Dosen Pembimbing
Ahmad Mukhlisuddin, S.E.I., M.M.
DISUSUN OLEH
Azzam Tyzhom H 20211700231006
Abdullah Al Qaerni 20211700231002
izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Landasan Hukum dan Prinsip Audit Syariah” dengan tepat waktu.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing Perbankan Syariah.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, masih
banyak kelemahan dan kekurangan baik dalam isi maupun sitematika penulisan.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kurangnya waktu dalam
mengumpulkan sumber materi. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan saran
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................. 1
BAB II ........................................................................................................... 3
A. Landasan Teori................................................................................... 3
A. Simpulan ........................................................................................... 10
Audit adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan menilai
pihak yang berkepentingan. Definisis tersebut mengandung arti yang luas dan
berlaku untuk segala macam jenis auditing atau pengauditan yang memiliki
tujuan berbeda-beda.1
besar. Di balik itu ada kantor akuntan publik (KAP) disebut ikut berperan karena
terdaftar KAP Kosasih Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo dan Rekan (anggota dari
tersebut buntut dari pemeriksaan lanjutan setelah munculnya kasus gagal bayar
1
Mardiyah Qonita dan Mardin Sepky, Praktik Audit Syariah Di Lembaga
Keuangan Indonesia, Jurnal Akuntabilitas, Vol. VIII No. 01, 2015, h. 2
2
“Pernyataan Lengkap OJK Cabut Tanda Daftar KAP Mitra Crowe Indonesia,”
https://finansial.bisnis.com/read diakses pada 7 Maret 2024
3
Ini Daftar Hitam AP dan KAP dari OJK & Menkeu! Partner Crowe, EY hingga Deloitte",
https://finansial.bisnis.com/read/20230228/215/1632435/ Bisnis.com diakses pada 7 Maret 2024
1
KAP Pelanggaran
Bing, Eny dan AP dari KAP Satrio, Bing, Eny dan Rekan dan
miliar.
2
Berdasarkan kasus yang terjadi pada akuntan publik ini menyebabkan
ingretas, objektivitas, dan kinerja dari seorang auditor mulai diragukan. Padahal,
dari pelanggaran kecurangan dan kode etik profesi akuntan publik hal tersebut
yang sudah dikeluarkan AAOIFI ataupun regulasi yang sudah ada di Indonesia
yang yang paling penting fahamnya tentang landasan hokum yang ada Karen
untuk saat ini sangat kurang informasi akan hal itu, sebagai tolak ukur seorang
auditor dalam melakukan tugasnya. Maka dari itu penulis ingin sedikit
mulai dari definisi, Landasan hukum, Prinsip & Regulasi tentang Audit Syariah.
B. Rumusan Masalah
4
Rahayu, S. K., & Suharti, E. (2010). Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan
Publik (Pertama). Yogyakarta: Graha Ilmu.
3
C. Tujuan Penulisan
berikut.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Audit Syariah
Secara etimologi “audit” berasal dari Bahasa latin yaitu “audire” yang
berarti mendengar atau mendengarkan”. Pada awalnya, penggunaan kata ini
terkait pada proses memeriksa atau membandingkan catatan keuangan dengan
transaksi yang sebenarnya. Seiring waktu istilah ini berkembang dan merujuk
pada serangkaian kegiatan pemeriksaan atau penilaian untuk memastikan kepada
kepatuhan standar atau prosedur tertentu.5
Menurut Mulyadi dan Kanaka Puradiredja dalam bukunya yang berjudul
“auditing” mendefinisikan auditing sebagai proses sistematis untuk mempelajari
dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyatan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi. Untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan tersebut dan kreteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-
hasilnya kepada pemakai berkepentingan.6
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik Indonesia (SPAPI) yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), audit didefinisikan sebagai
pemeriksaan yang dilakukan dengan itikad baik guna memberikan pendapat
profesional yang baik tidak memihak mengenai kewajaran laporan keuangan
sesuai dengan standar audit yang berlaku.7
B. Landasan Audit Syariah
Harahap menyatakan fungsi audit dilakukan berdasarkan pada sikap
ketidakpercayaan atau kehati-hatian terhadap kemungkinan laporan yang
disajikan oleh perusahaan mengandung informasi yang tidak benar yang dapat
merugikan pihak lain yang tidak memiliki kemampuan akses terhadap sumber
informasi. Dalam fungsi ini disebut sebagai “tabayyun” atau mengecek
kebenaran berita yang disampaikan dari sumber yang kurang dipercaya
5
Soemitra Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Cetakan ke 7), Jakarta : Kencana, 2017,
h. 33
6
Mulyadi. 2014. Auditing. Buku 1 (6Th Ed.) Jakata: Salemba 4
7
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Profesional Akuntan Publik Indonesia (SPAPI). 2019
5
sebagaimana dinyatakan Q.S Al-Hujurat (49) ayat 6.8
Semua kegiatan dalam kehidupan sehari-hari bagi umat Islam selalu
diadalam Al-Qur'an serta sunnah termasuk juga terkait dengan kegiatan audit
syariah. Landasan hukum syariah yang mengatur tentang konsep pengawasan
atau audit diantaranya tertuang dalam:
1. Al-Qur’an
a) Q.S Al Hujurat (49) ayat 6 yang berbunyi:
َع ٰلى َما فَعَ ْلت ُ ْم ٰندِمِ يْن ِ ُ ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا ا ِْن َج ۤا َء ُك ْم فَاس ٌِۢق بِنَبَ ٍا فَتَبَيَّنُ ْٰٓوا اَ ْن ت
ْ ُ ص ْيب ُْوا قَ ْو ًما ٌۢ بِ َج َهالَ ٍة فَت
َ صبِ ُح ْوا
Artinya: “hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu.”
Sebab turun surat Al-Hujurat Ayat 6 karena utusan Rasulullah SAW,
yaitu al-Walid bin ‘Uqbah mengaku akan dibunuh oleh Al-Harits karena
tidak mau membayar zakat. Padahal al-Walid bin ‘Uqbah takut diperjalanan
untuk mengambil zakat yang telah dikumpulkan Al-Harits. Kemudian
Rasulullah marah dan mengutus pasukan untuk menemui Al-Harits,
pasukan tersebut ketemu Al-Harits didekat kota Madinah dan membawa Al-
Harits menemui rasul, Al-Harits pun mengatakan kebenaran.
Ayat ini mendukung proses auditing dimana kita diharuskan untuk
mengecek kebenaran suatu transaksi terlebih dahulu sebelum
menginterpresentasikan dalam bentuk opini audit. Karena informasi sangat
menentukan mekanisme pengambilan keputusan.9
2. Al Hadist
a) Hadist riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah.
Rasulullah SAW bersabda:
َ فَإِذَا خَانَ أ َ َحدُهُ َما،ُصاحِ َبه
ُصاحِ َبه َ ش ِر ْي َكي ِْن َما لَ ْم َي ُخ ْن أَ َحدُهُ َما ُ أَنَا ثَال:ُهللا ت َ َعالَى َيقُ ْول
َّ ِث ال َ ِإ َّن
خ ََر ْجتُ مِ ْن بَ ْينِ ِه َما.
“aku jadi yang ketiga antara dua orang yang berserikat selama yang
8
Harahap, Sofyan Syafri. Teori Akuntansi. Jakarta : PT. RajaGraffindo Persada, 2002.
9
Harahap, Sofyan Syafri. 2002. ”Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan”, Jakarta : PT Raja
Grfindo Persada
6
satu tidak khianat kepada yang lainnya, apabila yang satu berkhianat
kepada pihak yang lain maka keluarlah aku darinya”.
Hadis ini menekankan prinsip kesetiaan dan keadilan dalam setiap
perjanjian atau kesepakatan antara dua individu. Rasulullah SAW
menyatakan bahwa dirinya menjadi saksi atau "yang ketiga" dalam
perjanjian tersebut selama dua orang yang berserikat mematuhi prinsip-
prinsip kejujuran dan tidak melakukan khianat.
Dalam konteks audit syariah, auditor perlu memastikan kesetiaan
dan integritas dalam melaksanakan tugasnya, menjaga kepatuhan terhadap
prinsip-prinsip syariah tanpa adanya benturan kepentingan atau pelanggaran
etika.
3. Aturan Hukum Regulasi Tentang Audit Syariah
a. Regulasi Audit Syariah Internasional
Secara internasional, prinsip dan standar audit Syariah diatur oleh
berbagai organisasi, salah satunya adalah Acounting and Auditing
Organization for Islamic Institutions (AAOIFI). AAOIFI telah
menerapkan standar dan pedoman audit Syariah yang diakui secara
internasional. Beberapa standar AAOIFI yang berkaitan dengan audit
Syariah antara lain:10
Regulasi Audit Syariah Internasional
Regulasi Isi
AAOIFI Sharia Standards Merincikan prinsip-prinsip Syariah
yang harus diikuti oleh Lembaga
keuangan Islam. Ini mencakup
panduan tentang audit Syariah.
AAOIFI Governance and Ethics Menyediakan standar untuk tata Kelola
Standards dan etika, termasuk dalam konteks
audit Syariah.
AAOIFI Auditing Standards For Standar ini memberikan pedoman audit
10
Accounting and Auditing Organization for Islamic Instutitions Standard
7
Islamic Financial Institutions (AFI) khusus untuk institusi keuangan Islam,
mencakup proses audit dan
tanggungjawab auditor.
