Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KASUS PELANGGARAN KODE ETIK DI KANTOR AKUNTAN


PUBLIK PURWANTONO, SUHERMAN DAN SURYA JAKARTA

Disusun oleh : Kelompok 8

1. Apriyanto Sinuhaji - C1C021128

2. Abd. Mufid Nurhadi - C1C021132

3. Muhammad Alvim Irana - C1C021133

Mata kuliah : Akuntansi Investigasi

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sri Rahayu, S.E., M.S.A., A.k.CA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi petunjuk dan ridho-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat penulis selesaikan
dengan baik. Tak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini, khususnya ibu Prof. Dr. Sri Rahayu, S.E., M.S.A.,
A.k.CA selaku dosen pengampu mata kuliah akuntansi investigasi. Oleh karena itu kami
sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah diberikan. Makalah ini
penulis susun berdasarkan pengetahuan yang penulis Peroleh dari buku elektronik dan media
internet dengan harapan orang yang Kasus Pelanggaran Kode Etik Di Kantor Akuntan Publik
Purwantoro, Suherman Dan Surya Jakarta membaca dapat memahami tentang isi makalah ini.

Terlepas dari itu semua, penulis menyadari sepenuhnya bahwa Makalah yang berjudul “”,
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran
dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak guna memperbaiki makalah ini agar
menjadi lebih baik ke depannya.

Terakhir semoga dengan segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan, karya tulis ini
dapat bermanfaat untuk semua orang guna mengetahui lebih jauh tentang kasus fraud yang terjadi
di lingkup kementerian pertanian. Demikian laporan ini penulis susun dalam waktu yang telah
direncanakan. Kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar
penyusunan selanjutnya dapat lebih baik.

Jambi, 26 Maret 2024

Penulis

2
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kantor akuntan publik adalah perusahaan jasa profesional yang menyediakan berbagai

layanan akuntansi, audit, pajak, dan konsultasi untuk individu, bisnis, organisasi nirlaba, dan

lembaga pemerintah.Kantor akuntan publik biasanya mempekerjakan akuntan publik

bersertifikat (CPA) yang terlatih dan berlisensi untuk menyediakan berbagai layanan keuangan

kepada klien. Layanan ini dapat mencakup persiapan dan pengajuan pengembalian pajak,

mengaudit laporan keuangan, memberikan saran perencanaan keuangan, dan membantu bisnis
mengelola keuangan mereka. Kantor akuntan publik juga dapat menyediakan layanan khusus

seperti akuntansi forensik, penilaian, dan manajemen risiko. Layanan yang ditawarkan oleh
kantor akuntan publik sangat penting bagi bisnis dan individu untuk mengelola keuangan

mereka secara efektif dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan keuangan.

Pada tahap awal, profesi akuntan di Indonesia sebagian besar didominasi oleh akuntan

perorangan yang beroperasi secara independen. Namun, seiring dengan meningkatnya

permintaan akan jasa akuntansi yang lebih terstruktur dan teregulasi, muncullah konsep KAP.

Tonggak penting pertama dalam sejarah KAP di Indonesia adalah disahkannya Undang-

Undang Akuntan Publik pada tahun 1972. Undang-undang ini memberikan kerangka hukum
untuk pendirian dan pengaturan KAP, yang bertujuan untuk memastikan kualitas dan integritas

jasa akuntansi. Undang-Undang Akuntan Publik mengamanatkan bahwa individu yang ingin

berpraktik sebagai akuntan publik harus memenuhi kualifikasi tertentu, termasuk persyaratan

pendidikan dan lulus ujian profesional. Ini merupakan langkah penting dalam

memprofesionalkan sektor akuntansi dan meningkatkan standar praktik. Setelah undang-

undang tersebut, beberapa KAP mulai bermunculan, menawarkan berbagai jasa akuntansi

seperti audit, pelaporan keuangan, penasihat pajak, dan konsultasi manajemen. KAP-KAP ini

memainkan peran penting dalam mendukung bisnis, organisasi, dan entitas pemerintah dalam

