Anda di halaman 1dari 28

FIKIH

MUAMALAT

1. jual beli

2. riba

3. syirkah

4. bank

5. asuransi
ISLAM
1

AQIDAH SYARIAH AKHLAK

IBADAH MUAMALAH

POLITIK
HUKUM PIDANA/ EKONOMI &
PERDATA FINANSIAL

ASURANSI BANK PASAR MODAL SEWA PEGADAIAN DL


SEKTOR RIEL

Pengertian Muamalah Menurut Etimologi Koperasi, dll


• Muamalah berasal dari kata ٌ‫ُم َعا َملَة‬

• Bentuk Masdar dari

• ً‫ ُم َعا َملَة‬-‫ عَا َم َل – يُ َعا ِم ُل‬Artinya : Saling bertindak, saling berbuat, saling mengamalkan

• Pengertian Muamalah menurut Istilah

Pengertian luas

Pengertian sempit

Pengertian Luas

Dr.Abdul Sattar Fathullah Sa’id :

“Hukum syari’ah yang berkaitan dengan transaksi manusia mengenai jual beli, gadai,
perdagangan, pertanian, sewa,menyewa, perkongsian, perkawinan, penyusuan thalak,
iddah, hibah & hadiah, washiat, warisan, perang dan damai”.

Al-Muamalah fil Islam, Makkah, Rabithah alam Al-Islami, hlm.12

Pengertian Sempit

• Menurut Khudhari Beyk : Semua akad yang membolehkan manusia saling menukar
manfaatnya.

• Menurut Rasyid Ridha : Tukar menukar barang atau sesuatu yang bermanfaat dengan
cara yang ditentukan.

Perbedaan Pengertian Muamalah


dalam arti sempit dan luas adalah DALAM CAKUPANNYA.

Pengertian Luas : mencakup munakahat, warisan, politik, pidana, dll.

Pengertian Sempit hanya tentang ekonomi (iqtishadiyah).

Memahami hukum muamalah maliyah wajib bagi setiap muslim, namun untuk menjadi expert
(ahli) dalam bidang ini hukumnya fardhu kifayah.
Jual Beli

Dalil : ‫ َع َم ُل اَل َّر ُج ِل بِيَ ِد ِه َو ُك ُّل بَ ْي ٍع َم ْب ُرو ٍر‬: ‫ب أَ ْطيَ ُب ؟ قَا َل‬ ُّ َ‫أ‬
ْ ‫ي اَ ْل َك‬
ِ ‫س‬

Pekerjaan apakah yang paling baik?. Beliau bersabda: “Pekerjaan seseorang dengan
tangannya dan setiap jual-beli yang bersih”.
(HR Al-Bazzar)

Pengertian : bahasa = tukar menukar

Istilah : tukar barang dengan uang, melepaskan hak kepemilikan, saling rela

Perilaku/Sikap Penjual-Pembeli

 Berlaku benar (lurus)

 Menepati amanah

 Jujur

 Khiyar = Khiyar Majlis, Khiyar Syarat, Khiyar Aib (cacat)

Macam-Macam Khiyar

• Khiyar majlis (hak pilihan ketika di tempat jual beli); hak menentukan pilihan bagi kedua
belah pihak, antara penjual dan pembeli untuk melangsungkan jual beli atau
membatalkannya selama masih di tempat (majlis) jual beli. Apabila keduanya telah
berpisah dari majlis akad tersebut, maka hilanglah hak khiyar ini sehingga perubahan
tidak dapat dilakukan lagi.

• Khiyar syarat kedua orang yang sedang melakukan transaksi jual beli mengadakan
kesepakatan menentukan syarat, atau salah satu di antara keduanya menentukan hak
khiyar sampai waktu tertentu, maka ini dibolehkan meskipun rentang waktu berlakunya
hak khiyar tersebut cukup lama.

• Khiyar 'aib hak untuk membatalkan atau melangsungkan jual beli bagi kedua belah
pihak yang berakad, apabila terdapat suatu cacat pada obyek yang diperjualbelikan, dan
cacat itu tidak diketahui pemiliknya ketika akad berlangsung.

Instrumen JUAL-BELI Dalam Pasar

 Salam (pesanan dg uang lebih dulu).

Yaitu transaksi jual beli dimana penjual memberikan barang pada pembeli pada masa
yang akan datang dengan pembayaran penuh terlebih dahulu.

 Istisna (pesanan dg uang belakangan)

Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan
persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan/ pembeli dan penjual/ pembuat.
 Rahn (gadai).

Yaitu transaksi menggunakan akad gadai.

 Murabahah

Menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli
membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.

 Ijarah (kontrak)

Yaitu suatu kontrak sewa yang kemudian menjadi transaksi jual beli ketika penyewa
menggenapkan pembayaran pada akhir kontrak.

Transaksi Yang Dilarang

• Semua aktifitas investasi dan perdagangan atas barang dan jasa yang diharamkan Allah
(jubel manusia, arak, narkoba, dsb)

• Riba

• Penipuan / kecurangan.

• Perjudian

• Transaksi yang mengandung ketidakpastian (Gharar)

• Penimbunan Barang / Ihtikar

• Monopoli

• Rekayasa Permintaan (Bai’ An-najsy)

• Suap (Risywah)

• Ta’alluq (penjual membeli kembali dengan syarat pengurangan harga)

• Pembelian kembali oleh penjual dari pihak pembeli (bai’ al-Inah)

• Talaqqi al-Rukban (mencegat petani/penghasil sblm sampai ke pusat penjualan tanpa


tahu harga pasar)

• Jual beli pada saat Shalat Jumat (QS. Al-Jumuah ayat 9)

RIBA
• Definisi : Secara Bahasa: tambahan (Al-Ziyadah), berkembang (An-Nuwuw),
meningkat (Al-Irtifa’), & membesar (Al-’uluw).

• Riba: Tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis atau utang piutang
tanpa adanya padanan (’iwad) yang dibenarkan syari’ah atas penambahan
tersebut.

• Larangan Riba sebenarnya tidak hanya berlaku untuk agama Islam,


melainkan juga diharamkan oleh seluruh agama samawi. (Yahudi dan
Nasrani).

• Riba termasuk dosa BESAR.


• ٍّ ‫ِدرْ هَ ُم ِربَا يَأْ ُكلُهُ ال َّر ُج ُل َوه َُو يَ ْعلَ ُم أَ َش ُّد ِم ْن ِس‬
‫ت َوثَالَثِ ْينَ َزنِيَّ ٍة‬

Satu dirham uang riba yang dimakan oleh seseorang dalam keadaan sadar
jauh lebih dahsyat dari pada 36 wanita pezina. (HR. Ahmad)

Riba Sebab Utang Piutang

Qardhi = Meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau


tambahan dari orang yang meminjami.

