Anda di halaman 1dari 6

Nama : Intan Puspitaningrum

NIM : F3618035
Prodi : D3-Keuangan dan Perbankan/B
Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah

Jawaban UTS
1. Hutang piutang dalam Islam adalah transaksi antara kedua belah pihak dengan pengertian
pihak pertama menyerahkan uang kepada pihak kedua secara sukarela untuk
dikembalikan lagi pada waktu yang sudah ditentukan dan dengan jumlah yang sama.

2. Hukum hutang piutang adalah hukumnya boleh (sunah) ,namun dapat menjadi haram
apabila salah menggunakannya seperti digunakan untuk judi,membeli narkoba dan untuk
berperang. Hutang bisa menjadi wajib apabila digunakan untuk kebaikan (dalam bentuk
barang). Dalam pemberian hutang piutang ini dituangkan dalam perjanjian tertulis serta
disaksikan secara langsung oleh saksi-saksi yang ada.

3. Rukun hutang piutang adalah :


- Ada yang berhutang/peminjam/debitur
- Ada yang memberi hutang/kreditur
- Ada ucapan kesepakatan atau ijab qabul/qobul
- Ada barang atau uang yang dihutangkan

4. Hutang piutang dalam islam itu diperbolehkan. Namun aktivitas hutang piutang yang tak
terkendali akan mengarahkan orang tersebut pada perbuatan munkar. Hal inilah yang
diwanti wanti oleh Rasullulah SAW. Hutang hanya sebatas digunakan untuk emergency
exit saat kita sudah tidak memiliki pundi-pundi rupiah. Uang hasil hutang bukanlah uang
yang seharunya untuk hidup berfoya foya dan hedonisme. Tapi lebih untuk kebutuhan
yang benar-benar penting.

5. Adab dalam hutang-piutang adalah :

- Niatan kuat untuk membayar


- Tidak ada perjanjian kelebihan dalam pengembalian saat akad terjadi
- Menuliskan pernyataan bagi yang berhutang
- Memperbanyak doa bagi yang berhutang
- Tidak menunda pembayaran
- Menunaikan dengan sempurna
- Bagi yang menghutangi,hendaknya memberi tenggang waktu saat menagih , jika
debitur tidak mampu.
6. Syariat (al-syari’ah) berarti sumber airminum (mawrid al-ma’l al istiqa) atau jalan lurus
(at-thariq al-mustakim).
Sedangkan secara istilah Syariah bermakna perundang-undangan yang diturunkan Allah
SWT melalui Rassululah Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia baik
menyangkut masalah : ibadah,akhlak,makanan,minuman pakaian maupun muamalah
(interaksi sesame manusia dalam berbagai aspek kehidupan) guna meraih kebahagiaan di
dunia dan di akhirat.

7. Fiqh Muamalah adalah ilmu tentang hukum berbagai macam kegiatan atau transaksi yang
dilakukan manusia sesuai dengan aturan yang telah diatur dalam Islam. Dasar hukumnya
seperti Al-quran,Hadist Nabi dan Ijma. Islam memberi warna dalam setiap dimensi
kehidupan manusia,termasuk dalam dunia ekonomi. Kegiatan ekonomi yang dilakukan
tidak hanya berbasis materi akan tetapi terdapat sandaran transcendental di dalamnya
,sehingga dinilai ibadah.

8. Kaidah dasar Fiqih Muamalah

• hukum asal dalam muamalah adalah mubah-- Katakanlah, terangkanlah kepadaku


tentang rezeki yang diturunkan Allah kepadamu,lalu kamu jadikan sebagiannya haram
dan (sebagiannya) halal. Katakanlah , apakah Allah telah memberikan izin kepadamu
(tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah (QS. Yunus:59)

•konsep fiqh muamalah untuk mewujudkan kemaslahatan - Syariah diturunkan


untuk mewujudkan kemaslahatan dan menyempurnakannya,mengeliminasi dan
mereduksi kerusakan,memberikan alternatif pilihan terbaik di antara beberapa pilihan ,
memberikan nilai maslahat yang maksimal di antara beberapa maslahat, dan
menghilangkan nilai kerusakan yang lebih besar dengan menanggung kerusakan yang
lebih kecil (Ibn Taymiyah)

•menetapkan harga yang kompetitif - masyarakat membutuhkan barang dengan


harga yang murah dan Islam juga melaknat adanya praktek penimbunan dan juga Islam
memakruhkan praktik simsar (makelar)
Sabda Rasullulah :
- Orang yang menyediakan barang akan diberi rezeki, dan orang yang menimbunnya
akan mendapat laknat ( HR. Ibn Majah)
- Sejelak-jelak hamba adalah seorang penimbun, yakni jika Allah menurunkan
harga,maka ia akan bersedih , dan jika menaikkannya ,maka ia akan bahagia.

•meninggalkan intervensi yang dilarang - seseorang tidak boleh melakukan jual beli
atas jual beli yang sedang dilakukan oleh saudaranya (HR. Bukhari dan Muslim)
•menghindari eksploitasi - sesama orang muslim adalah saudara, tidak mendzalimi
satu sama lainnya…, barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya,maka akan
mencukupi kebutuhannya, dan barangsiapa membantu mengurangi beban sesama
saudaranya, maka Allah akan menghilangkan bebannya di hari kiamat nanti ( HR. Abu
Dawud dan Turmudzi)

•memberikan kelenturan dan toleransi- Allah akan memberikan rahmat nagi orang
yang mempermudah dalam transaksi jual beli dan Allah menganjurkan memberikan
kelenturan dalam pembayaran hutang bagi debitur yang mengalami kesulitan pembayaran
(dengan tidak menyengaja)

•jujur dan amanah- seorang pedagang yang amanah dan jujur akan disertakan
bersama para Nabi,shiddiqin dan syuhada (HR. Turmudzi)

•tidak melalukan taman ghadzir- TAMAN GHADZIR merupakan kependekan dari


tadis,asusila,maisir,najasy,gharar,haram,dzulm,ikhtikar,riba dan risywah.

9. Penyebab transaksi dilarang adalah :


• Haram zatnya seperti babi,minuman keras,bangkai,darah dan binatang yang disembelih
tidak menggunakan nama Allah. Transaksi barang atau jasa yang dekian ni tetap haram
walaupun akad jual-belinya sah.
Contoh : pembelian minuman keras dengan akad murabahah melalui Bank Syariah

• Haram selain zatnya seperti:


- Tadlis. Setiap transaksi dalam Islam harus dilandasi pada prinsip kerelaan kedua
pihak yang bertransaksi. Mereka harus memiliki informas yang sama tentang
barang/jasa yang diperjual belikan, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Tadlis terjadi karena 4 hal yaitu : kuantitas (pengurangan timbangan), kualitas
(penyembunyian kecacatan obyek), harga (memanfaatkan ketidaktahuan harga pasar)
dan waktu penyerahan ( penjual tidak mengetahui secara pasti barang akan
diserahkan kepada pembeli).
- Taghrir. Adalah situasi dimana terjadi incomplete information karena adanya
ketidakpastian dari kedua belah pihak yang bertransaksi. Taghrir terjadi karena 4 hal
yaitu : kuantitas (kasus ijon), kualitas (menjual sapi mash dalam perut induknya),
harga (pengambilan margin 20% untuk 1 tahun atau 40% untuk 2 tahun) dan waktu
penyerahan (menjual barang hilang seharga Rp. X dan disetujui oleh pembelinya)
- Rekayasa pasar dalam demand (Bai’Najasy). Terjadi bila seseorang
produsen/pembeli menciptakan permintaan palsu,seolah-olah ada banyak permintaan
terhadap suatu produk sehingga harga jual produk akan naik.
- Rekayasa pasar dalam supply (Ikhtikar). Mengupayakan adanya kelangkaan
barang dengan menimbun, menjual dengan harga lebih tinggi dibandingkan harga
sebelum muncul kelangkaan dan mengambil keuntungan lebih dibandingkan
keuntungan sebelum kejadian sebelumnya.
- Riba. Riba fadl (gharar / uncertain to both parties), riba nasi’ah (return tanpa risiko,
pandapatan tanpa biaya) dan riba jahiliyah ( memberi pnjaman sukarela secara
komersiil karena setiap pinjaman yang mengambil manfaat adalah riba)

• Tidak sah akadnya seperti rukunnya tidak terpenuhi,bila terjadi salah satu atau lebih
dari factor berikut :
- Rukun dan syarat tidak terpenuhi  Rukun jual beli meliputi pelaku,obyek;Ijab-
qabul. Syarat jual beli, tidak menghalalkan yang haram,mengharamkan yang halal;
Menggugurkan rukun; ,bertentangan dengan rukun dan mencegah berlakunya rukun
- Terjadi Ta’alluq  Terjadi bila kita dihadapkan pada dua akad yang saling dikaitkan.
Dengan maksud, berlakunya akad 1 tergantung pada akad ke 2. Dalam terminologi
fiqh disebut bai’ al-’inah.
- Terjadi two in one  Satu transaksi mewadahi dua akad sekaligus, sehingga terjadi
ketidakpastian. Dalam terminologi fiqh disebut: shafqatain fi al-shafqah. Two in one
terjadi karena obyek sama,pelaku sama dan jangka waktu sama. Bila salah satu dari
faktor tersebut tidak ada maka tidak terjadi two in one.
.

10. Latar belakang berdirinya Bank Syariah di Indonesia adalah karena umat islam yang
ingin menjalankan aktifitasnya sesuai dengan tuntuan gama . (QS. Ali Imron : 85)
Bank syariah didirikan untuk mempromosilan dan mengembangkan aplikasi dari prinsip-
prinsip Islam,syariah dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta
bisnis lain terkait,dengan prinsip utama berupa :
- Penghindaran riba
- Bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif,sepert perjudian
- Bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan
- Bebas dari hal-hal yang rusak dan tidak sah
- Hanya membiayai kegiatan usaha yang halal.

11. Prinsip Bank Syariah


• Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah). Merupakan perjanjian
kerjasama antara pemili modal dengan pengelola modal, dimana keuntungan dibagi
sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan dan kerugian ditanggung oleh pemilik
modal selama bukan merupakan kelalaian dari pihak pengelola modal. Akad mudhrabah
ada dua jenis yaitu mudharabah mutlaqah dan mudhrabah muqayyah.

• Pembiayaan berdasarkan penyertaan modal (musyarakah). Merupakan kerjasama


antara dua orang atau lebih dalam suatu usaha, dimana masing-masing phak berhak atas
keuntungan yang didapay sesuai dengan porsi modal yang dikeluarkan. Akad
musyarakah ada beberapa jenis yaitu musyarakah muwafadah, musyarakah al-inan,
musyarakah al-wujuh, musyarakah al-abdan dan musyarakah al milk.

• Prinsp jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (Murabahah). Merupakan


perjanjian jual beli antara pihak bank dan pihak nasabah, dimana phak bank membeli
barang yang dibutuhkan oleh nasabah lalu menjualnya ke nasabah dengan adanya
penambahan keuntungan sebesar yang telah disepakati oleh kedua belah pihak diawal
perjanjian. Murabahah ada 2 jenis yaitu murabahah berdasarkan pesanan dan tanpa
pesanan.

• Pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan


(ijarah). Merupakan perjanjian pemindahan hak guna atas ojek atau jasa dengan adanya
biaya sewa tanpa adanya pemindahan kepemilikan dari ojek tersebut.

• Pembiayaan dengan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh
pihak kita (ijarah wa iqtina). Merupakan perjnjain hak guna atas objek atau jasa dengan
adanya pembayran upah sewa beli, yang diikuti dengan pemindahan kepemilikan pada
waktu yang telah disepakati di awal perjanjian.

12. Sejarah berdirinya Bank Syariah pertama di Indonesia.Secara mayoritas masyarakat


Indonesia adalah muslim, maka hadirnya bank syariah sudah menjadi obsesi banyak
orang bahkan sebelum Indonesia merdeka. Sejarah mencatat K.H Mas Mansyur, ketua
pengurus besar Muhammadiyah periode 1937-1944 pernah menyatakan kalau umat Islam
di Indonesia terpaksa mengunakan jasa bank konvensional karena belum memiliki
lembaga yang bebas riba.Di tahun 1983 pemerintah Indonesia pernah berencana
menerapkan “sistem bagi hasil” dalam berkreditan yang merupakan konsep dari
perbankan syariah.
Saat itu kondisi perbankan Indonesia memang parah-parahnya karena Bank
Indonesia tidak bisa mengendalikan tingkat suku bunga di bank-bank yang membumbung
tinggi. Sehingga pemerintah mengeluarkan deregulasi tanggal 1 Juni 1983 yang
menimbulkan kemungkinan bank mengambil untung dari bagi hasil sistem kredit.
Namun lima tahun kemudian, pemerintah menganggap bisnis perbankan harus dibuka
seluas-luasnya untuk menunjang pembangunan. Dan tanggal 27 Oktober 1988,
pemerintah pun mengeluarkan Paket Kebijaksanaan Pemerintah Bulan Oktober (PAKTO)
untuk meliberalisasi perbankan. Nah, meskipun lebih banyak bank konvensional yang
berdiri, beberapa bank daerah yang berasaskan syariah juga mulai bermunculan.
Tahun 1990, MUI membentuk kelompok kerja untuk mendirikan Bank Islam di
Indonesia. Ini merupakan cikal bakal lahirnya perbankan syariah di Indonesia. Pada tahun
1991, bank syariah pertama di Indonesia yaitu Bank Muamalat pun lahir.

13. Menurut saya riba adalah meminta tambahan uang dari pinjaman awal baik dalam
transaksi jual-beli maupun pinjam meminjam yang bertentangan dengan prinsip syariah
Islam. Dalam konteks syariah Islam memakan riba termasuk salah satu dosa yang besar,
namun pada praktiknya masih banyak masyarakat yang bingung dengan praktik riba
tersebut dalam kehidupan sehari-hari khusunya di perbankan.

14. Menurut saya bunga bank tetap termasuk riba dan juga diharamkan dalam agama Islam .
Riba bisa saja terjadi pada pinjaman yang bersifat konsumtif maupun pinjaman yang
bersifat produktif. Dan pada akhirnya riba pada bunga bank akan menyusahakan para
peminjam.

15. Bekerja di bank konvesional menurut saya adalah haram karena menurut Islam sendiri
riba merupakan salah satu dosa besar. Bahkan bank konvesional jug menganut sistem
riba , sudah terjadi kesepakatan seperti para ulama yaitu Fatwa Mufti Mesir pada tahun
1989 jika riba itu tidak diperkenankan karena akan menimbulkan hal negative bagi orang
yang tidak bisa membayar. Namun jika orang yang bekerja di bank Konvesional tidak
beragama Islam mungkin tidak akan keberatan karena pada nyatanya bank konvesional
dengan sistem bunga saat ini masih dianggap legal dan juga sistem perekonomian di
Indonesia masih menganut riba.

Anda mungkin juga menyukai