Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENGANGGARAN

PROFESI AKUNTANSI PUBLIK

Di Susun Oleh:

Kelompok 2
 Desna Dwi Pratiwi – 1934031018
 Nadila Karamina – 1934031027

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
2021
1|Profesi Akuntan Publik
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat-Nya dalam
kesempatan yang berbahagia ini kita masih diberi nikmat dan karunia oleh-Nya. Di dalam
pembahasan makalah ini bertajuk seperti yang tertera dicover, dengan itu kami berfokus
dalam materi seperti yang akan kita bahas nanti.

            Makalah yang tersusun ini sebagai tugas mata kuliah Penganggaran, dengan berbekal
apa yang ada dalam buku pembahasan yang telah kami ambil dari beberapa sumber.
Selanjutnya kami banyak berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Penganggaran, dan juga kepada rekan-rekan semuanya yang telah ikut berpartisipasi dalam
penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

            Selanjutnya kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini bukanlah sesuatu
yang terjadi begitu sempurna, masih banyak kekurangan yang memang itu adalah dari kami
sendiri, harapan kami rekan-rekan untuk memberikan kritikan atau saran yang bersifat
membangun. Akhirnya kami ucapkan terimakasih.

Jakarta, 16 Maret 2021

Penulis

2|Profesi Akuntan Publik


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.....................................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG MASALAH............................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................2
C. TUJUAN MASALAH..................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
A. SIFAT KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN AKUNTANSI PUBLIK.................2
B. TIPE-TIPE KANTOR AKUNTAN............................................................................2
C. AKTIVITAS DAN STUKTUR AKUNTAN PUBLIK..............................................2
D. FUNGSI-FUNGSI ORGANISASI PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK..........2
E. STANDAR AUDIT YANG BERLAKU UMUM.......................................................2
F. STANDAR DAN PRAKTIK PENGENDALIAN MUTU DALAM PROFESI
AKUNTAN....................................................................................................................2
G. TEKNOLOGI INFORMASI MEMPENGARUHI PENGENDALIAN INTERN. 2
H.  DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PROSES AUDIT.............2
BAB III......................................................................................................................................2
PENUTUP.................................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................2

3|Profesi Akuntan Publik


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Keberadaan akuntan publik dewasa ini semakin diperhitungkan. Hampir semua
perusahaan membutuhkan akuntan publik. Entah karena memang tuntutan atau sebagai
pengawas kegiatan usaha yang dimiliki untuk tetap mengawasi harta pemilik yang
diinvestasikan dalam perusahaan tersebut. Untuk perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas yang bersifat terbuka kebutuhan akan profsi akuntan dirasakan makin meningkat.
Hal ini dikarenakan pengelola perusahaan dengan pemilik sudah sangat mungkin terpisah.
Pemilik perusahaan hanya sebagai penanam modal. Sebagai penanam modal mereka berhak
untuk mendapatkan laporan-laporan yang akurat dan benar berdasarkan prinsip-prinsip
akuntansi yang lazim.
Keadaan perkembangan selanjutnya adalah pihak-pihak luar seperti kreditu, pemerintah,
dan lain sebagainya juga merupakan laporan-laporan yang akurat dan benar dalam rangka
pengambilan keputusan-keputusan ekonominya. Dalam keadaan demikian maka laporan
keuangan yang dibuat oleh manajemen memerluykan pihak yang independen untuk
memeriksanya apakah sudah akurat dan benar menurut prinsip-prinsip akuntansi  yang lazim.
Maka dari itu dalam pembuatan laporan keuangan profesi akuntanlah yang sangat berperan.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun beberapa permasalahan yang dirumuskan di dalam makalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sifat kantor Akuntan Publik dan Akuntansi Publik?
2. Apa saja tipe-tipe kantor Akuntan Publik?
3. Apa saja aktivitas dan bagaimana stuktur Akuntan Publik?
4. Apa saja fungsi-fungsi organisasi profesional Akuntan Publik?
5. Bagaimana standar Audit yang berlaku umum?
6. Bagaimana standar dan praktik pengendalian mutu dalam profesi Akuntan?
7. Bagaimana teknologi informasi mempengaruhi pengendalian intern?
8. Apa saja dampak teknologi informasi terhadap proses Audit?

4|Profesi Akuntan Publik


C. TUJUAN MASALAH
Berkaitan dengan rumusan masalah terlampir sebelumnya, makalah ini bertujuan sebagai
berikut:
1. Memahami sifat kantor Akuntan Publik dan Akuntansi Publik.
2. Memahami tipe-tipe kantor Akuntan Publik.
3. Memahami  aktivitas dan stuktur Akuntan Publik.
4. Memahami fungsi-fungsi organisasi profesional Akuntan Publik.
5. Memahami standar Audit yang berlaku umum.
6. Memahami standar dan praktik pengendalian mutu dalam profesi Akuntan.
7. Memahami teknologi informasi mempengaruhi pengendalian intern.
8. Memahami dampak teknologi informasi terhadap proses Audit.