Contoh: Ahmad ingin meminjam uang kepada Sufyan sebesar 500.000,


Sufyan menyetujui dengan syarat ketika Ahmad akan mengembalikan,
Ahmad harus membayar 550.000,-

Jahiliyah = Utang dibayar lebih dari pokoknya karena si peminjam tidak


mampu membayar utangnya pada waktu yang ditetapkan. (Riba
masyarakat Jahiliyah)

Contoh: Ahmad meminjam uang kepada Sufyan sebesar 500.000 dan dalam
waktu dua bulan Ahmad akan bayar, tiba waktunya ternyata Ahmad belum
bisa bayar. Lalu Sufyan memberikan denda sebesar 50.000.

Hukum Bunga Bank


• RIBA = Tambahan dihitung atas pokok, Ditentukan di awal secara pasti,
Bersifat Dhulm, Ada denda bila telat bayar, Dapat berlipat ganda, Objeknya
uang dan barang, Hukumnya haram.

• BUNGA BANK = Biaya dihitung atas pokok, Ditetapkan dimuka secara fixed,
Bersifat memaksa, Dikenai pinalty bila defaut, Objeknya uang, Hukumnya
diqiyaskan dengan RIBA

Syarat JUAL BELI NON RIBA

Menjual sesuatu yang sejenis ada tiga syarat:

Serupa timbangan dan banyaknya, Tunai, dan Timbang terima dalam akad (ijab
qabul) sebelum meninggalkan majelis akad

Menjual sesuatu yang berlainan jenis ada dua syarat:

Tunai, dan, Timbang terima dalam akad (ijab qabul) sebelum meninggalkan
majelis akad

Pengaruh Negatif Riba

Peminjam jatuh miskin karena dieksploitasi , Menghalangi orang untuk melakukan


usaha karena pemilik dapat menambah hartanya dengan transaksi riba baik
secara tunai maupun berjangka , Terputusnya hubungan baik antar masyarakat
dalam bidang pinjam meminjam, Memberikan jalan bagi orang kaya untuk
menerima tambahan harta dari orang miskin yang lemah.

3. SYIRKAH/kerjasama
Defenisi : Bahasa: Perseroan / persekutuan / kerjasama

Istilah Islam: Kerjasama antara dua orang atau lebih dalam bidang ekonomi untuk memperoleh
keuntungan bersama

Landasan Hukum Syirkah

a. Al-Qur’an
“Maka mereka berserikat pada sepertiga.” (QS An-Nisaa (4):12)

“Dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka
berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh.” (QS Shaad: 24)

b. Al-Hadits

Dari Abu Hurairah, ”Rasulullah Saw bersabda, ”Sesungguhnya Allah azza wa jalla
berfirman, ”Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak
mengkhianati lainnya. (HR. Abu Dawud)

Syirkah – Musyarakah

 Merupakan bentuk umum dari usaha bagi hasil

 Sering disebut dengan syarikah, kerjasama, serikat atau kongsi

 Dilandasi keinginan para pihak bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset yang dimiliki
secara bersama-sama

 Termasuk dalam golongan ini adalah semua bentuk usaha yang memadukan seluruh
bentuk sumber daya serta melibatkan minimal dua pihak

 Kontribusi para pihak dapat berupa dana, aset penjualan, enterpreneurship, skill,
properti, dsb, yang dapat dinilai dengan uang

 Bisa dengan batasan waktu maupun tanpa batasan waktu

 Dengan menyatukan semua modal maka pemilik modal berhak turut serta menentukan
kebijakan usaha yang dijalankan pelaksana proyek

 Biaya pelaksanaan dan jangka waktu proyek harus diketahui bersama

Macam-macam Syirkah

Syirkah Inan (Harta) = syirkah yang dilakukan oleh dua badan (bukan lembaga) yakni dua orang
berikut harta mereka berdua yang bersepakat untuk secara langsung menjalankan aktivitas yang
melibatkan harta tersebut untuk mencari keuntungan.

Syirkah abdan (fisik) = syirkah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih hanya dengan badannya
(tenaganya) dan sama sekali tidak melibatkan hartanya masing-masing.
Syirkah Mudharabah = syirkah yang dilakukan oleh fisik (orang) dan harta yakni pihak yang memiliki
harta disebut sebagai pemodal/ investor sedangkan pihak yang hanya menyertakan fisiknya disebut
pengelola.

Syirkah wujuh = syirkah yang dilakukan oleh dua orang dengan menggunakan harta orang lain di luar
keduanya.

Syirkah Muwafadhah = bersyirkahnya dua pihak dalam semua macam syirkah yang ada dalam Islam,
misalnya berkumpulnya antara syirkah inan, syirkah abdan, syirkah mudlarabah dan syirkah wujuh.

Syirkah dalam Pertanian

• Musaqah = Adalah bentuk kerja sama dimana orang yang mempunyai kebun memberikan
kebunnya kepada orang lain (petani) agar dipelihara dan penghasilan yang didapat dari kebun
itu dibagi berdua menurut perjanjian sewaktu akad.

• Muzara’ah = Adalah kerja sama dalam pertanian berupa paroan sawah atau ladang seperdua
atau sepertiga atau lebih atau kurang, sedangkan benih (bibit tanaman) dari pekerja (petani)

• Mukhabarah = Adalah kerja sama dalam pertanian berupa paroan sawah (ladang) seperdua,
atau sepertiga atau lebih atau kurang, sedangkan benihnya dari pemilik sawah (ladang)

4. HUKUM PERBANKAN
PERBANKAN ISLAM

• Lebih populer disebut dengan istilah Bank Syariah.

• Bank Syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam atau bank
yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan al-Quran dan Hadits.
(Antonio dan Perwata atmadja, 1999: 1).

• Syariah adalah jalan Allah seperti yang ditunjukkan oleh al-Quran dan as-Sunnah / Hadits.

BANK SYARIAH

• Prinsip utama perbankan islami adalah menghindarkan diri dan menjauhkan diri dari unsur-
unsur riba dengan menggantinya dengan sistem bagi hasil dan pembiayaan perdagangan.

• Perbankan Syariah yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan dengan cara
meminjamkan modal, menyimpan dana, membiayai kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang
sesuai.

• Prinsip hukum Islam melarang unsur-unsur di bawah ini dalam transaksi-transaksi perbankan
tersebut: Perniagaan atas barang-barang yang haram,Bunga (riba), Perjudian dan spekulasi yang
disengaja (maisir), serta Ketidakjelasan dan manipulatif (gharar).
Konsep Pembiayaan Islami

1. Wadiah (titipan dana)

2. Mudharabah (bagi hasil)

3. Syirkah (kerjasama)

4. Murabahah (penjualan oleh bank, pembelian oleh nasabah)

5. Qard Hasan (pinjaman lunak bagi org miskin)

PERBEDAAN DENGAN BANK KONVENSIONAL


• Perbedaan Konsep Imbalan
BUNGA (BANK KONVENSIONAL) BAGI HASIL (BANK ISLAM)
 Penentuan bunga dibuat pada waktu akad  Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat
tanpa berpedoman pada untung rugi. pada waktu akad dengan berpedoman pada
kemungkinan untung rugi.
 Besarnya persentase berdasarkan pada  Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada
jumlah uang yang dipinjamkan. jumlah keuntungan yang diperoleh.
 Pembayaran bunga tetap seperti yang  Bagi hasil tergantung pada keuntungan
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan. Sekiranya tidak
proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah mendapatkan keuntungan maka kerugian
untung atau rugi. akan ditanggng bersama oleh kedua belah
pihak.
 Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat  Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau dengan peningkatan jumlah pendapatan.
keadaan ekonomi sedang ”booming”
 Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak  Tidak ada yangmeragukan keabsahan
dikecam) oleh semua agama termasuk Islam. keuntungan bagi hasil.

5. ASURANSI SYARIAH
PENGERTIAN RESIKO

Suatu ketidakpastian akan terjadinya peristiwa (bahaya) di masa yang akan datang, dan jika peristiwa
tersebut terjadi, dapat menimbulkan kerugian..

JENIS RESIKO

1. Resiko Murni = Kalau TIDAK TERJADI, tidak apa-apa. Kalau TERJADI, rugi.

Contoh: Kerusakan harta karena kebakaran, gempa bumi, Meninggal, sakit atau cedera karena
kecelakaan,

Resiko Spekulatif = Kalau dilakukan bisa untung, rugi, atau break event

Contoh: Investasi Saham., Jual beli valuta asing., Berdagang atau berusaha.

Pada umumnya, hanya Resiko Murni yang dapat diasuransikan.

PIHAK YANG MENGHADAPI RESIKO

Individu, Organisasi / Dunia Usaha

RESIKO YANG DIHADAPI INDIVIDU

1. Risiko pada orang

 Risiko meninggal dalam usia muda, Risiko kesehatan buruk, Risiko mengalami cacat,
Risiko kehilangan pekerjaan
2. Risiko pada harta benda, misalnya: kerusakan & kehilangan.

3. Risiko terkait dengan pertanggungjawaban pada pihak lain.

KONSEKUENSI RESIKO BAGI MASYARAKAT

Kebutuhan dana yang besar untuk menutupi kerugian akibat terjadi musibah, Ketakutan dan
kekhawatiran, Tidak tersedianya / mahalnya barang atau jasa tertentu akibat tingginya risiko untuk
penyediaannya.

METODE PENANGANAN RESIKO

1. Menghindari resiko

2. Mengendalikan/mengurangi resiko

3. Mengalihkan resiko => ASURANSI (dampak finansial)

4. Menghadapi dan menerima/menahan resiko

PENGERTIAN ASURANSI

UU No. 2 tahun 1992:

Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung,
karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.

MANFAAT ASURANSI

• Mengurangi beban keuangan akibat timbulnya kerugian menyediakan dana apabila terjadi
musibah.

• Mengurangi ketidakpastian resiko.

• Memperoleh masukan berupa informasi dan saran mengenai cara untuk mengurangi/
meminimalisasi resiko

• Menciptakan ketenangan untuk berusaha/bekerja.  

Perbedaan Asuransi dg Tabungan

Asuransi Jiwa

1. Merupakan sarana proteksi atas kondisi keuangan apabila terjadi musibah.


2. Besarnya uang yang akan diterima berdasarkan perjanjian yang disepakati, bisa lebih besar dari
premi yang dibayar.

3. Ada unsur keharusan untuk membayar premi secara teratur

4. Besarnya premi yg harus dibayar sudah ditetapkan berdasar perhitungan.

Tabungan

1. Merupakan sarana penghimpunan kekayaan.

2. Besarnya uang yg diterima tergantung kemauan penabung & hasil investasi.

3. Tidak ada unsur keharusan (bersifat sukarela)

4. Besar uang yang ditabung tiap kali menabung tidak selalu tetap

JENIS ASURANSI

Sifat kepesertaannya:

1. Asuransi Wajib (Asuransi Sosial). Contoh: Kecelakaan Penumpang (Jasa Raharja)

2. Asuransi Sukarela

 Jenis obyek pertanggungan:

1. Asuransi Jiwa => obyek pertanggungan meninggal/hidupnya seseorang.

Contoh: asuransi kematian (dengan tabungan atau tanpa tabungan), asuransi kecelakaan diri, & asuransi
kesehatan.

2. Asuransi Umum/Kerugian => obyek pertanggungan harta/hak atau milik kepentingan):

Contoh: asuransi kebakaran, asuransi kendaraan bermotor, asuransi pengangkutan barang, asuransi
tanggung jawab hukum

ASURANSI SYARIAH

Dalam Bahasa Arab, asuransi dikenal dengan istilah AT-TA’MIN, yang diambil dari “amana” dan berarti
memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, bebas dari rasa takut.

Jadi, at-ta’min ialah seseorang membayar / menyerahkan uang cicilan agar ia atau ahli warisnya
mendapat sejumlah uang sebagaimana disepakati, atau untuk mendapat ganti terhadap hartanya yang
hilang.
Asuransi Islam di Indonesia

• Usaha saling melindungi dan saling menolong diantara sejumlah orang atau pihak untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad ataupun perikatan yang sesuai dengan syariah Islam.

• Di Indonesia, asuransi Islam sering dikenal dengan istilah takaful. Kata takaful berasal dari kata
takafalaya-takafalu yang artinya ialah “menjamin atau saling menanggung”.

ASURANSI ISLAM

• Fatwa Dewan Syariah Nasional no 21/DSN-MUI/X/2001, Asuransi Syariah adalah usaha saling
melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam
bentuk aset atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko
tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai syariah.

Dasar dan Landasan Hukum

A. Hukum Islam

1. Al-Qur’an

Surat Al-Maidah (5) : 2

‫…“ وتعاونواعل البروالتقوى وال تعاونوا على االثم والعدوان‬dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan
kebajikan dan takwa,dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran…”

QS Al-Hasyr : 18 = “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

2. Hadits Rasulullah Saw

Pergunakanlah Lima Hal sebelum datangnya Lima Perkara : Muda sebelum Tua, Sehat sebelum Sakit,
Kaya sebelum Miskin, Lapang sebelum Sempit, Hidup sebelum Mati (Hadist Riwayat Muslim)

Hadis Nabi Muhammad SAW:

“Sesungguhnya seseorang yang beriman itu ialah barang siapa yang memberi keselamatan dan
perlindungan terhadap harta dan jiwa raga manusia” (H.R. Ibnu Majah)

B. Hukum Operasional

1. Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syari’ah.

2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 426/KMK.06/2003


tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 424/KMK.06/2003 tentang
Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.

4. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor Kep. 4499/LK/2000 tentang Jenis,
Penilaian dan Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem
Asuransi dan Reasuransi dengan prinsip Syari’ah.

Pendapat Para Ulama tentang Asuransi Syari’ah

• Pendapat pertama : “MENGHARAMKAN”

Dikemukakan oleh Sayyid Sabiq, Abdullah al-Qalqii (Mufti Yordania), Yusuf Qardhawi dan
Muhammad Bakhil al-Muth’i (Mufti Mesir). Alasannya :

1. Asuransi sama dengan judi

2. Mengandung unsur tidak pasti (gharar) dan riba

3. Termasuk jual beli atau tukar-menukar mata uang tidak tunai

4. Hidup mati manusia menjadi objek bisnis (mendahului takdir Allah)

5. Mengandung unsur pemerasan, dimana pemegang polis akan

kehilangan premi yang sudah dibayar, atau dikurangi karena tidak

dapat melanjutkan pembayaran premi.

• Pendapat kedua : “MEMBOLEHKAN”

Pendapat kedua ini dikemukakan oleh Abd. Wahab Khalaf, Mustafa Akhmad Zarqa (Guru Besar
Hukum Islam Fakultas Syari’ah Universitas Syria), Muhammad Yusuf Musa (Guru Besar Hukum Islam
Universitas Cairo Mesir), dan Abd. Rakhman Isa (Pengarang Kitab Al Muamalah al-Haditsah wa
Ahkamuha). Alasannya :

1. Tidak ada nash (Al-Qur’an dan Sunnah) yang melarang asuransi

2. Ada kesepakatan dan kerelaan kedua pihak

3. Saling menguntungkan kedua pihak

4. Asuransi termasuk akad mudharabah (bagi hasil)

5. Asuransi termasuk koperasi (Syirkah Ta’awuniyah)

6. Asuransi dianalogikan (diqiyaskan) sistem pensiun seperti taspen


• Pendapat ketiga :

“Asuransi sosial boleh, dan komersial haram”

Pendapat ini dianut oleh Muhammad Abdu Zahrah (Guru Besar Hukum Islam Univ. Cairo).

Alasan kelompok ini sama dengan kelompok pertama dalam asuransi yang bersifat komersial
(haram), dan sama pula dengan alasan kelompok dua dalam asuransi yang bersifat sosial (boleh).

ASURANSI KONVENSIONAL VS ASURANSI SYARIAH ...(2)

• Investasi ASURANSI SYARIAH ditempatkan pada instrumen yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah Islam.

• Investasi ASURANSI KONVENSIONAL ditempatkan pada instrumen apa saja.

AKAD DALAM ASURANSI SYARIAH

 Akad Ta’awun

Akad tolong menolong antara sesama peserta.

 Akad Tabarru’

Akad hibah dalam bentuk pemberian dana (kontribusi) untuk tujuan tolong-menolong sesuai dengan
syarat-syarat yang disepakati.

 Akad Wakalah bil Ujrah

Akad untuk memberikan kuasa kepada perusahaan asuransi sebagai wakil dari peserta dalam mengelola
dana tabarru’ dan/atau dana investasi peserta dengan imbalan fee (ujrah).

 Akad mudharabah

Akad untuk memberikan kuasa kepada perusahaan sebagai mudharib dalam mengelola investasi dana
tabarru’ dan/atau dana investasi peserta dengan imbalan bagi hasil yang disepakati.

 Akad mudharabah musyarakah

Akad untuk memberikan kuasa kepada perusahaan asuransi sebagai mudharib dalam mengelola
investasi dana tabarru’ dan/atau dana investasi peserta, dengan imbalan bagi hasil yang besarnya
ditetapkan berdasarkan komposisi kekayaan yang digabungkan.
Tips Memilih Perusahaan dan Produk Asuransi

1. Pilihlah produk asuransi sesuai dengan kebutuhan.

2. Dapatkan informasi selengkapnya mengenai perusahaan penyedia produk yang diharapkan.


3. Pilihlah perusahaan asuransi yang memeiliki izin dari Menteri Keuangan dan mempunyai
reputasi baik.

4. Pilihlah perusahaan yang masuk kategori sehat.

5. Pilihlah tenaga pemasaran asuransi yang memiliki lisensi.

6. Harus waspada saat mendapat penawaran produk yang menjanjikan tingkat bunga atau return
yang tinggi.

7. Pelajari polis dengan baik.

SISTEM SYARI’AH ADALAH SISTEM TERBAIK CIPTAAN ALLAH YANG HARUS DIIKUTI

‫ثم جعلناك على شريعة من األمر فاتبعها وآل تتبع أهواء الذين ال يعلمون‬

Kemudian kami menjadikan bagi kamu suatu syari’ah, Maka ikutilah syari’ah itu, Jangan ikuti
hawa nafsu orang-orang yang memahami syari’ah (QS. Al-Jatsiyah : 18)
PERAWATAN JENAZAH
َ ‫ص َحكَ فَا ْن‬
,ُ‫ص ْح لَه‬ ْ ‫ َوإِ َذا ا‬,ُ‫ َوإِذاَ َدعَاكَ فَأ َ ِج ْبه‬,‫سلِّ ْم َعلَ ْي ِه‬
َ ‫ستَ ْن‬ َ َ‫ إِ َذا لَقِ ْيتَهُ ف‬,‫س ْو َل هللا ِ؟‬
ُ ‫ َما هُنَّ يَا َر‬: ‫ قِ ْي َل‬: ٌّ‫ست‬ ْ ‫ق ا ْل ُم‬
ْ ‫سلِ ِم َعلَى ْال ُم‬
ِ ‫سلِ ِم‬ ُّ ‫َح‬

‫ (متفق عليه‬.ُ‫ َوإِ َذا َماتَ فَا ْتبِ ْعه‬,ُ‫يض فَ ُع ْده‬


َ ‫ َوإِ َذا َم ِر‬,ُ‫ش ِّم ْته‬ َ ‫َوإِ َذا ع َِط‬
َ َ‫س فَ َح ِم َد هللاُ ف‬ (
Yang hrs dilakukan thd org yg sakit

1. Wajib berobat

2. Bersabar shalat taubah (husnuzhan kpd Allah)

3. Menghibur

4. Berdoa mohon kesembuhan

5. Berwasiat (bg si sakit)

6. Mentalkin (mendekati ajalnya)

7. Menghadapkan ke kiblat

Wasiat

Tidk melebihi 1/3 harta

Ada saksi yg adil

Tdk blh berwasiat harta kpd ahli waris

Tdk blh berwasiat yg berdampak negatif (batil, haram, kemungkaran)

Yg. Hrs dilakukan thd jenazah

1. Menutupkan kedua matanya dan mendo’akannya

2. Menyelimutinya

3. Segera menyiapkan pemakaman

4. Melunasi hutang-hutangnya (kalau ada).

5. Menyebarluaskan berita meninggalnya

6. Bersabar dan ikhlas jika kematian anak

Tanda-tanda Husnul Khatimah

1.     Mengucapkan kalimat syahadat ketika wafat.


2.     Ketika wafat dahinya berkeringat.

3.     Wafat pada malam Jumat atau hari Jumat.

4.     Mati syahid di medan perang.

5.     Mati karena keracunan (sakit perut).

6.     Mati karena tenggelam dan tertimpa tanah longsor.

7.     Perempuan yang meninggal karena melahirkan.

8.    Mati karena mempertahankan hartanya dari perampok.

9.  Orang yang meninggal pada saat menjalankan amal saleh.

CARA MEMANDIKAN JENAZAH

1. Tdk blh hadir kecuali yng berkepentingan (tdk blh mengabarkan aib org yg mngl)

2. Melepaskan semua pakaian jenazah

3. Diletakkan di tempat yg lebih tinggi dan tertutup

4. Dimulai dari anggota wudhu sebelah kanan

5. Dgn jumlah bilangan ganjil sambil menggosok dan mengurut perutnya pelan-2

6. Diwudhukan

7. Boleh mentayamumkannya jk tdk mkn dimandikan

8. Boleh mentayamumkannya jk tdk mungkin dimandikan

9. Yg memandikan ad. Ahli waris atau org yg sejenis dgn jenazah

10. Mengurai rambut bg jenazah wanita

11. Siraman terakhir dgn air daun bidara/kapur barus

12. Mengeringkan jenazah dgn anduk

13. Memberi wangi-2an /mengasapi jenazah dengan wangi-2an

TAYAMUM BAGI MAYIT JIKA TIDAK ADA AIR

Jika tidak ada air, Maka hendaklah mayit ditayamumkan, berdasar pada ayat:: QS. Al-Nisa’ 4:43)
 
َ ‫فَلَ ْم تَ ِجد ُْوا َما ًء فَتَيَ َّم ُم ْوا‬...
َ ً‫ص ِع ْيدا‬
...ً ‫طيِبا‬
(“…Jika kamu tidak memperoleh air, Maka hendaklah bertayamum …”)
Peralatan memandikan jenazah

1. Air secukupnya

2. Gayung

3. Kain basahan

4. Sabun dan sampo

5. Sarung tangan

6. Kapas, katen bat (pembersih kuku)

7. Handuk (kain pengering)

8. Kayu cendana/dupa/ratus/kemenyan (dipakai utk mengasapi setelah dimandikan)

MENGAFANI JENAZAH

1. Dgn kain yg bagus, bersih dan dapat menutupi seluruh tubuh jenazah

2. Dianjurkan berwarna putih dan boleh diambil dari pakaian (harta) jenazah sendiri

3. Kain kafan untuk jenazah lk-2 berjumlah tiga lapis tanpa kemeja dan sorban.

‫ (رواه الجماعة‬.ٌ‫ص َوالَ َع َما َمة‬


ٌ ‫س فِ ْي َها قَ ٍم ْي‬
َ ‫س ُح ْو لِيَ ٍة ُج َد ٍد لَ ْي‬
ُ ‫ض‬ ٍ ‫سلَّ َم فِ ْي ثَالَثَ ِة أَ ْث َوا‬
ٍ ‫ب بِ ْي‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫ُكفِنَ َر‬
ُ ‫س ْو ُل هللاِ َر‬

“Rasulullah saw. dikafani dengan tiga helai kain putih mulus yang baru tanpa kemeja dan sorban”

4. Sedangkan kain kafan bagi jenazah wanita seluruhnya lima lapis yang terdiri dari kain basahan, baju
kurung dan kerudung serta kain

َ‫ار ثُ َّم ال َم ْل َحفَة‬


َ ‫سلَّ َم اَ ْل ِحقَاثُ َّم الد ِّْر َع ثُ َّم ا ْل َخ َما َر ثُ َّم ا ْل َخ َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ُ ‫س ْو ِل هللاِ َر‬ ِ ‫س َل أُ ُّم َك ْلثُ ْو ِم بِ ْن‬
ُ ‫ت َر‬ َ ‫ ُك ْنتُ فِ ْي َمنْ َغ‬:ٌ‫قَالَتْ اَلثَّقِفَيَّة‬
‫ (رواه‬.‫ب َو َم َعهُ َكفَنُ َها يَنَا ِولُ َها ثَ ْو بًا‬ ِ ‫سلَّ َم ِع ْن َد ا ْلبَا‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫ َر‬: ْ‫ب ْاألَ َخ ِر قَالَت‬
ُ ‫س ْو ُل هللاِ َر‬ ِ ‫ثُ َّم أُ ْد ِر َجتْ بَ ْع َد َذ لِكَ ِفي الثَّ ْو‬
‫أحمد وأبوداود‬

(Aku turut memandikan Ummi Kaltsum binti Rasulullah saw.. waktu wafatnya, maka mula-mula barang
yang diberikan kepadaku oleh Rasulullah adalah kain, lalu baju kurung, lalu kerudung, lalu selubung,
kemudian sesudah itu dimasukkan ke dalam pakaian lain. Selama itu Rasulullah saw. di tengah pintu
membawa kafannya dan menerimakannya kepada kami satu -satu.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Peralatan mengkafani jenazah

 Kain putih + 12m utk jnzh wnt 4 10 m ut. Lk-2

 Kapas rol/lembaran
 Kapur barus

 Minyak wangi

 Teh dan atau plastik jika perlu

Cara membuat kafan

1. Membuat tali 8 helai (5 cm x lbr.kain)

2. Membuat kafan 3 lb (lbr mayat + 50 cm)

3. Kain sarung + 150 cm x lbr kain

4. Membuat baju/jubah

5. Membuat kerudung/tutup kepala

6. Membuat cawat

Membuat baju/jubah

a. Potong kain + 150 cm x lbr kain

b. Lipat jadi 2 ( 75 cm x lbr kain)

c. Lipat lagi (75 cm x ½ lbr kain)

d. Ambil ujung lipatan kain dan potong

e. Buka kain dan belah salah satu bagian tengah kain

Cara membuat cawat

 Ambil kain + 60 cm x lbr kain

 Lipat dg 3 bagian (20 cm x lbr kain)

 Ukur + 10 cm dari atas dan lipat

 Gunting (buat 2 lubang pada lipatan)

 Masukkan tali/kolor pd lubang kain tsb

Ta’ziyah

Ta’ziyah dilakukan terhadap seluruh kerabat si mayat baik laki-laki maupun perempuan, kecil
atau dewasa, baik jenazah tersebut sebelum dikuburkan atau sesudah dikuburkan dengan
ungkapan-ungkapan atau kalimat-kalimat yang dapat menghibur keluarga si mayat agar mereka
tidak larut dalam kesedihan, dan menyadari bahwa kita semua milik Allah dan pasti akan
kembali kepada-Nay hukumnya sunnah

Hendaknya para penta’ziyah baik itu dari golongan kerabat ataupun tetangga membuatkan
makanan dan mencukupi kebutuhan keluarga orang yang berduka cita pada hari itu

ْ ُ‫صنَ ُع ْوا ِألَ ِل َج ْعفَ َر طَ َعا ًما فَإِنَّهُ قَ ْد أَتَا ُه ْم اَ ْم ٌر ي‬


‫ ابن محه والتر مذ ي‬,‫ (رواه ابو داود‬.ُ‫ش ِغلُه‬ ْ ِ‫إ‬

Buatlah makanan untuk keluarga Ja’far, karena sesungguhnya perkara yang menyusahkan telah
menimpa mereka

Para mu’aziyin hendaknya

 Menghibur keluarga yg kematian

 Tdk membicarakan aib jenazah

 Mensholatkan jenazah

 Mendoakan jenazah dan kerabat yg ditinggalkannya

 Mengantarkan jenazah sampai kubur

Shalat jenazah

1. Suci badan, pakaian dan tempat

2. Niat dan takbiratul ikram, Membaca s. al Fatihah

3. Takbir, membaca shalawat atas Nabi saw.

4. ‫ص ِّل عَلى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ا ِل ُم َح َّم ٍد َك َماصلَّيْتَ عَلى إِ ْب َرا ِه ْي َم َوبَا ِركْ عَلى ُم َح َّم ٍد َوعَلى ا ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَار ْكتَ عَلى إِ ْب َرا ِه ْي َم َوعَلى‬
َ ‫اَلل ُه َّم‬
ْ َ
‫أ ِل إَ ْب َرا ِه ْي َم فِ ْي ال َعالَ ِميْنَ إِنَّ َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬

5. Takbir, membaca doa utk jenazah

ِ ‫س ْلهُ بِا ْل َمآ ِء َوالثَّ ْل‬


‫ج َوا ْلبَ َر ِد َونَقِّ ِه ِمنَ ا ْل َخطَايَا َك َما‬ ِ ‫سع ْ َمد َْخلَه َُوا ْغ‬ ْ ‫اَلل ُه َّم ا ْغفِ ْر لَهُ َو‬
ِّ ‫ار َح ْمهُ َوعَافِ ِه َواعْفُ َع ْنهُ َواَ ْك ِر ْم نُز ُولَهُ َو َو‬
ِ َ‫ض ِمنَ ال َّدن‬
‫س‬ ُ َ‫ب ْاالَ ْبي‬ َّ
ُ ‫يُنَقَّى الث ْو‬

Takbir, (doa) dan salam

Upacara brkt Jenazah

 Upacara pemberangkatan

dilarang: meratapi, sedih yng berlebihan dll.

Para pentakziyah hendaknya menghiburnya, memasak untknya


 Mengiring jenazah di dpn/spg, birder jk tdk ikut

‫صنَ ُع ْوا ألَ ِل َج ْعفَ ٍر‬


ْ ِ‫سلَّ َم إ‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫اجآ َء نَ ْع ُي َج ْعفَ ِر ِحيْنَ قُتِ َل قَا َل َر‬
َ ‫ لَ َّم‬: ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬
ِ ‫عَنْ َع ْب ِد هللاِ ْب ِن َج ْعفَ َر َر‬
)‫ (أخرجه الخمسة إال النسائ‬. ‫ش ِغلُ ُه ْم‬ ْ ُ‫ط َعا ًما فَقَ ْد اَتَا ُه ْم َماي‬
َ

“Dari Abdullah bin Ja’far r.a berkata: Tatkala datang berita kematian Ja’far karena terbunuh,
Rasulullah saw. bersabda: “Hendaklah kalian membuat makanan buat keluarga Ja’far, karena
mereka telah ditimpa sesuatu yang menyusahkan mereka. (Dikeluarkan oleh Imam yang lima
kecuali Nasa’i).

Mengantar jenazah

: ‫صالِ َح ٍة قَالَتْ ِألَ ْهلِ َها أَيْنَ ت َْذ‬


َ ‫صالِ َحةً قَالَتْ قَ َّد ُم ْوا نِي َوإِنْ كَانَتْ َغ ْي َر‬ َ ْ‫َلى أَ ْعنَاقِ ِه ْم فَإِنْ كَانَت‬
َ ‫ت ا ْل َجنَا َزةَ فَ ْحتَملَ َها ال َّر ُج ُل ع‬ ِ ‫إِ َذا ُو‬
ِ ‫ض َع‬
)‫ (رواه البخاري‬.َ‫ص ِعق‬ َ َ‫س ِم َع ْا ِإل ْنساَنُ ل‬
َ ‫ش ْي ٍئ إِالَّ ْا ِإل ْنسَانَ َولَ ْو‬
َ ‫ص ْو تَ َها ُك ُّل‬
َ ‫س َم َع‬
ْ َ‫َهبُ ْونَ بِ َهاي‬

“ Abi Said al Khudry r.a berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Jika jenazah telah diangkat ke
atas bahu mereka, maka jika si jenazah itu orang shalih, maka ia berkata: “segerakanlah saya”.
Dan jika si mayat itu tidak shalih, maka ia berkata pada keluarganya: “Alangkah celakanya
saya, kemanakah aku akan kau bawa?” suara itu dapat didengar oleh segala sesuatu kecuali
manusia dan andai kata didengar oleh manusia ia pasti pingsan” (HR Bukhari).

)‫ (متفق عليه‬.‫ض ًع‬ ْ ِ‫ا َرأَ ْيتُ ُم ا ْل َجنَا َزةَ فَقُ ْو ُم ْوا فَ َمنْ تَبِ َع َها فَالَ يَ ْجل‬
َ ‫س َحتَّ ت ُْو‬

Dari Abi Said bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Apabila kamu melihat jenazah,
hendaklah kamu berdiri, tetapi bagi siapa yang mengirinya hendaknya janganlah duduk hingga
si mayat diletakkan.” (Muttafaq alaihi)

MENGUBURKAN JENAZAH

 Memasukkannya dari arah kaki (kepala masuk dahulu) Sambil berdo’a, dan menghadapkan
jenazah ke kiblat

َ ‫ إِ َذا َو‬: ‫سلَّ َم قَا َل‬


‫ض ْعتُ ْم َم ْو تَا ُك ْم فِ ْي‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫َن النَّبِ ِّي‬
ِ ‫ع َِن ا ْب ِن ُع َم َر ع‬

ُ ‫هللا َعلَى ِملَّ ِة َر‬


ِ‫س ْو ِل هللا‬ ْ ِ‫ ب‬: ‫ال ْْقَب ِر فُقُ ْولُ ْوا‬
ِ ‫س ِم‬

( ‫)أخرجه أحمد و ابو داود و النساءى وصححه ابن حبان‬

“Dari Ibnu Umar dari Nabi saw. bersabda: “Apabila kamu meletakkan mayit-mayit kamu di
kubur, sebutlah bismillah ‘ala millati rasulillah”. (Dikeluarkan oleh Ahmad, Abu Dawud, dan an
Nas’i dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban).

ADAB MASUK KUBUR

Perbuatan mulia, dulu dilarang tp kini dianjurkan

)‫ُك ْنتُ نَ َه ْيتُ ُك ْم عَنْ ِزيَا َر ِة ا ْلقُبُ ْو ِر فُز ُْو ُرهَا فَإِنَّ َها تُ َز ِّه ُد ال ُّد ْنيَا َوتُ َذ ِّك ُر ْاالَ ِخ َرةَ (رواه ابن ماجه‬
Dahulu saya sudah melarang kalian berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah kalian,
karena ziarah kubur itu bisa (menyebabkan) berzuhud terhadap dunia serta bisa mengingatkan
(kehidupan) di alam akhirat (kematian).” (HR. Ibnu Majah)

Mengucapkan salam, Dilarang jika menyebabkan kemusyrikan:

memohon kepada orng yng mati, mengkultuskan, mengharap barakahnya dll.

‫سأ َ ُل هللاَ لَنَا َولَ ُك ُم ا ْل َعافِيَةَ (رواه مسلم‬ ْ ‫سالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم يَا أَ ْه َل ال ِّد يَا ِر ِمنَ ا ْل ُمؤْ ُمنُيْنَ َو ا ْل ُم‬
ْ َ‫سلِ ِميْنَ َواِنَّآ اِنْ شَآ َء هللاُ بِ ُك ْم الَ ِحقُ ْو نَ ن‬ َّ ‫اَل‬
)‫واحمد واين ماجه‬

“Semoga kesejahteraan senantiasa tetap atas kalian wahai para ahli kubur dari orang-
orang mukmin dan muslim, Insya Allah kami akan bertemu dengan kalian. Kami mohon
pengampunan kepada Allah swt. untuk kami dan untuk kalian.” (HR. Muslim, Ahmad, dan Ibnu
Majah).

do'a selesai mengubur jenazah

‫س ِم هللاِ ال َّر ْحم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬


ْ ِ‫ب‬

ُ‫ اَللّ ُه َّم ا ْغفِ ْر لَه‬,‫س ْلطَانِ َك‬ ُ ‫ب ا ْل َعالَ ِميْنَ َح ْمدًا يُ َوافِ ْي نِ َع َمهُ ُويُكَافِي َم ِز ْي َدهُ يَا َربَّنَا لَ َك ا ْل َح ْم ُد َك َما يَ ْنبَ ِغي لِ َجالَ ِل َو ْج ِهكَ َو َع ِظ ْي ِم‬ ِّ ‫اَ ْل َح ْم ُد هّلِل ِ َر‬
‫ب‬ َ َّ َ َ َ ْ
ُ ‫ج َوالبَ َر ِد َو نق ِه ِمنَ الخطايَا َك َما يُنقى الث ْو‬ ِّ َ ْ ْ َّ ْ
ِ ‫سلهُ بِال َمآ ِء َوالثل‬ ْ ْ َ َ
ِ ‫س ْع َمدْخلهُ َواغ‬ َ ُ ْ
ِّ ‫ار َح ْمهُ َوعَافِ ِه َوعْفُ َعنهُ َواَ ْك ِر ْم نز ُ ولهُ َو َو‬ ْ ‫َو‬
ُ ‫هللا‬ ‫ى‬ َّ ‫ل‬ ‫ص‬
َ َ ِ ‫و‬ ‫ر‬ ‫ا‬َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫اب‬
َ َ
‫ذ‬ ‫ع‬َ ‫و‬
َ ِ ‫ر‬ ‫ب‬
ْ َ ‫ق‬ ْ
‫ل‬ ‫ا‬ َ ‫ة‬َ ‫ن‬ ْ
‫ت‬ ‫ف‬ ‫ه‬ ‫ق‬ ‫و‬ َ ‫ة‬
ِ ِِ َ َ ُ ِ َّ ‫ن‬ ‫ج‬ ْ
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ْ
‫ل‬ ‫خ‬ ‫د‬
ْ َ ‫أ‬ ‫و‬ ‫ه‬
َ ِِ ‫ل‬ ‫ه‬
ْ َ ‫أ‬ ْ‫ن‬‫م‬ ‫ا‬
ِ ً ‫ر‬ ‫ي‬
ْ َ
‫خ‬ ً ‫ال‬‫ه‬ْ َ ‫أ‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ر‬
َ ِ ِ ‫َا‬‫د‬ ْ‫ن‬‫م‬ِ ً‫ا‬ ‫ر‬ ‫ي‬
ْ َ
‫خ‬ ‫ا‬ ‫ر‬‫َا‬
‫د‬ ‫ه‬ ْ
‫ل‬
ً ُ ِ َ ِ ‫د‬‫ب‬ْ ‫ا‬ ‫و‬ ‫س‬َ ‫ن‬ ‫د‬
َّ ‫ال‬ َ‫ن‬‫م‬ِ ُ َ‫ْاألَ ْبي‬
‫ض‬
َ‫ب ا ْل َعالَ ِميْن‬ ِّ ‫سلَّ َم َوا ْل َح ْم ُد ِهّلُل ِ َر‬
َ ‫ص ْحبِ ِه َوبَا ِركْ َو‬ َ ‫عَل َى ُم َح َّم ٍد َو‬.

