Nim : 105731110616
Meskipun demikian pandangan tradisional tentang proses bisnis ini tidak akan
berhasil dalam ekonomi dimana orang dihadapkan dengan banyak pilihan. Pesaing
yang cerdik harus merancang dan menghantarkan penawaran untuk pasar sasaran
yang terefinisi dengan baik.
Urutan penciptaan dan penghantaran nilai dapat dibagi menjadi tiga fase,
1. Memilih nilai;
2. Menyediakan nilai;
3. Mengomunikasikan nilai.
Nirmalya Kumar dari London Business School mengedepankan pendekatan
“3V” terhadap pemasaran: (1) mendefinisikan segmen nilai (value segement) atau
pelanggan (dan kebutuhan mereka); (2) mendefinisikan proporsi nilai (value
proportion); dan (3) mendefinisikan jaringan nilai (value network) yang
menghantarkan pelayanan yang dijanjikan.
Rantai Nilai
Kegiatan primer adalah (1) logistic ke dalam atau memasukkan bahan dalam
bisnis; (2) operasi atau mengubah bahan mentah menjadi produk; (3) logistic ke luar
atau megirimkan produk akhir; (4) memasarkan produk, yang meliputi penjualan; dan
(5) memberikan layanan produk. Kegiatan pendukung- mencakup (1) pengadaan; (2)
pengembangan teknologi; (3) manajemen sumber daya manusia; (4) infrastruktur
perusahaan.
Tugas perusahaan adalah mempelajari biaya dan kinerja dalam setiap kegiatan
nilai dan mencari cara untuk meningkatkannya. Manajer harus memperkirankan biaya
dan kinerja pesaing mereka sebagai tolok ukur yang akan dibandingkan dengan biaya
dan kinerja merek sendiri. Mereka harus melangkah lebih lanjut untuk mempelajari
praktik “terbaik” dari perusahaan terbaik di dunia.
Kompetensi Inti
1. SBU adalah satu bisnis tunggal ataupun kelompok bisnis yang berhubungan,
yang dapat direncanakan secara terpisah dari bagian perusahaan lainnya.
2. SBU mempunyai kelompok pesaingnya sendiri.
3. SBU mempunyai manajer yang bertanggung jawab atas perencanaan strategis
dan kinerja laba, yang mengendalikan sebagian besar factor yang
mempengaruhi laba.
Inovasi Pemasaran
1. Menghindari judul perubahan; memilih satu nama untuk tim inovasi yang
tidak akan mengesampingkan rekan kerja.
2. Menggunakan system pertemanan; menemukan kolaborator dengan
pemikiran yang sama didalam organisasi.
3. Segera menentukan ukuran; menentukan sejumlah criteria pendanaan,
pengujian dan kinerja ang berbeda untuk invasi tambahan, eksperimental, dan
yang berpotensi mengganggu.
4. Membidik sasaran mudah terlebih dahulu; dimulai dengan ide-ide yang
mudah implementasikan.
5. Mendapatkan data untuk mendukung insting anda; gunakan pengujian
untuk mendapatkan masukan dan memperbaiki ide.
Misi Bisnis
Analisis SWOT
Unit bisnis harus bisa memerhatikan lingkungan makro yang utama dan factor
lingkungan mikro yang signifikan, yang mempengaruhi kemampuannya dalam
menghasilkan laba. Pemasaran yang baik adalah seni menemukan, mengembangkan,
dan menghasilkan laba dari peluang-peluang ini. Peluang pemasaran adalah wilayah
kebutuhan dan minat pembeli, dimana perusahaan mempunyai probabilitas yang
tinggi untuk memuaskan kebutuhan tersebut dengan menguntungkan. Ancaman
lingkungan adalah tantangan yang ditempati oleh tren atau perkembangan yang tidak
disukai yang akan menghasilkan penurunan penjualan atau laba akibat tidak adanya
tindakan pemasran defensive.
Formulasi tujuan
1. Tujuan harus diatur berurutan, mulai dari yang paling penting sampai
yang paling tidak penting;
2. Sebisa mungkin, tujuan harus bersifat kuantitatif;
3. Tujuan harus realistis;
4. Tujuan harus konsisten.
Trade off (imbal balik) penting liannya meliputi laba jangka pendek versus
pertumbuhan jangka panjang, penetrasi mendalam dari pasar yang sudah ada versus
pengembangan pasar baru, tujuan laba versus tujuan nirlaba dan pertumbuhan tinggi
versus resiko rendah. Setiap pilihan memerlukan stratgi pemasaran yang berbeda.
Banyak orang percaya bahwa menerapkan tujuan pertumbuhan pangsa pasar yang
kuat bias berarti melewatkan laba jangka pendek yang kuat.
Formulasi strategis
Tujuan mengindikasikan apa yang ingin dicapai oleh unit bisnis; sedangkan
Strategi adalah rencana permainan kita untuk sampai ke sana. Setiap bisnis harus
merancang sebuah strategi untuk mencapai tujuannya, yang terdiri dari strategi
permasran serta srategi teknologi pengadaan yang kompatibel.
Strategi generic proter. Michael Porter mengajukan tiga strategi generic yang
berikan titik awal yang baik untuk berpikir secara strategis: (1) kepemimpinan biaya
secara keseluruhan, (2) diferensiasi, dan (3) focus.
Menurut Porter, perusahaan yang mengejar strategi yang sama dan diarahkan
kepasra sasaran yang sama membentuk kelompok strategis (strategic group).
Perusahaan yang melaksanakan strategi tersebut dengan sangat baik akan
menghasilkan laba paling banyak.
Banyak aliansi yang berbentuk aliansi pemasaran. Aliansi strategis ini dibagi
menjadi empat kategori utama.
Menurut McKinsey & Company, strategi hanyalah satu dari tujuh elemen
(7’S) dalam praktik bisnis yang berhasil. Tiga elem pertama yaitu strategi, struktur
dan system merupakan piranti keras. Sementara empat elemen lainnya yaitu style,
skill, staff dan shared value merupakan piranti lunaknya.