5|Profesi Akuntan Publik


BAB II

PEMBAHASAN

A. SIFAT KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN AKUNTANSI PUBLIK


Akuntansi publik mendirikan kantor akuntan sebagai basis untuk melayani dan
memberi jasa para nasabah. Sedangkan akuntan publik mendirikan kantor akuntan untuk
memberikan jasa pelayanan kepada berbagai unit organisasi yang membutuhkan jasa
akuntan, antara lain melakukan pemeriksaan laporan keuangan. Mereka juga memberi jasa
konsultasi manajemen.
a. Pemeriksa laporan keuangan yang disusun oleh nasabah, kemudian memberi jasa
akuntansi dan manajemen untuk menyempurnakan laporan keuangan yang akan
disusun dalam periode berikutnya.
b. Membantu penyusunan laporan keuangan suatu unit organisasi (perusahaan) untuk
keperluan perpajakan dan perkreditan.
c. Menyusun suatu metode akuntansi yang sesuai bagi bidang aktivitas unit organisasi
yang bersangkutan.
d. Menyusun laporan keuangan yang digunakan untuk tujuan studi kelayakan dalam
rangka mengajukan permintaan kredit kepada lembaga keuangan.
e. Dan lain-lain jasa akuntansi yang diperlukan oleh berbagai unit organisasi dengan
ketentuan para akuntan harus selalu bertindak independen (tidak memihak)

a) Standar Profesional Akuntan Publik


Mengingat profesi akuntan publik sangat penting perannya dalam dunia bisnis di
Indonesia, maka Akuntan Publik harus selalu menjaga integritas (integrity) dan
profesionalisme melalui pelaksanaan standar dan kode etik profesi secara konsekuen dan
konsisten. Dalam setiap penugasan yang diberikan, Akuntan Publik harus selalu bersikap
independen dan menggunakan kemahiran jabatannya secara profesional. Akuntan Publik
dan KAP agar menghindarkan diri dari tindakan tercela, seperti kolusi (collusion) dengan
klien atau menutupi terjadinya tindak kecurangan (fraud) yang sangat merugikan berbagai
pihak.
Menetapkan prosedur dengan tujuan seperti tersebut, tidak berarti bahwa KAP
bertugas untuk menentukan integritas atau keandalan klien, dan tidak juga berarti bahwa
KAP berkewajiban kepada siapa pun, kecuali kepada dirinya, untuk menerima, menolak

6|Profesi Akuntan Publik


atau mempertahankan kliennya. Namun, dengan berdasarkan pada prinsip pertimbangan
hati-hati, KAP disarankan selektif dalam menentukan hubungan profesionalnya seperti;
1. Penetapan Tanggung Jawab KAP dapat menetapkan tanggung jawab kepada
personelnya agar dapat melaksanakan kebijakan dan prosedur  pengendalian
mutunya secara efektif. Hal-hal yang harus mendapatkan pertimbangan memadai,
dalam penetapan tanggung jawab, adalah kompetensi individu, penetapan
wewenang, dan lingkup supervisi yang diberikan.
2. Komunikasi KAP wajib mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur pengendalian
mutu kepada personelnya dengan suatu cara yang akan memberikan keyakinan
memadai bahwa kebijakan dan prosedur tersebut dapat dipahami. Pada umumnya,
komunikasi akan lebih baik apabila dilakukan secara tertulis, namun efektivitas
sistem pengendalian mutu KAP tidak terpengaruh oleh ketiadaan dokumentasi
kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang ditetapkan oleh KAP.  Umumnya,
dokumentasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu pada KAP besar akan lebih
ekstensif dibandingkan dengan dokumentasi pada KAP kecil, begitu pula
dokumentasi akan lebih ekstensif pada KAP yang memiliki banyak kantor
dibandingkan dengan dokumentasi pada KAP yang hanya memiliki satu kantor.
3. Pemantauan KAP harus memantau efektivitas sistem pengendalian mutunya
dengan mengevaluasi, secara rutin, kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya,
penetapan tanggung jawab, dan komunikasi kebijakan dan prosedurnya. Inspeksi
yang merupakan salah satu unsur pengendalian mutu, termasuk dalam kegiatan
pemantauan, namun kegiatan pemantauan tidak hanya terbatas pada inspeksi saja.

B. TIPE-TIPE KANTOR AKUNTAN


1. Kantor Akuntan Publik Internasional.
Kantor Akuntan Publik Internasional belum dimiliki oleh Indonesia. Di Amerika ada
6 Kantor Akuntan yang memiliki skala Internasional. Di Indonesia, keenam Kantor
Akuntan ini juga memiliki kantor cabangnya dengan partner Indonesia,antara lain:
 The Big Six Partner Indonesia.
 Arthur Andersen  Ernst Young  Prasetio, Utomo &
 Coopers Lybrand International. Co
Internasional  KPMG.  Siddharta &
 Delloit Thouch  Price Waterhouse Siddharta.
Tohmatsu International.

7|Profesi Akuntan Publik


 Hans Tuanakotta  Santoso  Hanadi Sudjendro
Mustofa. Harsokusumo & & Rekan.
Co  Hadi Sutanto &
Rekan.

2. Kantor Akuntan Publik Nasional


Kantor Akuntan Publik Nasional merupakan Kantor Akuntan Publik yang memiliki
cabang diseluruh provinsi. Di Indonesia, belum ada Kantor Akuntan yang memiliki skala
seperti ini. di Amerika kurang lebih ada duapuluh Kantor Akuntan yang berskala
Nasional.
3. Kantor Akuntan Publik Regional.
Kantor Akuntan Publik Regional merupakan Kantor Akuntan yang memiliki cabang
dibeberapa di wilayah provinsi. Di Indonesia ada beberapa Kantor Akuntan yang sudah
memiliki cabang dibeberapa daerah antara lain: Kantor Akuntan Publik Hadori & Rekan,
Kantor Akuntan Publik Johan, Malonda, Astika dan Rekan, Kantor Akuntan Publik
Ngurah Arya & Rekan.
4. Kantor Akuntan Publik Lokal
Kantor Akuntan Publik Lokal adalah Kantor Akuntan yang memiliki Kantor halnya
disatu daerah setingkat provinsi. Jenis Kantor Akuntan ini ada ratusan jumlahnya di
Indonesia.
5. Group Kantor Akuntan Publik (CPA Firm Group)
Group Kantor Akuntan Publik (CPA Firm Group) ini merupakan suatu inovasi denga
cara melakukan pengelompokan dari beberapa Kantor Akuntan,yang memiliki komitmen
saling membantu satu sama lain, mengenai sesuatu yang tidak mungkin dilakukan sendiri.

C. AKTIVITAS DAN STRUKTUR AKUNTAN PUBLIK


1. Aktivitas Kantor Akuntan
a) Jasa Atestasi merupakan salah satu jasa dimana kantor CPA mengeluarkan
komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan asersi
tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain. Selanjutnya jasa atestasi ini dapat
dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
 Audit

8|Profesi Akuntan Publik


Contoh utama dari jasa audit adalah audit laporan keuangan. Jenis
audit ini meliputi upaya memperoleh dan mengevaluasi bukti yang mendasari
laporan keuangan historis yang membuat asersi yang dibuat oleh manajemen
entitas. Berdasarkan audit tersebut, CPA memberikan pernyataan pendapat
“positif” tentang apakah laporan tersebut telah menyajikan secara wajar sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Biasanya criteria yang telah digunakan
adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
 Pemeriksaan
Istilah pemeriksaan (examination) digunakan untuk menguraikan jasa
lain yang muncul dalam pernyataan positifsuatu pendapat tentang kesesuaian
asersi yang di buat pihak lain dengan criteria yang telah ditetapkan.
 Review
Jasa review terutama terdiri dari permintaan keterangan dari
manajemen entitas serta analisis komparatifatas informasi keuangan. Lingkup
jasa ini kurang signifikan apabila dibandingkan dengan jasa audit atau jasa
pemeriksaan. Tujuan review adalah untuk memberikan “keyakinan negatif”
sebagai lawan dari pernyataan posotif yang diberikan pada suatu audit.
 Prosedur yang telah disepakati
Lingkup kerja dalam melaksanakan prosedur yang telah disepakati
juga lebih sempit dibandingkan dengan jasa audit dan jasa pemeriksaan.
Sebagai contoh, klien dan kantor CPA dapat membuat kesepakatan bahwa
prosedur-prosedur tertentu hanya akan dilaksanakan pada elemen dan akun
tertentu dalam laporan keuangan sebagai lawan dari laporan keuangan secara
keseluruhan. Untuk jenis jasa ini, kantor CPA dapat menerbitkan suatu
“ringkasan temuan”
b) Penyuluhan Pajak, Kantor akuntan menyusun surat pemberitahuan pajak dari
perusahaan dan perseorangan, baik yang merupakan kliennya maupun yang bukan.
Selain itu banyak kantor akuntan yang mengurus pajak tanah, pajak hadiah,
perencanaan perpajakan dan lain-lain konsultasi pajak.
c) Konsultasi Manajemen, Jasa ini berkisar dari pemberian saran sederhana mengenai
pembenahan sistem akuntansi sampai keikutsertaan dalam menyusun strategi
pemasaran, memanfaatkan instalansi komputer yang ada ada dengan sebaik-baiknya,
dan konsultasi asuransi.

9|Profesi Akuntan Publik


d) Jasa Akuntansi Serta Administrasi Pembukuan, Banyak klien kecil dengan staf
akuntansi yang terbatas menyerahkan pembuatan laporan keuangannya kepada kantor
akuntan. Ada kalanya kantor akuntan tersebut juga menyelenggarakan audit setelah
jasa administrasi pembukuannya selesai, namun ada kalanya pula tugasnya hanya
terbatas pada penyusunan laporan keuangan saja tanpa melaksanakan audit.

2. Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik


Karena besarnya tanggung jawab yang mereka sandang, adalah penting bagi tenaga
ahli yang bekerja di suatu kantor akuntan publik  untuk
memiliki indenpendensi atau kebebasan dan kemampuan kerja (competence) yang
tinggi. Dengan kemampuan yang mereka miliki, mereka dapat melaksanakan suatu
audit dengan efektif dan efisien. Sebagian besar kantor akuntan publik dibangun
dengan struktur organisasional serupa yang terdiri atas staff akuntan, akuntan senior,
manajer, dan patner (rekan).
 Auditor Staf, Orang tersebut biasanya digolongkan sebagai auditor  staff
(staff auditor) yang sering pula disebut asisten atau auditor yunior. Auditor
staf kerapkali melakukan tugas-tugas audit rutin yang rinci, namun mereka
mempunyai pengalaman yang sangat terbatas.
 Auditor Senior, Auditor senior disebut juga auditor penanggung jawab adalah
auditor yang memenuhi syarat untuk memikul tanggung jawab atas
perencanaan dan pelaksanaan audit serta penyusunan rancangan laporan
auditor, yang akan dikaji ulang dan disetujui oleh manajer auditor
dan partner. Auditor senior bertanggung jawab atas pekerjaan lapangan audit
dan pada umumnya pengalaman dua sampai lima tahun dalam akuntansi
publik.
 Manajer, Manajer pada kantor akuntan publik biasanya mempunyai paling
tidak lima tahun pengalaman dalam akuntansi publik. Manajer pada umumnya
tidak berada di kantor klien untuk melakukan audit secara harian yang
merupakan tanggung jawab auditor senior. Manajer dapat bertanggung jawab
atas penyelidikan atau supervisori dua atau lebih perikarikatan audit sekaligus.
 Rekan (partner), adalah orang-orang yang memiliki kantor akuntan publik.
Mereka mengemban tanggung jawab penuh atas kegiatan-kegiatan kantor

10 | P r o f e s i A k u n t a n P u b l i k
akungtan publik dan praktiknya serta memegang peran utama dalam
pengembangan klien.

D. FUNGSI-FUNGSI ORGANISASI PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK


Suatu kantor akuntan yang sudah cukup besar dapat dibagi-bagi menurut jenis jasa
yang diberikan. Jika kita misalnya dapat melihat kantor akuntan yang dibagi menjadi Bagian
Pemeriksaan (Audit), Bagian Konsultasi (Management Service), Bagian Perpajakan dan
Bagian  Penelitian dan Latihan. Pembagian ini dimaksud untuk memungkinkan pegawai
profesionil mengembangkan keahlian mereka kejurusan yang sesuai dengan pengetahuan dan
preferensi mereka sehingga memungkinkan pemberian jasa yang lebih baik bagi langganan
Bagian pemeriksaan apabila pada waktu menyatakan suatu pendapat positif, praktisi
harus secara jelas menyatakan apakah, menurut pendapatnya, asersi disajikan sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan atau telah dinyatakan. Bagian konsultasi menawarkan macam-
macam jasa yang dirancang untuk memacu efektivitas dan efisiensi aktivitas bisnis
kliennya. Bagian perpajakan berfungsi menyusun surat pemberitahuan pajak dari perusahaan
dan perseorangan, baik yang merupakan kliennya maupun yang bukan. Dewasa ini hampir
semua kantor akuntan dapat memberikan penyuluhan pajak. Bagian penelitian dan pelatihan
ke dalam organisasi ia berfungsi sebagai penunjang, sama seperti bagian administrasi dalam
kantor tersebut, dan di luar organisasi bagian ini memberikan jasa-jasa dalam bidang latihan
pegawai-pegawai langganan.
 Organisasi yang Berkaitan dengan Profesi Akuntan Publik di Amerika Serikat
Profesi akuntan public modern dipengaruhi oleh sejumlah organisasi professional dan
badan pengatur yang memiliki fungsi di dalam organisasi itu sendiri maupun yang secara
langsung dapat mempengaruhi profesi itu sendiri melalui kegiatan penetapan standar dan
pengaturan. Organisasi-organisasi yang mewakili sektor swasta dan public.
 Organisasi Sektor Swasta
American Institute Of Certified Public Accountans (AICPA), Organisasi
profesi nasional untuk akuntan public di Amerika Serikat adalah AICPA.
Sebagaiman dinyataka dalam laporan tahunan, misi AICPA adalah bertindak
atas nama anggota serta menyediakan dukungan yang perlu untuk
meyakinkan bahwa CPA telah melayani kepentingan public dalam
melaksanakan jasa profesional yang bermutu.

11 | P r o f e s i A k u n t a n P u b l i k
State Societies of Certified Public Accountants (Masyarakat CPA
Negara Bagian), Masyarakat CPA Negara bagain menjalankan fungsinya
melalui sejumlah kecil staf yang bekerja penuh waktu serta melalui berbagai
komite yang terdiri para anggota sendiri.
Badan –Badan yang Menetapkan Standar Akuntansi, Financial
Accounting Standards Board (FASB= Dewan Standar Akuntansi Keuangan)
serta Governmental Accounting Standards Board(GASB)= Dewan Standar
Akuntansi pemerintahan) adalah badan-badan independen yang menetapkan
standar sektor swasta. Fungsi utamanya adalah mengembangkan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) bagi setiap entitas bisnis dan
nirlaba, entitas Negara bagian dan lokal.
 Organisasi Sektor Publik
State Boards of Accuntancy (Badan Akuntansi Negara Bagian), Badan-
badan negara bagian ini berada di bawah Nasional Badan-Badan Akuntansi
Negara Bagian yang berfungsi mengindentifikasi, meneliti, dan menganalisis
isu-isu besar yang sedang muncul dan berkembang serta dapat
mempengaruhi badan-badan akuntansi negara bagian, memperkuat dan
memelihara komunikasi dengan anggota badan.
Securities and Exchange Commision (Otoritas Pasar Modal di A.S.),
Berfungsi untuk mengatur peredaran saham yang ditawarkan untuk dijual
kepada publik dan selanjutnya mengatur perdagangan surat-surat berharga
melalui bursa efek tidak resmi.
Internal Reveneu Service (Kantor Pajak di A.S.), Fungsinya bertanggung
jawab untuk mengelola dan menegakkan perundangan pajak federal.

E.     STANDAR AUDIT YANG BERLAKU UMUM


Menurut Webster’s New International dictionary, standar adalah sesuatu yang
ditentukan oleh penguasa, sebagai suatu peraturan untuk mengukur kualitas, berat, luas, nilai,
atau mutu. Jika diterapkan dalam auditing, standar auditing adalah suatu ukuran pelaksanaan
tindakan yang merupakan pedoman umum bagi auditor dalam melaksanakan audit.
Pedoman umum yang dimaksud adalah berupa 10 standar auditing yang berlaku
umum (generally accepted auditing standards), yang dikembangkan oleh AICPA (American
Institute of Certified Public Accountants). Standar-standar ini memang tiak cukup spesifik

12 | P r o f e s i A k u n t a n P u b l i k
untuk memberikan pedoman yang berarti bagi praktisi akuntan publik, akan tetapi
menyajikan kerangka kerja atau acuan yang membuat AICPA dapat memberikan
interprestasi.
Sepuluh standar auditing dibagi menjadi tiga kelompok: (1) standar umum, (2) standar
pekerjaan lapangan. Dan (3) standar pelaporan. Standar umum mengatur syarat-syarat diri
auditor; standar pekerjaan lapangan mengatur mutu pelaksanaan auditing; dan (3) standar
pelaporan. Standar umum mengatur syarat-syarat diri auditor; standar pekerjaan lapangan
mengatur mutu pelaksanaan auditing, dan standar pelaporan memberikan panduan bagi
auditor dalam mengkomunikasikan hasil auditnya melalui laporan audit kepada pemakai
informasi keuangan standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 01 (SA Seksi 150) Standar Auditing
berikut ini:
1. Standar Umum
a) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, indenpendensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor.
c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan
a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
b) Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas erta
lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menilai risikp salah saji yang
material dalam laporan keuangan karena kesalahan atau kecurangan, dan selanjutnya
untuk merancang sifat, waktu, serta luas prosedur audit.
c) Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang teoat dengan melakukan prosedur
audit agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat menyangkut
laporan keuangan yang diaudit.
3. Standar Pelaporan
a) Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

13 | P r o f e s i A k u n t a n P u b l i k
b) Auditor dalam laporan auditnya harus mengidentifikasikan mengenai keadaan di
mana prinsip akuntansi tidak secara konsisten diikuti selama periode berjalan
dibandingkan dengan periode sebelumnya.
c) Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan secara informatif belum memadai,
auditor harus menyatakan dalam laporan audit.
d) Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan, atau menyatakan bahwa pendapat tidak dapat
diberikan. Jika auditor tidak dapat memberikan seuatu pendapat, auditor harus
menyebutkan bukti alasan-alasan yang mendasarinya dalam laporan auditor.

F. STANDAR DAN PRAKTIK PENGENDALIAN MUTU DALAM PROFESI


AKUNTANSI
Pada tahun 1978, AICPA mendirikan Quality Control Standards Committee   yang
bertanggung jawab untuk membantu kantor akuntan publik merumuskan dan melaksanakan
standar pengendalian mutu. Quality Control Standards Committee  telah menggariskan
sembilan unsur dari pengendalian mutu yang harus menjadi bahan pertimbangan  kantor
akuntan dalam menetapkan kebijakan dan prosedur mereka sendiri. AICPA telah membentuk
sebuah divisi untuk mengamati kantor-kantor akuntan publik dengan dua seksi, SEC Practice
Section (untuk kantor akuntan yang mengaudit perusahaan  yang go-public) dan Private
Companies Practice Section (untuk kantor akuntan yang mengaudit perusahaan biasa).
Tujuan mereka adalah untuk memperbaiki kualitas dari praktek-praktek yang dijalankan oleh
kantor akuntan publik  sesuai dengan standar pengendalian mutu  AICPA.
Berikut ini adalah sembilan unsur pengendalian mutu:

UNSUR IKHTISAR PERSYARATAN CONTOH PROSEDURNYA

Indenpendensi Semua karyawan yang melibatkan dari Setiap sekutu (partner) dan karyawan
dalam perjanjian kerja harus memenuhi harus mengisi suatu “kuesioner tentang
persyaratan kode etik jabatan dari indenpendensi” setiap tahun, seperti
AICPA. pemilikan saham dan keanggotaan
dalam dewan direksi.
Penugasan Setiap karyawan yang terlibat dalam Penugasan karyawan ditangani oleh
karyawan perjanjian kerja harus memiliki tingkat seorang sekutu (partner) yang mengenal
dalam kontrak pendidikan formal dan keahlian yang klien yang bersangkutan, dan dilakukan

14 | P r o f e s i A k u n t a n P u b l i k
kerja memadai. sekurang-kurangnya dua bulan
sebelumnya.
Konsultasi Apabila ada sekutu atau karyawan yang Direktur kantor akuntan bersangkutan
menghadapi kesulitan teknis, prosedur dalam bidang akuntansi dan auditing
yang ada harus sedemikian rupa hingga harus selalu siap untuk dimintai
dapat dipastikan bahwa mereka akan berkonsultasi dan harus sudah
mendapatkan pengarahan-pengarahan menyetujui semua perjanjian kerja
dari tenaga yang cukup ahli. sebelum semuanya terselesaikan.
Supervisi Dalam setiap perjanjian kerja harus Program pemeriksaan yang akan
(pengawasan) ditetapkankebijakan yang mengatur dilaksanakan harus dipelajari dan
sistem pengawasan yang layak pada disetujui oleh seorang sekutu bidang
setiap jenjang kerja. auditing sebelum dilaksanakannya
pemeriksaan yang terinci.
Penerimaan Semua pegawai baru harus mampu Semua calon pegawai harus
karyawan melaksanakan tugas-tugas dengan baik. diwawancarai dan disetujui oleh
seorang partner bidang personalia dan
sekutu lain yang akan membawahi
calon bersangkutan dalam
pekerjaannya.
Pengembangan Setiap karyawan harus mengembangkan Setiap karyawan harus mengikuti
keahlian kemampuan profesionalnya agar dapat pendidikan lanjutan sebanyak 40 jam
melaksanakan tugas-tugasnya dengan dalam setahun ditambah beberapa jam
baik. lagi seperti yang disarankan oleh sekutu
bidang personalia.
Promosi Kebijakan mengenai promosi karyawan Hasil kerja setiap karyawan dalam
jabatan harus diatur sedemikian rupa untuk setiap perjanjian kerja harus selalu
memastikan bahwa karyawan yang dievaluasi dan dicatat dalam laporan
bersangkutan mampu menduduki pribadinya masing-masing.
jabatannya yang baru.
Hubungan Semua calon klien dan klien yang ada Sebelum diterimanya seorang calon
dengan klien saat ini harus selalu dievaluasi untuk klien, suatu formulir evaluasi klien
dengan calon memperkecil kemungkinan terjalinnya mengenal hal-hal seperti komentar dari
klien hubungan dengan manajemen yang auditor yang terdahulu dan evaluasi
kejujurannya diragukan. manajemen, harus selalu diisi terlebih
dahulu.

15 | P r o f e s i A k u n t a n P u b l i k
Inspeksi Harus ada kebijakan dan prosedur Sekutu di bidang pengendalian mutu
tertentu untuk memastikan bahwa harus selalu menguji prosedue-prosedur
prosedur yang dimaksudkan untuk pengendalian mutu, setidak-tidaknya
memenuhi kedelapan unsur setiap tahun untuk memastikan bahwa
pengendalian mutu lainnya dijalankan kantor akuntan itu telah menaati semua
secara konsisten. prosedur tersebut dengan baik.

Tabel sembilan unsur pengendalian mutu

G. TEKNOLOGI INFORMASI MEMPENGARUHI PENGENDALIAN INTERN


Sebelum membahas mengenai pengaruh teknologi informasi terhadap pengendalian
intern, pertama-tama kita akan membahas mengenai pentingnya pengendalian intern bagi
manajemen, auditor independen dan pihak eksternal.
Pengendalian intern (internal control) adalah suatu proses, yang dilaksanakan oleh
dewan direksi , manajemen dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk
menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori
berikut:
o Keandalan laporan keuangan
o Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
o Efektifitas dan efesiensi operasional.
Pengendalian intern sangat penting bagi manajemen dan auditor independen, hal ini
telah diakui dalam literatur profesinal selama beberapa tahun. Suatu terbitan tahun 1947 oleh
AICPA yang berjudul Internal Control menyebutkan faktor-faktor berikut sebagai faktor-
faktor yang berkontribusi terhadap meluasnya pengakuan atas pentingnya pengendalian
intern.
a) Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas
sehingga manajemen harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis untuk
mengendalikan operasi secara efektif.
b) Pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian intern yang baik
menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan
terjadinya kekeliruan dan ketidak beresan.
c) Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan perusahaan atas
pembatasan biaya ekonomi tanpa menguntungkan pada sistem pengendalian intern klien.

16 | P r o f e s i A k u n t a n P u b l i k
d) Pemantauan merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian pada
suatu waktu.

H. DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PROSES AUDIT


Dalam perikatan audit, auditor akan menjumpai salah satu dari tiga tipe lingkungan
informasi komputer berikut: (1) stand-alone micro komputer, (2) on-line komputer system,
dan (3) database system.
Dari ketiga tipe tersebut masing-masing memiliki dampak terhadap proses audit yag
dilakukan oleh seorang auditor. Adapun dampak dari tiga tipe lingkungan informasi tersebut
masing-masing akan dibahas pada uraian berikut.

1. Dampak Lingkungan Komputer Mikro


Berdasarkan karakteristik komputer mikro, maka dapat disimpulkan bahwa
risiko pengendalian dalam sistem komputer tersebut sangatlah tinggi.  Dalam hal ini,
setelah auditor memperoleh pemahaman mengenai lingkungan pengendalian dan
arus transaksi, maka auditor tidak perlu lagi melakukan riview
terhadap pengendalian umum sistem informasi komputer, namun lebih memusatkan
pada usaha audit ke pengujian substansi pada atau mendekati akhir tahun. Dengan
demikian prosedur audit yang digunakan oleh auditor lebih berfokus pada:
a) Pemeriksaan fisik dan konfirmasi aktiva
b) Pengujian rinci
c) Ukuran sampel yang lebih besar
d) Penggunaan lebih banyak tehnik audit berbantuan komputer (jika
diperlukan).
2. Dampak sistem Komputer On-line
Dalam sistem ini seorang auditor dapat melakukan review terhadap aplikasi
akuntansi secara on-line sebelum sua aplikasi diimplementasikan, namun review
yang dilakukan bukan pada aplikasi setelah sistem ini dipasangkan. Hal ini dapat
memberikan kesempatan pada auditor untuk meminta fungsi tambahan jika
diperlukan, seperti pembuatan data transaksi rinci atau pengendalian didalam
desain aplikasi. Sistem komputer on-line memiliki dampak yang besar terhadap
proses audit yang dilakukan oleh auditor.
3. Dampak Database

17 | P r o f e s i A k u n t a n P u b l i k
Di dalam lingkungan database proses audit akan dipengaruhi oleh luasnya data
dalam database yang digunakan untuk sistem akuntansi. Untuk memahami
lingkungan pengendalian database dan arus transaksi, auditor dapat
mempertimbangkan dampak berikut ini terhadap resiko audit dan perencanaan
audit.
a) DBMS dan aplikasi akuntansi signifikan yang menggunakan database.
b) Standar dan prosedur untuk pengembangan dan pemeliharaan program
aplikasi yang menggunakan database.
c) Fungsi pengelolaan database.
d) Deskripsi pekerjaan, standar dan prosedur bagi individu yang bertanggung
jawab terhadap dukungan teknis desain pengelolaan dan operasi database.
e) Prosedur yang digunakan untuk menjamin integritas, keamanan dan
kelengkapan informasi keuangan yang terdapat didalam database.
f) Ketersediaan fasilitas audit didalam DBMS.
Apabila auditor memutuskan untuk melakukan pengujian pengendalian atau
pengujian substantif  berkaitan dengan database system, prosedur audit dapat mencakup
fungsi DBMS. Setelah auditor menggunakan fasilitas yang terdapat pada DBMS, maka ia
perlu mendapatkan kepercayaan penuh yang berkaitan dengan fungsi DBMS secara benar.
Karakteristik dalam database system dapat membuat auditor lebih efektif dengan
melakukan review terhadap aplikasi akuntansi baru sebelum aplikasi tersebut
diimplementasikan bila dibandingkan dengan review yang dilakukan pada waktu aplikasi
tersebut telah dipasang.

18 | P r o f e s i A k u n t a n P u b l i k
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas dapat kami tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sifat kantor akuntan publik dan akuntansi publik, Akuntansi publik mendirikan kantor
akuntan sebagai basis untuk melayani dan memberi jasa para nasabah. Sedangkan
akuntan publik mendirikan kantor akuntan untuk memberikan jasa pelayanan kepada
berbagai unit organisasi yang membutuhkan jasa akuntan, antara lain melakukan
pemeriksaan laporan keuangan. Mereka juga memberi jasa konsultasi manajemen.
2. Tipe-Tipe Kantor Akuntan
a) Kantor Akuntan Publik International
b) Kantor Akuntan Publik Nasional
c) Kantor Akuntan Publik Regional
d) Kantor Akuntan Publik Lokal
e) Group Kantor Akuntan Publik (CPA Firm Group)
3. Aktivitas dan stuktur akuntan publik
a. Aktivitas Kantor Akuntan antara lain; Jasa Atestasi, Penyuluhan Pajak,
Konsultasi Manajemen, dan Jasa Akuntansi Serta Administrasi Pembukuan.
b. Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik antara lain; Auditor Staf, Auditor
Senior, Manajer, dan Rekan (partner).
4. Fungsi-fungsi organisasi profesional akuntan publik
a. Bagian pemeriksaan
b. Bagian konsultasi
c. Bagian perpajakan
d. Bagian penelitian dan pelatihan
5. Standar audit yang berlaku umum adalah standar umum, standar pekerjaan lapangan
dan standar pelaporan

19 | P r o f e s i A k u n t a n P u b l i k
6. Standar dan praktik pengendalian mutu dalam profesi akuntan antara lain;
Indenpendensi, Penugasan karyawan dalam kontrak kerja, Konsultasi, Supervisi
(pengawasan), Penerimaan karyawan, Pengembangan keahlian, Promosi jabatan,
Hubungan dengan klien dengan calon klien, dan Inspeksi.
7. Teknologi informsi mempengaruhi pengendalian intern berkenaan dengan keandalan
laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku dan
efektifitas dan efesiensi operasional.
8. Dampak teknologi informasi terhadap proses audit yaitu lingkungan komputer mikro,
sistem komputer on-line, dan database.

20 | P r o f e s i A k u n t a n P u b l i k
DAFTAR PUSTAKA

Purba,Radiks. Akuntansi untuk Manajer. Jakarta: PT Rineka Cipta. 1995.

Boyton,William C. Modern Auditing Edisi Ketujuh Jilid I. Jakarta: Erlangga. 2003.

William C. Boynton, dkk.  Modern Auditing. Jakarta: Erlangga. 2002.

Alvin A. Arens – James K. Loebbecke. Auditing. Jakarta: Erlangga. 1995.

Simamora,Henry. Auditing 1. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 2002


.
Tuanakotta,Theodorus M. Auditing. Jakarta:  Fakultas Ekonomi UI. 1997.

Halim,Abdul - Totok Budi Santoso. Auditing 2. Yogyakarta: Akademi Manajemen


Perusahaan YKPN. 2004.

Mulyadi. Auditing Edisi 6. Jakarta: Salemba Empa. 2002.

Mulyadi, Auditing. Jakarta: Salemba Empat. 2011.

Heri. Auditing 1. Dasar-dasar Pemeriksaan Akuntansi.  Kencana: Jakarta. 2011.

Fransiskus Asisi Verry Kristanto, (online at:  http://asisiverry.blogspot.co.id


/2012/02/pengendalian-mutu-kantor-akuntan-publik.html, diunduh pada tanggal 29
September 2016)

21 | P r o f e s i A k u n t a n P u b l i k

Anda mungkin juga menyukai