Ziarah Kubur

Perbuatan mulia, dulu dilarang tp kini dianjurkan

)‫ُك ْنتُ نَ َه ْيتُ ُك ْم عَنْ ِزيَا َر ِة ا ْلقُبُ ْو ِر فُز ُْو ُرهَا فَإِنَّ َها تُ َز ِّه ُد ال ُّد ْنيَا َوتُ َذ ِّك ُر ْاالَ ِخ َرةَ (رواه ابن ماجه‬

Dahulu saya sudah melarang kalian berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah kalian,
karena ziarah kubur itu bisa (menyebabkan) berzuhud terhadap dunia serta bisa mengingatkan
(kehidupan) di alam akhirat (kematian).” (HR. Ibnu Majah)

Dilarang jika menyebabkan kemusyrikan:

memohon kepada orng yng mati, mengkultuskan, mengharap barakahnya dll.


A.KHUTBAH
PENGERTIAN KHUTBAH
 Khutbah merupakan kegiatan berdakwah atau mengajak orang lain untuk meningkatkan kulitas iman dan taqwa
,serta memberi nasehat yang isinya berupa ajaran agama
 Khotbah yang dikenal di masyarakat diantaranya khotbah jumat,khutbah 2 hari raya idul fitri dan idul adha
 Orang yang berkhutbah disebut khotib,syarat khotib diantaranya:
1. laki-laki dewasa
2. mengetahui ajaran islam agar khutbah yang disampaikan tidak menyesatkan jamaah
3.mengetahui syarat,rukun,dan sunah khutbah
4. mampu dan fasih berbicar didepan umum
5. bisa membaca ayat Al-Quran dengan baik dan benar

1.Syarat khutbah jum’at :


a. dilaksanakan dalam bangunan yang digunakan untuk shalat jumat
b. khotib menyampaikan dalam keadaan berdiri dan memberi salam terlebih dahulu
c. tertib
d. setelah khutbah selesai segera melaksnakan shalat jumat
e.rukun khutbah disampaikan dalam bahasa arab sedangkan materinya menggunakan bahasa setempat
f. dilksanakan setelah tergelincir matahari
g. disampaikan dengan suara tegas,lantang,dan tidak kasar.

2.Rukun khutbah jum’at :

A. membaca hamdalah
B. membaca shalawat atas Nabi
C. memberi nasehat tentang ketakwaan
D. membaca ayat Al-Quran disalah satu khutbah
E. mendoakan kaum muslimin dan muslimat.
3.Sunah khutbah jumat

 Khotbah disampaikan diatas mimbar

 Disampaikan dengan kalimat yang jelas,terang,dan fasih,berurutan,sistematik,mudah difahami


tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek

 Khotib selau menghadap kepada jamaah

 Khotib memberi salam pada awal khutbah pertama

 Khatib hendaknya duduk pada waktu adzan dikumandangkan

 Khotib membaca surat Al-Ikhlash ketika duduk diantara dua sujud

 Khotib menertibkan rukun khutbah


4.Fungsi khutbah
 Media dakwah
 Media komunikasi
 Sumber informasi
 Alat siraman rohani
 Media silaturahmi
Dalil Etika dakwah

 QS:An-Nahl:125

 “serulah manusia kepada jalan Tuhan mudengan hikmah dan pengajaran


yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang
baik.SesungguhnyaTuhanmu.Dialah yang lebih mengetahui siapa ya g sesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat
petunjuk “

B.Tabligh

 Tabligh artinya menyampaikan

 Tabligh berati menyampaikan ajaran –ajaran islam kepada orang lain sesuai
dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh mubaligh

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang mubaligh

 Bersikap lemah lembut tidak berhati kasar,tidak anarkis


 Menggunakan akal dan selalu dalam koridor mengingat Allah swt

 Menggunakan bahasa yang dimengerti

 Mengutamakan musyawarah dan diskusi untuk memperoleh kesepakatan


bersama

 Materi tabligh berorientasi pada iman dan amal shaleh serta bebas dari
kepentingan politik

 Tidak meminta upah atas tabligh yang dilakukan

 Menyampaikan dengan ikhlas dan sabar

 C.Dakwah
Dakwah secara etimologi berarti mengajak,menyeru, atau memanggil

 Secara terminologi dakwah adalah menyeru seseorang kejalan yang


benar ,baik sebagai hamba Allah pribadi maupun sebagai anggota
masyarakat.

 Orang yang berdakwah disebut da’i,orang yang diajak berdakwah disebut


mad’u

 Tugas berdakwah adlah menunjukan umat manusia kejalan yang diridhai


Allah swt.

Dakwah harus memperhatikan hal-hal berikut

 Akan menjadiIlmudisampaikan harus shahih yang berasal dari Al-Quran dan


hadits yang shahih.

 Ilmu yang disampaikan harus dengan pemahaman yang benar ,karena


boleh jadi ilmu tersebut shahih namun pemahaman kita tidak seperti yang
diinginkan

 Ilmu yang disampaikan hendaknya disertai dengan penguasaan yang baik


akan menjadikan kita berdiri diatas bayan ( penjelasan ) yang
terang,jelas,dan yakin ( tanpa keraguan )
Lima cara dakwah yang paling efektif

 Dakwah dapat memberikan pengertian kepada masyarakat tentang apa


yang didakwahkan

 Mad’u merasa terhibur oleh dakwah yang diterimanya

 Dakwah berhasil meningkatkan hubungan baik antara da’i dan mad’u

 Dakwah dapat mengubah sikap masyarakat

 Dakwah berhasil memancing respon masyarakat berupa tindakan

Hal yang harus dipersiapkan dalam menyusun naskah khutbah,tabligh,dan


dakwah,diantaranya:

a. Memberi salam kepada jamaah

b. Mengucapkan hamdalah atau puji-pujian kepada Allah swt

c. Awali dengan menyampaiakan ayat Al-Quran yang disertai membaca


taawudz dan basmalah

d. Naskah khutbah memenuhi beberapa unsur yaitu pembuka,materi


inti,kesimpulan dan penutup

e. Mengucapkan dua kalimat syhadat dan shalawat atas Nabi Muhammad


saw

f. Berwasiat meningkatkan ketakwaan.

Anda mungkin juga menyukai