3
memenuhi kewajiban pelaporan keuangan dan kepatuhan mereka. Untuk memastikan kualitas

dan profesionalisme KAP, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) didirikan. IAI bertindak sebagai

badan pengatur yang bertanggung jawab untuk menetapkan standar etika dan profesional,

mengeluarkan sertifikasi akuntansi, dan mengawasi kegiatan KAP. KAP di Indonesia juga

telah menyelaraskan diri dengan standar akuntansi internasional, terutama dengan mengadopsi

International Financial Reporting Standards (IFRS). Konvergensi dengan standar global ini

telah memfasilitasi integrasi bisnis Indonesia ke dalam lingkungan bisnis internasional.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah Makalah Ini Adalah:


1. Bagaimana Gambaran Umum Kasus Pelanggaran Kode Etik Di Kantor Akuntan Publik
Purwantoro, Suherman Dan Surya Jakarta ?
2. Bagaimana Analisis Faktor Penyebab Dan Dampak Kasus Pelanggaran Kode Etik Di
Kantor Akuntan Publik Purwantoro, Suherman Dan Surya Jakarta ?
3. Bagaimana Jenis Fraud Kasus Pelanggaran Kode Etik Di Kantor Akuntan Publik
Purwantoro, Suherman Dan Surya Jakarta ?
4. Bagaimana Rekomendasi Dalam Penyelesaian Dan Pencegahan Kasus Pelanggaran Kode
Etik Di Kantor Akuntan Publik Purwantoro, Suherman Dan Surya Jakarta Fraud ?

1.3.Tujuan makalah

Adapun tujuan Makalah Ini Adalah:


1. Untuk mengetahui Gambaran Umum Kasus Pelanggaran Kode Etik Di Kantor Akuntan
Publik Purwantoro, Suherman Dan Surya Jakarta ?
2. Untuk mengetahui Analisis Faktor Penyebab Dan Dampak Kasus Pelanggaran Kode Etik
Di Kantor Akuntan Publik Purwantoro, Suherman Dan Surya Jakarta ?
3. Untuk mengetahui Jenis Fraud Kasus Pelanggaran Kode Etik Di Kantor Akuntan Publik
Purwantoro, Suherman Dan Surya Jakarta ?

4
4. Untuk mengetahui Rekomendasi Dalam Penyelesaian Dan Pencegahan Kasus
Pelanggaran Kode Etik Di Kantor Akuntan Publik Purwantoro, Suherman Dan Surya
Jakarta ?

5
BAB II PEMBAHASAN

Kronologi Kasus

Kantor akuntan publik mitra Ernst & Young's (EY) di Indonesia, yakni KAP Purwantono,
Suherman & Surja sepakat membayar denda senilai US$ 1 juta (sekitar Rp 13,3 miliar) kepada
regulator Amerika Serikat, akibat divonis gagal melalukan audit laporan keuangan kliennya.
Kesepakatan itu diumumkan oleh Badan Pengawas Perusahaan Akuntan Publik AS (Public
Company Accounting Oversight Board/PCAOB) pada Kamis, 9 Februari 2017, waktu
Washington. Kasus itu merupakan insiden terbaru yang menimpa kantor akuntan publik di negara
berkembang yang melanggar kode etik. Anggota jaringan EY di Indonesia yang mengumumkan
hasil audit atas perusahaan telekomunikasi (ISAT) pada 2011 memberikan opini yang didasarkan
atas bukti yang tidak memadai.

Temuan itu berawal ketika kantor akuntan mitra EY di AS melakukan kajian atas hasil
audit kantor akuntan di Indonesia. Mereka menemukan bahwa hasil audit atas perusahaan
telekomunikasi itu tidak didukung dengan data yang akurat, yakni dalam hal persewaan lebih dari
4 ribu unit tower selular. Namun afiliasi EY di Indonesia itu merilis laporan hasil audit dengan
status wajar tanpa pengecualian.
PCAOB juga menyatakan tak lama sebelum dilakukan pemeriksaan atas audit laporan pada 2012,
afiliasi EY di Indonesia menciptakan belasan pekerjaan audit baru yang "tidak benar" sehingga
menghambat proses pemeriksaan. Sesaat sebelum PCAOB memeriksa hasil laporan audit itu pada
2012, anggota tim EY Indonesia yang terlibat dalam proses audit tersebut secara sengaja
memanipulasi pembuatan puluhan kertas kerja audit yang baru. Partner EY Indonesia juga
berpartisipasi dan menyerahkan kertas kerja tersebut kepada Inspektur PCAOB. Selain
mengenakan denda USS 1 juta PCAOB juga memberikan sanksi kepada dua auditor mitra EY
yang terlibat dalam audit pada 2011, Roy Iman Wirahardja, senilai USS 20.000 dan larangan
praktik selama lima tahun. Mantan Direktur EY Asia-Pacific James Randall Leali didenda USS
10.000 dan dilarang berpraktik selama satu tahun.

