Anda di halaman 1dari 31

PRINSIP FIQIH

DALAM PASAR MODAL SYARIAH

Dadang Romansyah, SE., Ak., CA., SAS., MM

Pusdiklat Keuangan Umum


Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
1
Nama : Dadang Romansyah, SE., Ak., CA., SAS., MM
Temp/Tgl.: Garut, 8 September 1976
Alamat : Perumahan Puri Serpong I Blok F1 /21 Serpong - BSD
Telp. 082111807931 e-mail: dadangroman@gmail.com
Pend. : S-1 Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNDIP Semarang
S-2 Magister Bisnis dan Keuangan Islam Univ. Paramadina
Pekerjaan: 1. Staf Pengajar Akuntansi Syariah STEI SEBI.
2. Ka. Divisi Pengembangan Bisnis STEI SEBI
3. Direktur PT SEBI Consulting
Curriculum Vitae :

4. Trainer Muamalat Institute


5. Trainer Audit Syariah Kementrian Agama RI
6. Trainer Inkopsyah - PNM
7. Trainer PSAK Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Pusat
8. Trainer PSAK Syariah Pusdiklat Keuangan Umum Kemenkeu RI
9. Senior Auditor KAP AR Utomo
10. Anggota DPS PT Otomas Multifinance Syariah
Coverage Of Islamic Teaching

3
Aqidah
Iman, kafir, munafik, murtad, musyrik

Islam Syariah
Wajib, Sunnah, Mubah/Halal, Makruh,
Haram

Akhlak
Ihsan, Ahsan, Istihsan

4
Syariah Qur’an & Hadist

Penafsiran ulama atas


Fiqih Qur’an & Hadist

Dipengaruhi oleh
The nature of fiqh is “ beda
waktu & tempat
pendapat “
“Ikhtilafu ummati rahmah”
(perbedaan pendapat
umatku adalah rahmat – Al
Hadist)

5
Mengatur
hubungan antara
Ibadah manusia dengan
Allah

Fiqih

Mengatur
Muamalat hubungan antara
sesama manusia

6
Hukum Asal

Ibadah Muamalat

Semua tidak boleh Semua boleh


kecuali yang telah kecuali ada
ada ketentuannya larangannya

‫اآلصل في العبادة التحريم‬ ‫اآلصل في المعاملة االبا حة‬


‫حتى يدل الدليل على إ باحتها‬ ‫حتى يدل الدليل على تحريمها‬

7
Klasifikasi Akad
(Ada atau tidak adanya kompensasi)

Akad Tabarru’ Akad Tijarah


 Not-profit transaction  Profit transaction oriented
 Tujuan transaksi adalah tolong-  Tujuan transaksi adalah mencari
menolong dan bukan keuntungan keuntungan yang bersifat komersiil
komersil
 Akad Tijarah dapat dirubah menjadi
 Pihak yang berbuat kebaikan tersebut akad tabarru’ dengan cara bila pihak
boleh meminta kepada counter-part-nya yang tertahan haknya dengan rela
untuk sekadar menutupi biaya (cover melepaskan haknya, sehingga
the cost) yang dikeluarkannya untuk menggugurkan kewajiban pihak yang
dapat melakukan akad tabarru’ belum menunaikan kewajibannya.
tersebut. Tapi ia tidak boleh sedikitpun
 Dilihat dari sifat keuntungan yang
mengambil laba dari akad tabarru’ itu.
diperoleh, akad tijarah dibagi menjadi
 Tidak dapat dirubah menjadi akad dua yaitu: natural certainty return &
tijarah, kecuali ada persetujuan natural uncertainty return
sebelumnya
8
Tijarah
Tabarru’ For profit
Not for profit transaction
transaction

Natural
Natural Uncertainty
Qard Certainty Contracts
Wadiah Contracts
Wakalah
Kafalah  Musyarakah
Rahn (Wujuh, inan
 Murabahah
Hibah abdan,
 Salam
Waqf  Istishna’
muwafadhah,
mudharabah)
 Ijarah
 Muzara’ah
 Musaqah
 Mukharabah

Teori Pertukaran Teori Percampuran

9
Akad Tabarru’ :
1. Qardh (Pinjaman)
Qardh adalah pinjam meminjam dana tanpa imbalan
dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan
pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam
jangka waktu tertentu.
Qardhul Hasan adalah Pinjaman tanpa imbalan yang
memungkinkan peminjam menggunakan dana tersebut selama
jangka waktu tertentu dan mengembalikan dalam jumlah yang
sama pada akhir periode yang disepakati. Jika peminjam
mengalami kerugian yang bukan merupakan kelalaiannya, maka
kerugian tersebut dapat mengurangi jumlah pinjaman.
2. Wadi’ah (Titipan)
Wadiah adalah titipan yang harus dijaga dan
dikembalikan setiap saat apabila yang bersangkutan
menghendaki. Yang dititipi bertanggung jawab atas
pengembalian titipan.
Wadiah dibagi :
1. Wadiah yad-dhamanah
Adalah titipan yang selama belum dikembalikan kepada penitip
dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan. Apabila dari hasil
pemanfaatan tersebut diperoleh keuntungan maka seluruhnya
menjadi hak penerima titipan.
2. Wadiah yad-amanah :
Sedangkan dalam prinsip wadiah yad-amanah, penerima
titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut
sampai diambil kembali oleh penitip.
Penerima titipan dalam transaksi wadiah dapat meminta ujrah (imbalan) atas
penitipan barang/uang tersebut; dan memberikan bonus kepada penitip dari hasil
pemanfaatan barang/uang titipan (wadiah yad-dhamanah) namun tidak boleh
diperjanjikan dan besarnya tergantung pada kebijakan penerima titipan.
11
3. Wakalah (Wakil)
Wakalah itu berarti perlindungan (al-hifzh), pencukupan (al-
kifayah), tanggungan (al-dhamah), atau pendelegasian (al-
tafwidh), yang diartikan juga dengan memberikan kuasa atau
mewakilkan.

Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang sebagai


pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak kedua dalam hal-
hal yang diwakilkan (dalam hal ini pihak kedua) hanya
melaksanakan sesuatu sebatas kuasa atau wewenang yang
diberikan oleh pihak pertama, namun apabila kuasa itu telah
dilaksanakan sesuai yang disyaratkan, maka semua resiko dan
tanggung jawab atas dilaksanakan perintah tersebut sepenuhnya
menjadi pihak pertama atau pemberi kuasa.
4. Kafalah (Penjaminan)
Kafalah adalah akad penjaminan yang diberikan oleh kaafil
(penanggung/bank) kepada pihak ketiga untuk memenuhi
kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (makhful ‘anhu,
ashil).
5. Hawalah (Anjak Piutang)
Hawalah atau hiwalah bermakna berpindah atau berubah.
Dalam hal ini terjadi perpindahan tanggungan atau hak dari
satu orang kepada orang lain. Dalam istilah fikih adalah
pemindahan atau pengalihan penagihan hutang dari orang yang
berhutang kepada orang yang menanggung hutang tersebut.
6. Rahn (Gadai)
Rahn adalah harta yang dijadikan kepercayaan (jaminan) dalam
hutang, yang harganya akan digunakan untuk melunasi hutang
jika hutang tidak terbayar oleh orang yang berhutang
13
7. Hibah
Menurut bahasa hibah artinya pemberian. Sedangkan menurut
istilah hibah ialah pemberian sesuatu kepada seseorang secara
cuma-cuma, tanpa mengharapkan apa-apa. Hibah dapat
disebutjuga hadiah.

8. Waqf (wakaf)
Wakaf secara bahasa adalah mengekang. Dalam pengertian
hukum Islam wakaf adalah melepas kepemilikan atas harta yang
dapat bermanfaat dengan tanpa mengurangi bendanya untuk
diserahkan kepada perorangan atau kelompok agar
dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan yang tidak bertentangan
dengan syari’at.
14
Akad-akad Tijari’ (Profit) :
1. Murabahah
Murabahah adalah aqad jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan
pembeli. Margin keuntungan merupakan selisih harga jual dikurangi harga
asal yang merupakan pendapatan atau keuntungan bagi penjual.
2. Salam
Salam adalah prinsip jual beli suatu barang tertentu antara pihak penjual dan
pembeli sebesar harga pokok ditambah nilai keuntungan yang disepakati,
dimana waktu penyerahan barang dilakukan di kemudian hari sementara
penyerahan uang dilakukan di muka (secara tunai).
3. Istishna’
Istishna merupakan kontrak jual beli dalam bentuk pembuatan barang
tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara
pemesan (pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’).

15
4. Ijarah (Sewa)
Ijarah adadalah pemindahan hak guna atas suatu barang dan
atau jasa atas pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan barang itu sendiri dengan perkataan
lain ijarah adalah mengambil manfaat atas suatu
barang dengan jalan penggantian sewa atas upah sejumlah
tertentu.

5. Musyarakah (Partnership)
Musyarakah adalah suatu akad kerja sama anatara dua pihak
atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing
pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa
keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, sedangkan
kerugian berdasarkan porsi kontribusi modal.

16
6. Mudharabah
Mudharabah adalah suatu akad yang memuat penyerahan modal atau
semaknanya dalam jumlah, jenis dan karakter tertentu dari seorang
pemilik modal (shahibul-maal) kepada pengelola (mudharib) untuk
dipergunakan sebagai sebuah usaha dengan ketentuan jika usaha tersebut
mendatangkan hasil, maka hasil (keuntungan) tersebut dibagi berdua
berdasarkan kesepakatan sebelumnya (nisbah), sementara jika usaha
tersebut tidak mendatangkan hasil (rugi), maka kerugian materi
sepenuhnya ditanggung oleh pemilik modal dengan syarat dan rukun-
rukun tertentu.
7. Ijarah (Sewa)
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset dalam
waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan aset itu sendiri.

Ijarah muntahiyah bittamlik adalah ijarah dengan wa’ad perpindahan


kepemilikan aset yang di-ijarah-kan pada saat tertentu.
8. Muzara’ah dan Mukhabarah
Muzara’ah dan mukhabarah mempunyai pengertian yang sama, yaitu kerja
sama antara pemilik sawah atau tanah dengan penggarapnya, namun yang
dipersoalkan di sini hanya mengenai bibit pertanian itu. Mukhabarah
bibitnya berasal dari pemilik lahan, sedangkan muzara’ah bibitnya dari
petani.

9. Musaqah
Musaqah merupakan kerja sama antara pemilik kebun atau tanaman dan
pengelola atau penggarap untuk memelihara dan merawat kebun atau
tanaman dengan perjanjian bagi hasil yang jumlahnya menurut
kesepakatan bersama dan perjanjian itu disebutkan dalam aqad.
Teori Gradasi dalam
Hukum Islam

Haram Makruh Mubah / Halal Sunnah Wajib

Syubhat

Seharusnya
dihindari

19
HARAM

Haram zatnya Haram Selain zatnya Tidak Sahnya Akad

1. Tadlis
1. Babi 1. Terjadi Ta’alluq
2. Taghrir (Gharar)
2. Khamr 2. Terjadi “2 in 1”
3. Riba
3. Bangkai 4. Manipulasi Pasar :
4. Darah 1. Ikhtikar
2. Bay’Najasy
Transaksi Yang Sesuai Syraiah :
1. Tidak mengandung unsur kedzaliman.
2. Bukan Transaksi Ribawi.
3. Tidak membahayakan diri sendiri atau orang lain.
4. Tidak mengandung materi-materi yang dihramkan.
5. Tidak mengandung unsur :
a. Judi (Maisyir).
b. Penipuan (Gharar).
c. Monopoli / Penimbunan (Ikhtikar).
d. Mengeksploitasi (Istighlal).
e. Pura-pura tidak tahu (Jahalah).
f. Menutup-nutupi (Tadlis).
g. Merekayasa seakan-akan banyak pembeli (Najsy)
h. Merekayasa Riba (‘Inah).
i. Merekayasa Pembeli tidak mempunyai pilihan (Taljiah)
j. Memanfaatkan ketidaktahuan informasi tentang harga
si konsumen (Ghubun)

21
Cara Halal Cara Haram

Objek Halal
A B
Syarat Transaksi : Transaksi Transaksi
1. Mempunyai manfaat Halal Haram
Ekonomi
2. Dapat diukur dengan
satuan moneter C D
3. Sesuai Syariah Objek Haram Transaksi Transaksi
Haram Haram

22
Paradigma Transaksi Syariah
a. Syariah merupakan ketentuan hukum Islam yang mengatur
aktivitas umat manusia yang berisi perintah dan larangan, baik
yang menyangkut hubungan interaksi vertikal dengan Tuhan
maupun interaksi horisontal dengan sesama makhluk.
b. Prinsip syariah yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah
(transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku
dan stakeholder entitas yang melakukan transaksi syariah.
c. Akhlak merupakan norma dan etika yang berisi nilai-nilai moral
dalam interaksi sesama makhluk agar hubungan tersebut
menjadi saling menguntungkan, sinergis dan harmonis.

23
Prinsip Persaudaraan berarti bahwa transaksi yang diadakan merupakan
bentuk interaksi sosial dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk
kemanfaatan secara umum dengan semangat tolong – menolong.

Prinsip Keadilan mengandung arti menempatkan sesuatu pada tempatnya


Azas transaksi syariah dan memberikan sesuatu pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu
Transaksi syariah berdasarkan sesuai porsinya.
prinsip :
1. Persaudaraan (ukhuwah) Prinsip Kemaslahatan berarti bahwa transaksi syariah haruslah
2. Keadilan (‘adalah) merupakan segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi
3. Kemashlahatan (maslahah) dan ukhrawi material dan spritual serta individu dan kolektif.
4. Keseimbangan (tawazun)
5. Universalisme (syumuliah) Prinsip Keseimbangan maksudnya adalah transaksi harus memperhatikan
keseimbangan aspek material dan spritual, aspek privat dan publik, sektor
keuangan dan riil, bisnis dan sosial dan aspek pemanfaatan.

Prinsip Universalisme artinya transaksi syariah dapat dilakukan oleh,


dengan dan untuk semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) tanpa
membedakan suku, agama, ras dan golongan.

