auditing auditor independen
dan pengalaman profesionalnya saling melengkapi satu sama lain. Pendidikan formal
diperoleh dari perguruan tinggi, yaitu fakultas ekonomi jurusan akuntansi negeri
(PTN) atau swasta (PTS) ditambah ujian UNA dasar dan UNA profesi. Seorang
auditor harus mempunyai nomor register Negara akuntan dan mulai tahun 1998 harus
mempunyai predkat bersertifikat akuntan public (BPA). Dibawah jenjang partner, ada
audit manajer, supervisor, senior, asisten yang tidak harus seorang akuntan beregister

6
namun harus pernah mempelajari akuntansi, perpajakan dan auditing. Seorang auditor
harus mengikuti pendidikan profesi berkelanjutan baik yang diadakan di KAP, IAI
atau diseminar dan lokakarya. Dalam setahun seorang partner KAP harus
mengumpulkan antara 30-40 SKP. Auditor harus selalu mengikuti yang berkaitan
dengan profesinya dan peraturan-peraturan pemerintah termasuk perpajakan.
Pengalaman professional diperoleh dari praktek kerja dibawah bimbingan (supervisi).
Auditor yang lebih senior.

Standar umum ke-2

Hal-hal berikut ini dimuat dalam PSA No.04 (SA seksi 220):
1. standar ini harus mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah
dipengaruhi, karena auditor tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun,
sebab bagaimanapun sempurnyanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan
sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan
pendapatannya. Auditor mengakui kewajiban untuk jujur tidak hanya kepada
manajemen dan pemilik perusahaan, tetapi kepada kreditur dan pihak lain yang
meletakan kepercayaan (paling tidak sebagian) atas laporan auditor independen,
seperti calon-calon pemilik dan kreditur.
2. Kepercayaan masyarakat umum atas independen dan sikap auditor independen sangat
penting bagi perkembangan profesi akuntan publik. Suatu kepercayaan akan turun
jika terdapat bukti independensi sikap auditor ternyata berkurang, bahkan
kepercayaan dari masyarakat dapat juga menurun disebabkan oleh keadaan mereka
yang berpikiran sehat dianggap dapat mempengaruhi sikap independenya. Untuk
menjadi independen, auditor harus secara intelektual bersikap jujur, ia harus bebas
setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai kepentingan dengan klienya
apakah itu manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan. Auditor independen tidak
hanya berkewajiban mempertahankan fakta bahwa ia independen, tetapi ia harus
menghindari keadaan yang menyebabkan pihak luar meragukan sikap
independensinya.
3. Profesi akuntan public telah menetapkan dalam kode etik akuntan Indonesia, agar
anggota profesi menjaga dirinya dari kehilangan persepsi independensi masyarakat.
Anggapan masyarakat terhadap independensi auditor terhadap independensi auditor
karena pemilikan independensi merupakan masalah pribadi, bukan merupakan suatu
aturan yang dirumuskan untuk dapat diuji secara objektif. Sepanjang persepsi ini
independensi ini dimasukan dalanm aturan etika, hal ini akan mengikat auditor
independen menurut ketentuan profesi.
4. Bapepam menetapkan persyaratan independensi bagi seorang auditor yang
melaporkan tentang informasi keuangan yang diserahkan pada badan tersebut yang
mungkin berbeda dengan yang ditentukan ikatan akuntan Indonesia.
5. Auditor harus mengalola prakteknya dalam persepsi independensi dan aturan
ditetapkan untuk mencapai derajat independensi dalam melaksanakan pekerjaannnya.
6. Untuk menekankan sikap independensi auditor dari manajemen, penunjukkan audit
dari perusahaan dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat umum pemegang saham,
atau komite audit.

7
3. Standar Pelaporan
· Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
· Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan
periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam
periode sebelumnya.
· Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
· Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul
oleh auditor.

2.4 Komunikasi Dengan Orang Berbudaya Asing.

2.5 Hambatan – Hambatan Dalam Komunikasi Bisnis Lintas Budaya.

2.6 Mengatasi Hambatan Dalam Komunikasi Lintas Budaya

8
9
BAB III
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, Arfan., dkk. 2018. Auditing: Pemeriksaan Akuntansi. Medan: Madenatera.


Hery. 2017. Auditing dan Asurans. Jakarta: PT Grasindo.
Boynton, William C. 2003.Modern Auditing Edisi 7 Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
https://www.kemenkeu.go.id/page/perizinan-akuntan-publik/ (diakses pada 14 Januari 2020).

http://muzttofa.blogspot.com/2013/06/standar-profesional-akuntan-publik-spap.html (diakses pada


14 Januari 2020).

10

Anda mungkin juga menyukai