➤ Pembahasan

6
Dalam ketergesaan untuk mengeluarkan laporan audit untuk kliennya, EY dan dua
mitranya dinilai lalai dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk memperoleh bukti audit yang
cukup. Pelanggaran yang dilakukan terkait kode etik diantaranya:

1. Mitra EY Indonesia (KAP Purwantono, Suherman & Surja) melanggar Prinsip Standar Teknis
karena tidak memenuhi tanggung jawab untuk mematuhi standar teknis dan standar pekerjaan
lapangan dalam memperoleh bukti audit kompeten yang cukup.

2. Mitra EY Indonesia (KAP Purwantono, Suherman & Surja) melanggar Prinsip Kepentingan
Publik karena terbukti tidak bertindak dalam kerangka pelayanan kepada public terkait dengan
penyajian laporan audit yang gagal sebagai informasi yang dibutuhkan untuk publik.

Setiap KAP seharusnya mendokumentasikan kebijakan dan prosedur pengedalian mutunya.


Sistem pengendalian mutu harus mencakup kebijakan prosedur sebagai berikut:

1. Tanggung jawab kepemimpinan demi kualitas perusahaan

Perusahaan harus mempromosikan budaya bahwa kualitas adalah hal yang esensial dalam
melaksanakan penugasan dan harus menetapkan kebijakan serta prosedur yang mendukung
budaya tersebut. Berdasarkan kasus ini, pemimpin seharusnya bertanggung jawab dalam
memeriksa dan memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan
rencana kerja yang telah ditetapkan. Selain itu pemimpin juga harus memastikan bahwa bawahan
telah mengerti terhadap pekerjaan lapangan audit yang akan dilakukan. Dengan kegagalan
penyajian bukti pendukung perhitungan sewa 4000 menara seluler dalam laporan keuangan in sat
Tbk (ISAT) tahun 2011. Pemimpin telah gagal dalam mempromosikan budaya perusahaan yang
mengutamakan kualitas.

2. Persyaratan etis yang relevan

7
Seluruh personel yang bertugas harus mempertahankan independensi dalam fakta dan penampilan,
melaksanakan semua tanggung jawab profesional dengan penuh integitas, serta mempertahankan
objektivitas dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya.

2. Dalam kasus ini, sebenarnya KAP telah memiliki unsur independensi dan tidak memiliki
hubungan kepentingan dengan klien (ISAT). Namun dikarenakan kurangnya kompetensi dan
keahlian teknis dari tim audit dari KAP yang bersangkutan. Analisa ini didasarkan pada hasil
kesimpulan akhir dari Pihak OJK yang berkonsultasi dengan Bareskrim Polri yang menyatakan
bahwa kasus ini adalah pelanggaran administratif biasa dan tidak berkaitan dengan
pelanggaran pidana pemalsuan surat sebagaimana yang diatur dalam UU Akuntan Publik.

3. Penerimaan dan kelanjutan klien serta penugasan

Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan untuk memutuskan apakah akan menerima atau
melanjutkan hubungan dengan klien. Kebijakan dan prosedur ini harus meminimalkan resiko yang
berkaitan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas. KAP-harus hanya menerima
penugasan yang dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional

Bendasarkan kasus ini, KAP EY tidak perlu melakukan pemutusan kontrak dengan klien
dikarenakan permalahan yang timbul tidak ada kaitannya dengan klien (F) dan murni merupakan
pelanggaran administratif yang dilakukan oleh KAP. Justru KAP EY yang harus mengevaluasi
kinerja personel serta meningkatkan kembali reputasi guna mendapatkan kembali kepercayaan
klien

