ي
ْي ُْ ي ي ي
bersabda:
ي ُ يي ٌ ي ْ ي ي َّ ي ي
اس زمان ال ييب ِاِل المرء بِما أخذ َّ
َِلأ ِتَي لَع انل ي ي
ي ي ْ ْ ي ي ْ ي ي ْ
أ ِمن حال ٍل أم ِمن حر ٍام، المال
Akan datang suatu zaman di mana
manusia tidak lagi peduli dari mana
mereka mendapatkan harta, apakah
dari usaha yang halal
atau yang haram (HR. al-Bukhari)
ْ ي يbin يKhattab
َّ ra berkata:
ِّ يال يي َّتج ْر ِف ُسو ِقنيا إال يم ْن ف ِق يه أكل
Umar
الرباي
ِ ِ
Janganlah seseorang berdagang di pasar
kami sampai dia paham betul mengenai
seluk beluk riba (Mughnil Muhtaj, 6/310)
IBADAH MUAMALAH
ْ
ْاتلحريم ي ُ ي
َّ األ ْصل ِف العبياد ِة ُي ي ي ي ُ ُ ْ ي
ِ ِ ِ ِ َّ اإلباحة ِْ األصل ي َّ ِِف المع ُامل ِةي ي
ي ي َّ ي ي َّ ْ ُ ي ي ْ ي ْ َّ ي َّ
ِإال ما دل ادل َِلل لَع ِإباح ِت ِه ِإال ما دل ادل َِلل لَع َت ِري ِم ِه
• Saling ridha
• Objeknya halal (tidak haram)
• Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar
dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai
komoditas
• Tidak mengandung riba
• Tidak mengandung kezaliman
• Tidak mengandung maisir (judi)
• Tidak mengandung gharar (ketidakjelasan,
manipulasi)
TRANSAKSI DALAM BISNIS SYARIAH
Cara Cara
Halal Haram
Obyek A B
Halal
Transaksi Transaksi
Halal Haram
C D
Obyek Transaksi Transaksi
Haram
Haram Haram
AKAD/TRANSAKSI
Teori Percampuran
HIWALAH KEUNTUNGAN
WAKALAH MURABAHAH MUSYARAKAH
WADIAH IJARAH MUDHARABAH
KAFALAH SALAM MUZARA’AH
WAKAF ISTISHNA’ MUSAQAH
MUKHABARAH
Teori Pertukaran
MARGIN BAGI HASIL
QARDH
• meminjamkan tanpa
mengharap imbalan
• Rukun :
1. Yang meminjamkan
(muqridh )
2. Peminjam (muqtaridh)
(peminjam)
3. Uang/barang yang
dipinjamkan
4. Ijab qabul
RAHN
Menahan harta milik si
peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman
yang diterimanya.
Rukun :
1. Pihak yang
menggadaikan (raahin);
2. Pihak yang menerima
gadai (murtahin);
3. Obyek yang digadaikan
(marhun);
4. Hutang (marhun bih);
5. Ijab qabul (sighat).
HAWALAH/HIWALAH
Pengalihan utang dari orang
yang berhutang kepada orang
lain yang wajib
menanggungnya.
Rukun :
1. Pihak yang berutang (muhil)
2. Pihak yang berpiutang
(muhal)
3. Pihak yang berutang dan
berkewajiban membayar
utang kepada muhal (muhal
alaih)
4. Utang muhil kepada muhal
(muhal bih)
5. Utang muhal alaih kepada
muhil
6. Ijab qabul (sighat)
WAKALAH
Penyerahan, pendelegasian atau pemberian
mandat.
Transaksi wakalah ini dapat dijumpai pada
perbankan, seperti transaksi penagihan,
pembayaran, agency, administrasi dan lain-lain.
Rukun :
1. Pemberi kuasa
(muwakkil)
2. Penerima kuasa
(wakil)
3. Obyek yang
dikuasakan (taukil)
4. Ijab qabul (sighat)
WADI’AH
• Titipan dari satu pihak ke pihak yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.
• Jenis wadi’ah: wadi’ah yad amanah (pihak yang dititipi tidak dapat
memanfaatkan dana titipannya) & wadi’ah yad dhamanah (pihak
yang dititipi dapat memanfaatkan dana titipannya)
• Rukun:
1. Barang/uang yang
disimpan/dititipkan
(wadi’ah)
2. Pemilik yang
menitipkan
(muwaddi’)
3. Pihak yang dititipi
(mustawda’)
4. Ijab qabul (sighat).
KAFALAH
• jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak
ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau
yang ditanggung.
• Contoh di perbankan syariah: personal guarantee,
jaminan pembayaran utang, performance bonds
(jaminan prestasi).
• Rukun :
1. Pihak penjamin
(kaafil)
2. Pihak yang dijamin
(makful)
3. Obyek penjaminan
(makful alaih)
4. Ijab qabul (sighat).
MURABAHAH
• Jual beli dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok
barang yang dijual ditambah dengan sejumlah keuntungan
(ribh/margin) yang disepakati oleh kedua belah pihak
(pembeli dan penjual).
• Penyerahan barang pada saat transaksi
• Pembayaran bisa tunai, tangguh atau cicilan.
• Rukun:
1. Penjual (baai’)
2. Pembeli (musytari)
3. Barang/obyek (mabi)
4. Harga (tsaman)
5. ijab qabul (sighat)
IJARAH (SEWA MENYEWA)
• Akad pemindahan hak guna atau manfaat atas barang atau
jasa melalui upah sewa tanpa diikuti pemindahan hak
kepemilikan atas barang itu sendiri.
• Ijarah Muntahiyah Bittamliik (IMBT): transaksi ijarah yang
diikuti dengan proses perpindahan hak kepemilikan atas
barang itu sendiri
• Proses perpindahan kepemilikan obyek IMBT: Hibah, Janji
untuk menjual
• Rukun Ijarah
1. penyewa (musta’jir)
2. pemberi sewa (musta’jir)
3. obyek sewa (ma’jur)
4. harga sewa (ujrah)
5. manfaat sewa (manfaah)
6. ijab qabul (sighat).
SALAM
Menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda,
atau menjual suatu barang yang ciri-cirinya jelas
dengan pembayaran modal lebih awal, sedangkan
barangnya diserahkan kemudian
ISTISHNA’
Jual beli yang penyerahannya dilakukan kemudian, tetapi
penyerahan uangnya/ pembayarannya dapat dilakukan
secara cicilan atau ditangguhkan.
MUSYARAKAH
• Akad kerjasama antara dua belah pihak dimana
kedua-duanya menyertakan modal dimana
keuntungannya dan kerugiaan dibagi sesuai
dengan kesepakatan bersama
• Rukun Musyarakah:
1. Pihak yang bersyirkah
2. Porsi kerjasama
3. Proyek/usaha
(masyru’)
4. Ijab qabul (sighat);
5. Nisbah bagi hasil.
MUDHARABAH
• Akad kerjasama antara pemilik dana (shahibul
mal) dengan pengelola (mudharib) untuk
melakukan suatu usaha Bersama, dimana
keuntungannya dan kerugiaan dibagi sesuai
dengan kesepakatan Bersama
• Jenis Mudharabah: mutlaqah & muqayyadah
70% 30%
Keuntungan (laba)
Profesionalis
Dana / Modal
me
100% 0%
MUSAQAH
• Kerjasama antara pihak-pihak dalam
pemeliharaan tanaman dengan
pembagian hasil antara pemilik dengan
pemelihara tanaman dengan nisbah
yang disepakati oleh pihak-pihak terkait.
• Rukun:
1. Pihak Pemasok Tanaman
2. Pemelihara Tanaman
3. Tanaman yang dipelihara
4. Akad
MUZARA’AH & MUKHABARAH
• Kerjasama antara pemilik lahan dengan
penggarap untuk memanfaatkan lahan.
• Persamaannya: Pemilik tanah menyerahkan
tanahnya kepada orang lain untuk dikelola
• Perbedaannya: Dalam muzara’ah modal
dikeluarkan dari pemilik tanah, sedangkan dalam
Mukhabarah modal berasal dari
pengelola/penggarap.
• Rukun:
1. Pemilik lahan
2. Penggarap
3. Lahan yang digarap
4. Akad
MUAMALAH KONTEMPORER
Jual Beli tidak tunai (ba’i al-muajjal), barang yang Jika harga jualnya baru bisa
dijual itu diserahkan secara tunai, sedangkan diterima setelah produk diterima
harga diterima oleh penjual setelah barang oleh pembeli itu disepakati,
diterima oleh pembeli. ketentuan ini menjadi sah dan
Penjual berhak mendapatkan harus ditepati dalam transaksi
margin atas produk yang jual beli.
dijualnya sesuai kesepakatan Pembeli املسلمون لَع رشوطهم إال رشطا حرم حالال
او أحل حراما
• Jika ada ketentuan bahwa saldo penjual ditahan
oleh pemilik lapak sehingga barang diterima oleh
pembeli dengan tujuan agar hak pembeli, untuk
mendapatkan barang, bisa terpenuhi sehingga
tidak terjadi biaya sudah diterima oleh penjual,
tetapi barang belum diterima. Jika ketentuan ini
disepakati, jual beli menjadi sah.
• Jika pihak yang menyewakan jasa itu
memberikan discount itu diperkenankan selama
atas ridha pihak penjual (at tanazul an al haq).
• Jika terjadi pengendapan dan pembungaan saldo
rekening oleh pembuka lapak maka itu
penyimpangan yang dilakukan marketplace
tanpa seizin penjual barang
Transaksi E-Money
Uang elektronik (e-money) adalah alat pembayaran yang
memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Diterbitkan atas dasar jumlah nominal uang yang
disetor terlebih dahulu kepada penerbit.
2. Jumlah nominal uang disimpan secara elektronik
dalam suatu media server (chip).
3. Jumlah nominal uang elektronik yang dikelola oleh
penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang yang mengatur
mengenai perbankan.
4. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada
pedagang yang bukan merupakan penerbit uang
elektronik tersebut.
Transaksi E-Money
Problem e-money saat ini secara hukum Islam:
1. Kontrak yang terjadi antara pihak-pihak e-money
(penerbit, pemilik kartu e-money, bank mitra, mitra)
tidak jelas (gharar) dan tidak mengikuti skema
transaksi syariah sehingga hak dan kewajiban
para pihak tidak bisa diketahui.
2. Bunga atas penempatan dana di bank
konvensional sebagai mitra penerbit e money
3. Hak pemegang kartu hilang ketika kartu yang
dimilikinya hilang, padahal dana yang tersimpan
adalah milik pemegang e-money sesuai akad
qardh atau wadi’ah yang berlaku antara keduanya
Transaksi E-Money
Secara hukum Islam, penggunaan e-money
model saat ini tidak boleh, kecuali dalam
kondisi darurat:
1. Diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan yang mengharuskan
penggunaannya.
2. Tidak ada alternatif e-money syariah
3. Risiko finansial primer jika tidak
menggunakan e-money saat ini