Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

LANDASAN HUKUM DAN PRINSIP


AUDIT SYARIAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Auditing Perbankan Syariah

Dosen Pembimbing
Ahmad Mukhlisuddin, S.E.I., M.M.
DISUSUN OLEH
Azzam Tyzhom H 20211700231006
Abdullah Al Qaerni 20211700231002

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS KH. ABDUL CHALIM
MOJOKERTO
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan

izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

yang berjudul “Landasan Hukum dan Prinsip Audit Syariah” dengan tepat waktu.

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing Perbankan Syariah.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, masih

banyak kelemahan dan kekurangan baik dalam isi maupun sitematika penulisan.

Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kurangnya waktu dalam

mengumpulkan sumber materi. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan saran

dan kritik untuk menyempurnakan makalah ini.

Kami sebagai penulis berharap agar pembuatan makalah ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca dan juga bagi kami.

Mojokerto, 15 Febuari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

BAB I ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 2

BAB II ........................................................................................................... 3

A. Landasan Teori................................................................................... 3

1. Landasan Audit Syariah Al-Qur’an dan hadist .......................... 3

2. Landasan hukum penerapan audit syariah ................................. 6

3. Prinsip Syariah pada penerapan audit syariah ............................ 7

BAB III ........................................................................................................ 10

A. Simpulan ........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 12


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Audit adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan menilai

bukti-bukti secara objectif, yang berkaitan dengan tindakan-tindakan dan

kejadian-kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian dengan

kriteria yang telah diterapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-

pihak yang berkepentingan. Definisis tersebut mengandung arti yang luas dan

berlaku untuk segala macam jenis auditing atau pengauditan yang memiliki

tujuan berbeda-beda.1

Dalam beberapa tahun terakhir industri keuangan dilanda sejumlah kasus

besar. Di balik itu ada kantor akuntan publik (KAP) disebut ikut berperan karena

bertanggung jawab atas audit laporan keuangan yang kemudian ditemukan

bermasalah. Terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membatalkan surat tanda

terdaftar KAP Kosasih Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo dan Rekan (anggota dari

Crowe Horwath International) pada 24 Februari 2023. Pembatalan tanda daftar

tersebut buntut dari pemeriksaan lanjutan setelah munculnya kasus gagal bayar

PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha atau Wanaartha Life.2

Selain kasus diatas ada beberapa juga pelanggaran-pelanggaran KAP

yang terjadi beberapa tahun terakhir, berikut adalah daftarnya:3

1
Mardiyah Qonita dan Mardin Sepky, Praktik Audit Syariah Di Lembaga
Keuangan Indonesia, Jurnal Akuntabilitas, Vol. VIII No. 01, 2015, h. 2
2
“Pernyataan Lengkap OJK Cabut Tanda Daftar KAP Mitra Crowe Indonesia,”
https://finansial.bisnis.com/read diakses pada 7 Maret 2024
3
Ini Daftar Hitam AP dan KAP dari OJK & Menkeu! Partner Crowe, EY hingga Deloitte",
https://finansial.bisnis.com/read/20230228/215/1632435/ Bisnis.com diakses pada 7 Maret 2024

1
KAP Pelanggaran

KAP Satrio, Laporan Keuangan Tahunan SNP Finance telah diaudit

Bing, Eny dan AP dari KAP Satrio, Bing, Eny dan Rekan dan

Rekan (2018) mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian. Namun

demikian, berdasarkan hasil pemeriksaan OJK, SNP

Finance terindikasi telah menyajikan Laporan Keuangan

yang secara signifikan tidak sesuai dengan kondisi

keuangan yang sebenarnya sehingga menyebabkan

kerugian banyak pihak.

KAP Tanubrata, Sanksi yang dijatuhkan oleh Menkeu di antaranya

Sutanto, Fahmi, pembekuan izin selama 12 bulan (KMK

Bambang & No.312/KM.1/2019 tanggal 27 Juni 2019) terhadap AP

Rekan (2019) Kasner Sirumapea karena melakukan pelanggaran berat

yang berpotensi berpengaruh signifikan terhadap opini

Laporan Auditor Independen (LAI).

