Anda di halaman 1dari 20

BAB 4

SISTEM KEUANGAN SYARIAH

Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS


TUJUAN PEMBELAJARAN

1 Konsep Menjaga Harta Kekayaan

2 Bagaimana Memperoleh dan Menggunakan Harta dalam Syariah

3 Akad/Kontrak/Transaksi

4 Transaksi yang Dilarang

5 Riba dan Jenis Riba

6 Prinsip Sistem Keuangan Syariah

7 Berbagai Jenis Instrumen Keuangan Syariah


Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS
KONSEP MENJAGA HARTA KEKAYAAN

KONSEP KEPEMILIKAN

PEROLEHAN HARTA

ANJURAN BEKERJA
ATAU BERNIAGA
PENGGUNAAN DAN
PENDISTRIBUSIAN HARTA

Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS


Konsep Kepemilikan

Harta yang baik harus memenuhi dua kriteria, yaitu diperoleh dengan cara
yang sah dan benar (legal and fair), serta dipergunakan dengan dan untuk
hal yang baik-baik di jalan Allah SWT.

Jadi, menurut Islam, kepemilikan harta kekayaan pada manusia terbatas pada
.
kepemilikan kemanfaatannya selama masih hidup di dunia, dan bukan
kepemilikan secara mutlak. Saat dia meninggal, kepemilikan tersebut berakhir
dan harus didistribusikan kepada ahli warisnya, sesuai ketentuan syariah.

Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS


Perolehan Harta

Memperoleh harta adalah aktivitas ekonomi yang masuk dalam kategori


ibadah muamalah (mengatur hubungan manusia dengan manusia).

Harta dikatakan halal dan baik apabila niatnya benar, tujuannya benar dan
cara atau sarana untuk memperolehnya juga benar, sesuai dengan rambu-
rambu yang telah ditetapkan dalam Al-Quran dan as-sunnah.

Manusia dalam bekerja, berbisnis, atau pun berinvestasi dalam rangka


mencari rezeki (harta) harus memilih bidang yang halal walaupun dari sudut
pandang (ukuran) keduniaan memberikan keuntungan yang lebih sedikit
dibandingkan dengan bidang yang haram.

Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS


Anjuran Bekerja atau Berniaga

Islam menganjurkan manusia untuk bekerja atau berniaga, dan menghindari kegiatan
meminta-minta dalam mencari harta kekayaan.

“…Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS
62:10)

Harta yang paling baik, menurut Rasulullah SAW, adalah yang diperoleh dari hasil kerja
atau perniagaan, sebagaimana diriwayatkan dalam hadis-hadis berikut ini.
“Harta yang paling baik adalah harta yang diperoleh lewat tangannya sendiri …” (HR Bazzar At Thabrani)

“Sesungguhnya Allah suka kalau Dia melihat hamba-Nya berusaha mencari barang dengan cara yang
halal.”
(HR Ath-Thabrani dan Ad-Dailami)
Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS
Penggunaan dan Pendistribusian Harta

1 Tidak boros dan tidak kikir

Ketentuan syariah 2 Memberi infak dan shadaqah


berkaitan dengan
penggunaan harta 3 Membayar zakat sesuai ketentuan

4 Memberi pinjaman tanpa bunga (qardhul hasan)

5 Meringankan kesulitan orang yang berutang

Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS


AKAD/KONTRAK/TRANSAKSI

JENIS AKAD

RUKUN DAN SYARAT AKAD

Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS


Jenis Akad

1. Meminjamkan Uang
Akad Tabarru’ 2. Meminjamkan Jasa
3. Memberikan Sesuatu

1. Natural Uncertainty Contract


Akad Tijarah
2. Natural Certainty Contract

Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS


Rukun dan Syarat Akad

Rukun dan syarat sahnya suatu akad:

1. Pelaku yaitu para pihak yang melakukan akad.

2. Objek akad merupakan sebuah konsekuensi yang harus


ada dengan dilakukannya suatu transaksi tertentu.

3. Ijab qabul merupakan kesepakatan dari para pelaku dan


menunjukkan mereka saling rida.

Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS


TRANSAKSI YANG DILARANG

1. Semua aktivitas bisnis terkait


7. Monopoli
dengan barang dan jasa yang
8. Bai’ an Najsy
diharamkan Allah
9. Suap
2. Riba
10. Taalluq
3. Penipuan
11. Bai al inah
4. Perjudian
12. Talaqqi al-rukban
5. Gharar
6. Ikhtikar

Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS


Aktivitas Bisnis Terkait Barang dan Jasa yang Diharamkan Allah
Aktivitas investasi dan perdagangan atau semua transaksi yang melibatkan barang dan jasa yang
diharamkan Allah seperti babi, khamar atau minuman yang memabukkan, narkoba, dan sebagainya.

Riba
Riba berasal dari bahasa Arab yang berarti tambahan (Al-Ziyadah), berkembang (An-Nuwuw),
meningkat (Al-Irtifa’), dan membesar (Al-’uluw).

Penipuan
Penipuan terjadi apabila salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui pihak lain
dan dapat terjadi dalam empat hal, yakni dalam kuantitas, kualitas, harga, dan waktu
penyerahan. (Karim, 2003)

Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS


Perjudian
Berjudi atau Maisir dalam bahasa Arab arti harfiahnya adalah memperoleh sesuatu atau mendapat
keuntungan dengan sangat mudah tanpa kerja keras. (Afzalur Rahman, 1996)

Transaksi yang Mengandung Ketidakpastian/Gharar


Gharar terjadi ketika terdapat incomplete information, sehingga ada ketidakpastian antara dua
belah pihak yang bertransaksi.

Penimbunan Barang/Ihtikar
Penimbunan adalah membeli sesuatu yang dibutuhkan masyarakat, kemudian menyimpannya,
sehingga barang tersebut berkurang di pasaran dan mengakibatkan peningkatan harga.
Penimbunan seperti ini dilarang karena dapat merugikan orang lain dengan kelangkaannya/sulit
didapat dan harganya yang tinggi

Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS


Monopoli
Alasan larangan monopoli sama dengan larangan penimbunan barang (ihtikar), walaupun seorang
monopolis tidak selalu melakukan penimbunan barang. Monopoli, biasanya dilakukan dengan
membuat entry barrier, untuk menghambat produsen atau penjual masuk ke pasar agar ia menjadi
pemain tunggal di pasar dan dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi.

Rekayasa Permintaan (Bai’ an Najsy)


An-Najsy termasuk dalam kategori penipuan (tadlis), karena merekayasa permintaan, di mana satu
pihak berpura-pura mengajukan penawaran dengan harga yang tinggi, agar calon pembeli tertarik
dan membeli barang tersebut dengan harga yang tinggi.

Suap
Suap dilarang karena suap dapat merusak sistem yang ada di dalam masyarakat, sehingga
menimbulkan ketidakadilan sosial dan persamaan perlakuan.

Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS


Penjual Bersyarat/Ta’alluq
Ta’alluq terjadi apabila ada dua akad saling dikaitkan di mana berlakunya akad pertama tergantung pada
akad kedua; sehingga dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya rukun (sesuatu yang harus ada dalam
akad) yaitu objek akad.

Pembelian Kembali oleh Penjual dari Pihak Pembeli (Bai’ al Inah)


Misalnya, A menjual secara tunai pada B kemudian A membeli kembali barang yang sama dari B secara
kredit. Dari contoh ini, kita lihat ada dua pihak yang seolah-olah melakukan jual beli, namun tujuannya
bukan untuk mendapatkan barang melainkan A mengharapkan untuk mendapatkan uang tunai
sedangkan B mengharapkan kelebihan pembayaran.
Jual Beli dengan Cara Talaqqi Al-Rukban
Jual beli dengan cara mencegat atau menjumpai pihak penghasil atau pembawa barang perniagaan dan
membelinya, di mana pihak penjual tidak mengetahui harga pasar atas barang dagangan yang dibawanya
sementara pihak pembeli mengharapkan keuntungan yang berlipat dengan memanfaatkan ketidaktahuan
mereka.
Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS
RIBA DAN JENIS RIBA

JENIS RIBA
PENGARUH RIBA
PADA KEHIDUPAN
MANUSIA

PERBEDAAN RIBA
DAN JUAL BELI

Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS


Jenis Riba

1. Riba Dayn (Riba dari Utang Piutang)

Riba Dayn adalah riba yang muncul karena utang-piutang, dan dapat terjadi dalam
segala jenis transaksi kredit atau utang-piutang di mana satu pihak harus membayar
lebih besar dari pokok pinjamannya

2. Riba Fadhl
Riba Fadhl adalah riba yang muncul karena transaksi pertukaran atau
barter.
Riba Fadhl dapat terjadi apabila ada kelebihan/penambahan pada salah satu
dari barang ribawi/barang sejenis yang dipertukarkan baik pertukaran dilakukan
dari tangan ke tangan (tunai) atau kredit.
Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS
Pengaruh Riba pada Kehidupan Manusia

Riba merupakan transaksi yang tidak adil dan mengakibatkan peminjam


jatuh miskin karena dieksploitasi, karena riba mengambil harta orang lain
tanpa imbalan.
Riba akan menghalangi orang untuk melakukan usaha karena pemilik dapat
menambah hartanya dengan transaksi riba baik secara tunai maupun berjangka.

Riba akan menyebabkan terputusnya hubungan baik antarmasyarakat


dalam bidang pinjam meminjam.

Pada umumnya orang yang memberikan pinjaman adalah orang kaya, sedang
yang meminjam adalah orang miskin. Pendapat yang memperbolehkan riba
berarti memberikan jalan bagi orang kaya untuk menerima tambahan harta
dari orang miskin yang lemah.

Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS


Perbedaan Riba dan Jual Beli

No. JUAL BELI RIBA


1. Dihalalkan Allah SWT. Diharamkan Allah SWT.
2. Harus ada pertukaran barang atau Tidak ada pertukaran barang dan
manfaat yang diberikan sehingga ada keuntungan/manfaat hanya diperoleh
keuntungan/manfaat yang diperoleh oleh penjual.
pembeli dan penjual.
3. Karena ada yang ditukarkan, harus ada Tidak ada beban yang ditanggung oleh
beban yang ditanggung oleh penjual. penjual.
4. Memiliki Risiko Untung Rugi, sehingga Tidak memiliki risiko sehingga tidak
diperlukan kerja/usaha, kesungguhan diperlukan kerja/usaha, kesungguhan
dan keahlian. dan keahlian.
Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS
PRINSIP SISTEM KEUANGAN SYARIAH

1. Pelarangan Riba.
2. Pembagian Risiko.
3. Menganggap Uang sebagai Modal Potensial.
4. Larangan Melakukan Kegiatan Spekulatif.
5. Kesucian Kontrak.
6. Aktivitas Usaha Harus Sesuai Syariah.

Safrin Simarmata, MBA, CPA, SAS

Anda mungkin juga menyukai