24
Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Sumber : Didin Hafidhuddin (2007), “Peran Pembiayaan Syariah dalam


Pembangunan Pertanian di Indonesia”, hal. 28.
25
ISLAMIC NORMATIVE THEORY OF PROFIT

1.Al-Bay’
2.Al-Ijarah
3.Salam
4.Istisna’ RISK
5.Mudarabah (Ghurmi)
6. Musyarakah

PROFIT = ‘IWAD WORK & EFFORT


(Ikhtiyar)
(Equivalent countervalue)

LIABILITY
(Daman)

‘IWAD (EQUIVALENT COUNTERVALUE)


“‘Iwad is the basic trait or the conditio sine quo non of a halal or lawful
sale (al-bay’), because a sale is necessarily an exchange of value
against an equivalent value; an equitable return and compensation for
the goods or services exchanged”.
“Every increase” says Ibn al-’Arabi (d.543H/1148), which is without an
26
‘iwad or an equal countervalue, is riba”
Contoh Profit Halal dan Haram
They said: trade is like riba but Allah has allowed trade (al-bay’) and prohibits riba”
(Al-Baqarah: 275)

Profits derived from Al-Bay’( trade and commerce)


(GHURMI + IKHTIAR)
(RISK-TAKING + WORK AND EFFORT)

Contractual profits derived from loans = Riba


(Risk-free + zero value added)

Profit
(Ribh)

Debt Al-Bay’

Risk-free Ghurmi
Haram Halal
Zero VAD Ikhtiar
27
Profit atau Keuntungan
• Ibnu Khaldun membedakan dua istilah dari keuntungan (profit):
ribh dan kasb. Kasb adalah nilai yang dihasilkan dari tenaga
kerja. Ribh adalah nilai yang dihasilkan dari perdagangan. [1]
Ibnu Khaldun membagi semua keuntungan (all earnings) ke
dalam dua kategori, ribh (gross earning) dan kasb (earning a
living). Ribh didapat ketika seorang manusia bekerja untuk
dirinya dan menjual objek-nya ke orang yang lain; di sini nilai
harus meliputi biaya bahan baku (raw material) dan sumber
daya alam (natural resources). Kasb didapat ketika seorang
manusia bekerja untuk dirinya. Ribh bisa berarti suatu laba
(profit) atau suatu keuntungan kotor (gross earning),
tergantung pada konteksnya. Dalam usaha kerajinan, ribh
berarti keuntungan kotor (gross earning) karena biaya bahan
baku dan sumber daya alam tercakup dalam harga penjualan
suatu obyek.[2]
• [1] Alrefai, Ahmed, and Brun, Michael, 1994. “Ibn Khaldun: Dynastic Change and Its Economic
Consequences”, Arab Studies Quarterly. Belmont: Spring.Vol.16, Iss. 2; pg. 73
• [2] Lihat Oweiss, Ibrahim, M, “Ibn Khaldun, Father of Economics”, http://islamic-world.net/ economics/ Ibn_
Khaldun_Father_of_Economics.htm, diakses 15 November 2006.

28
Profit atau Keuntungan
• Apakah ribh atau kasb, semua keuntungan adalah nilai yang
direalisir dari tenaga kerja manusia. Meskipun nilai objek meliputi
biaya input dari bahan baku dan sumber daya lain, menurut Ibnu
Khaldun, melalui tenaga kerja dan usahanya nilai barang meningkat
dan kekayaan meluas. Dengan lebih sedikit usaha manusia, kondisi
sebaliknya akan terjadi. Ibnu Khaldun memberikan penekanan atas
peran “usaha ekstra (extra effort)”, yang kemudian dikenal dengan
“produktivitas marjinal (marginal productivity)”, dalam
kemakmuran suatu masyarakat. Teori usaha tenaga kerjanya
memberi suatu landasan untuk menganalisis sejarah yang
mendalam tentang kemajuan kota besar, dan nilai tenaga kerja
menjadi poin utama peradaban. Dalam gagasan Ibnu Khaldun,
tenaga kerja bisa di interpretasikan sebagai kondisi perlu
(necessary) dan cukup (sufficient) untuk menghasilkan keuntungan
dan laba, sedangkan sumber daya alam hanya perlu (necessary).
Tenaga kerja dan usahanya mendorong terjadinya produksi, dimana
pada gilirannya digunakan untuk pertukaran melalui barter atau
melalui penggunaan uang, yaitu emas dan perak. Proses ini
kemudian menciptakan pendapatan dan laba.[1]
• [1] Lihat Oweiss, Ibrahim, M, 2006. Ibid.
29
Jenis Transaksi Keuangan
Syariah

30
Wassalamu’alaikum

Syukran, jazakumullah khairan


katsiro

31

Anda mungkin juga menyukai