Tabel 1. Regulasi Audit Syariah Internasional
8
C. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Auditing Syariah
Audit syariah dapat diterjemahkan sebagai sebuah rangkaian
kegiatan dengan tujuan untuk memastikan bahwa kegiatan perusahaan baik itu
lembaga keuangan, perusahaan dengan usaha syariah maupun lembaga zakat
dalam melaksanakan aktivitasnya tidak bertentangan dengan hukum syariah
sehingga pengujian kepatuhan syariah seperti kepatuhan terhadap prinsip-
prinsip syariah pada organisasi tersebut dapat tercapai.
Perusahaan yang beroperasi dengan prinsip syariah membutuhkan
sebuah pedoman seperti standar keuangan Islam. Dengan adanya lembaga atau
institusi yang tersebut maka akan lahirlah sebuah pedoman bagi lembaga
keuangan Islam di seluruh dunia. The Accounting and Auditing Organization
for Islamic Financial Institutions (AAOIFI), sebelumnya dikenal sebagai
Financial Accounting Organization for Islamic Financial Institutions and
Financial Institutions, adalah salah satu lembaga yang berperan penting sebagai
dasar pengujian Syariah. Prinsip dasarnya adalah sebagai berikut:11
1. Integritas
Bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan professional dan bisnis.
2. Objektivitas
Tidak membiarkan bias, benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak
semestinya dari pihak lain, yang dapat mengesampingkan pertimbangan
professional atau bisnis.
3. Kompetensi dan kehati-hatian profesional
Menjaga pengetahuan dan keahlihan professional pada tingkat yang
dibutuhkan untuk memastikan bahwa klein atau pemberi kerja akan
menerima jasa professional yang kompeten berdasarkan perkembangan
praktek, peraturan dan teknik mukhtahir serta bertindak sungguh-sungguh
dan sesuai dengan teknik dan standar professional yang berlaku.
4. Kerahasiaan
11
Mardiyah Qonita dan Mardian Sepky, Praktik Audit Syariah Di Lembaga Keuangan Syariah
Indonesia, Jurnal : AKUNTABILITAS, Vol. VIII, No. 1, 2015, h. 4
9
Menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hubungan
professional dan bisnis dengan tidak mengungkapkan informasi tersebut
kepada pihak ketiga tanpa ada wewenang yang jelas dan memadai, kecuali
terdapat suatu hak atau kewajiban hukum atau professional untuk
mengungkapkan, serta tidak mengunakan informasi tersebut untuk
keuntungan pribadi akuntan professional atau pihak ketiga.
5. Perilaku professional
Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan menghindari perilaku
apapun yang mengurangi kepercayaan kepada profesi akuntan
professional.12
12
Mardiyah Qonita dan Mardian Sepky, Praktik Audit Syariah Di Lembaga Keuangan Syariah
Indonesia, Jurnal : AKUNTABILITAS, Vol. VIII, No. 1, 2015, h. 4
10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Secara etimologi “audit” berasal dari Bahasa latin yaitu “audire” yang
berarti mendengar atau mendengarkan”. Pada awalnya, penggunaan kata ini
terkait pada proses memeriksa atau membandingkan catatan keuangan dengan
suara atau transaksi yang sebenarnya. Seiring waktu istilah ini berkembang dan
merujuk pada serangkaian kegiatan pemeriksaan atau penialian untuk memastikan
kepada kepatuhan standar atau prosedur tertentu
Harahap menyatakan fungsi audit dilakukan berdasarkan pada sikap
ketidakpercayaan atau kehati-hatian terhadap kemungkinan laporan yang
disajikan oleh perusahaan mengandung informasi yang tidak benar yang dapat
merugikan pihak lain yang tidak memiliki kemampuan akses terhadap sumber
informasi. Dalam fungsi ini disebut sebagai “tabayyun” atau mengecek kebenaran
berita yang disampaikan dari sumber yang kurang dipercaya.
Secara internasional, prinsip dan standar audit Syariah diatur oleh berbagai
organisasi, salah satunya adalah Acounting and Auditing Organization for Islamic
Institutions (AAOIFI). AAOIFI telah menerapkan standar dan pedoman audit
Syariah yang diakui secara internasional. Beberapa standar AAOIFI yang
berkaitan dengan audit Syariah antara lain.
Audit syariah dapat diterjemahkan sebagai sebuah rangkaian kegiatan
dengan tujuan untuk memastikan bahwa kegiatan perusahaan baik itu lembaga
keuangan, perusahaan dengan usaha syariah maupun lembaga zakat dalam
melaksanakan aktivitasnya tidak bertentangan dengan hukum syariah sehingga
pengujian kepatuhan syariah seperti kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah
pada organisasi tersebut dapat tercapai
11
DAFTAR PUSTAKA
12