NIM : 05020220053 Mata Kuliah : Fiqih Muamalah Prodi : Hukum Ekonomi Syariah
UAS Fiqih Muamalah
1. Pengertian dari Fiqih Muamalah ilmu yang mempelajari pengetahuan yang mendalam tentang hukum-hukum yang berkaitan dengan pertukaran harta yang menyingkap maksud dari hukum tersebut, alasan (illat), tatacara atau metode dan hubungannya dengan maqashid asy-syariah (tujuan-tujuan syariah) Islamiyyah agar dapat menetapkan hukum terhadap perkara yang baru. 2. Fiqih terbagi menjadi 2 yakni Maddiyah dan Adabiyah. Maddiyah ialah yaitu suatu pergaulan yang terjadi antar manusia yang berkaitan dengan materi atau yang porosnya berada diatas sesuatu yang bersifat materiil seperti jual beli barang dan jasa maupun jual beli di pasar modal. dan yang merupakan pertukaran harta benda dan kemanfaatan antara manusia melalui akad atau transaksi. Sedangkan Adabiyah suatu pergaulan antar manusia yang penekanannya kepada perilaku, sikap dan tindakan yang bersumber dari lisan dan anggota badan yang dasarnya adalah kesopanan dan berperadaban supaya bisa tercipta masyarakat madani. 3. Akad dan syarat rukunnya Akad mempunyai arti ikatan, pertalian, perjanjian, jaminan, dll. akad merupakan kesepakatan kedua belah pihak terhadap sesuatu yang diungkapkan dalam ijab qabul. Syarat dan rukun akad menurut ulama’ Hanafiyah, yaitu shighat al-‘aqd (ijab qabul). Apabila menurut jumhur ulama’, syarat dan rukun akad ada 3, yaitu: a. Aqid (orang yang melakukan akad) Pihak yang melakukan transaksi atau yang memiliki hak, seperti penjual dan pembeli. b. Ahliyah Memiliki kecakapan dan kepatutan untuk melakukan transaksi, seperti orang yang sudah baligh, mumayyiz dan berakal. c. Wilayah Hak dan kewenangan seseorang yang berhak atas transaksi atau suatu objek tertentu. 4. Akad Tabarru’ adalah akad yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan tujuan saling tolong menolong dalam rangka berbuat kebajikan, tanpa mengharapkan imbalan dari pihak lainnya. Akad Tijari adalah segala jenis akad transaksi yang digunakan untuk mencari keuntungan bisnis atau dilakukan untuk tujuan komersil 5. Jual beli adalah menukar mata benda dengan uang (emas dan perak) dan semacamnya, atau tukar-menukar barang dengan uang atau sejenisnya menurut cara yang khusus” Rukun jual beli : Adanya penjual dan pembeli, adanya barang yang diperjual belikan, Sighat (kalimat ijab qabul) a. Syarat-syarat orang yang berakad Berakal sehat, Atas dasar suka sama suka, yang melakukan akad itu adalah orang yang berbeda b. Syarat yang terkait dalam ijab qabul. Orang yang mengucapkannya telah baligh dan berakal, Qabul sesuai dengan ijab, Ijab dan qabul dilakukan dalam satu majelis. c. Syarat-syarat barang yang diperjual belikan. Suci, Barang yang diperjual belikan merupakan milik sendiri, Barang yang diperjual belikan ada manfaatnya,Barang yang diperjual belikan jelas dan dapat dikuasai. 6. Macam-macam Jual Beli, yaitu: a) Istisna’ Istiṣna῾ merupakan akad jual beli dalam bentuk meminta seseorang untuk membuat sebuah barang (pemesanan barang) tertentu dalam bentuk tertentu yang sesuai dengan persyaratan yang disepakati antara pemesan dan penjual. b) Salam Salam merupakan akad pemesanan suatu barang oleh pembeli dengan pembayaran tunai disaat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat tertentu. c) Murabahah Murabahah merupakan akad jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. d) Inah Inah merupakan penjualan barang dengan cara melihat, kemudian ia membeli barang tersebut dengan harga lebih dari yang ia jual, namun membayar harganya dengan kontan sesuai dengan kesepakatan. e) Tawaru’ Tawaru’ merupakan jual beli yang melibatkan 3 pihak, pihak pertama menjual komoditi kepada pihak kedua secara tangguh, kemudian langsung dijual kembali kepada pihak ketiga secara tunai. f) Wafa’ Wafa’ merupakan jual beli yang dilangsungkan degan syarat bahwa barang yang dijual tersebut dapat dibeli kembali oleh penjual apabila tenggang waktu yang disepakati telah tiba. 7. Mudarabah ialah bentuk kerjasama dua orang atau lebih dimana ada pemilik modal yang mempercayakan hartanya agar dijadikan modal usaha bagi pengelola usaha yang kemudian apabila usahanya untung hasilnya akan dibagi sesuai prosentase yang telah disepakati di akad dan apabila usahanya mengalami bangkrut kerugian ditanggung bersama. Jenis mudarabah a) Mudarabah mutlaqah, yakni mudarabah yang jenis usahanya tidak ditentukan oleh pemilik modal b) Mudarabah muqayyadah, yakni mudarabah yang jenis usahanya ditentukan oleh pemilik modal. 8. Musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih, untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakan, sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Ada 4 jenis musyarakah menurut Malikiyah dan Syafi’iyah, diantaranya: a) Syirkah al-Inan: antara dua orang atau lebih, yang memberikan penyertaan modalnya dengan porsi yang berbeda, dengan bagi hasil keuntungan yang disepakati bersama, dan kerugian yang ditanggung, sesuai dengan besarnya porsi modalnya masing- masing. b) Syirkah al-Mufawwadah: setiap partner yang menyertakan modal yang sama nilainya, mendapatkan profit sesuai dengan modalnya, begitu juga dengan kerugian, ditanggung bersama-sama sesuai modalnya. c) Syirkah ‘Amal atau Abdan: kontrak kerjasama antara dua orang atau lebih untuk menerima pekerjaan secara bersama dan berbagi keuntungan dari pekerjaan itu, misalnya ada dua orang yang sepakat dengan berkata “kita berserikat untuk bekerja dan keuntungannya kita bagi berdua”. d) Syirkah Wujuh: kontrak bisnis antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi dan prestise baik, dimana mereka dipercaya untuk mengembangkan suatu bisnis tanpa adanya modal. e) Syirkah Uqud Syirkah Uqud adalah dua pihak atau lebih yang bersepakat untuk menggabungkan harta guna melakukan kegiatan usaha/bisnis, dan hasilnya dibagi antara para pihak baik berupa laba maupun rugi. 9. Muzaraah ialah Akad kerjasama antara pemilik tanah dan penggarap tanah dimana penggarap tanah mengembangkan tanah dari pemilik tanah melalui benih yang dimiliki oleh penggarap sediri, dan hasilnya akan dibagi sesuai persetujuan dalam akad 10. Mukhabarah Mukhabarah ialah Akad kerjasama antara pemilik tanah dan penggarap tanah dimana benih dari pemilik tanah. 11. Musaqah ialah Akad kerjasama antar pemilik pohon atau kebun dengan perawat kebun atau pohon dan hasil dari kebun atau pohonnya akan dibagi sesuai kesepakatan. 12. Ijarah munytahiya bittamlik ialah akad sewa menyewa yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan dari barang yang jelas dan tempo waktu yang jelas. 13. Wadiah ialah akad non profit dimana ada seorang yang menitipkan barangnya kepada orang lain agar barang tersebut dijaga dengan aman dan sewaktu-waktu dapat diambilnya kembali, akan tetapi akad ini dapat menjadi akad profit (tijari) bila disepakati adanya skema bisnis didalamnya. Macam-macam wadiah : a) Wadiah yad amanah, yakni sang penerima titipan memberlakukan barang titipan sesuai kaidah asal barang titipan yakni sebagai barang amanah seperti tidak mempergunakan barang titipan, dan tidak mempertanggung jawabkan barang titipan bila ada kerusakan yang bukan disebabkan dari kelalaian penerima titipan. b) Wadiah yad dhamanah, yakni penerima barang titipan dapat mempergunakan barang titipan dengan izin pemiliknya dan keutuhan barang pada saat pengembalian menjadi tanggungannya 14. Deposito adalah sebuah simpanan berjangka yang dapat ditarik sesuai waktu yang disepakati oleh Nasabah dan Pihak Bank. Produk deposito yang halal, yaitu yang memiliki hukum akad mudharabah. Dalam deposito syariah yang dikenal dengan akad mudharabah, berarti bahwa nasabah mempercayakan dananya untuk dikelola oleh bank. Misalnya, ketika akad disepakati rasio yang digunakan adalah 60:40. Artinya, kamu akan mendapatkan bagi hasil 60%, dan pihak bank mendapatkan 40%.