Anda di halaman 1dari 19

Asset and Liability

Managemen Perbankan
Syariah (Tabarru) Non Profit
Manajemen Perbankan Syariah

7B-Manajemen
 Ira Sintya (1199240084)
 Irawati Adilah (1199240085)
 Dzulviqar Zabbar Salim (1199240190)
Pengertian Tabbaru Non Profit
Akad Tabarru’ yaitu akad yang dimaksudkan untuk
menolong sesama dan murni semata-mata mengharap ridha dan
pahala dari Allah SWT, sama sekali tidak ada unsur mencari return,
ataupun suatu motif.
akad Tabarru’ juga adalah suatu transaksi yang tidak
berorientasi komersial atau non profit oriented. Transaksi model ini
pada prinsipnya bukan untuk mencari keuntungan komersial akan
tetapi lebih menekankan pada semangat tolong menolong dalam
kebaikan. Dalam akad ini pihak yang berbuat kabaikan tidak
mensyaratkan keuntungan apa-apa.
Rukun Tabarru’

Wahib Barang/harta yang diberikan


Yaitu pemilik barang atau harta Yaitu barang/harta atau sesuatu yang
yang akan ditabarru’kan kepada dimiliki. Disyaratkan tidak boleh
orang lain. memeberikan sesuatu yangdiharamkan

Penerima Ijab & Qabul


Adalah siapa saja, laki-laki atau Yaitu segala ungkapan yang menuntut
perempuan, tua muda, bahkan adanya ijab dan qabul, baik melalui
muslim dan non muslim. lisan ataupun perbuatan.
Syarat Tabarru’
● Syarat wahib Pemberi tabarru’ disyaratakan memeiliki kecakapan untuk
bertabarru’. Tidak sah dari anak kecil, orang tidak waras, dll. Non muslim boleh
memberikan kepada muslim, demikian juga sebaliknya.
● Syarat penerima Penerima diperbolehkan siapa saja yang sah untuk menerima
pemberian, baik tua, muda, besar, kecil, laki-laki, perempuan, bahkan muslim
atau non muslim.
● Syarat akad Disyaratkan dalam akad adanya ijab dan qabul, dengan lafaz atau
kalimat apa saja yang menunjukan adanya pemberian harta/sesuatu.
● Syarat dalam sesuatu yang diberikan yaitu
1. Harus ada pada saat diberikan
2. Yang ditabarru’kan harus merupakan sesuatu yang bernilai secara syariah.
3. Harus merupakan milik si pemberi. Tidak diperbolehkan memeberikan
sesuatu yang bukan miliknya.
4. Harus diketahui, seperti jumlah uang, luas tanah, lokasi, daerah
5. Harus bebas dari gharar, seperti tidak boleh memberikan jeruk yang masih
kecil dipohon, sebelum jeruk tersebut besar dan matang.
6. Barang yang diberikan bukan barang/harta milik bersama yang belum
terbagi. Namun harus jelas terlebih dahulu pembagianya, kemudian setelah
itu boleh diberikan.
7. Sesuatu yang diberikan harus merupakan sesuatu yang dapat
Implementasi Akad
Tabarru’ (Non Profit)
Dalam Perbankan
Syariah
1. Prinsip Rahn (gadai)
akad rahn menurut syara' adalah menahan sesuatu
dengan cara yang dibenarkan yang memungkinkan untuk diratik
kembali. Rahn yaitu menjadikan barang yang mempunyai nilai
harta menurut pandangan syara' sebagai jaminan hutang, hingga
orang yang bersangkutan boleh mengambil hutang semuanya
atau sebagian. Yang termasuk rahn juga adalah transaksi yang
menggunakan surat berharga (sebgai jaminan) dengan barang.
Rukun Rahn (Gadai)

MARTAHIN MARHUN
RAHIN (Yang
(Yang menerima (Barang yang
menggadaikan)
gadai) digadai)

MARHUN BIH SIGHAT (Ijab &


(Hutang) Qabul)
syarat-syarat gadai

Marhun
Sighat (Ijab (barang yang
01 & Kabul) 03 digadaikan)

Rahin & 02 Marhun Bih 04


Muntahir ( Hutang)
Dalam transaksi gadai terdapat 4 akad untuk mempermudah
mekanisme perjanjiannya, 4 akad tersebut adalah

Qard Al-Hasan Mudharabah


Akad ini digunakan nasabah untuk Akad ini diberikan bagi nasabah yang
tujuan konsumtif. Oleh karena itu nasabah ingin memperbesar modal usahanya atau
(rahin) akan dikenakan biaya perawatan untuk pembiayaan lain yang bersifat
dan penjagaan barang gadaian (marhun) produktif.
kepada pegadaian (murtahin)

Ba’i Muqayyadah Ijarah


Obyek dari akad ini adalah
Akad ini diberikan bagi pertukaran manfaat tertentu.
nasabah untuk keperluan yang bersifat Bentuknya adalah murtahin
produktif. Seperti pembelian alat kantor, menyewakan tempat penyimpanan
modal kerja. barang.
Berakhirnya Akad Gadai

1
Barang telah diserahkan
kembali kepada
pemiliknya.
2 Rahin membayar
hutangnya. 3
Dijual dengan perintah
hakim atas permintaan
rahin

4
Pembebasan hutang. Pembatalan oleh Rusaknya barang rahn
5 murtahin. 6 bukan oleh tindakan atau
pennggunaan murtahin

Memanfaatkan barang rahn dengan


7 penyewaan, hibah atau shadaqah, baik
dari pihak rahin maupun murtahin.
2. Prinsip Sharf

Sharf (Jual-Beli Valuta Asing) Secara


bahasa berarti “penambahan, penukaran,
penghindaran atau transaksi jual-beli”. Dalam
terminologi fikih, ulama mendefinisikan sharf
sebagai “Transaksi jual-beli mata uang (valuta
asing) atau memperjualbelikan uang dengan uang,
baik sejenis maupun tidak sejenis” Pada prinsip
syariahnya, perdagangan valuta asing dapat
dianalogikan dan dikategorikan dengan pertukaran
antara perak dan emas.
Landasan hukumnya adalah Q.S. Al-
Baqarah: 275
Bentuk Transaksi Penukaran
Valuta
Bentuk transaksi penukaran valuta asing yang biasa dilakukan
oleh bank yaitu ada transaksi berjangka/ tunggal (forward transaction),
yang pada prinsipnya adalah transaksi sejumlah mata uang tertentu
dengan sejumlah mata uang lainnya dengan penyerahan pada waktu yang
akan datang dan Transaksi Swap (Swap Transaction) kombinasi antara
penjual dan pembeli untuk dua mata uang secara tunai yang diikuti
membeli dan menjual mata uang yang sama secara tunai dan tunggak
secara simultan dan waktu yang berbeda
3. Prinsip Qardhul Hasan
Hasan Qardh atau Iqradh secara etimologi berarti pinjaman. Secara
terminologi muamalah (ta‟rif) adalah memiliki sesuatu yang harus
dikembalikan dengan pengganti yang sama. Al-qardh adalah harta kepada
orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain
meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literature fiqih klasik,
qardh dikategorikan dalam aqd tathaqqui atau akad saling membantu dan
bukan transaksi komersial. Qard adalah suatu pemberian atau meminjamkan
harta kepada orang lain yang dapat ditagih dan tanpa mengharapkan imbalan.
Qardh merupakan pinjaman kebajikan/lunak tanpa imbalan biasanya untuk
pembelian barang-barang fungible (yaitu barang yang dapat diperkirakan dan
diganti sesuai berat, ukuran, dan jumlahnya).
Rukun Qardhul Hasan

01 02 03 04
Muqtridh Al-qardh (al-
Muqridh (da‟in) ma‟qud‟alaih
Shighat
(madin) al-aqd
)
Ketentuan dan Persyaratan Terkait Akad Qardhul
Hasan
Akad qard delakukan
dengan sighat ijab dan Kedua belah pihak yang
Kabul terlibat akad harus cakap
hukum (berakal, baligh dan
tanpa paksaan).

Menurut kalangan
Hanafiyah, harta yang Ukuran, jumlah, jenis, dan
dipinjamkan haruslah harta kualitas harta yang
yang ada padanannya di dipinjamkan harus jelas agar
pasaran mudah untuk dikembalikan
Manfaat Qardhul Hasan

 Membantu nasabah pada saat mendapat kesulitan dengan


memberikan dana talangan jangka pendek.
 Pedagang kecil memperoleh bantuan dari bank syariah untuk
mengembangkan usahanya, sehingga merupakan misi sosial bagi
bank syariah dalam membantu masyarakat miskin.
 Dapat mengalihkan pedagang kecil dari ikatan utang rentenir,
dengan mendapatkan utang dari bank syariah.
 Meningkatkan loyalitas masyarakat kepada bank syariah, karena
bank syariah dapat memberikan manfaat kepada golongan
miskin
Q&A
HIDUP KESEPIAN
TANPA KEKASIH
CUKUP SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai