Anda di halaman 1dari 14

Ekonomi

Islam
Kelompok 3
1. Athaya Azzahra (08)
2. Defanda Aulia Annisatuzahra (12)
3. Lathiif Hidayat
(20)
4. Melly Dwi Andini
(21)
5. Mugiasih Sulistiyowati (22)
6. M. Bagus Kusuma
(23)
7. Safinatunnajah
(31)
8. Verisha Febrillani Fauzizah
(33)
A. Makna Mu’amalah Dan Transaksi Dalam
Ekonomi islam
01. Pengertian 02. Larangan Dalam Transaksi
Mu’amalah Ekonomi Oleh Islam

• Dalam KBBI : 1. Tidak boleh menggunakan cara-cara yang batil.


hal-hal yang masuk urusan 2. Tidak boleh melakukan kegiatan riba.
kemasyarakatan. 3. Tidak boleh dengan cara-cara Zalim/ aniaya.
• Secara Fiqh Islam : 4. Tidak boleh mempermainkan takaran, timbangan,
tukar-menukar barang/ sesuatu kualitas, dan kehalalan.
yang memberi manfaat dengan cara 5. Tidak boleh dengan cara-cara spekulasi /berjudi.
yang ditempuhnya 6. Tidak boleh melakukan transaksi jual-beli haram
B.Macam-Macam Mu’amalah
01. Jual-
Beli
 Pengertian :
Kesepakatan tukar-menukar benda untuk memiliki benda tersebut selamanya.

 Hukum Dan Dalil Jual-Beli :


” …Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…“
-(Q.S. al-Baqarah: 275).
Rasullullah SAW bersabda: “Emas ditukar dengan emas, perak dengan perak,
gandum dengan gandum, kurma dengan kurma, garam dengan garam, sama
beratnya dan langsung diserahterimakan. Apabila berlainan jenis, maka jualah
sesuka kalian namun harus langsung diserahterimakan/secara kontan”
-(HR. Muslim).
01. Jual-
Beli
 Rukun dan Syarat Jual-Beli :

1) Penjual dan Pembeli harus :


a. Baligh
b. Berakal sehat
c. Atas kehendak sendiri

2) Uang dan Barang harus :


a. Halal dan suci
b. Bermanfaat
c. Keadaan barang dapat diserah terimakan.
d. Keadaan barang diketahui oleh penjual
dan pembeli
e. Milik Sendiri
01. Jual-
Beli
 Khiyar :

1) Pengertian:
2) Macam-macam khiyar :
Hak bagi penjual/pembeli untuk
a) Khiyar Majelis, Penjual dan
meneruskan atau membatalkan
pembeli boleh memilih akan
jual beli.
melanjutkan atau membatalkan
jual-beli selama keduanya masih
dalam satu tempat atau majelis.
b) Khiyar Syarat, penjualan yang
disyaratkan sesuatu baik oleh
penjual dan pembeli.
c) Khiyar Aibi, Jual-beli ini
disyaratkan kesempurnaan
barang.
01. Jual-
Beli
 Riba:
2) Macam-macam Riba :
a) Riba Fadli, Pertukaran barang yang
tidak sejenis timbanganya.
b) Riba Qordi, Pinjam meminjam dengan
syarat memberi kelebihan saat
mengembalikan.
c) Riba Yadi, akad jual-beli barang sejenis
dan sama timbangannya, namun
1) Pengertian Riba : penjual dan pembeli berpisah sebelum
Aqad sebuah kompensasi yang tidak melakukan serah terima.
diketahui kesesuaianya dalam d) Riba Nasi’ah, akad jual-beli dengan
timbangan syariat. Melakukan Riba penyerahan barang beberapa waktu
hukumnya haram oleh islam. kemudian
02. Utang-Piutang
 Pengertian :
Menyerahkan harta dan benda kepada seseorang dengan catatan akan dikembalikan pada
waktu kemudian.

 Rukun :  Hal yang dapat diperhatikan :


1. Yang • Untuk menghindari keributan, Allah Swt. Menyarankan
berpiutang dan mencatat dengan baik utang-piutang yang kita lakukan.
berutang • Jika orang berutang kesulitan melunasinya tepat waktu
2. Ada harta atau karena kesulitan, Allah Swt. Menganjurkan boleh memberi
barang kelonggaran .
3. Lafadz • Apabila orang yang membayar utang memberikan kelebihan
kesepakatan atas kemauannya sendiri tanpa perjanjian sebelumnya,
maka tambahan tersebut halal.
• Apabila orang yang berpiutang meminta tambahan dan
telah disepakati sebelumnya, maka hukumnya haram
karena termasuk riba.
03. Sewa-Menyewa

 Pengertian :
Sewa-menyewa dalam fiqh islam disebut ijariah, artinya imbalan yang harus diterima
seseorang atas jasa yang diberikan.