4. Sumber Daya Manusia (SDM)

Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan untuk memberi KAP kepastian yang wajar bahwa semua
personel memiliki kualifikasi untuk melakukan pekerjaan secara kompeten dan memiliki 4.
Sumber Daya Manusia (SDM)

8
Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan untuk memberi KAP kepastian yang wajar bahwa semua
personel memiliki kualifikasi untuk melakukan pekerjaan secara kompeten dan memiliki
kualifikasi yang diperlukan untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan

Berdasarkan kasus ini, untuk perusahaan KAP besar seperti EY belum tentu seluruh personelnya
memiliki kompetesi dan keahlian teknis yang memadai. Padahal mutu pekerjaan KAP tergantung
kepada integritas, kompetensi, dan motivasi personel yang melaksanakan pekerjaan. Oleh karena
itu KAP harus memberikan pendidikan profesional dan pelatihan guna meningkatkan
pengetahuan, kompetensi serta tanggung jawab personelnya untuk kemajuan karir mereka di KAP.

5. Kinerja Penugasan

Kebijakan dan prosedur harus memastikan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh personel
penugasan memenuhi standar profesi yang berlaku, persyaratan peraturan, dan standar mutu KAP
itu sendiri

Dalam kasus ini, kemungkinan personel yang ditugaskan kurang memiliki kompetensi dan
keahlian teknis yang memadai dalam melakukan pekerjaan audit terhadap perhitungan sewa 4000
menara seluler dalam laporan keuangan PT Indosat Tbk (ISAT) tahun 2011. Schingga bukti yang
dikumpulkan dan dievaluasi tidak dapat mempertanggungjawabkan opini yang dikeluarkan oleh
tim audit.

6. Pemantauan

Harus ada kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa unsur pengendalian mutu lainnya
diterapkan secara efektif

Dalam kasus EY ini, terdapat dua kemungkinan, yaitu:


Pemantauan tidak dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik (EY) Pemantauan telah dilaksakan
namun tidak sesuai dengan kebijakan dan prosedur untuk mengimplementasikan tindakan
pemantauan (inspeksi)

9
Sehingga hasil audit terhadap laporan keuangan klien (ISATI) kurang akurat dan tidak bisa
dipertanggungjawabkan. Padahal dari hasil pemantauan, hasil pekerjaan lapangan audit akan dapat
terlihat baik atau buruk, sehingga pemantauan memiliki pengaruh yang signitikan terhadap
pekerjaan lapangan audit.
Kesimpulan

Pada dasarnya Kode Etik Profesi akuntansi adalah pedoman untuk akuntan dalam
memegang tanggung jawab sosial terhadap publik, serta menjamin kepercayaan dalam tanggung
jawab profesi dan kepentingan publik. Dari sumber-sumber yang ada tersimpulkan bahwa terjadi
kegagalan dalam melalukan audit laporan keuangan. Akibat Kegagalan itu maka Kantor akuntan
publik mitra Ernst & Young's (EY) di Indonesia, yakni KAP Purwantono, Suherman & Surja
sepakat membayar denda senilai USS 1 juta (sekitar Rp 13,3 miliar) kepada regulator Amerika
Serikat. Karena ditemukan bahwa hasil audit atas perusahaan telekomunikasi itu tidak didukung
dengan data yang akurat, yakni dalam hal persewaan lebih dari 4.000 unit tower selular. Namun
afiliasi EY di Indonesia itu merilis laporan hasil audit dengan status wajar tanpa pengecualian.

Standar menjadi kunci utama perlindungan investor. Semua akuntan publik yang terenwat
harus memastikan mereka patuh dan mau bekerja sama. Untuk menghindari kejadian seperti ini
terulang kembali, seorang akuntan profesional haruslah menjunjung tinggi sikap integritas dan
terus berpegang pada kode etik yang berlaku dalam

