Anda di halaman 1dari 7

Nama: Nadya Fitriani

NPM: 10090320241
Kelas: H
Summary
TUGAS 2
MAN KEUANGAN ISLAM

Materi Pertemuan 1 – Pengantar Manajemen Keuangan Islam


• Pengertian Keuangan Islam
Keuangan islam ialah hal yang harus didasari dengan prinsip yang setidaknya mirip
dengan bentuk dari pembiayaan lainnya. Di sisi lain, kata Islam menunjukkan beberapa
perbedaan mendasar antara keuangan Islam dan lembaga keuangan konvensional,
karena adanya Islam sebagai sumber ajaran dan nilai dalam keuangan.
• Dasar hukum dalam islam
Dalam islam segala sumber hukum mengacu pada Al-Qur’an dan Al-Hadist, yang
isinya jika di simpulkan menjadi beberapa point yaitu diantaranya:
- Setiap manusia bertanggung jawab atas dosa dan perbuatan yang ia lakukan.
- Manusia tidak meraih apa-apa di akhirat, kecuali apa yang telah diusahakan di
dunia.
- Setiap manusia akan melihat hasil usahanya dan Allah akan membalasnya dengan
balasan yang sempurna.
• Perkembangan Keuangan Islam di Indonesia
Perkembangan bank Syariah di Indonesia pada kurun waktu 1991-1998 dapat
dinyatakan lambat. Penyebabnya adalah tiadanya payung hukum yang jelas. Maka,
- Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan terhadap Undang-Undang
No. 7 Tahun 1992, yang memuat ketentuan tentang perbankan berdasarkan prinsip
Syariah.
- Pada tahun berikutnya, diundangkan Undang- Undang No. 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia (BI). Pasal 10 UU tersebut menentukan bahwa BI dapat
menerapkan kebijakan keuangan dengan berdasarkan pada prinsip-prinsip Syariah.
Keberadaan dua undang-undang tersebut menjadikan payung hukum dan landasan
yuridis eksistensi bank Syariah di Indonesia semakin kuat
• Prinsip pokok dalam keuangan islam
Prinsip pokok dalam keuangan islam yaitu keuangan islam menerapkan hukum fiqh
muamalah, yaitu hukum yang mencakup hukumhukum tentang kontrak, sanksi,
kejahatan, jaminan, dan hukum-hukum lain yang bertujuan mengatur hubungan-
hubungan sesama manusia, baik perorangan maupun kelompok. fiqh al-Mu‘amalat
adalah suatu bidang fiqh yang memfokuskan pada hukum-hukum tentang perilaku dan
relasi sesama manusia mengenai harta, hak, dan penyelesaian sengketa terkait hal-hal
tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan berpedomankan pada
Syari‘ah. Prinsip penting dan mendasar dalam muamalah komersial adalah al-taradi.
Materi Pertemuan 2 – Konsep Konsep Dasar Keuangan Islam
• Prinsip dasar transaksi keuangan dalam islam
Hukum asal semua transaksi keuangan adalah boleh kecuali jika ditemukan dalil yang
menunjukkan keharamannya. “Hukum asal dalam mu‘amalah adalah bahwa segala
sesuatunya dibolehkan kecuali ada dalil yang melarangnya (dalam al-Quran dan al-
Sunnah)”. Kaedah tersebut berdasarkan firman allah swt Qs.Al-An’am(6):119
• Parameter Transaksi Keuangan Syariah
1. Sighat akad yang terdiri dari ijab dan qabul. Dalam mengkomunikasikan suatu
kontrak, para pihak boleh menyatakannya baik secara lisan, isyarat, tulisan maupun
perbuatan atau tingkah laku.
- Kejelasan indikasi adanya sighah ijab dan qabul yang menunjukkan
kehendak para pihak untuk mengadakan kontrak
- Kesesuaian antara ijab dan qabul. Ini menunjukkan persesuaian dan
pertemuan dua kehendak dan keinginan antara para pihak.
- Adanya hubungan antara ijab dan qabul. Ini menunjukkan pemahaman
masing-masing pihak yang berkontrak sehingga menjadikan ijab dan qabul
bersesuaian
2. Para pihak yang berkontrak yaitu mereka yang melakukan ijab dan qabul (al-
‘aqidani). Para pihak tersebut disyaratkan mempunyai kecakapan atau kelayakan
(ahliyyah) dan kuasa atau kewenangan (wilayah) untuk melakukannya.
3. Harga (al-Thaman)
Kontrak komersial dapat dilakukan apabila salah satu pihak menawarkan sesuatu
kepada pihak lain dengan balasan tertentu dan pihak yang satu lagi menerimanya.
Balasan pihak tertentu itu biasanya dalam bentuk harga.
4. Objek kontrak (ma‘qud ‘alaih), yaitu benda atau hak yang dijadikan objek pada
suatu kontrak. Syarat-syarat objek kontrak adalah: legal dan berharga dalam Islam,
bukan termasuk sesuatu yang diharamkan, spesifik dan didefinisikan secara jelas
agar terhindar dari ketidakpastian dan ambiguitas.
- Gharar: terjadi karena dua faktor, yaitu kurangnya informasi (baik berkaitan
dengan sifat, spesifikasi, harga, waktu penyerahan) tentang objek kontrak
pada pihak yang berkontrak, dan objek kontrak tidak wujud/ada. Gharar
(ketidakpastian), dan dapat terjadi dalam 4 (empat) hal, yakni dalam:
▪ Kuantitas; misalnya jual beli ijon.
▪ Kualitas; misalnya jual beli anak sapi yang masih dalam perut
induknya.
▪ Harga; misalnya adanya dua harga dalam satu akad
▪ Waktu Penyerahan; misalnya jual beli unta/sapi/kerbau (binatang
ternak) yang hilang (delivery time tidak pasti bagi kedua pihak)
- Judi/Maysir: merupakan spekulasi atau dan taruhan yang ditentukan dengan
sebuah keberuntungan seseorang antara mendapatkan banyak atau tidak
mendapatkan sama sekali.
- Riba: merupakan al-idafah (lebihan) kepada sesuatu, al-fadl wa al-ziyadah
(lebihan dan tambahan) atau al-numuw (tumbuh dan membesar). Riba
secara istilah adalah pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal
secara batil. Unsur-unsur riba, jika diringkas, terdiri dari 3 hal pokok, yaitu:
▪ adanya tambahan/lebihan dari jumlah pokok pinjaman tanpa
imbalan (bila ‘wad)
▪ penentuan tambahan/lebihan itu berkaitan dengan unsur
pertimbangan jangka waktu (ziyadatul ajal)
▪ tawar menawar dan persetujuan terhadap syarat tambahan/lebihan
itu ditentukan terlebih dahulu (usyturitha muqaddaman). Riba
hukumnya haram berdasarkan nash Al-Qur'an dan Sunnah serta
ijma’ ulama’
Riba dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
▪ Riba duyun (riba hutang piutang)
▪ Riba buyu(riba jual beli)

Materi Pertemuan 3 – Dasar Dasar Manajemen Keuangan Islam


• Konsep Dasar Manajemen dalam Islam
Manajemen Keuangan Islam/ Manajemen Keuangan Syariah dapat diartikan sebagai
kegiatan manajerial keuangan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan serta pengendalian fungsi-funsgi keuangan untuk mencapai tujuan dengan
memperhatikan kesesuaiannya dengab Al Quran dan Hadits. Ruang lingkup
Manajemen Keuangan islam berkaitan dengan aktivitas dana yang sesuai dengan
syariah seperti misalnya mudharabah, murabahah, ijarah dll dan juga mengenai
penggunaan dana.
Dalam Islam melarang prinsip Riba dengan sangat keras, berikut adalah prinsip yang
dianjurkan dalam Al Quran :
- Setiap perdagangan harus didasari sikap saling ridho diantara kedua belah
pihak, dilarang ada pihak yang merasa dirugikan atau di dzolimi
- Menegakkan prinsip keadilan, baik dalam ukuran, timbangan, mata uang
dan pembagian keuntungan
- Larangan menegakan riba
- Saling tolong-menolong dalam kebaikan dan persaudaraan
- Tidak Melakukan investasi pada usaha yang di haramkan
- Menghindari praktik Gharar, spekulasi, tadlis dan maysir
• Konsep Uang dalam Islam
Secara umum, uang dalam Islam adalah alat tukar untuk bertransaksi, uang bukan
merupakan komoditi sehingga motif memegang uang dalam islam adalah untuk
bertansaksi dan berjagajaga bukan untuk spekulasi.
• Bentuk uang
Dalam sejarah Islam, bentuk uang yang umumnya digunakan adalah Full bodied money
atau uang intrinsik yang nilainya sama dengan nilai esktrinsiknya, contoh : dirham emas
sebesar 4,72 gram.
• Sumber Hukum Uang
Uang di dalam ekonomi Islam, merupakan sesuatu yang di adopsi dari Romawi dan
Persia, hal ini dapat dilihat dari penggunaan dinar yg merupakan mata uang romawi
dan dirham mata uang warisan dari Persia. Seperti sudah dijelaskan pada Qs.At-
Taubah;34 , disebutkan jika kita menimbun emas dan perak secara berlebihan dan tidak
membayar zakat sebagai kewajiban kita maka kita akan mendapat azab yg pedih,
potongan ayat ini pun berkaitan dengan potongan surah QS AL kahfi : 19 yg
menceritakan kisah 7 pemuda yang ditidurkan oleh Allah kemudian di bangunkan 309
tahun kemudian dan membelanjakan perak mereka, Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penggunaan emas dan perak memang sudah disinggung dalam ayatayat di dalam Al
Quran
• Uang dalam system ekenomi islam
Dalam Sejaran perkembangan Islam, Rasulullah menegaskan pentingnya keberadaan
uang beliau menganjurkan uang digunakan sebagai media pertukaram, dibandingkan
dengan barter karena akan menimbulkan riba. Dengan adanya uang, aktivitas ekonomi
dalam Islam dengan pelaku ekonomi dapat berjalan dengan baik seperti misalnya zakat,
infaq dan shodaqoh yang dapat berjalan dengan baik.
• Pemberdayaan Uang
Pemberdayaan uang diantaranya:
- Kekayaan (uang) adalah nikmat dari Allah dan tidak dapat dimiliki secara
mutlak.
- Didalam harta (uang) seseorang terdapat bagian dari agama dan social
- Zakat : merupakan kewajiban umat muslim yang telah ditentukan kadarnya.
Dilarang memperoleh dan menggunakan harta sesama secara batil.
- Penghapusan praktik riba
• Harta sebagai Amanah dari Allah
Beirkut pandangan menurut Islam dalam memberdayakan harta :
1. Menentukan Prioritas Harta
2. Hidup Sederhana (Moderat)
3. Pengeluaran harta untuk agama dan social (ad diniyah dan al ijtima iyah)
4. Pemanfaatan harta untuk masa depan
• Uang dalam perspektif tokoh islam : Menurut Kalangan ekonomi Islam, uang bukanlah
modal namun adalah public goods. Uang bukanlah monopoli seseorang, melainkan
dapat dimiliki oleh semua orang, sehingga uang merupakan flow concept sementara
modal adalah stock concept. Dikatakan flow concept, dikarenakan diibaratkan uang
seperti air yang mengalir sedangkan stock concept diibarakatkan air yang tidak
mengalir secata wajar. Oleh karena itu mengapa dalam perspektif Islam, dilarang untuk
menumpuk harta karena dapat menganggu aktivitas perekonomian
• Jenis-Jenis Uang
1. Uang Barang (Commodity Money) Ada 3 ciri yang perlu diperhatikan : Scarcity,
durability, nilai tinggi
2. Uang logam
3. Uang bank/ Al Nuqud Al musyarrafiyah
4. Uang Kertas / An Nuqud Al Warraqiyah

Materi Pertemuan 4 - Sistem Keuangan Islam dan Lembaga Keuangan Islam

Sistem Keuangan Islam


• Pengertian Prinsip Islam
- Prinsip syariah menurut undang-undang No.10 tahun 1998(Bab I perihal
ketentuan umum pasal I ayat 13)
“Prinsip syariah adalah perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank
dan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan kegiatan usaha atau
kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan
syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
(mudharabah) pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musharakah), prinsip jual-beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah) atau pembiayaan modal berdasarkan sewa muni tapa pilihan
(ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang
yang disewa dari bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).”
- Sedangkan pada Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 12 UU no.21 tahun
2008
"Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan
berdasarkan bahwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang syariah."
• Pengertian Akad
Akad merupakan hal yang sangat penting dalam syarat sahnya sebuah transaksi berbasis
syariah. Transaksi yang dilakukan dalam lembaga keuangan syariah menggunakan
jenis akad yang berbeda-beda sesuai kebutuhan kedua belah pihak Pada intinya, akad
mengikat kedua belah pihak yang terikat untu melaksanakan kewajiban mereka masing-
masing berdasarkan kesepakatan terlebih dahulu, terms and condiotion sudah
ditetapkan secara rinci dan spesifik. Bila dilanggar maka sanksi yang diterima sesuai
dengan awal kontrak.
Akad dilakukan berdasarkan asas berikut (ifham,2015)
a. Ikhriyari/sukarela: setiap akad dilakukan atas kehendak para pihak yang
berakad,tanpa paksaan karena tekanan salah satu pihak atau pihak lain
b. Amanah/menepati janji: setiap akad wajib dilaksanakan oleh para pihak sesuai
dengan kesepakatan yang ditetapkan oleh yang bersangkutan dan pada sat yang
sama terhindar dari cedera janji
c. Ikhyati/kehati-hatian, setiap akad dilakukan dengan pertimbangan yang matang
dan dilaksanakan secara tepat dan cermat.
d. Luzum/tidak berubah, setiap akad dilakukan dengan jelas dan perhitungan yang
cermat sehingga terhindar dari praktik spekulasi (masyir).
e. saling menguntungkan, setiap akad dilakukan untuk memenuhi kepentingan
para pihak sehingga tercegah dari praktik manipulasi dan merugikan salah satu
pihak
f. Taswivah/kesetaraan, para pihak dalam akad mempunyai kedudukan yang sama
dan mempunyai hak dan kewajiban yang seimbang.
g. Transparansi, setiap akad dilakukan dengan pertanggungjawaban para pihak
dengan terbuka
h. Kemampuan /setiap akad dilakukan sesuai dengan kemampuan para pihak
schingga tidak membebani yang bersangkutan
i. Taisir/ Kemudahan. setiap aakad dilakukan dengan cara saling memberi
kemudahan kepada masing-masing pihak untuk melaksanakan sesuai
kebutuhan.
j. itikad baik, akad dilakukan dalam rangka menegakkan kemaslahatan, tidak
mengandumg unsur jebakan dan perbuntan buruknya.
k. Sebab yang halal, tidak bertentangan dengan hukum, tidak dilarang oleh
undang-undang dan tidak harum
Lembaga Keuangan Islam
• Bank Syariah: Bank syariah merupakan bank yang dijalankan berdasarkan
Islam/syariah.
Konsekuensi bank yang berlabel syariah tidaklah mudah, bank tersebut punya tanggung
jawab mengacu pada ketentuan syariah. Ada tiga jenis bank syariah, yaitu:
1. Bank Umum Syariah (BUS), seperti Bank Muamalat, Bank Syariah Indonesia
2. Unit Usaha Syariah (UUS), seperti US CIMB Bank Niaga Syariah, Bank
Danamon
Syariah, dll.
3. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), seperti BPRS As Salam, Harta Insan
• Asuransi Syariah
Perjanjian asuransi bertujuan untuk membagi tingkat risiko antara penderita musibah
dengan perusahaan asuransi dalam berbagai aspek kehidupan. Perjanjian ini belum ada
pada era Rasulullah sehingga masih jadi perdebatan para ulama. Kebutuhan akan
adanya jasa asuransi syariah dimulai dengan berdirinya bank-bank syariah.
Salah satu perbedaan asuransi syariah dan asuransi konvensional:
- Keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perusahaan
syariah; lembaga ini bertugas melakukan pengawasan manajemen, produk,
serta kebijakan investasi agar sesuai dengan syariah.
- Prinsip asuransi syariah adalah takaful (tolong-menolong), sedangkan
prinsip asuransi kovensional tadabuli (iualbeli) antara nasabah dan
perusahaan
- Dana yang terkumpul dari nasabah (premi) dinvestasikan pada perusahaan
lain berdasarkan syariah dengan sistem bagi hasil, sedangkan asuransi
konvensional dilakukan pada perusahaan lain dengan sistem bunga.
• Reksadana Syariah
Reksa dana syariah mengandung pengertian sebagai reksa dana yang dikelola dan
kebijakan investasinya berdasarkan syariat Islam. Reksa dana syariah dalam
operasionalnya tidak menginvestasikan dana pada saham-saham atau obligasi dari
perusahaan yang pengelolaannya bertentangan dengan label Islam. Pertumbuhan reksa
dana syariah sejalan dengan majunya industri keuangan berbasis syariah di Indonesia.
Keberadaan pegadaian syariah (rahn) lebih dikenal sebagai bagian dari produk yang
ditawarkan oleh bank syariah. Perkembangan pegadaian syariah belum begitu baik
dibanding perkembangan bank syariah.
• Instrumen Keuangan Syariah
Instrumen keuangan syariah adalah aset-aset yang dapat diperdagangkan dalam bentuk
apapun dalam transaksi keuangan syariah. Aset-aset itu bisa berupa kas, bukti
kepemilikan dalam suatu entitas, atau hak kontraktual untuk menerima atau
memberikan, uang tunai atau instrumen keuangan lainnya.
• Akad investasi yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk uncertainty contract
1. Mudharabah: bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih, dimana pemilik modal
(shahibulmaal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib)
untuk melakukan kegiatan usaha dengan nisbah bagi hasil atas keuntungan yang
diperoleh menurut kesepakatan di muka.
2. Musyarokah: merupakan akad kerjasama yang terjadi antara para pemilik modal
(mitra masyarakat) untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha secara
bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah bagi hasil sesuai kesepakatan,
sedangkan kerugian ditanggung secara porposional sesuai dengan kontribusi modal.
3. Sukuk(obligasi syariah): merupakan surat utang yang berprinsip syariah
4. Saham syariah: Syarat lainnya adalah perusahaan tersebut memiliki piutang dagang
relatif lebih kecil dibandingkan total asetnya
• Akad jual beli atau sewa menyewa yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk
certainty contract
1. Murabahah :adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan biaya perolehan
dan keuntungan (margin) yang disepakati antara penjual dan pembeli. Harga
disepakati antara pembeli dan penjual pada saat transaksi dan tidak boleh berubah
2. Salam :yaitu transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada.
Barang diserahkan secara tangguh, sedangkan pembayarannya dilakukan secara
tunai.
3. Istishna’: pembayaran dapat dilakukan di muka, cicilan dalam beberapa kali
(termin) atau ditangguhkan selama jangka waktu tertentu. istishna’ diaplikasikan
pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi dengan kontrak pembelian barang
melalui pesanan (order khusus).
4. Ijarah, adalah akad sewa-menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk
mendapatkan manfaat atas objek sewa yang disewakan.
• Akad Lainnya
1. Sharf, adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya. Transaksi jual
beli mata uang asing (valuta asing), dapat dilakukan baik dengan sesama mata uang
yang sejenis maupun yang tidak sejenis
2. Wadiah, adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang atau barang
kepada pihak yang menerima titipan dengan catatan kapan pun titipan diambil pihak
penerima titipan wajib menyerahkan kembali uang atau barang titipan tersebut.
Wadiah terbagi dua yaitu Wadiah Amanah di mana uang atau barang yang
dititipkan hanya boleh disimpan dan tidak didayagunakan, sedangkan yang kedua
adalah Wadiah Yadhamanah di mana uang atau barang yang dititipkan boleh
didayagunakan dan hasil pendayagunaan tidak terdapat kewajiban untuk
dibagihasilkan oleh pemberi titipan.
3. Qardhul hasan, adalah pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya imbalan,
waktu pengembalian pinjaman ditetapkan bersama antara pemberi dan penerima
pinjaman.
4. Al-wakalah, adalah jasa pemberian kuasa dari satu pihak kepihak lain. Untuk
jasanya itu, yang dititipkan dapat memperoleh fee sebagai imbalan.
5. Kafalah, adalah perjanjian pemberian jaminan atau penanggungan atas
pembayaran utang satu pihak pada pihak lain.
6. Hiwalah, adalah pengalihan utang atau piutang dari pihak pertama (al-muhil)
kepada pihak lain (al-muhal’ailah) atas dasar saling mempercayai.
7. Rahn, merupakan sebuah perjanjian dengan jaminan aset. Berupa penahanan harta
milik si peminjam atas pinjaman yang diterimanya.

Anda mungkin juga menyukai