OLEH: KELOMPOK I
AKUNTANSI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kita
jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik dikehidupan didunia ini, lebih-
lebih lagi kehidupan akhirat kelak, sehingga semua harapan yang ingin kita capai
menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Kami sangat menyadari, dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta masih banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi tata
bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman
yang kadang kala hanya menuruti iigoism pribadi, untuk itu besar harapan kami
jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah-makalah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini adalah, mudah-
mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakannya lagi.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi
perkembangan perusahaan pada umunya. Akuntan publik tidak akan ada jika
tidak ada perusahaan. Semakin berkembang perusahaan pada umumnya,
maka semakin berkembang profesi akuntan publik. Di negara yang terdapat
banyak perusahaan berbentuk perseroan terbatas yang bersifat terbuka, saham
perusahaan dijual kepada masyarakat umum melalui pasar modal, dan
pemegang saham sebagai pemilik perusahaan terpisah dari manajemen
perusahaan (Halim, 2008). Pemilik perusahaan hanya sebagai penanam
modal. Kondisi seperti ini didasari teori keagenan, maka mereka sangat
membutuhkan informasi keuangan yang dihasilkan oleh manajemen. Laporan
keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder. Para
stakeholder tersebut adalah pemegang saham, kreditor, calon investor dan
kantor pelayanan pajak. Laporan yang berisi informasi posisi-posisi keuangan
perusahaan ini dijadikan dasar pengambilan keputusan oleh para stakeholder
(Mulyadi, 2002).
Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat.
Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian yang
bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen
perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). Profesi akuntan publik
bertanggung jawab terhadap kehandalan laporan keuangan perusahaan dalam
melakukan audit. Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan
publik, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya agar
dapat menghasilkan audit yang dapat diandalkan, digunakan dan dipercaya
kebenarannya bagi pihak yang berkepentingan. Seorang tenaga audit dapat
meningkatkan sikap profesionalisme dalam melaksanakan audit atas laporan
keuangan dengan berpedoman pada standar audit yang telah ditetapkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yaitu standar umum, standar
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan standar profesional akuntan publik?
2. Berapakah standar auditing?
3. Bagaimana penjelasan masing-masing standar auditing ?
4. Bagaimana kode etik profesi akuntan publik?
5. Bagaimana standar audit berbasis ISA?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Bagaimana perkembangan standar profesional akuntan
public.
2. Mengetahui Berapakah standar auditing.
3. Mengetahui Bagaimana penjelasan masing-masing standar auditing.
4. Mengetahui Bagaimana kode etik profesi akuntan public.
5. Mengetahui Bagaimana standar audit berbasis ISA.
BAB II PEMBAHASAN
3
4
Standar profesional akuntan publik per 1 januari 2001 terdiri atas lima
standar, yaitu:
Hal-hal berikut ini dimuat dalam PSA No. 04 (SA Seksi 220).
02) Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya
tidak mudah di pengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya
untuk kepentingan umum. Dengan demikian, ia tidak dibenarkan
memihak kepada kepentingan siapapun, sebab bagaimanapun
sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan
sikap tidak memihak yang justru sangant penting untuk
mempertahankan kebebasan pendapatnya. Namun independensi
dalam hal ini tidak berarti seperti sikap seorang peneuntut dalam
perkara pengadilan, tetapi lebih dapat disamakan dengan sikap
tidak memihaknya seorang hakim.
03) Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor
independen sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan
publik . kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti
bahwa independensi sikap auditor ternyata berkurang, bahkan
kepercayaan masyarakat dapat juga menurun disebabkan oleh
keadaan yang oleh mereka berpikiran sehat dianggap dapat
mempengaruhi sikap independen tersebut. Untuk menjadi
independen, auditor harus secara intelektual jujur.
04) Profesi akuntan public telah menetapkan dalam kode etik profesi
akuntan publik, agar anggota profesi menjaga dirinya dari
kehilangan persepsi independensi dari masyarakat.
05) Bapepam-LK juga menetapkan persyaratan independensi bbagi
auditor yang melaporkan tentang informasi keuangan yang
diserahkan kepada badan tersebut yang mungkin berbeda dengan
yang ditentukan oleh institut akuntan publik Indonesia.
06) Auditor harus mengelola praktiknya dalam semangat persepsi
independensi dan aturan yang ditetapkan untuk mencapai derajat
independensi dalam melaksanakan pekerjaannya.
07) Untuk menekankan independensi auditor dari manajemen,
penunjukan auditor di banyak perusahaan dilaksanakan oleh
8
auditor tidak hraus puas dengan bukti yang kurang persuasif karna
keyakinannya bahwa manajemen adalah jujur.
09) Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama
memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai
bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang
disebabkan kekeliruan atau kecurangan.
10) Tujuan auditor independen adalah untuk memperoleh bukti
kompeten yang cukup untuk memberikan basis yang memadai
baginya dalam merumuskan suatu pendapat.
11) Oleh karena karakteristik kecurangan, terutama yang melibatkan
penyembunyian dan pemalsuan dokumentasi, audit yang
direncanakan dan dilaksanakan semestinya mungkin tidak dapat
mendeteksi salah saji material.
12) Oleh karena pendapat auditor atas laporan kauangan didasarkan
pada konsep pemerolehan keyakinan memadai, auditor bukanlah
penjamin dan laporannya tidak merupakan suatu jaminan.
b. Standar pekerjaan lapangan
1. Standar pekerjaan lapangan pertama berbunyi:
“pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya”
2. Standar umum kedua berbunyi:
“pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan”.
3. Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:
“bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebgai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan kauangan yang
diaudit”.
Berikut ini dikutip beberapa hal mengenai asersi dari PSA No. 07 (SA
Seksi 326):
10
Bagian A
Berisi prinsip dasar etika profesi yang terdiri atas:
Seksi 100 prinsip-prinsip dasar etika profesi
Seksi 110 prinsip integritas
Seksi 120 prinsip objektivitas
Seksi 130 prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-
hatian profesional
16
Bagian B
A. Kesimpulan
Standar profesional akuntan publik per 1 januari 2001 terdiri atas lima
standar, yaitu:
17
18
B. Saran
Berdasarkan materi yang di bahas maka sebelum menjadi seorang
auditor di harapkan agar calon auditor memiliki keahlian dalam menganalisis
suatu laporan keuangan, agar dapat mengungkapkan kecurangan di dalamnya
dan melaporkan laporan tersebut berdasarkan fakta serta bertindak sesuai
dengan kode etik auditor.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2017. Auditing. Jakarta: Salemba Empat
19