Pada dasarnya Kode Etik Profesi akuntansi adalah pedoman untuk akuntan dalam
memegang tanggung jawab sosial terhadap publik, serta menjamin kepercayaan dalam tanggung
jawab profesi dan kepentingan publik. Dari sumber-sumber yang ada tersimpulkan bahwa terjadi
kegagalan dalam melalukan audit laporan keuangan. Akibat Kegagalan itu maka Kantor akuntan
publik mitra Ernst & Young's (EY) di Indonesia, yakni KAP Purwantono, Suherman & Surja
sepakat membayar denda senilai USS 1 juta (sekitar Rp 13,3 miliar) kepada regulator Amerika
Serikat. Karena ditemukan bahwa hasil audit atas perusahaan telekomunikasi itu tidak didukung
dengan data yang akurat, yakni dalam hal persewaan lebih dari 4.000 unit tower selular. Namun
afiliasi EY di Indonesia itu merilis laporan hasil audit dengan status wajar tanpa pengecualian

10
Standar menjadi kunci utama perlindungan investor. Semua akuntan publik yang tercatet hatte
memastikan mereka patuh dan mau bekerja sama. Untuk menghindari kejadian seperti ini terulang
kembali, seorang akuntan profesional haruslah menjunjung tinggi sikap integritas dan terus
berpegang pada kode etik yang berlaku dalam mengemban profesi sebagai akuntan publik
sehingga tidak terkait dalam skandal ketika mengemban tugasnya. Karena audit yang handal
sangat penting sebagai dasar keyakinan investor di bursa.

11
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.

Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat, untuk memberikan


keyakinan kepada pihak yang berkepentingan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai
standar yang berlaku serta mencerminkan keadaan yang sebenarnya atas suatu entitas bisnis, dan
memastikan laporan keuangan tidak mengandung salah saji (misstatement) yang material baik
yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan (fraud). Ketentuan – ketentuan akuntan publik
diatur dalam Undang-undang No. 5 Tahun 2011 mengenai akuntan publik badan usaha tempat
akuntan publik memberikan jasanya adalah KAP (Kantor Akuntan Publik). Dijelaskan di dalam
Undang-undang No. 5 Tahun 2011 pasal 12 ayat 1 yaitu, KAP dapat berbentuk usaha
perseorangan, persekutuan perdata, firma, ataupun juga bentuk usaha lain yang sesuai dengan
karakteristik profesi akuntan publik, yang diatur dalam undang-undang.

3.2 Saran.

Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan
oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas
audit yang dihasilkannya. Kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat
mengaudit laporan keuangan klien dapat menentukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem
akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam menjalankan
tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang
relevan (Rapina dkk, 2010). Kualitas audit dapat diartikan sebagai gabungan dari dua dimensi,
yaitu dimensi proses dan dimensi hasil. Dimensi proses adalah bagaimana pekerjaan audit
dilaksanakan oleh auditor dengan ketaatan pada standar yang ditetapkan. Dimensi hasil adalah
bagaimana keyakinan yang meningkat yang diperoleh dari laporan audit oleh pengguna laporan
keuangan (Sutton dalam I Komang Agus dkk, 2016). Audit yang berkualita adalah audit yang
dapat ditindak lanjuti oleh auditee.

12
DAFTAR PUSTAKA

Palalangan, Carolus Askikarno, Johannes Baptista Halik, and Maria Yessica Halik. "Pengaruh
Audit Tenure, Rotasi Audit Dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) Terhadap Kualitas
Audit." Jurnal Buana Akuntansi 4.2 (2019): 42-58.
Dewayanti, D. A. M., Dewi, N. P. S., & Rustiarini, N. W. (2022). Pengaruh kepemimpinan
autentik, nilai etika perusahaan, tekanan anggaran waktu dan kompleksitas tugas terhadap
perilaku disfungsional auditor pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali. Kumpulan
Hasil Riset Mahasiswa Akuntansi (KHARISMA), 4(1), 364-375.
Dewi, Ni Made Putri Utami, Ni Wayan Rustiarini, and Ni Putu Shinta Dewi. "Pengaruh
Kompleksitas Tugas, Time Budget Pressure Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Perilaku
Disfungsional Audit." KarmA (Karya Riset Mahasiswa Akuntansi) 1.1 (2021).
Tianingsih, Putri, Siti Hamidah Rustiana, and Haris Sarwoko. "Pengaruh kompetensi,
independensi dan perilaku disfungsional auditor terhadap kualitas audit di moderasi oleh
religiusitas:(studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta Selatan)." Jurnal
Ekonomi Pembangunan, Manajemen & Bisnis, Akuntansi 2.1 (2022): 40-52.

13
14

Anda mungkin juga menyukai