 Dasar hukum :  Syarat dan rukun :


“…dan jika kamu ingin 1. Yang menyewa dan menyewakan telah baligh dan
anakmu disusukan oleh berakal sehat
orang lain, maka tidak 2. Sewa-menyewa dilangsungkan atas kemauan
ada dosa bagimu apabila masing-masing bukan karena dipaksa
kamu memberikan 3. Barang tersebut menjadi hak sepenuhnya orang
pembayaran menurut yang menyewakan, atau walinya
yang patut…” 4. Ditentukan barangnya serta keadaan dan sifat-
-(Q.S. al-Baqarah/2:233) sifatnya
5. Manfaat yang akan diambil dari barang tersebut
diketahui secara jelas oleh kedua belah pihak
C.Syirkah
 Pengertian :
Secara Bahasa :
Menyampurkan dua bagian atau lebih sehingga tidak
dapat dibedakan antara bagian satu dan lainya.
Secara Istlah :
akad yang dilakukan oleh dua pihak lebih yang
bersepakat demi melakukan usaha untuk
memperoleh keuntungan

 Rukun dan syarat :


1) Dua belah pihak berakad (‘aqidani), memiliki
kecakapan (ahliyah) dan melakukan
tasarruf(pengelolaan harta)
2) Objek akad (ma’qud) mencakup pekerjaan /
modal (mal)
3) Syarat sah akad(sigat), harus berupa tasarruf
C.Syirkah
 Macam-macam Syirkah :
1) Syirkah ‘Inan : setiap pihak memberi amal (kontribusi kerja)
dan mal yang berbeda.
2) Syirkah ‘Abdan : setiap pihak hanya memberi amal tanpa
mal.
3) Syirkah Wujuh : berdasarkan kedudukan, antara dua pihak
memberi amal dengan pihak ketiga memberi mal.
4) Syirkah Mufawadah : gabungan dari semua syirkah diatas.
5) Mudarabah : pihak pertama menyediakan semua modal
(sahibul mal), dan pihak lain menjadi pengelola (mudarrib).
6) Musaqah, Muzara’ah, dan Mukhabarah
a. Musaqah : kerja sama antar pemilik kebun dan petani.
b. Muzara’ah : kerja sama antar pemilik lahan dan petani
penggarap, dengan benih dari petani.
c. Mukhabarah : kerja sama antar pemilik lahan dan petani
penggarap, dengan benih dari pemilik lahan.
D. Perbankan
 Pengertian :
Lembaga keuangan yang bergerak dalam menghimpun dana masyarakat dan disalurkan
Kembali dengan sistem bunga.

 Jenis Bank dari segi bunganya :


a. Bank Konvensional, Bank yang berfungsi menghimpun dan untuk yang memerlukan
dengan sistem bunga.
b. Bank Islam / Bank Syariah, Bank yang menjalankan operasinya tanpa bunga

 Cara Bank Syariah menghidari bunga: 3) Wadi’ah : jasa penitipan uang, barang,
1) Mudarabah : kerja sama pemilik modal dan deposito, maupun surat berharga.
pelaku usaha dengan bagi hasil dan rugi 4) Qardul hasan : pembiayaan lunak pada
sesuai perjanjian. nasabah yang baik saat darurat.
2) Musyarakah : kerja sama antar pihak bank 5) Murabahah : istilah fiqh islam, digambarkan
dan pengusaha yang keduanya memiliki dengan penjual bersepakat dengan pembeli
saham. untuk menyediakan suatu produk dengan
keuntungan tertentu diatas biaya produksi.
E. Asuransi Syari’ah
01. Prinsip-Prinsip 02. Perbedaan Asuransi
 Arti dari Asuransi : Syari’ah dan Konvensional
• Dari Bahasa Belanda, assurantie yang artinya
Asuransi Syari’ah Asuransi Konvensional
pertanggungan.
• Dalam Bahasa Arab, at-Ta’min yang berati
pertanggungan, perlindungan, keamanan, atau Membayar sejumlah premi Terdapat prinsip transfer
bebas dari rasa takut. untuk mengalihkan resiko, resiko
jika tidak mampu

Tidak ada dana hangus, Terdapat dana hangus


 Asuransi dalam ajaran Islam : dana dapat diambil atau
• Dalam Islam asuransi merupakan bagian dari disumbang
muamalah
• Dasar hukumnya jaiz (boleh) dengan ketentuan Pihak pengelola hanya pengelola asuransi
Isalam bertindak sebagai berkewenangan penuh dalam
• Merupakan upaya yang didasarkan nilai tauhid pengelola dana untuk pengelolaan dan dana
• Menanggung musibah besama pihak ketiga peserta asuransi asuransi peserta
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai