Materi 1
Pengertian & Ruang Lingkup
Bisnis Syariah
by
HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.
1
Pengertian Hukum Bisnis Syariah
Definisi Hukum:
“Kumpulan ketentuan Allah SWT, Sunnah Rasul dan ijtihad ulil amri yang
merupakan suatu totalitas yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia di
tengah alam semesta untuk mencapai ketentraman hidup di dunia dan
keselamatan serta kebahagiaan hidup di akhirat”
(Gemala Dewi)
2
Pengertian Hukum Bisnis Syariah
PENGERTIAN BISNIS:
Bisnis Syariah:
3
Pengertian Hukum Bisnis Syariah
”Suatu perangkat kaedah yang mengatur tentang tata cara pelaksanaan urusan
atau kegiatan dagang, industri tau keuangan yang dihubungkan produksi atau
pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para enterpreneur
dalam risiko tertentu dengan motif adalah untuk mendapatkan keuntungan
tertentu”
(Munir Fuady)
Prinsip Syariah:
Prinsip hukum Islam berdasarkan fatwa yang merujuk kepada Al-quran dan
hadist yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa di bidang syariah (dhi. MUI)
4
Pengertian Hukum Bisnis Syariah
Keyakinan
Ibadah
dengan sesama
5
Ruang Lingkup
INPUT PROSES
OUTPUT
FAKTOR- MANAJEMEN
FAKTOR & PROFIT
PRODUKSI TEKNOLOGI
6
Ruang Lingkup
7
Bisnis Syariah vs Ribawi
Pengertian Riba:
8
Bisnis Syariah vs Ribawi
Jenis-Jenis Riba:
Riba Al-Nasi’ah
v Istilah nasi’ah berasal dari nasa’a yang berarti penundaan yang mengacu
kepada penangguhan waktu penyerahan atau penerimaan jenis barang
ribawi dengan jenis barang ribawi lainnya.
10
Bisnis Syariah vs Ribawi
Riba Al-Fadl
11
Bisnis Syariah vs Ribawi
l Setiap tambahan atas hutang yang telah jatuh tempo dan orang yang
berutang tidak mampu membayarnya dan sebagai imbalan atas
penundaannya itu, demikian pula tambahan atas pinjaman yang ditetapkan
di awal perjanjian, maka benutk-bentuk ini adalah riba yang diharamkan
dalam syariat
(Hasil Keputusan Majelis Majma Fiqh Islamy, Konferensi OKI, Desember
1985)
12
Bisnis Syariah vs Ribawi
BUNGA BAGI HASIL
a) Penentuan bunga dibuat pada waktu a) Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil
akad dengan asumsi harus selalu untung. dibuat pada waktu akad dengan berpedoman
pada kemungkinan untung rugi
b) Besarnya persentase berdasarkan pada b) Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada
jumlah uang (modal) yang dipinjamkan. jumlah keuntungan yang diperoleh.
c) Pembayaran bunga tetap seperti yang c) Bagi hasil tergantung pada keuntungan
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi,
proyek yang dijalankan oleh pihak maka kerugian akan ditanggung bersama
nasabah untung atau rugi. oleh kedua belah pihak.
d) Jumlah pembayaran bunga tidak d) pembagian laba meningkat sesuai dengan
meningkat sekalipun jumlah keuntungan peningkatan jumlah pendapatan.
berlipat atau keadaan ekonomi sedang
‘’booming’’
e) Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak e) Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi
dikecam) oleh semua agama termasuk hasil
islam.
13