KAP Purwantono OJK mengenakan sanksi administratif kepada Hanson

Sungkoro dan International dengan nilai total Rp5,6 miliar, emiten

Surja (2019) yang bergerak di bidang properti, akibat kesalahan

penyajian laporan keuangan tahunan pada tahun buku

2016. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Hanson

International terbukti melakukan pelanggaran akibat

penjualan kavling siap bangun dengan nilai kotor Rp732

miliar.

2
Berdasarkan kasus yang terjadi pada akuntan publik ini menyebabkan

ingretas, objektivitas, dan kinerja dari seorang auditor mulai diragukan. Padahal,

profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan msyarakat yang bebas

dari pelanggaran kecurangan dan kode etik profesi akuntan publik hal tersebut

merupakan tantangan akuntan publik memerhatikan kualitas audit yang

dihasilkan dengan harapan mengembalikan kepercayaan entitas maupun

masyarakat. Sebagai auditor yang profesionalisme perlu memahami kode etik

yang sudah dikeluarkan AAOIFI ataupun regulasi yang sudah ada di Indonesia

yang yang paling penting fahamnya tentang landasan hokum yang ada Karen

menjadi tolak ukur seorang auditor lebih pada prinsip kehati-hatian.4

Pengetahuan mengenai landasan hukum dan juga prinsip audit syariah

untuk saat ini sangat kurang informasi akan hal itu, sebagai tolak ukur seorang

auditor dalam melakukan tugasnya. Maka dari itu penulis ingin sedikit

memberikan informasi mengenai Landasan Hukum dan Prinsip Audit Syariah

mulai dari definisi, Landasan hukum, Prinsip & Regulasi tentang Audit Syariah.

B. Rumusan Masalah

Adapun pengangkatan rumusan masalah pada makalah ini diambil dari

latar belakang yang telah dibahas diatas sebagai berikut.

1. Bagaimana definisi dari Audit Syariah?

2. Apa saja Landasan hukum untuk audit syariah?

3. Bagaimana penerapan prinsip syariah pada audit syariah?

4
Rahayu, S. K., & Suharti, E. (2010). Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan
Publik (Pertama). Yogyakarta: Graha Ilmu.

3
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai

berikut.

1. Untuk mengetahui definisi dari audit syariah.

2. Untuk Mengetahui Landasan Hukum audit syariah.

3. Untuk Mengetahui penerapan prinsip syariah pada audit syariah.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Audit Syariah
Secara etimologi “audit” berasal dari Bahasa latin yaitu “audire” yang
berarti mendengar atau mendengarkan”. Pada awalnya, penggunaan kata ini
terkait pada proses memeriksa atau membandingkan catatan keuangan dengan
transaksi yang sebenarnya. Seiring waktu istilah ini berkembang dan merujuk
pada serangkaian kegiatan pemeriksaan atau penilaian untuk memastikan kepada
kepatuhan standar atau prosedur tertentu.5
Menurut Mulyadi dan Kanaka Puradiredja dalam bukunya yang berjudul
“auditing” mendefinisikan auditing sebagai proses sistematis untuk mempelajari
dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyatan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi. Untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan tersebut dan kreteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-
hasilnya kepada pemakai berkepentingan.6
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik Indonesia (SPAPI) yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), audit didefinisikan sebagai
pemeriksaan yang dilakukan dengan itikad baik guna memberikan pendapat
profesional yang baik tidak memihak mengenai kewajaran laporan keuangan
sesuai dengan standar audit yang berlaku.7
B. Landasan Audit Syariah
Harahap menyatakan fungsi audit dilakukan berdasarkan pada sikap
ketidakpercayaan atau kehati-hatian terhadap kemungkinan laporan yang
disajikan oleh perusahaan mengandung informasi yang tidak benar yang dapat
merugikan pihak lain yang tidak memiliki kemampuan akses terhadap sumber
informasi. Dalam fungsi ini disebut sebagai “tabayyun” atau mengecek
kebenaran berita yang disampaikan dari sumber yang kurang dipercaya

5
Soemitra Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Cetakan ke 7), Jakarta : Kencana, 2017,
h. 33
6
Mulyadi. 2014. Auditing. Buku 1 (6Th Ed.) Jakata: Salemba 4
7
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Profesional Akuntan Publik Indonesia (SPAPI). 2019

5
sebagaimana dinyatakan Q.S Al-Hujurat (49) ayat 6.8
Semua kegiatan dalam kehidupan sehari-hari bagi umat Islam selalu
diadalam Al-Qur'an serta sunnah termasuk juga terkait dengan kegiatan audit
syariah. Landasan hukum syariah yang mengatur tentang konsep pengawasan
atau audit diantaranya tertuang dalam:
1. Al-Qur’an
a) Q.S Al Hujurat (49) ayat 6 yang berbunyi:
َ‫ع ٰلى َما فَعَ ْلت ُ ْم ٰندِمِ يْن‬ ِ ُ ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا ا ِْن َج ۤا َء ُك ْم فَاس ٌِۢق بِنَبَ ٍا فَتَبَيَّنُ ْٰٓوا اَ ْن ت‬
ْ ُ ‫ص ْيب ُْوا قَ ْو ًما ٌۢ بِ َج َهالَ ٍة فَت‬
َ ‫صبِ ُح ْوا‬
Artinya: “hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu.”
Sebab turun surat Al-Hujurat Ayat 6 karena utusan Rasulullah SAW,
yaitu al-Walid bin ‘Uqbah mengaku akan dibunuh oleh Al-Harits karena
tidak mau membayar zakat. Padahal al-Walid bin ‘Uqbah takut diperjalanan
untuk mengambil zakat yang telah dikumpulkan Al-Harits. Kemudian
Rasulullah marah dan mengutus pasukan untuk menemui Al-Harits,
pasukan tersebut ketemu Al-Harits didekat kota Madinah dan membawa Al-
Harits menemui rasul, Al-Harits pun mengatakan kebenaran.
Ayat ini mendukung proses auditing dimana kita diharuskan untuk
mengecek kebenaran suatu transaksi terlebih dahulu sebelum
menginterpresentasikan dalam bentuk opini audit. Karena informasi sangat
menentukan mekanisme pengambilan keputusan.9
2. Al Hadist
a) Hadist riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah.
Rasulullah SAW bersabda:
َ ‫ فَإِذَا خَانَ أ َ َحدُهُ َما‬،ُ‫صاحِ َبه‬
ُ‫صاحِ َبه‬ َ ‫ش ِر ْي َكي ِْن َما لَ ْم َي ُخ ْن أَ َحدُهُ َما‬ ُ ‫ أَنَا ثَال‬:ُ‫هللا ت َ َعالَى َيقُ ْول‬
َّ ‫ِث ال‬ َ ‫ِإ َّن‬
‫خ ََر ْجتُ مِ ْن بَ ْينِ ِه َما‬.
“aku jadi yang ketiga antara dua orang yang berserikat selama yang

8
Harahap, Sofyan Syafri. Teori Akuntansi. Jakarta : PT. RajaGraffindo Persada, 2002.
9
Harahap, Sofyan Syafri. 2002. ”Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan”, Jakarta : PT Raja
Grfindo Persada

6
satu tidak khianat kepada yang lainnya, apabila yang satu berkhianat
kepada pihak yang lain maka keluarlah aku darinya”.
Hadis ini menekankan prinsip kesetiaan dan keadilan dalam setiap
perjanjian atau kesepakatan antara dua individu. Rasulullah SAW
menyatakan bahwa dirinya menjadi saksi atau "yang ketiga" dalam
perjanjian tersebut selama dua orang yang berserikat mematuhi prinsip-
prinsip kejujuran dan tidak melakukan khianat.
Dalam konteks audit syariah, auditor perlu memastikan kesetiaan
dan integritas dalam melaksanakan tugasnya, menjaga kepatuhan terhadap
prinsip-prinsip syariah tanpa adanya benturan kepentingan atau pelanggaran
etika.
3. Aturan Hukum Regulasi Tentang Audit Syariah
a. Regulasi Audit Syariah Internasional
Secara internasional, prinsip dan standar audit Syariah diatur oleh
berbagai organisasi, salah satunya adalah Acounting and Auditing
Organization for Islamic Institutions (AAOIFI). AAOIFI telah
menerapkan standar dan pedoman audit Syariah yang diakui secara
internasional. Beberapa standar AAOIFI yang berkaitan dengan audit
Syariah antara lain:10
Regulasi Audit Syariah Internasional
Regulasi Isi
AAOIFI Sharia Standards Merincikan prinsip-prinsip Syariah
yang harus diikuti oleh Lembaga
keuangan Islam. Ini mencakup
panduan tentang audit Syariah.
AAOIFI Governance and Ethics Menyediakan standar untuk tata Kelola
Standards dan etika, termasuk dalam konteks
audit Syariah.
AAOIFI Auditing Standards For Standar ini memberikan pedoman audit

10
Accounting and Auditing Organization for Islamic Instutitions Standard

7
Islamic Financial Institutions (AFI) khusus untuk institusi keuangan Islam,
mencakup proses audit dan
tanggungjawab auditor.
Tabel 1. Regulasi Audit Syariah Internasional

b. Regulasi Audit Syariah Indonesia


Landasan hukum atau regulasi penerapan audit Syariah dapat
bervariasi tergantung pada yurisdiksi dan tiap negara. Di Indonesia,
landasan hukum atau regulasi untuk penerapan audit Syariah antara
lain:
Regulasi Audit Di Indonesia
Regulasi Isi
Undang-Undang Republik Indonesia Mengatur tentang penyelenggaraan
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan perbankan syariah, termasuk tuntutan
Syariah akan audit syariah.
Fatwa DSN-MUI Dikeluarkan oleh Dewan Syariah
Nasional - Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI) yang memberikan
pedoman dan fatwa syariah terkait
berbagai aspek keuangan dan
perbankan syariah.
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. Menetapkan persyaratan dan prosedur
21/23/PBI/2019 tentang Penerapan audit syariah untuk bank umum
Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah syariah.
dan Unit Usaha Syariah
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regulasi ini dikeluarkan oleh OJK
Nomor 15/POJK.03/2014 tentang untuk menetapkan standar penerapan
Penerapan dan Pengungkapan Pada dan pengungkapan prinsip syariah di
Lembaga Keuangan Berdasarkan Prinsip lembaga keuangan, termasuk
Syariah persyaratan audit syariah.
Tabel 2. Regulasi Audit Syariah Di Indonesia

8
C. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Auditing Syariah
Audit syariah dapat diterjemahkan sebagai sebuah rangkaian
kegiatan dengan tujuan untuk memastikan bahwa kegiatan perusahaan baik itu
lembaga keuangan, perusahaan dengan usaha syariah maupun lembaga zakat
dalam melaksanakan aktivitasnya tidak bertentangan dengan hukum syariah
sehingga pengujian kepatuhan syariah seperti kepatuhan terhadap prinsip-
prinsip syariah pada organisasi tersebut dapat tercapai.
Perusahaan yang beroperasi dengan prinsip syariah membutuhkan
sebuah pedoman seperti standar keuangan Islam. Dengan adanya lembaga atau
institusi yang tersebut maka akan lahirlah sebuah pedoman bagi lembaga
keuangan Islam di seluruh dunia. The Accounting and Auditing Organization
for Islamic Financial Institutions (AAOIFI), sebelumnya dikenal sebagai
Financial Accounting Organization for Islamic Financial Institutions and
Financial Institutions, adalah salah satu lembaga yang berperan penting sebagai
dasar pengujian Syariah. Prinsip dasarnya adalah sebagai berikut:11
1. Integritas
Bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan professional dan bisnis.
2. Objektivitas
Tidak membiarkan bias, benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak
semestinya dari pihak lain, yang dapat mengesampingkan pertimbangan
professional atau bisnis.
3. Kompetensi dan kehati-hatian profesional
Menjaga pengetahuan dan keahlihan professional pada tingkat yang
dibutuhkan untuk memastikan bahwa klein atau pemberi kerja akan
menerima jasa professional yang kompeten berdasarkan perkembangan
praktek, peraturan dan teknik mukhtahir serta bertindak sungguh-sungguh
dan sesuai dengan teknik dan standar professional yang berlaku.
4. Kerahasiaan

11
Mardiyah Qonita dan Mardian Sepky, Praktik Audit Syariah Di Lembaga Keuangan Syariah
Indonesia, Jurnal : AKUNTABILITAS, Vol. VIII, No. 1, 2015, h. 4

9
Menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hubungan
professional dan bisnis dengan tidak mengungkapkan informasi tersebut
kepada pihak ketiga tanpa ada wewenang yang jelas dan memadai, kecuali
terdapat suatu hak atau kewajiban hukum atau professional untuk
mengungkapkan, serta tidak mengunakan informasi tersebut untuk
keuntungan pribadi akuntan professional atau pihak ketiga.
5. Perilaku professional
Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan menghindari perilaku
apapun yang mengurangi kepercayaan kepada profesi akuntan
professional.12

12
Mardiyah Qonita dan Mardian Sepky, Praktik Audit Syariah Di Lembaga Keuangan Syariah
Indonesia, Jurnal : AKUNTABILITAS, Vol. VIII, No. 1, 2015, h. 4

10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Secara etimologi “audit” berasal dari Bahasa latin yaitu “audire” yang
berarti mendengar atau mendengarkan”. Pada awalnya, penggunaan kata ini
terkait pada proses memeriksa atau membandingkan catatan keuangan dengan
suara atau transaksi yang sebenarnya. Seiring waktu istilah ini berkembang dan
merujuk pada serangkaian kegiatan pemeriksaan atau penialian untuk memastikan
kepada kepatuhan standar atau prosedur tertentu
Harahap menyatakan fungsi audit dilakukan berdasarkan pada sikap
ketidakpercayaan atau kehati-hatian terhadap kemungkinan laporan yang
disajikan oleh perusahaan mengandung informasi yang tidak benar yang dapat
merugikan pihak lain yang tidak memiliki kemampuan akses terhadap sumber
informasi. Dalam fungsi ini disebut sebagai “tabayyun” atau mengecek kebenaran
berita yang disampaikan dari sumber yang kurang dipercaya.
Secara internasional, prinsip dan standar audit Syariah diatur oleh berbagai
organisasi, salah satunya adalah Acounting and Auditing Organization for Islamic
Institutions (AAOIFI). AAOIFI telah menerapkan standar dan pedoman audit
Syariah yang diakui secara internasional. Beberapa standar AAOIFI yang
berkaitan dengan audit Syariah antara lain.
Audit syariah dapat diterjemahkan sebagai sebuah rangkaian kegiatan
dengan tujuan untuk memastikan bahwa kegiatan perusahaan baik itu lembaga
keuangan, perusahaan dengan usaha syariah maupun lembaga zakat dalam
melaksanakan aktivitasnya tidak bertentangan dengan hukum syariah sehingga
pengujian kepatuhan syariah seperti kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah
pada organisasi tersebut dapat tercapai

11
DAFTAR PUSTAKA

Mardiyah Qonita dan Mardian Sepky, Praktik Audit Syariah Di Lembaga


Keuangan Syariah Indonesia, Jurnal : AKUNTABILITAS, Vol. VIII, No. 1,
2015, h. 4
Mardiyah Qonita dan Mardian Sepky, Praktik Audit Syariah Di Lembaga
Keuangan Syariah Indonesia, Jurnal : AKUNTABILITAS, Vol. VIII, No. 1,
2015, h. 4
Soemitra Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Cetakan ke 7),
Jakarta : Kencana, 2017, h. 33
Mulyadi. 2014. Auditing. Buku 1 (6Th Ed.) Jakata: Salemba 4
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Profesional Akuntan Publik
Indonesia (SPAPI). 2019
Rahayu, S. K., & Suharti, E. (2010). Auditing Konsep Dasar dan
Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik (Pertama). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Elder, R. J., Beasley, M. S., & Arens, A. (2009). Auditing and Assurance
(7 ed). Singapore: Prentice Hall
Junaidi, & Nurdiono. (2016). Kualitas Audit: Perspektif Opini Going
Concern. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Akbar, T., Mardian, S., & Anwar, S. (2015). Mengurai Permasalahan
Audit Syariah dengan Analytic Network Process (ANP). Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Islam, 2(2), 101–123.
Accounting and Auditing Organization for Islamic Instutitions Standard

12

Anda mungkin juga menyukai